Agar kehidupan damai dan tidak terjadi hukum rimba Allah SWT menurunkan yang berkenaan dengan

You're Reading a Free Preview
Pages 5 to 9 are not shown in this preview.

Dok.pribadi

DEWAN MASJID INDONESIA MINTA APARAT USUT TUNTAS KASUS HUKUM RIMBA DAN TEGAKKAN HUKUM SEADIL-ADILNYA.

Sebagaimana menjadi viral , perhatian publik dan pemberitaan luas, terjadi tindakan brutal dan massal pembunuhan atas almarhum Zoya, pekerja servis akustik dan sound system Masjid-Musholla di Bekasi.

Peristiwa  sadis dan tragis menimpa warga Cikarang Kota, Cikarang Utara, Bekasi, Muhammad Al Zahra alias Zoya (30), karena diduga mencuri satu unit amplifier di musala Al Hidayah, Kampung Cabang 4, Desa Hurip Jaya, Kecamatan Babelan, pada Selasa (1/8/201), jam 16.30 WIB.

Dewan Masjid Indonesia (DMI) Pusat, saat berkunjung ke lokasi kejadian  dan juga menemui keluarga korban menyatakan duka cita dan perhatian yang amat mendalam.

"Bapak Jusuf Kalla, selaku Ketua Umum DMI, sudah mendapat informasi. Beliau menyatakan prihatin, duka cita dan bela sungkawa yang mendalam atas wafatnya almarhum. Beliau juga menyampaikan salam dan doa untuk Istri, anak dan keluarga almarhum, agar bersabar dan tawakkal menghadapi ujian tersebut", ungkap Munawar Fuad, Direktur Program DMI Pusat.

"DMI turut memberikan perhatian, empati dan bantuan kemanusiaan. Namun, sama sekali tidak dibenarkan tindakan hukum rimba, barbar dan keji dengan menghukum pelaku kriminal sekalipun dengan cara membakar dan mengadili secara massa. Apalagi sifatnya baru dugaan. Ini negara berdasarkan hukum dan keadilan. Apalagi, agama Islam dan agama manapun tak pernah mengajarkan seperti itu", tegas Munawar Fuad yang juga bocah kelahiran Bekasi.

Tim Akustik Masjid PP DMI, yang bertugas sehari-hari dalam penataan Akustik Masjid dan Musholla di wilayah Bekasi, Agus Hermansyah, atau Aher, menyatakan, rasanya tak percaya kalau almarhum melakukan perbuatan yang dituduhkan. Begitu pun, rekan teknisi lainnya, Wahyu Adi, juga sangat meragukan akan praduga kepada almarhum Zola sampai dituduh mencuri amfli speaker Musholla.

"Beliau memang termasuk mitra kami yang biasa memperbaiki sound system dan akustik. Kalau tidak selesai diservice ditempat, yah pasti alatnya diperbaiki di rumah", kata Aher.

Bahkan, Zola selain bekerja memperbaiki sound sytem juga sangat rajin beribadah. Terkadang menggantikan Mu'addzin yang berhalangan. Juga menjadi Imam shalat. "Bagaiman mungkin, mencuri amflie siang hari, bahkan cuma pakai motor, terus juga membawa amflie-amflie lain yang memang mau diperbaiki sesuai pesanan. Harus dibuktikan, benar atau salah.", papar Adhi Wahyu.

Karenanya, putra almarhum yang dididik taat beribadah pun sangat kehilangan. Sejak ayahnya meninggal, Alif  selalu menangis. "Dimana Abi, dimana Abi...", ALIF teriak menangis tiap suara azan bergema. ALIF juga lari ke masjid biasa shalat bersama Abi nya. Ibunda yang tengah mengandung pun, tak kuasa menahan tangis, bersama sang bayi yang tiba2 menjadi yatim.

Sejak peristiwa naas itu. ALIF selalu menangis memanggil Abi nya yang baru saja menjadi Korban Hukum Rimba, tiba2 ditudih mencuri amfli, padahal tiap hari bekerja memperbaiki amfli  Masjid dan Musholla. Zola juga terlanjut dituduh dan diadili di media sebagai  maling, diseret, diguyur pakai bensin, dibakar hidup-hidup.

Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Pembunuhan antar kaum satu dengan lainnya terjadi dimana -- mana. Apakah itu dilakukan terhadap laki - laki, perempuan baik tua maupun muda, anak - anak, dan bahkan terhadap bayi sekalipun. 

Disamping itu juga merebak keburukan -- keburukan lain, diantaranya:  perjudian, madat dan mabuk ( narkoba ) muncul  dimana -- mana. Penjarahan  terjadi  dimana -- mana.  Perkosaan terjadi  dimana -- mana, baik terhadap perempuan dewasa maupun dibawah umur. Pengrusakan terjadi dimana - mana, pembakaran terjadi dimana -- mana  baik terhadap harta benda maupun terhadap manusia hidup. 

Disisi lain, saling caci, saling hujat, saling menyalahkan, saling hasut dan perbuatan - perbuatan buruk lainnya  dikobarkan  dari  satu kaum ke kaum yang lain. Dengan tujuan berebut pengaruh dikala itu. 

Dalam situasi dan kondisi seperti itu, mereka yang merasa kuat lalu mengangkat dirinya sebagai penguasa. Dengan membuat peraturan sedemikian rupa, sebagai pembenaran perbuatannya. Bahkan tak jarang sang penguasa mengangkat dirinya sebagai penguasa alam, yang berwenang atas hidup dan matinya seseorang yang dikehendaki.

Demikian diriwayatkan dizaman ke Nabian dahulu, untuk  menggambarkan  betapa rendahnya akhlak manusia dikala itu. Karena mengingkari petunjuk Allah yang disampaikan melalui para Nabi. Bahkan ada yang menyombongkan, dengan mengangkat dirinya sebagai penguasa atas dunia ini. 

Padahal mereka  mengetahui,  telah  ada petunjuk Allah melalui Taurat yang disampaikan Nabi Musa As. Zabur yang  disampaikan Nabi Daud As. Dan Injil yang disampaikan Nabi Isa As. Namun kesemuanya diingkari, demi kepuasan diri sendiri dan kaumnya. Situasi dan kondisi sebagaimana diuraikan tersebut, diriwayatkan pada  zaman ke Nabian dahulu. Yang hingga kini dapat diketahui dan dikenal sebagai zaman jahiliyah atau zaman gelap gulita, orang menyebutnya.                                            

Dari riwayat tersebut dapat digambarkan, betapa rusak dan rendahnya akhlak manusia di zaman itu. Dan betapa tercerai berainya umat manusia dikala itu. Masing - masing kaum, memberlakukan hukum rimba, siapa yang kuat dialah yang menang dan berhak untuk menguasainya. 

Dalam situasi dan kondisi demikian, diturunkan Wahyu Al Qur'an dan sekaligus Muhammad diangkat menjadi Nabi dan Rasul. Dengan tugas yang amat berat, yaitu mengentaskan manusia dari gelap gulita menuju cahaya terang benderang.

Kata gelap gulita disini, hendaklah tidak diartikan letterlijk atau harfiah layaknya gelap gulitanya malam tanpa bulan dan bintang, lalu berubah terang benderang layaknya disiang hari. Tetapi gelap gulita disini, dimaksudkan zaman dimana perilaku/sepak terjang manusia/ orang-orangnya tidak beradab, menuju zaman yang perilaku/sepak terjang manusia/orang-orangnya beradab, singkat katanya. Surat Ibrahim ayat 1. Alif, laam raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji. 

Atas situasi dan kondisi manusia seperti tersebut sebelumnya, Allah lalu menurunkan petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya. Surat Al Qashash ayat 56.  Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang -- orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang -- orang yang mau menerima petunjuk.   

Lalu apa wujud petunjuk Allah yang diberikan kepada manusia? Tidak lain adalah wahyu Al Qur'an, yang diturunan kepada Nabi Muhammad SAW. melalui perantaraan malaikat Jibril, dikenal sebagai ayat -- ayat Allah yang tertulis dan Jagat Raya seisinya termasuk diri manusia, dikenal sebagai ayat -- ayat Allah yang tidak tertulis. Sebagai penganut Islam, mestinya sudah mengetahui petunjuk Allah tersebut. 


Page 2

Pembunuhan antar kaum satu dengan lainnya terjadi dimana -- mana. Apakah itu dilakukan terhadap laki - laki, perempuan baik tua maupun muda, anak - anak, dan bahkan terhadap bayi sekalipun. 

Disamping itu juga merebak keburukan -- keburukan lain, diantaranya:  perjudian, madat dan mabuk ( narkoba ) muncul  dimana -- mana. Penjarahan  terjadi  dimana -- mana.  Perkosaan terjadi  dimana -- mana, baik terhadap perempuan dewasa maupun dibawah umur. Pengrusakan terjadi dimana - mana, pembakaran terjadi dimana -- mana  baik terhadap harta benda maupun terhadap manusia hidup. 

Disisi lain, saling caci, saling hujat, saling menyalahkan, saling hasut dan perbuatan - perbuatan buruk lainnya  dikobarkan  dari  satu kaum ke kaum yang lain. Dengan tujuan berebut pengaruh dikala itu. 

Dalam situasi dan kondisi seperti itu, mereka yang merasa kuat lalu mengangkat dirinya sebagai penguasa. Dengan membuat peraturan sedemikian rupa, sebagai pembenaran perbuatannya. Bahkan tak jarang sang penguasa mengangkat dirinya sebagai penguasa alam, yang berwenang atas hidup dan matinya seseorang yang dikehendaki.

Demikian diriwayatkan dizaman ke Nabian dahulu, untuk  menggambarkan  betapa rendahnya akhlak manusia dikala itu. Karena mengingkari petunjuk Allah yang disampaikan melalui para Nabi. Bahkan ada yang menyombongkan, dengan mengangkat dirinya sebagai penguasa atas dunia ini. 

Padahal mereka  mengetahui,  telah  ada petunjuk Allah melalui Taurat yang disampaikan Nabi Musa As. Zabur yang  disampaikan Nabi Daud As. Dan Injil yang disampaikan Nabi Isa As. Namun kesemuanya diingkari, demi kepuasan diri sendiri dan kaumnya. Situasi dan kondisi sebagaimana diuraikan tersebut, diriwayatkan pada  zaman ke Nabian dahulu. Yang hingga kini dapat diketahui dan dikenal sebagai zaman jahiliyah atau zaman gelap gulita, orang menyebutnya.                                            

Dari riwayat tersebut dapat digambarkan, betapa rusak dan rendahnya akhlak manusia di zaman itu. Dan betapa tercerai berainya umat manusia dikala itu. Masing - masing kaum, memberlakukan hukum rimba, siapa yang kuat dialah yang menang dan berhak untuk menguasainya. 

Dalam situasi dan kondisi demikian, diturunkan Wahyu Al Qur'an dan sekaligus Muhammad diangkat menjadi Nabi dan Rasul. Dengan tugas yang amat berat, yaitu mengentaskan manusia dari gelap gulita menuju cahaya terang benderang.

Kata gelap gulita disini, hendaklah tidak diartikan letterlijk atau harfiah layaknya gelap gulitanya malam tanpa bulan dan bintang, lalu berubah terang benderang layaknya disiang hari. Tetapi gelap gulita disini, dimaksudkan zaman dimana perilaku/sepak terjang manusia/ orang-orangnya tidak beradab, menuju zaman yang perilaku/sepak terjang manusia/orang-orangnya beradab, singkat katanya. Surat Ibrahim ayat 1. Alif, laam raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji. 

Atas situasi dan kondisi manusia seperti tersebut sebelumnya, Allah lalu menurunkan petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya. Surat Al Qashash ayat 56.  Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang -- orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang -- orang yang mau menerima petunjuk.   

Lalu apa wujud petunjuk Allah yang diberikan kepada manusia? Tidak lain adalah wahyu Al Qur'an, yang diturunan kepada Nabi Muhammad SAW. melalui perantaraan malaikat Jibril, dikenal sebagai ayat -- ayat Allah yang tertulis dan Jagat Raya seisinya termasuk diri manusia, dikenal sebagai ayat -- ayat Allah yang tidak tertulis. Sebagai penganut Islam, mestinya sudah mengetahui petunjuk Allah tersebut. 


Agar kehidupan damai dan tidak terjadi hukum rimba Allah SWT menurunkan yang berkenaan dengan

Lihat Kisah Untuk Ramadan Selengkapnya


Page 3

Pembunuhan antar kaum satu dengan lainnya terjadi dimana -- mana. Apakah itu dilakukan terhadap laki - laki, perempuan baik tua maupun muda, anak - anak, dan bahkan terhadap bayi sekalipun. 

Disamping itu juga merebak keburukan -- keburukan lain, diantaranya:  perjudian, madat dan mabuk ( narkoba ) muncul  dimana -- mana. Penjarahan  terjadi  dimana -- mana.  Perkosaan terjadi  dimana -- mana, baik terhadap perempuan dewasa maupun dibawah umur. Pengrusakan terjadi dimana - mana, pembakaran terjadi dimana -- mana  baik terhadap harta benda maupun terhadap manusia hidup. 

Disisi lain, saling caci, saling hujat, saling menyalahkan, saling hasut dan perbuatan - perbuatan buruk lainnya  dikobarkan  dari  satu kaum ke kaum yang lain. Dengan tujuan berebut pengaruh dikala itu. 

Dalam situasi dan kondisi seperti itu, mereka yang merasa kuat lalu mengangkat dirinya sebagai penguasa. Dengan membuat peraturan sedemikian rupa, sebagai pembenaran perbuatannya. Bahkan tak jarang sang penguasa mengangkat dirinya sebagai penguasa alam, yang berwenang atas hidup dan matinya seseorang yang dikehendaki.

Demikian diriwayatkan dizaman ke Nabian dahulu, untuk  menggambarkan  betapa rendahnya akhlak manusia dikala itu. Karena mengingkari petunjuk Allah yang disampaikan melalui para Nabi. Bahkan ada yang menyombongkan, dengan mengangkat dirinya sebagai penguasa atas dunia ini. 

Padahal mereka  mengetahui,  telah  ada petunjuk Allah melalui Taurat yang disampaikan Nabi Musa As. Zabur yang  disampaikan Nabi Daud As. Dan Injil yang disampaikan Nabi Isa As. Namun kesemuanya diingkari, demi kepuasan diri sendiri dan kaumnya. Situasi dan kondisi sebagaimana diuraikan tersebut, diriwayatkan pada  zaman ke Nabian dahulu. Yang hingga kini dapat diketahui dan dikenal sebagai zaman jahiliyah atau zaman gelap gulita, orang menyebutnya.                                            

Dari riwayat tersebut dapat digambarkan, betapa rusak dan rendahnya akhlak manusia di zaman itu. Dan betapa tercerai berainya umat manusia dikala itu. Masing - masing kaum, memberlakukan hukum rimba, siapa yang kuat dialah yang menang dan berhak untuk menguasainya. 

Dalam situasi dan kondisi demikian, diturunkan Wahyu Al Qur'an dan sekaligus Muhammad diangkat menjadi Nabi dan Rasul. Dengan tugas yang amat berat, yaitu mengentaskan manusia dari gelap gulita menuju cahaya terang benderang.

Kata gelap gulita disini, hendaklah tidak diartikan letterlijk atau harfiah layaknya gelap gulitanya malam tanpa bulan dan bintang, lalu berubah terang benderang layaknya disiang hari. Tetapi gelap gulita disini, dimaksudkan zaman dimana perilaku/sepak terjang manusia/ orang-orangnya tidak beradab, menuju zaman yang perilaku/sepak terjang manusia/orang-orangnya beradab, singkat katanya. Surat Ibrahim ayat 1. Alif, laam raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji. 

Atas situasi dan kondisi manusia seperti tersebut sebelumnya, Allah lalu menurunkan petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya. Surat Al Qashash ayat 56.  Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang -- orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang -- orang yang mau menerima petunjuk.   

Lalu apa wujud petunjuk Allah yang diberikan kepada manusia? Tidak lain adalah wahyu Al Qur'an, yang diturunan kepada Nabi Muhammad SAW. melalui perantaraan malaikat Jibril, dikenal sebagai ayat -- ayat Allah yang tertulis dan Jagat Raya seisinya termasuk diri manusia, dikenal sebagai ayat -- ayat Allah yang tidak tertulis. Sebagai penganut Islam, mestinya sudah mengetahui petunjuk Allah tersebut. 


Agar kehidupan damai dan tidak terjadi hukum rimba Allah SWT menurunkan yang berkenaan dengan

Lihat Kisah Untuk Ramadan Selengkapnya


Page 4

Pembunuhan antar kaum satu dengan lainnya terjadi dimana -- mana. Apakah itu dilakukan terhadap laki - laki, perempuan baik tua maupun muda, anak - anak, dan bahkan terhadap bayi sekalipun. 

Disamping itu juga merebak keburukan -- keburukan lain, diantaranya:  perjudian, madat dan mabuk ( narkoba ) muncul  dimana -- mana. Penjarahan  terjadi  dimana -- mana.  Perkosaan terjadi  dimana -- mana, baik terhadap perempuan dewasa maupun dibawah umur. Pengrusakan terjadi dimana - mana, pembakaran terjadi dimana -- mana  baik terhadap harta benda maupun terhadap manusia hidup. 

Disisi lain, saling caci, saling hujat, saling menyalahkan, saling hasut dan perbuatan - perbuatan buruk lainnya  dikobarkan  dari  satu kaum ke kaum yang lain. Dengan tujuan berebut pengaruh dikala itu. 

Dalam situasi dan kondisi seperti itu, mereka yang merasa kuat lalu mengangkat dirinya sebagai penguasa. Dengan membuat peraturan sedemikian rupa, sebagai pembenaran perbuatannya. Bahkan tak jarang sang penguasa mengangkat dirinya sebagai penguasa alam, yang berwenang atas hidup dan matinya seseorang yang dikehendaki.

Demikian diriwayatkan dizaman ke Nabian dahulu, untuk  menggambarkan  betapa rendahnya akhlak manusia dikala itu. Karena mengingkari petunjuk Allah yang disampaikan melalui para Nabi. Bahkan ada yang menyombongkan, dengan mengangkat dirinya sebagai penguasa atas dunia ini. 

Padahal mereka  mengetahui,  telah  ada petunjuk Allah melalui Taurat yang disampaikan Nabi Musa As. Zabur yang  disampaikan Nabi Daud As. Dan Injil yang disampaikan Nabi Isa As. Namun kesemuanya diingkari, demi kepuasan diri sendiri dan kaumnya. Situasi dan kondisi sebagaimana diuraikan tersebut, diriwayatkan pada  zaman ke Nabian dahulu. Yang hingga kini dapat diketahui dan dikenal sebagai zaman jahiliyah atau zaman gelap gulita, orang menyebutnya.                                            

Dari riwayat tersebut dapat digambarkan, betapa rusak dan rendahnya akhlak manusia di zaman itu. Dan betapa tercerai berainya umat manusia dikala itu. Masing - masing kaum, memberlakukan hukum rimba, siapa yang kuat dialah yang menang dan berhak untuk menguasainya. 

Dalam situasi dan kondisi demikian, diturunkan Wahyu Al Qur'an dan sekaligus Muhammad diangkat menjadi Nabi dan Rasul. Dengan tugas yang amat berat, yaitu mengentaskan manusia dari gelap gulita menuju cahaya terang benderang.

Kata gelap gulita disini, hendaklah tidak diartikan letterlijk atau harfiah layaknya gelap gulitanya malam tanpa bulan dan bintang, lalu berubah terang benderang layaknya disiang hari. Tetapi gelap gulita disini, dimaksudkan zaman dimana perilaku/sepak terjang manusia/ orang-orangnya tidak beradab, menuju zaman yang perilaku/sepak terjang manusia/orang-orangnya beradab, singkat katanya. Surat Ibrahim ayat 1. Alif, laam raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji. 

Atas situasi dan kondisi manusia seperti tersebut sebelumnya, Allah lalu menurunkan petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya. Surat Al Qashash ayat 56.  Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang -- orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang -- orang yang mau menerima petunjuk.   

Lalu apa wujud petunjuk Allah yang diberikan kepada manusia? Tidak lain adalah wahyu Al Qur'an, yang diturunan kepada Nabi Muhammad SAW. melalui perantaraan malaikat Jibril, dikenal sebagai ayat -- ayat Allah yang tertulis dan Jagat Raya seisinya termasuk diri manusia, dikenal sebagai ayat -- ayat Allah yang tidak tertulis. Sebagai penganut Islam, mestinya sudah mengetahui petunjuk Allah tersebut. 


Agar kehidupan damai dan tidak terjadi hukum rimba Allah SWT menurunkan yang berkenaan dengan

Lihat Kisah Untuk Ramadan Selengkapnya