Bagaimana cara mengurangi pengambilan air tanah yang berlebihan

9 September 2020
in Umum
Tidak ada komentar
322

Pemanfaatan air tanah sebaiknya dilakukan dengan lebih arif dan bijaksana, serta tidak merusak lingkungan. Sehingga tidak menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat khususnya yang tinggal diwilayah pesisir.

Permasalahan air tanah ini merupakan persoalan bersama yang perlumendapat perhatian semua pihak, bukan hanya Pemerintah, kepedulian semua pihak terhadap masalah ini sangat diperlukan, jangan sampai terjadi pemanfaatan air tanah tanpa memperhitungan ekologi, dan juga tanpa memperhitungkan dampak lingkungan yang timbul sehingga dapat mengakibatkan orang lain yang tinggal diwilayah-wilayah pesisir terkena dampak yang sangat besar, masyarakat pesisir tidak mengambil air tanah namun terkena imbasnya karena eksploitasi air tanah yang berlebihan sehingga menyebabkan intrusi air laut kedaratan, karena itu diperlukan kepedulian semua orang terhadap kondisi ini.

Contohnya pengambilan air tanah berlebihan di Jakarta telah mengakibatkan turunnya muka air tanah yang ikut menjadi penyebab terjadinya penurubnan tanah (landsubsidence) dan intrusi air laut, terutama diwilayah utara Jakarta. Muka air tanah terendah yang terekam pada tahun 2013 diwilayah Cekungan Air Tanah (CAT) Jakarta sekitar – 40 meter dibawah permukaan laut (mdpl) dari posisi awalnya. Pada tahun 2018 mengalami perubahan positif terpantau muka air tanah terendah di Jakarta Utara pada level -0 35 mdpl.

membahas mengenai permasalahan air memang tidak akan ada habisnya, baik permasalahan secara kualitas maupun kuantitasnya. Sebenarnya total ketersediaan air di Indonesia sebesar 690 milyar m3/tahun jika dihitung-hitung masih mencukupi kebutuhan nasionalnya sebesar 175 milyar m3/tahun. Namun sayang, 70% cadangan airnya justru berada di kawasan Kalimantan dan Papua. Sedangkan di kawasan urbanseperti Jawa dan sebagian sumatera justru mengalami defisit air. Alhasil, kebutuhan air ini kemudian dipenuhi dengan pengambilan air tanah yang semakin hari semakin membabi buta.

Ditjen SDA mengungkapkan bahwa penurunan tanah terjadi sebesar 5-12 cm/tahun. Selain karena beban bangunan, penyebab utama adalah karena adanya pengambilan air tanah yang berlebihan. Hilangnya air di sela-sela tanah pada lapisan akuifer (lapisan yang dapat menampung dasn dilalui poleh air) akan menghasilkan ruang kosong. Akibat beban tanah itu sendiri ditambah lagi bangunan yang berdiri diatas nya, dengan kata laintanah mengalami pemadatan. Dalam skala besar, peristiwa ini mengakibatkan adanya penurunan tanah/subsidens.

Selain penurunan tanah, beberapa penelitian mengungkapkan adanya kemudian adanya kemungkinan terjadinya rembesan air laut di kawasan pesisir. Air tanah pada lapisan akuifer yang dipompa kepermukaan tergantikan oleh air laut, air bergerak mendekat ke arah daratan. Pada tahun 2010, prof. Dr. Otto SR Ongkosono, peneliti utama Pusat Penelitian Oseanograpi LIPI, mengungkapkan bahwa intrusi air di pesisir Jakarta mencapai 3 km, bahwa pada air tanah dalam telah mencapai 10 km. Sifat air laut yang asin (salinitasi tinggi) akan merusak/mengkorosi infrastruktur bangunan seperti pondasi, tiang pancang, dan sebagainya.

Namun, tidak serta merta air asin yang masuk ke sumur di kawasan pesisir disebabkan oleh oleh intrusi air laut. Perlu diingat keterdapatan air formasi/ brine water yang terpendam pada batuan juga mengandung mineral dan garamyang membuat rasanya asin. Bisa jadi, asinnya air karena garam dan mineral pada batuan yang ikut terlarut saat proses pemompaan air tanah.

Ekploitasi air tanah yang berlebihan ternyata tidak hanya menibulkan permasalahan fisik tapi juga memicu kontaminasi kimia, Ryan Smith, peneliti dari Stanford University, Juni lalu merilis penelitiannya mengenai peningkatan konsentrasi Arsenik pada air akibat pemompaan air tanah yang berlebihan. Arsenik berasal dari lapisan lempung yang berada di bawah tanah. Lempung memiliki ikat yang tinggi terhadap unsur arsen. Arsenik yang memiliki mobilitas yang tinggi akan dengan mudah bergerak dan mengontaminasi air yang dipompa kepermukaan.

Dalam konsentrasi yang tinggi arsenik dapat menyebabkan kematian, bila terkonsumsi secara kontiniu dan terakumulasi dalam tubuh Arsenik juga dapat mengakibatkan kanker.

Pencemaran air tanah, pengambilan air tanah secara intensif juga beresiko pada pencemaran air tanah dalam yang bersumber dari air tanah dangkal yang tercemar, maka kualitas air tanah yang semula baik akan menurun dan bisa jadi tidak dapat dimanfaatkan atau di konsumsi.

Penggunaan air tanah di Kota Bekasi, masih dikatakan cukup besar. Rata-rata pada setiap rumah memliki sumur bor, terutama dibeberapa titik yang mempunyai potensial air tanah atau yang kondisi air tanahnya masih keluar dengan baik dari tanah khususnya wilayah Selatan Kota Bekasi, atas dasar hal tersebut pengeboran sumur cukup marak dilakukan.

Mengingat peran air tanah semak9in penting, maka pemanfaatan air tanah harus didasarkan pada keseimbangan dan kelestarian air tanah itu sendiri. Maka sudah saatnya kita untuk bijak menggunakan air tanah, demi kelestarian lingkungan yang akan kita warisi kepada generasi mendatang. Salah satu solusi yang bijak adalah, beralih dari pemanfaatan air tanah kepada ppemanfaatan air perpipaan, yaitu air PDAM yang secara dampak lingkungan memiliki resiko yang minim, memiliki kelebihan yaitu keterjangkauan, kualitas, kuantitas, dan keberlanjutan.


Recommended Posts

Bagaimana cara mengurangi pengambilan air tanah yang berlebihan

6 Juli 2022

27 Desember 2021

7 Desember 2021

Bagaimana cara mengurangi pengambilan air tanah yang berlebihan
Illustration of background for World Water Day

Bagaimana cara mengurangi pengambilan air tanah yang berlebihan

Peningkatan eksploitasi Air Tanah yang sangat pesat di berbagai sektor di Indonesia telah menuntut perlunya persiapan berupa langkah-langkah nyata untuk menanganinya, khususnya memperkecil dampak negatif yang ditimbulkannya. 

Air tanah sebagai salah satu sumberdaya air saat ini telah menjadi permasalahan nasional.

Air tanah yang merupakan sumber daya alam (renewal natural resources) saat ini telah memainkan peran penting di dalam penyediaan pasokan kebutuhan air bagi berbagai keperluan, sehingga menyebabkan terjadinya pergeseran nilai terhadap air tanah itu sendiri.

Air tanah pada masa lalu merupakan barang bebas (free goods) yang dapat dipakai secara bebas tanpa batas dan belum memerlukan pengawasan pemanfaatan.

Tetapi pada era pembangunan saat ini yang disertai dengan peningkatan kebutuhan air tanah yang sangat pesat telah merubah nilai air tanah menjadi barang ekonomis (economic goods), artinya air tanah diperdagangkan seperti komoditi yang lain, bahkan di beberapa tempat air tanah mempunyai peran yang cukup strategis.

Mengingat peran air tanah semakin penting, maka pemanfaatan air tanah harus didasarkan pada keseimbangan dan kelestarian air tanah itu sendiri, dengan istilah lain pemanfaatan air tanah harus berwawasan lingkungan. 

Untuk menjamin pemanfaatan air tanah yang berwawasan lingkungan dan pelestariannya, maka perlu dilakukan pengelolaan air tanah.

Pengambilan air tanah secara berlebihan secara terus menerus dapat mengakibatkan dampak negatif bagi lingkungan. Adapun dampak yang terjadi bila air tanah di ambil secara terus menerus dalam skala besar adalah:

1. Penurunan muka tanah yang jika dibiarkan maka akan terjadi penurunan dataran tanah.Ini berarti sebagian (besar) daerah pesisir/dekat lautan akan terendam air laut

2. Mengakibatkan adanya ruang kosong di dalam tanah, sehingga menimbulkan amblesnya permukaan tanah. Sehingga dapat mempengaruhi bangunan yang ada seperti Adanya kemiringan bangunan ,penurunan konstruksi jembatan sehingga air lama kelamaan dapat menyentuh jembatan

3. Adanya intrusi air laut,menjadikan air tawar yang ada digantikan air laut.

Kerugian dari rusaknya infrastruktur bangunan, jembatan dan utilitas nilainya tidak terhingga.