Aspek-aspek yang dianggap sulit dalam pelaksanaan suatu proyek

Aspek-aspek analisis :

1.      Aspek teknis: mencakup  penggunaan komponen input dan output, dalam bentuk barang atau jasa.  Dalam hal ini perlu ditentukan jumlah, waktu/kapan digunakan, serta tenaga yang diperlukan.

2.      Aspek manajemen dan administrasi: mencakup dua hal, yaitu kemampuan tenaga yang akan menangani proyek, serta keterlibatan masyarakat setempat.

3.      Aspek kelembagaan: membahas masalah hubungan kerjasama antara pelaksanaan proyek dengan pemerintah daerah setempat.

4.      Aspek komersial: membahas segala sesuatu yang berhubungan dengan cara mendapatkan input yang diperlukan dan bagaimana cara memasarkan output yang akan dihasilkan oleh proyek.

5.      Aspek finansial: membahas masalah cara untuk memperoleh modal/dana yang diperlukan, serta bagaimana proyek dapat mengembalikan dana yang telah diperolehnya (dalam betuk kredit)

6.      Aspek ekonomis dilakukan untuk melihat apakah proyek yang akan dilaksanakan akan dapat memberi manfaat yang menguntungkan kepada masyarakat secara keseluruhan.

A. KONSEP EVALUASI PROYEK

1. Pengertian Evaluasi Proyek

Evaluasi Proyek, juga dikenal sebagai studi kelayakan proyek (atau studi kelayakan bisnis

pada proyek bisnis), merupakan pengkajian suatu usulan proyek (atau bisnis), apakah

dapat dilaksanakan (go project) atau tidak (no go project), dengan berdasarkan berbagai

aspek kajian. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah suatu proyek dapat

dilaksanakan dengan berhasil, sehingga dapat menghindari keterlanjuran investasi modal

yang terlalu besar untuk kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan.

Dilihat dari kapan evaluasi dilakukan pada proyek, dapat dibedakan 4 jenis evaluasi

proyek:

• Evaluasi terhadap usulan proyek yang akan didirikan (pre-project evaluation);

• Evaluasi terhadap proyek yang sedang dibangun (on-construction project evaluation);

• Evaluasi terhadap proyek yang telah dioperasionalisasikan (on-going project

evaluation).

• Evaluasi terhadap proyek yang telah berakhir (post-project evalution study).

2. Hal-Hal yang Perlu Diketahui dalam Evaluasi Proyek

Sebelum dilakukan suatu evaluasi proyek, perlu diidentifikasikan hal-hal berikut:

• Ruang Lingkup Kegiatan Proyek, yakni pada bidang-bidang apa saja proyek akan

beroperasi (mission statement of business).

• Cara kegiatan proyek dilakukan, yakni apakah proyek akan ditangani sendiri, atau

ditangani juga oleh (beberapa) pihak lain?

• Evaluasi terhadap aspek-aspek yang menentukan keberhasilan seluruh proyek, yakni

mengidentifikasi faktor-faktor kunci keberhasilan proyek.

• Sarana yang diperlukan oleh proyek, menyangkut bukan hanya kebutuhan seperti:

material, tenaga kerja, dan sebagainya, tetapi juga fasilitas-fasilitas pendukung seperti

jalan raya, transportasi, dan sebagainya.

• Hasil kegiatan proyek tersebut serta biaya-biaya yang harus ditanggung untuk

memperoleh hasil tersebut.

• Akibat-akibat yang bermanfaat ataupun yang tidak dari adanya proyek tersebut.

• Langkah-langkah rencana untuk mendirikan proyek, beserta jadwal masing-masing

kegiatan tersebut.


3. Perbedaan Intensitas Evaluasi Proyek

Tidak setiap proyek akan diteliti dengan intensitas yang sama. Beberapa proyek mungkin

harus diteliti dengan sangat mendalam, dengan mencakup berbagai aspek yang

berpengaruh. Beberapa lainnya mungkin cukup diteliti pada beberapa aspek saja. Bahkan

ada yang diteliti secara sederhana dan tidak formal.

Beberapa faktor menentukan intensitas studi evaluasi proyek:

a. Besarnya dana yang ditanamkan: semakin besar dana yang ditanamkan, intensitas studi

akan semakin mendalam.

b. Tingkat ketidakpastian proyek: semakin sulit memperkirakan penghasilan penjualan,

biaya, aliran kas, dan lain-lain, maka biasanya studi evaluasi proyek akan semakin hatihati.

c. Kompleksitas elemen-elemen yang mempengaruhi proyek: semakin kompleks faktorfaktor

yang mempengaruhi proyek, semakin hati-hati dan mendalam studi evaluasi

proyek tersebut.

4. Lembaga-Lembaga yang Membutuhkan Evaluasi Proyek:

Telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, bahwa kegagalan proyek dapat merugikan:

investor, pihak penyedia pembiayaan, pemerintah. Oleh karena itu, mereka lah lembagalembaga

yang membutuhkan evaluasi proyek.

• Pemilik proyek (investor) dan calon mitra usaha: akan memperhatikan prospek usaha,

yakni tingkat keuntungan yang diharapkan beserta tingkat risiko investasi. Biasanya,

semakin tinggi tingkat keuntungan diiringi dengan semakin tinggi risiko proyek.

• Pihak penyedia pembiayaan (bank kreditur, perusahaan leasing, perusahaan modal

ventura, underwriter bila melalui bursa efek, lembaga kredit ekspor barang modal, dan

lembaga donor yang mungkin ikut membiayai proyek): memperhatikan segi keamanan

dana yang mereka pinjamkan, karena mereka mengharapkan agar bunga dan angsuran

pokok pinjaman dapat dibayarkan tepat pada waktunya. Oleh karena itu, mereka akan

memperhatikan pola aliran dana selama jangka waktu pinjaman tersebut.

• Pemerintah: berkepentingan atas manfaat atau dampak dari proyek terhadap

perekonomian nasional maupun dampaknya bagi lingkungan dan masyarakat.

5. Dua Jenis Evaluasi Kelayakan

Untuk meminimalkan biaya dan efektifitas kegiatan, evaluasi kelayakan proyek dilakukan

dalam dua tahap:

• Evaluasi Pendahuluan (Preliminary study atau Pre-evaluation study)

Tujuan Evaluasi Pendahuluan adalah untuk mengetahui faktor-faktor pengambat kritis

(critical factors) yang dapat menghambat jalannya operasi bisnis proyek yang akan

dibangun. Kemungkinan keputusan dari tahap ini adalah pembatalan rencana investasi,

revisi rencana investasi, atau meneruskan evaluasi rencana investasi proyek ke tahap

berikutnya, yakni studi kelayakan proyek.

• Evaluasi Kelayakan Proyek (Project Feasibility Study)

Fokus utama studi kelayakan proyek paling sedikit terpusat pada empat aspek: (1)

aspek pasar dan pemasaran terhadap barang atau jasa yang akan dihasilkan proyek; (2)

aspek produksi, teknis dan teknologis; (3) aspek manajemen dan sumberdaya manusia;

dan (4) aspek keuangan dan ekonomi.

6. Tahapan-Tahapan Evaluasi Proyek

Evaluasi Proyek dapat dibagi menjadi beberapa tahap:

• Tahap Penemuan ide, yakni penelitian terhadap kebutuhan pasar dan jenis produk

dari proyek. Jika terdapat lebih dari satu ide, maka biasanya pengambil keputusan akan

dipengaruhi oleh tiga faktor: (1) intuisi bisnis dari pengambil keputusan; (2) pengambil

keputusan memahami teknis dari proyek; (3) keyakinan bahwa proyek mampu

menghasilkan laba.

• Tahapan Penelitian; yakni meneliti beberapa alternatif proyek dengan berbagai

metode ilmiah. Dimulai dengan mengumpulkan data, mengolah data berdasarkan

metode yang relevan, menganalisis dan menginterpretasikan hasil pengolahan data

dengan alat-alat analisis yang sesuai; menyimpulkan hasil sampai pada pekerjaan

membuat laporan hasil penelitian.

• Tahap Evaluasi (Evaluasi Pendahuluan dan Evaluasi Kelayakan Proyek). Evaluasi

berarti membandingkan sesuatu berdasarkan satu atau lebih standar atau kriteria,

dimana standar atau kriteria ini dapat bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Hal yang

diperbandingkan dalam evaluasi kelayakan proyek biasanya adalah manfaat (benefit)

dengan seluruh biaya yang akan timbul.

• Tahap Pengurutan Usulan yang Layak. Apabila terdapat lebih dari satu usulan

rencana proyek yang dianggap layak, dan bila manajemen memiliki keterbatasan dalam

menjalankan proyek-proyek tersebut, maka manajemen dapat menentukan prioritas

usulan yang layak berdasarkan kriteria-kriteria pengurutan (ranking) yang telah

ditentukan.

• Tahap Rencana Pelaksanaan. Setelah ditentukan rencana proyek mana yang akan

dijalankan, perlu dibuat rencana kerja pelaksanaan pembangunan (konstruksi) proyek;

mulai dari penentuan jenis pekerjaan, waktu yang dibutuhkan untuk setiap pekerjaan;

jumlah dan kualifikasi tenaga pelaksana; ketersediaan dana dan sumberdaya lainnya;

kesiapan manajemen, dll.

• Tahapan Pelaksanaan, yakni tahap merealisasikan konstruksi proyek tersebut. Jika

proyek selesai dikonstruksi, maka proyek dioperasionalisasikan. Dalam operasionalisasi

ini, diperlukan juga kajian-kajian untuk mengevaluasi operasionalisasi proyek. Hasil

evaluasi ini dapat dijadikan sebagai feedback bagi perusahaan untuk selalu mengkaji

ualng proyek secara terus-menerus.

B. DESAIN STUDI KELAYAKAN DAN ASPEK-ASPEK EVALUASI PROYEK

Evaluasi Proyek mengkaji kelayakan proyek dari berbagai komponen proyek: pasar,

internal perusahaan, dan lingkungan.

No Komponen Aspek yang dikaji

1 Pasar Pasar konsumen dan pasar produsen (persaingan)

2 Internal Perusahaan Pemasaran; Teknik dan Teknologi;

Manajemen; Sumberdaya Manusia;

Keuangan.

3 Lingkungan Politik, Ekonomi, Sosial; Lingkungan Industrial;

Yuridis (Legal); Lingkungan Hidup.

Suatu aspek mungkin terkait dengan aspek lainnya dalam Evaluasi Proyek. Misalnya:

• Aspek pemasaran membutuhkan data-data dan asumsi dari aspek pasar dan

persaingan, serta aspek-aspek lingkungan;

• Aspek manajemen akan membutuhkan data-data dan asumsi dari seluruh internal

perusahaan dan seluruh aspek lingkungan.

• Aspek sumberdaya manusia membutuhkan data-data dan asumsi dari aspek teknik dan

teknologi, pasar dan pemasaran, dan manajemen untuk menentukan jumlah dan

spesifikasi tenaga kerja dan program pengembangannya.

• Aspek keuangan akan membutuhkan data-data dan asumsi dari aspek pasar,

pemasaran, manajemen, teknik dan teknologi untuk menentukan besar pendapatan dan

biaya yang harus ditanggung badan usaha.

Modifikasi terhadap aspek-aspek studi kelayakan adalah dimungkinkan, disebabkan oleh

batasan-batasan dalam penelitiannya, seperti:

.. Apakah rencana bisnis hanya terbatas pada suatu produk baru atau pada rencana

pembentukan SBU atau yang lainnya.

.. Apakah pasar yang dituju berskala internasional, nasional, atau lokal.

.. Apakah produk yang akan dihasilkan berupa barang atau jasa atau gabungan

keduanya.

.. Apakah analisis akan dilakukan secara kualitatif atau kuantitatif atau gabungan

keduanya.

.. Dsb.

Berikut desain studi kelayakan:

Bab 1. IKHTISAR / EXECUTIVE SUMMARY

Deskripsi Obyek penelitian; Waktu penelitian, Anggota tim peneliti, Ringkasan hasil studi;

dan Rekomendasi hasil studi.

Bab 2. ASPEK PASAR

• Bertujuan untuk mengetahui permintaan terhadap barang dan jasa yang dihasilkan oleh

proyek.

• Bentuk Pasar: Penjelasan aspek pasar produsen dan konsumen yang dipilih.

• Luas pasar, pertumbuhan permintaan dan market share dari proyek terhadap seluruh

industri.

• Kondisi persaingan antar produsen dan siklus hidup produk: introduksi, bertumbuh,

dewasa, atau menurun.

• Mengukur dan Meramal Permintaan dan Penawaran: Penjelasan kondisi permintaan dan

penawaran produk sejenis, baik pada saat ini maupun prediksi masa mendatang.

Bab 3. ASPEK PEMASARAN

• Adalah kegiatan untuk menjual produk dan menciptakan hubungan jangka panjang

(yang saling menguntungkan) dengan pelanggan.

• Menentukan ciri-ciri pasar yang akan dipilih (target market).

• Menentukan strategi untuk dapat meraih dan memuaskan pasar.

• Urutan-urutan penulisannya:

A. Sikap, perilaku, dan kepuasan konsumen: Penjelasan mengenai sikap, perilaku, dan

kepuasan konsumen terhadap produk sejenis saat ini.

B. Segmentasi-Target-Posisi di Pasar: Segmentasi Pasar, Target Pasar dan stratetegi

positioning untuk menguasai target pasar.

C. Situasi persaingan di lingkungan industri: Penjelasan situasi persaingan antar

perusahaan yang memproduksi produk sejenis dengan produk yang akan diproduksi

perusahaan di pasar yang dipilih.

D. Manajemen Pemasaran (Bauran pemasaran): Bagaimana kebijakan bauran

pemasaran yang akan dilaksanakan.

Bab 4. ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGI

• Menentukan strategi dan teknologi produksi/operasi yang akan dipilih: kapasitas

produksi, jenis teknologi yang dipakai, pemakaian peralatan dan mesin, lokasi, dan tataletak

pabrik yang paling menguntungkan.

• Urutan-urutannya:

A. Pemilihan strategi produksi.

B. Pemilihan dan perencanaan produk yang akan diproduksi.

C. Rencana kualitas.

D. Pemilihan teknologi.

E. Rencana kapasitas produksi.

F. Perencanaan letak pabrik.

G. Perencanaan tata letak (layout).

H. Perencanaan jumlah produksi.

I. Manajemen Persediaan.

J. Pengawasan kualitas produk.

Bab 5. ASPEK MANAJEMEN

• Menentukan manajemen baik dalam konstruksi proyek maupun saat operasional rutin

proyek: pihak perencana, pelaksana manajerial, koordinasi dan pengawasan, bentuk

badan usaha, struktur-organisasi.

• Urutan-urutannya:

A. Pembangunan Proyek:

1. Perencanaan kegiatan, waktu, SDM, keuangan dan produk.

2. Pengorganisasian, termasuk struktur, bentuk dan prestasi organisasi.

3. Pengarahan dan motivasi, termasuk kepemimpinan.

4. Pengendalian, termasuk penentuan sistem pengendalian yang efektif.

B. Operasionalisasi Proyek

1. Perencanaan kegiatan, waktu, SDM, keuangan dan produk.

2. Pengorganisasian, termasuk struktur, bentuk dan prestasi organisasi.

3. Pengarahan dan motivasi, termasuk kepemimpinan.

4. Pengendalian, termasuk penentuan sistem pengendalian yang efektif.

Bab 6. ASPEK SUMBERDAYA MANUSIA

• Menentukan peran SDM baik dalam konstruksi proyek maupun saat operasional rutin

proyek: jenis pekerjaan, spesifikasi pekerjaan, cara rekrutmen, renumerasi, lama

bekerja, cara bekerja, dan pengembangan SDM.

• Menjelaskan kajian terhadap sepuluh tahapan Manajemen SDM bagi dua kegiatan

utama proyek, yakni pembangunan proyek dan operasionalisasinya.

• Urutan-urutannya:

A. Perencanaan SDM

B. Analisis pekerjaan

C. Rekrutmen, seleksi dan orientasi

D. Produktivitas

E. Pelatihan dan pengembangan

F. Prestasi kerja

G. Kompensasi

H. Perencanaan karir

I. Keselamatan dan kesehatan kerja

J. Pemberhentian

BAB 7. ASPEK EKONOMI, SOSIAL, DAN POLITIK

• Menjelaskan Pengaruh bagiamana kondisi lingkungan perekonomian, sosial dan politik

daerah dan negara diperkirakan akan mempengaruhi rencana proyek, begitu pula

sebaliknya, bagaimana pengaruh proyek terhadap perekonomian, sosial dan politik

daerah dan negara.

A. Aspek Ekonomi (Sisi Rencana Pembangunan Nasional/Daerah, Distribusi Nilai

Tambah, Investasi per tenaga kerja,

1. Pengaruh Lingkungan Ekonomi terhadap Proyek

2. Pengaruh Proyek terhadap Lingkungan Ekonomi

B. Aspek Sosial

1. Pengaruh Lingkungan Sosial terhadap Proyek

2. Pengaruh Proyek terhadap Lingkungan Sosial

C. Aspek Lingkungan Alam

2. Pengaruh Lingkungan Alam terhadap Proyek

3. Pengaruh Proyek terhadap Lingkungan Alam (AMDAL)

D. Aspek Politik

3. Pengaruh Lingkungan Politik terhadap Proyek

4. Pengaruh Proyek terhadap Lingkungan Politik

BAB 8. ASPEK KEUANGAN

• Menentukan pengaturan rencana keuangan: penghitungan perkiraan jumlah dana yang

dibutuhkan, struktur pembiayaan yang paling menguntungkan, analisa keuangan

kemampulabaan, aliran kas, dsb.

• Urutan-urutannya:

A. Kebutuhan Dana dan Sumber Dana

B. Biaya Modal (Cost of Capital)

1. Biaya Hutang

2. Biaya Modal Sendiri

C. Analisis Kepekaan (Sensitivity Analysis)

D. Kelayakan Finansial Proyek

1. Proyeksi Kemampulabaan (Projected Income Statement)

2. Proyeksi Aliran Kas (Projected Cashflow)

3. Benefit-Cost Ratio

4. Internal Rate of Return

5. Analisa kelayakan finansial lainnya

C. IDENTIFIKASI KESEMPATAN BERUSAHA

Identifikasi kesempatan usaha merupakan langkah pertama dalam studi kelayakan. Caracara

yang dapat digunakan untuk identifikasi kesempatan usaha dapat dilakukan dengan

modus-modus berikut:

.. Mempelajari impor. Impor menunjukkan bahwa masih terdapat (sebagian) pasar yang

masih belum bisa dipenuhi oleh pasar dalam negeri. Bila impor ini mempunyai

kecenderungan yang semakin meningkat, bisa diprediksi bahwa masih terdapat

permintaan dari dalam negeri untuk produk/jasa tersebut.

.. Menyelidiki keberadaan material lokal. Jumlah material yang melimpah, dengan

harga yang murah dan/atau mutu yang baik merupakan kesempatan yang dapat

dimanfaatkan.

.. Mempelajari keterampilan tenaga kerja. Beberapa industri, seperti misalnya industri

kerajinan atau industri berbasis pengetahuan, menempatkan tenaga kerja sebagai

faktor yang sangat penting. Tersedianya tenaga kerja yang berketerampilan mungkin

dapat digunakan untuk membuat produk yang sejenis, namun terdiferensiasi

dibandingkan produk yang telah ada di pasaran.

.. Mempelajari Industri. Berbagai kesempatan dapat diperoleh dalam industri yang

sedang berkembang. Misalnya, meningkatnya jumlah dan harga ekspor udang galah

berkualitas super menunjukkan bahwa masih terbukanya kesempatan usaha pada

bidang pembudidayaan udang maupun industri hulunya (misalnya: bidang pakan udang,

pembibitan udang, pembuatan kolam udang, dsb)

.. Eksploitasi Kemajuan Iptek. Perubahan teknologi memungkinkan investor

memanfaatkan kesempatan itu sebelum pihak lain memulainya. Langkah masuk

mendahului pesaing ke pasar yang baru mungkin dapat memberikan first mover

advantage yang bila di-manage, akan menjadi competitive advantage yang

menguntungkan.

.. Mempelajari hubungan antar industri. Pertumbuhan suatu industri hampir bisa

dipastikan akan menciptakan kesempatan bagi industri lainnya. Contoh, pertumbuhan

industri pembudidayaan kerang mutiara memberikan kesempatan bagi industri

pembibitan dan pakan kerang mutiara (industri hulu) maupun industri kerajinan berbasis

mutiara dan perdagangan mutiara (industri hilir). Identifikasi kesempatan ini dapat

dilakukan dengan menganalisa bagaimana input dan output industri tersebut saling

terkait.

.. Menilai rencana/program pembangunan. Rencana atau Program Pembangunan

Nasional maupun Daerah atau masterplan pembangunan yang dilakukan pemerintah,

atau proyek-proyek besar oleh swasta akan menciptakan kebutuhan akan produk/jasa

lain yang belum ada.

.. Melakukan pengamatan di tempat lain. Pembangunan di daerah, wilayah, maupun

negara lain mungkin dapat diterapkan di daerah kita.



Page 2