Table of Contents Show Show
kentang menjadi berwarna merah dan gliserin berubah warna menjadi agak kemerahan. Dalam peristiwa osmosis, didapatkan bahwa kentang yang diberi gliserin akan menjadi lebih lunak dari sebelumnya, hal ini terjadi karena cairan air gliserin dianggap sebagai pelarut yang bersifat hipertonik. Sementara kentang menjadi lebih keras dan menggembung saat terendam oleh air, hal ini karena air adalah larutan yang bersifat hipotonik akibatnya air akan masuk ke dalam sel sehingga sel menjadi menggembung dan menjadi lebih keras dari sebelumnya. 4.2.3 Peristiwa Plasmolisis dan Deplasmolisis pada kentang Plasmolisis adalah lepasnya membran plasma dari dinding sel pada sel tumbuhan. Plasmolisis terjadi jika sel tumbuhan diletakkan di larutan garam terkonsentrasi (hipertonik), sel tumbuhan akan kehilangan air dan juga tekanan turgor, menyebabkan sel tumbuhan lemah. Tumbuhan dengan sel dalam kondisi seperti ini layu. Kehilangan air lebih banyak akan menyebabkan terjadinya plasmolisis, tekanan terus berkurang sampai di suatu titik di mana protoplasma sel terkelupas dari dinding sel dan menyebabkan adanya jarak antara dinding sel dan membran. Plasmolisis hanya terjadi pada kondisi ekstrem, dan jarang terjadi di alam. Deplasmolisis merupakan kebalikan dari plasmolisis, yaitu menyatu kembalinya membran plasma yang telah lepas dari dinding sel. Deplasmolisis terjadi jika sel tumbuhan diletakkan di larutan hipotonik, sel tumbuhan akan menyerap air dan juga tekanan turgor meningkat. Banyaknya air yang masuk ke dalam sel akan menyebabkan terjadinya deplasmolisis. Membran plasma akan mengembang sehingga akan melekat kembali pada dinding sel. Pada percobaan yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa kentang yang direndam dalam larutan glukosa 50% (kode gelas B) bersifat lebih lembek daripada kentang yang di rendam dalam larutan glukosa 10% (kode gelas A), dan kentang yang hanya direndam dalam aquades (kode gelas C) keadaannya masih keras. Maka, dapat disimpulkan bahwa kodisi kentang dalam larutan glukosa 10% dan glukosa 50% (hipertonis) menjadi lembek. Sedangkan hasil kentang pada aquades (hipotonis) menjadi paling keras. Hal tersebut dapat terjadi karena adanya peristiwa osmosis. Peristiwa ini terjadi pada saat kentang direndam dalam larutan gula 50% dan 10%. Perpindahan air secara osmosis terjadi dari sel-sel kentang (hipotonis) keluar menuju ke larutan (hipertonis). Sehingga terjadi perubahan kentang seperti percobaan yang telah dilakukan. Pada larutan gula 50% dan 10%, sel-sel kentang mengalami kekurangan air, akibatnya terjadi plasmolisis. Kondisi ini mengakibatkan penurununan tekanan turgor. Menurunnya tekanan turgor mengakibatkan kentang menjadi lebih empuk dan lembek. Kondisi sebaliknya terjadi pada kentang yang direndam pada larutan aquades. Perpindahan air secara osmosis terjadi aquades (hipotonis) menuju sel-sel kentang (hipertonis). Mengingat larutan dalam kentang lebih pekat dari aquades, masuklah aquades ke dalam sel-sel kentang. Akibat masuknya aquades pada sel kentang membuat sel dalam keadaan turgid (tekanan turgor tinggi). Inilah yang menyebabkan kentang menjadi keras 4.2.4 Peristiwa Plasmolisis dan Deplasmolisis pada daun Upload your study docs or become a Course Hero member to access this document Upload your study docs or become a Course Hero member to access this document End of preview. Want to read all 21 pages? Upload your study docs or become a Course Hero member to access this document Laporan Praktikum Osmosis Pada Kentang – Laporan Berikut ini merupakan laporan yang admin Laporanpraktikum.id susun dari berbagai sumber dan referensi, semoga laporan ini dapat membantu pembaca semuanya. BAB I PENDAHULUANA. Latar BelakangSetiap makhluk hidup disusun oleh miliyaran sel. Sebagian besar sel makhluk hidup mengandung air yang disimpan dalam plasma sel (sitoplasma). Sel ini dibungkus oleh selaput tipis yang disebut membran plasma. Selaput ini merupakan membran dwi lapis membran yang bertugas mengatur secara selektif, keluar masuknya cairan dari dan ke dalam sel. Pada dasarnya pengangkutan melalui membrane sel dapat terjadi secara pasif maupun secara aktif. Pengangkutan secara pasif terjadi jika mengikuti arah gradient konsentrasi, artinya dari larutan yang memiliki konsentrasi tinggi menuju larutan yang memiliki konsentrasi rendah. Proses ini terjadi tanpa memerlukan energi hasil metabolisme. Sedangkan pada proses pengangkutan secara aktif memerlukan energi hasil metabolisme seperti ATP (Adenosin Tri Phospat) karena prosesnya terjadi melawan arah gradient konsentrasi. Proses osmosis merupakan contoh pengangkutan secara pasif. Osmosis merupakan proses perpindahan partikel air dari konsentasi rendah ke konsentrasi tinggi melalui membran semipermeable. Membran semipermiabel adalah selaput pemisah yang hanya bisa ditembus oleh air dan zat tertentu yang larut di dalamnya. Secara umum, membrane tersebut permiabel terhadap air dan zat-zat kecil dan tidak bermuatan. Misalnya molekul air dapat bergerak melewati dinding sel. Osmosis memberikan cara yang mudah bagi transport air keluar atau masuk sel. Proses osmosis akan berhenti ketika kedua larutan mempunyai konsentrasi yang sama atau disebut isotonik. Praktikum Osmosis Pada Kentang, Peristiwa osmosis memainkan peranan yang sangat penting pada tubuh makhluk hidup manusia dan hewan, misalnya, pada membran sel darah merah. Jika sel darah merah dimasukkan ke dalam suatu larutan hipertonik (lebih pekat) akan terjadi yang disebut krenasi. Air yang terdapat dalam sel darah akan ditarik keluar dari sel sehingga sel mengerut dan rusak. Sebaliknya, jika sel darah merah berada dalam suatu larutan yang bersifat hipotonik (lebih encer) maka sel darah merah akan mengembang dan akhirnya pecah. Proses osmosis juga sangat berperan dalam proses penyerapan air dalam tumbuhan. Sedangkan penyerapan mineral yang terlarut dalam tanah dilakukan secara difusi, yang nanti akan di edarkan ke seluruh bagian tumbuhan. Terjadinya pengangkutan itu akan menyebabkan tekanan turgor sel, sehingga mampu membesar dan mempunyai bentuk tertentu. Osmosis juga memungkinkan terjadinya membuka dan menutupnya stomata. Bila sel dimasukkan kedalam cairan hipotonik, turgor sel akan meningkat. Bila berada dalam keadaan isotonik (larutan yang konsentrasinya sama dengan konsentrasi isi sel,maka sebagian sel yang ada mengalami plasmolisis,sebagian sel tidak. Keadaan ini dapat dipakai untuk menentukan tekanan osmosis sel dengan meletakkan pada larutan yang ditentukan molaritas larutan atau tekanan osmotiknya dan melihat berapa banyak sel yang terplasmolisis. Oleh karena itu maka dilakukanlah praktikum ini. B. Pembatasan MasalahPembatasan masalah dalam Praktikum Osmosis Pada Kentang ini adalah : Agar pembatasan masalah dalam praktikum ini memiliki ruang lingkup yang jelas maka pembatasan masalahnya adalah “pengaruh larutan hipertonik dan hipotonis terhadap proses osmosis pada kentang”. C. Rumusan MasalahRumusan masalah dalam Praktikum Osmosis Pada Kentang ini adalah :
D. Tujuan PraktikumTujuan Praktikum Osmosis Pada Kentang ini adalah :
BAB II KAJIAN PUSTAKATerdapat 3 jenis gerakan ion atau molekul zat untuk melintasi membran plasma, yakni : difusi, osmosis dan transpor aktif. Gerakan – gerakan molekul zat dengan cara difusi dan osmosis tidak membutuhkan energi maka disebut transpor pasif. Sedangkan transpor aktif memerlukan energi untuk pergerakannya (Sulistyowati, 2010). Osmosis adalah proses perpindahan air dari zat yang berkonsentrasi rendah (hipotonis) ke larutan yang berkonsentrasi tinggi (hipertonis), proses ni biasa melalui membran selektif permeabel dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Osmosis adalah difusi air melalui membran semi-permeabel, dari larutan yang banyak air ke larutan yang sedikit air. Definisi paling sederhananya adalah difusi air melalui membran semi-permeabel (permeabel hanya kepada elarut, tidak kepada terlarut). Osmosis melepaskan energi, dan bisa melakukan kerja, sebagaimana akar pohon yang bisa membelah batu. Pelarut (dalam banyak kasus adalah air) bergerak dari larutan berkonsentrasi lebih rendah (hipotonik) ke larutan berkonsentrasi lebih tinggi (hipertonik) yang bertujuan menyamakan konsentrasi kedua larutan. Efek ini dapat dilihat dari bertambahnya tekanan pada larutan hipertonik relatif terhadap larutan hipotonik. Sehingga tekanan osmotik didefinisikan sebagai tekanan yang diperlukan untuk menjaga kesetimbangan, dengan tidak adanya aliran pelarut. Tekanan osmotik merupakan properti koligatif, yaitu properti yang gayut terhadap konsentrasi molar zat terlarut dan bukan terhadap jenis zatnya (Lakitan, 2008). Osmosis adalah kasus khusus dari transpor pasif, dimana molekul air berdifusi melewati membran yang bersifat selektif permeabel. Jika terdapat dua larutan yang tidak sama konsentrasinya, maka molekul air melewati membran sampai kedaan larutan seimbang. Dalam proses osmosis, pada larutan hipertonik, sebagian besar molekul air terikat (tertarik) ke molekul gula (telarut), sehingga hanya sedikit molekul air yang bebas dan bisa melewati membran. Sedangkan pada larutan hipotonik, memiliki lebih banyak molekul air yang melewati membran. Oleh sebab tu, dalam osmosis aliran netto molekul air adalah dari larutan hipotonik ke hipertonik. Pada transpor pasif, gradien konsentrasi mendorong terjadinya difusi zat terlarut menembus membran sel dengan bantuan protein transpor. Protein ini tidak memerlukan energi dalam membantu pergerakan zat terlarut. Jadi, transpor pasif juga disebut difusi terfasilitasi (Prasaja, 2012). Terdapat 2 faktor penting sesuai dengan hukum Fick pertama yang menentukan laju osmosis ke dalam jaringan (melewati membran) yaitu :
Sedangkan menurut Keenan, et al,. 1984, faktor- faktor yang mempengaruhi terjadinya osmosis pada sel hidup :
Umbi adalah salah satu jenis tanaman yang mengalami peristiwa difusi dan osmosis, umbi merupakan bagian tanaman yang terbentuk di dalam tanah (Rukmana, 1995). Misalnya umbi kentang ( Solanum tuberosum L.) yang memiliki karakteristik tumbuh menyukai daerah dingin dan lembab sebagai tempat tumbuhnya, kisaran suhu antara 15,5 – 21oC dan membutuhkan pH 5,5 – 6,5 (Wirawan, 2006). Kentang (Solanum tuberosum L.) termasuk jenis bahan pangan hasil pertanian yang bernilai ekonomis cukup tinggi. Salah satu kendala yang dihadapi oleh produk ini adalah umur simpan yang pendek dan mudah mengalami reaksi browning. Penyebab utama reaksi browning adalah kadar air yang tinggi. Sharma (2000) menyatakan dehidrasi osmotik adalah salah satu alternatif untuk mengatasi masalah tersebut. Dengan metoda ini kadar air kentang bisa diturunkan sampai ke tingkat yang cukup rendah tanpa mengubah tekstur kentang dan kandungan protein kentangnya tidak terdenaturasi (Wirawan, 2006). Dehidrasi osmosis dilakukan dengan merendam bahan pangan di dalam larutan (garam, gula atau bahan lain) dengan tekanan osmosis lebih tinggi daripada tekanan osmosis intraselular bahan pangan tersebut. Akibatnya, air dalam bahan akan keluar melintas membra sel menuju larutan perendam itu (Wirawan, 2006). BAB III METODE PRAKTIKUMA. Waktu dan TempatPraktikum fotosintesis ini kami lakukan pada : Hari : Tempat : B. Alat dan BahanAlat
Bahan
C. Prosedur Kerja atau Cara Kerja
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANAdapun pembahasan dalam laporan osmosis pada kentang ini adalah sebagai berikut : Pada percobaan yang telah dilakukan, dapat dilihat pada tabel osmosis pada kentang dengan tiga larutan yang berbeda yakni, menggunakan aquade, larutan gula 10%, dan larutan gula 20%. Dapat diketahui pada tabel bahwa dari percobaan ini terdapat perubahan ukuran kentang. Perubahan ukuran tersebut tidak hanya bertambahnya ukuran, namun juga berkurangnya ukuran. Hal ini dapat terjadi karena sifat larutan yang hipotonis maupun hipertonis terhadap kentang. Pada larutan gula kentang menjadi lembek dan terjadi pengurangan ukuran. Ini disebabkan karena kentang yang hipotonis terhadap larutan gula. Sehingga air yang ada pada kentang keluar dari sel – sel kentang yang menyebabkan kentang menjadi lembek dan mengalami pengurangan ukuran. Kentang yang telah dimasukkan ke dalam larutan gula mengalami penyusutan berat dari berat semula karena air bergerak dari larutan yang konsentrasinya rendah ke larutan yang konsentrasinya tinggi. Dimana hasil dari praktik yang telah dilakukan bahwa air gula yang terdapat di dalam gelas tersebut memiliki kerapatan tinggi, sedangkan kentang memiliki kerapatan yang rendah. Setelah kentang dimasukkan ke dalam air gula selama kurang lebih 2 jam, kentang tersebut menjadi lebih ringan serta warnanya pun lebih kusam. Semakin hipertonis larutannya, maka semakin lembek kentangnya, juga semakin banyak pengurangan beratnya. Dari pernyataan diatas dapat membuktikan mengenai teori osmosis yakni proses perpindahan air dari zat yang berkonsentrasi rendah (hipotonis) ke larutan yang berkonsentrasi tinggi (hipertonis), proses ini biasa melalui membran selektif permeabel dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat. BAB V PENUTUPKesimpulanBerdasarkan dari percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan dalam percobaan ini bahwa :
Daftar PustakaAdapun Daftar Rujukan Berbagai sumber diatas, adalah sebagai berikut:
Originally posted 2020-01-15 14:04:14. Apa yang akan terjadi jika kentang direndam di air gula?Kentang yang direndam dalam larutan gula 30% dan 5% akan terjadi perpindahan air secara osmosis dari sel-sel kentang (hipotonis) keluar menuju ke larutan gula (hipertonis) yang menyebabkan volume air dalam kentang berkurang sehingga berat kentang menurun dan menjadi lembek/agak lembek.
Mengapa larutan gula dapat masuk ke dalam kentang?Saat kentang direndam dalam larutan gula, akan terjadi perpindahan air secara osmosis dari sel-sel kentang keluar menuju ke larutan. Perpindahan air ini terjadi karena sel-sel kentang hipotonis terhadap larutan gula yang hipertonis.
Mengapa berat kentang dalam larutan gula 30% mengalami penyusutan?Berat kentang A dan B mengalami penyusutan karena kentang berada pada larutan glukosa berkonsentrasi tinggi (hipertonik) sehingga terjadi proses osmosis.
Mengapa kentang yang direndam air garam?kentang yang di rendam dalam larutan garam bisa melunak karena terjadi peristiwa osmosis pada kentang. proses osmosis tersebut disebut plasmolisis, yaitu proses keluarnya cairan (air) dari kentang menuju ke larutan garam.
|