Yang merupakan aspek kemukjizatan Al qur an adalah

Alquran mempunyai aspek-aspek kemukjizatan yang banyak.

Antara/Jojon

Alquran mempunyai aspek-aspek kemukjizatan yang banyak. Ilustrasi membaca Alquran

Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, Kemukjizatan Alquran sangat banyak. Bahkan, para ulama pun berbeda pendapat mengenai jumlahnya.

Baca Juga

Al Rummani dalam Al-Nukat fi I'jaz Al-Qur'an menyebutkan sedikitnya tujuh kemukjizatan yang dimiliki Alquran. Yaitu, menghindarkan penentangan terhadapnya dengan kuatnya motivasi dan kebutuhan terhadapnya, tantangannya kepada seluruh manusia, sharfah (dipalingkannya pemikiran manusia untuk membuat yang semisal Alquran), balaghah (retorika), berita-berita yang benar mengenai masa depan, melampaui atau di luar kebiasaan, dan keunggulannya dari semua mukjizat yang lain.

Sementara itu, Al Baqillani dalam I'jaz al-Qur'an menolak paham sharfah dan ia menyebutkan hanya tiga segi kemukjizatan Alquran yang meliputi pemberitaan tentang perkara-perkara gaib, penuturan kisah-kisah umat atau orang terdahulu padahal ia disampaikan seorang yang ummi (tak mahir membaca dan menulis); dan keunggulan dalam susunan redaksinya yang indah dan keserasiannya yang menakjubkan.

Namun, Al Baqillani sendiri lebih cenderung memilih segi ketiga ini sebagai kemukjizatan Alquran yang sebenarnya, dan memerinci lagi segi ini ke dalam banyak poin.

Berbeda dengan yang lainnya, Al Qurthubi (w 671 H) dalam mukadimah Al-Jami' li Ahkam al-Qur'an, menyebutkan 10 segi kemukjizatan Alquran. Yakni, susunan redaksi yang begitu indah yang lain dari yang lain, gaya bahasa (uslub) yang lain dari yang lain, jazalah (kefasihan) yang mustahil berasal dari makhluk, pengaruhnya yang besar terhadap bahasa Arab, pemberitaan peristiwa-peristiwa yang telah berlalu sejak bermulanya dunia ini hingga waktu turunnya Alquran, dan terbuktikannya janji-janji yang ada di dalamnya.

Kemudian, pemberitaan peristiwa-peristiwa gaib pada masa mendatang; pengetahuan yang terkandung di dalamnya hikmah-hikmahnya yang matang, serta keselarasan kandungannya lahir dan batin.

Pada zaman modern sekarang ini, para pemikir dan ilmuwan Islam terus menggali berbagai kemukjizatan yang dimiliki Alquran. Bahkan, berkembang segi kemukjizatan yang baru. Seperti kemukjizatan dari segi isyarat atau kandungan saintifik Alquran dan keajaiban matematis yang ada di dalamnya.

Karenanya, rumusan mengenai cakupan kemukjizatan Alquran pada masa modern ini, umumnya sangat berbeda dari kemukjizatan Alquran yang pernah dirumuskan oleh para ulama di zaman klasik.

Misalnya, yang dilakukan Abdullah Al Darraz dalam Al-Naba’ al-‘Azhim (1933), menyebutkan tiga sisi kemukjizatan Alquran (yang juga diamini Manna‘ al-Qaththan dalam Mabahits fi ‘Ulum al-Qur’an). Ketiga segi kemukjizatan itu adalah kemukjizatan dalam aspek kebahasaan (Al-I’jaz Al-Lughawi), kemukjizatan ilmiah (Al-I’jaz al-Ilmi), dan kemukjizatan dari sisi hukum syara (tasyri’).

Pun demikian pula dengan pemikir dan ilmuwan Islam masa kini, seperti Hisham Thalbah, Abdul Majid Zindani, Abd Al Basith Muhammad Sayyid dan kawan-kawan, dalam Al-I’jaz Al-Ilmi fi Al-Qur’an wa al-Sunnah (2009) yang diterjemahkan menjadi Ensiklopedia Mukjizat Alquran dan Hadis, menyebutkan berbagai segi kemukjizatan Alquran.

Baik dari segi bahasa dan sastra, kandungannya, kisah umat terdahulu, kelebihan hewan, keajaiban buah-buahan, keagungan air laut, keajaiban penciptaan alam semesta, dan keistimewaan angka-angka.

Bahkan, kemukjizatan Alquran dari segi bahasa dan sastra yang dibahas Hisham Thalbah dan kawan-kawan, mencakup sebanyak 24 kemukjizatan. Di antaranya, kemukjizatan fonetik Alquran, teks, uslub (gaya bahasa), rahasia bahasa, semantik Alquran, dan makna huruf-hurufnya.

Sedangkan, Musthafa Muslim dalam Mabahits fi I’jaz Al-Qur’an menyebutkan empat segi kemukjizatan Alquran. Lalu, Muhammad ‘Abd al-‘Azhim al-Zarqani dalam Manahil al-‘Irfan fi ‘Ulum al-Qur’an menyebutkan 14 segi kemukjizatan Alquran.

Sementara itu, Khalid Abdurrahmân al-‘Akk dalam Ushul al-Tafsir wa Qawa’iduh menyebutkan 12 sisi kemukjizatan Alquran. Dan, salah seorang pakar Alquran di Indonesia, Quraish Shihab dalam Mukjizat Al-Qur’an dan Sejarah Ulum Al-Qur’an menyebutkan ada tiga aspek besar kemukjizatan Alquran.

Ketiga aspek itu, menurut Quraish Shihab, adalah keindahan dan ketelitian bahasanya; isyarat-isyarat ilmiah yang terkandung di dalamnya, dan pemberitaan gaibnya.

Beragam rumusan para ulama mengenai sisi kemukjizatan Alquran itu justru menunjukkan betapa banyaknya sisi Alquran yang menakjubkan. Alih-alih saling memberi penegasan, perbedaan pendapat mereka itu justru tampak saling menguatkan satu sama lain.

''Sebenarnya dalam Alquran terdapat beribu mukjizat,'' kata Al-Zarqani. Dan, keragaman pandangan para ahli Alquran tersebut merupakan petunjuk bahwa Alquran adalah kitab yang dari mana saja manusia memandangnya, maka akan tampak kilauan cahayanya.

  • Alquran
  • mukjizat alquran
  • keutamaan membaca alquran
  • pahala membaca alquran

Yang merupakan aspek kemukjizatan Al qur an adalah

sumber : Harian Republika

Buku Siswa Kelas X MA 24

b. Isi Kandungannya

Dilihat dari isi kandungannya, kemu’jizatan al-Qur’an dapat dilihat dari be- berapa hal, yaitu : 1 Al-Qur’an mengungkapkan berita-berita yang bersifat ghaib. Hal-hal yang bersifat ghaib yang diungkap dalam al-Qur’an dapat dipilah menjadi 2 dua yaitu : Pertama, berita menyangkut masa lalu. Sebagai contohnya: kisah Nabi Adam a.s., Nabi Nuh a.s., Nabi Ibrahim a.s., dan Nabi Ismail as., Nabi Musa a.s., dan kisah lain di masa lalu. Salah satu contoh lainnya sebagaimana diungkapkan dalam QS. Yunus [10]: 92 l Ŵhȭ jMĵğȍA hŴjŲ AeǞjĿ hŬ ğ`˯ eĹhŽ hūhŧlŰhŇ lŴhųjɉ h`lźiŭhjȋ hūjŵhʼnhĸjķ hūlžkjłhŶiȫ h_lźhlȎĵhŦ ̞ h`źiŰjŦĵhŤhů ĵhŶjĻĵhŽ “Maka pada hari ini Kami selamatkan jasadmu agar engkau dapat menjadi pela- jaran bagi orang-orang yang datang setelahmu, tetapi kebanyakan manusia tidak mengindahkan tanda-tanda kekuasaan Kami.”. QS. Yunus [10] : 92 Ayat tersebut menceritakan tentang Fir’aun yang diawetkan dengan cara dibalsem, sehingga utuh sampai sekarang. Hal itu bersifat ghaib, karena tidak ada orang yang mengenalnya. Akan tetapi berita al-Qur’an itu ternyata terbukti kebenarannya kemudian. Kedua, berita tentang peristiwa-peristiwa yang akan terjadi baik di dunia maupun di akhirat, misalnya: ̄ h`źiĸjŰlŤhžhŎ lűjŹjĸ hŰhţ jʼnlšhȨ lŴjŲ lűiŸhb jPlKhƁlA hƭlIh= jǍ̃ i_bĠŋɉA jĺhĸjŰiţ̂ műmɉ “Alif L ¢m Mim. Bangsa Romawi telah dikalahkan, di negeri yang terdekat dan mereka setelah kekalahannya itu akan menang.” QS. ar- Ar-R óm [30]: 1-3 Ayat tersebut menceritakan tentang kemenangan bangsa Romawi atas bangsa Persia. Padahal ketika ayat ini diturunkan, belum terjadi peperangan yang dimak- sudkan ayat tersebut. Akan tetapi kebenaran berita itu terbukti sembilan tahun kemudian. Berita gaib menyangkut masa yang akan terjadi lainnya, misalnya berita ten- tang kemenangan umat Islam dalam perang Badar dijelaskan dalam QS. Al-Qa- mar [54]: 45, peristiwa Fathu Makkah dijelaskan dalam QS. Al-Fath [48]: 27, dan sebagainya. Di unduh dari : Bukupaket.com Al-Qur ’an Hadis, Kurikulum 2013 25 2 I’j Ɨzul ‘ilmi, yakni kemu’jizatan ilmu pengetahuan. Al-Qur’an mengungkapkan isyarat-isyarat rumit terhadap ilmu pengetahuan sebelum pengetahuan itu sendiri sanggup menemukannya. Kemudian terbukti bahwa al-Qur’an sama sekali tidak bertentangan dengan penemuan-penemuan baru yang didasarkan pada penelitian ilmiah. Hal ini seperti di ¿rmankan Allah Swt.: l űhɉhb h = ĠŨh l ơA iŷğŵ h Ɂ lűiŹhɉ h ğǻhĸhȽhŽ ğƲhń lűjŹjŏiŧlȫ h Ɂ jȝhb j\ĵ hŦſlA jǍ ĵhŶjĻĵhŽ lűjŹlɆj iǝhŎ ̶ fʼnžjŹhő g;l hƾ kj iȁ h hȇ iŷğŵhɁ hūkjɅhŋjķ jťlȲhŽ “Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda kebesaran Kami di segenap penjuru dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa al-Qur’an itu adalah benar. Tidak cukupkah bagi kamu bahwa Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?” QS. Fussilat [41]:53 Banyak ayat al-Qur’an yang mengungkapkan isyarat tentang ilmu pengeta- huan, seperti: terjadinya perkawinan dalam tiap-tiap benda, perbedaan sidik jari manusia, berkurangnya oksigen di angkasa, khasiat madu, asal kejadian alam se- mesta, penyerbukan dengan angin, dan masih banyak lagi isyarat-isyarat ilmu pengetahuan yang bersifat potensial, yang kemudian berkembang menjadi ilmu pengetahuan modern. Salah satu isyarat ilmu pengetahuan tersebut adalah mengenai perbedaan sidik jari manusia, ¿rman Allah: ̅ iŷhŵĵhŶhȨ hdkjź hŏ iȸ l`h= h hȇ hŴɆjKjIĵhũ hǔhķ̄ iŷhŲĵhŞjŠ hşhųl hƑ lŴğůhɁ i`ĵhŏlȸƃlA iĶhŏl hƘhɁ “Apakah manusia mengira bahwa Kami tidak akan mengumpulkan kembali tu- lang belulangnya? Bahkan Kami mampu menyusun kembali jari jemarinya dengan sempurna.” QS. Al-Qiyamah [75] : 3-4 3 Al-Qur’an memberikan aturan hukum atau undang-undang yang bersifat universal, mencakup segala urusan hidup dan kehidupan manusia. Secara lebih rinci, Said Husin al-Munawar memberikan rumusan mengenai aspek-aspek kemu’jizatan al-Qur’an sebagai berikut : a. Susunan bahasa yang sangat indah, berbeda dengan setiap susunan bahasa yang ada dalam bahasa orang-orang Arab. b. Adanya uslub yang luar biasa, berbeda dengan semua uslub-uslub bahasa Arab. Di unduh dari : Bukupaket.com Buku Siswa Kelas X MA 26 c. Sifat agung yang tidak mungkin lagi seorang makhluk untuk mendatangkan hal yang seperti al-Qur’an. d. Bentuk undang-undang yang detail dan sempurna yang melebihi setiap undang-undang buatan manusia. e. Mengabarkan hal-hal ghaib yang tidak bisa diketahui kecuali dengan wahyu. f. Tidak bertentangan dengan pengetahuan-pengetahuan umum yang dipastikan kebenarannya. g. Menepati janji dan ancaman yang telah dikabarkan di dalamnya h. Memenuhi segala kebutuhan manusia. i. Berpengaruh kepada hati pengikut dan musuh orang yang menen- tangnya. 6. Perbedaan Bentuk Mu’jizat Nabi Muhammad saw. dengan Mu’jizat Nabi- Nabi Terdahulu Dilihat dari aspek kemu’jizatannya, al-Qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. merupakan Mu’jizat Ma’nawi, di mana untuk memahami dan mencapai kemu’jizatan al-Qur’an harus dengan menggunakan akal ¿kiran yang rasional dan kecerdasan hati. al-Qur’an adalah merupakan satu-satunya mu’jizat ma’nawi yang hanya diberikan kepada Nabi Muhammad saw. yang tidak dimiliki oleh para Nabi dan Rasul sebelum beliau. Al-Qur’an adalah Mu’jizat yang ter- besar bagi Nabi Muhammad saw. yang berlaku kekal sampai akhir zaman kelak. Di samping Mu’jizat al-Qur’an yang bersifat ma’nawi, sebenarnya Nabi Mu- hammad saw. juga diberi Mu’jizat ֺissi. Misalnya: jari-jari beliau bisa mengelu- arkan air pada saat sahabat-sahabat beliau kehausan, beliau bisa membelah bulan menjadi dua hanya dengan menggunakan jari yang ditunjukkan ke bulan untuk memenuhi tantangan orang ka ¿r, dan masih ada beberapa Mu’jizat ֺissi lainnya yang diberikan Allah Swt. kepada beliau saw. Berbeda halnya dengan Nabi Muhammad saw. yang mendapat Mu’jizat ֺissi dan Ma’nawi, para Nabi dan Rasul sebelum beliau umumnya mendapat Mu’jizat Hissi saja. Di dalam al-Qur’an banyak digambarkan mengenai Mu’jizat-mu’jizat yang diberikan kepada para Nabi dan Rasul terdahulu tersebut. Di antaranya adalah : a. Mu’jizat Nabi Nuh As. berupa kemampuan untuk membuat kapal yang sangat besar untuk menampung dan menyelamatkan kaum yang beriman dari banjir besar, padahal saat itu sama sekali belum dikenal cara pembuatan kapal. Allah Di unduh dari : Bukupaket.com Al-Qur ’an Hadis, Kurikulum 2013 27 Swt. ber ¿rman: h `źiũhŋlŤiŲ lűiŹğȫj? Aźių hŰhŝ hŴŽj ğȑA jǍ jƴlĸjŚĵh iƛ hƅhb ĵhŶjžlńhbhb ĵhŶjȿižlȭhįjķ hūlŰiŧlůA jşhŶlŔAhb l `j? hĵhũ iŷlŶjŲ AlbiŋjňhŎ jŷjŲlźhũ lŴjŲ i hƂhɊ jŷlžhŰhŠ ğŋhɊ ĵhųğ iȣhb hūlŰiŧlůA işhŶ lŕhɆhb̦ ̧ h`biŋhň lŏhȶ ĵhųhŬ lűiȲlŶjŲ iŋhň lŏhȸ ĵğŵjıhŦ ĵğŶjŲ Albiŋhňlŏ hȶ “Dan buatlah kapal itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami, dan jan- ganlah engkau bicarakan dengan Aku tentang orang-orang yang zalim. Sesung- guhnya mereka itu akan ditenggelamkan. Dan mulailah dia Nuh membuat kapal. Setiap kali pemimpin kaumnya berjalan melewatinya, mereka mengejeknya. Dia Nuh berkata, ”Jika kamu mengejek kami, maka kami pun akan mengejekmu sebagaimana kamu mengejek kami. QS. Hud [11]: 37-38 b. Mu’jizat Nabi Ibrahim As. berupa keistimewaan tidak hangus dibakar dalam api oleh raja Namrud. Hal ini digambarkan dalam QS. an-Anbiy Ɨ’[21]: 68-69 sebagai berikut: AeIlŋhķ jȚź iŬ iKĵhŵ ĵhŽ ĵhŶlŰiũ ͅ hǻjŰjŠĵhŦ lűiļlŶiŬ l`j? lűiȲhļhŹjɉ Albi iDzlŵAhb iaźiũkjŋhń Alźiɉĵhũ ͆ hűžjŸAhŋlķj? h hȇ ĵeŲƆhŎhb Mereka berkata, ”Bakarlah dia dan bantulah tuhan-tuhan kamu, jika kamu benar- benar hendak berbuat.” Kami Allah ber ϔirman, ”Wahai api Jadilah kamu dingin, dan penyelamat bagi Ibrahim” QS. al-Anbiy Ɨ’[21]: 68-69 c. Mu’jizat Nabi Musa As. yaitu berupa tongkat yang dapat berubah menjadi ular besar untuk mengalahkan tukang-tukang sihir Fir’aun yang menyihir tali menjadi ular-ular kecil. Di samping itu tongkat beliau tersebut juga bisa menimbulkan 12 sumber mata air yang memancar ketika dipukulkan kepada sebuah batu pada saat beliau memohon air minum untuk kaumnya sebanyak 12 suku. Sebagaimana digambarkan dalam QS. al-A’r Ɨf [7]: 107 dan QS. al- Baqarah [2]: 60 ̽ fǻjĸiŲ f`ĵhĸlšiȪ h jǗ AhJjıhŦ iaĵ hŕhŠ hǐ l ů h ɂhŦ “Lalu Musa melemparkan tongkatnya, tiba-tiba tongkat itu menjadi ular besar yang sebenarnya.” QS. al-A’r Ɨf [7]: 107 Di unduh dari : Bukupaket.com Buku Siswa Kelas X MA 28 i ŷlŶjŲ lDhŋhłhŧlȫĵhŦ hŋhłh l ơA h]ĵ hŕhšjķ lBj lǰA ĵhŶ l ŰiŪhȯ jŷjŲlźhŪjů hƽźiɊ hǐ lŏhȽlŎA jJ˯ j ġĬA j\lLjK lŴjŲ AlźiɅh lǨAhb Alźi iǿ lűiŹhɅh lǬhɊ gMĵhŵiɁ Ġ iȁ hűjŰhŠ lʼnhũ ĵeŶlžhȭ hCh lǬhŠ ĵhļhȿlľA ̽ hŴŽjʼnjŏlŧiŲ jPlK h ƁlA jǍ AlźhĿlšhȩ h ƅhb “Dan ingatlah ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami ber ϔirman, ”Pukullah batu itu dengan tongkatmu” Maka memancarlah daripadanya dua be- las mata air. Setiap suku telah mengetahui tempat minumnya masing-masing. Makan dan minumlah dari rezeki yang diberikan Allah, dan janganlah kamu melakukan kejahatan di bumi dengan berbuat kerusakan.” QS.al-Baqarah [2]: 60 d. Mu’jizat Nabi Dawud As. berupa kemampuan untuk melunakkan besi dengan tangan beliau, sehingga bisa dibentuk sedemikian rupa menjadi baju besi dan senjata untuk dapat mengalahkan raja Jalut. Hal ini dijelaskan dalam QS. Saba’ [34]:10-11. h ʼnŽjʼnh l ơA i h Ȕ ĵğ hȍ h Ɂhb h lǞ ğśůAhb iŷhšhŲ jȗkjb h = iĵhĸjŁ ĵhŽ eƆlŘhŦ ĵğŶjŲ hIibAhI ĵhŶlɀhĻ lʼnhŪhůhb h `źiŰhųlšhȩ ĵhųjķ k jƭj? ĵe jơĵ hŔ Alź iŰhųlȭAhb jIl ğǪɉA jǍ lKkjʼnhũhb gDĵhŤjķĵhŎ lŮhųlȭA j`h= ̋ ̌ fǞ jŕhķ Dan sungguh, Telah Kami berikan kepada Dawud karunia dari Kami. Kami ber ϔir- man, ”Wahai gunung-gunung dan burung-burung Bertasbihlah berulang-ulang bersama Dawud,” dan Kami telah melunakkan besi untuknya, yaitu buatlah baju besi yang besar-besar dan ukurlah anyamannya; dan kerjakanlah kebajikan. Sungguh, Aku Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. QS. Saba’[34]:10-11 e. Mu’jizat Nabi Sulaiman As. berupa kemampuan untuk mendengar dan memahami bahasa binatang, seperti burung hud-hud dan semut. Sebagaimana digambarkan dalam QS. an-Naml [27]: 16-18. ĵhŶɀjĻb i =hb j lǞ ğśůA hŨjślŶhŲ ĵhŶlų k jŰiŠ iMĵğȍA ĵhŹĠȬ h Ɂ ĵhŽ hĵhũhb hIibAhI i`ĵhųlžhŰiŎ hEjKhbhb i aiIźiŶiŁ h`ĵhųlžhŰ iŏjɉ h jǬińhb̑ iǻjĸių l ɉA iŮ lŘhŧ l ůA hźiŹhɉ AhŊŠŸ ğ`j? g;l hƾ kj iȁ lŴjŲ jŮlųğȍA jIAhb h hȇ AlźhĻhɁ AhJj? ğƲhń ̒ h`źiŠhLźiŽ lűiŹhȯ j lǞğśůAhb jōlȸƃlAhb kjŴjłZlůA hŴjŲ i `ĵhųlžhŰiŎ lűiȲğŶhųjśl hƘ ƅ lűiȲhŶjŬĵ hŏhɊ AźiŰiŇlIA iŮlųğȍA ĵhŹĠȬ h Ɂ ĵhŽ fĹhŰlųhȫ lĺhůĵhũ ̓ h`biŋiš lŒhȹ h ƅ lűiŸhb iaiIźiŶiŁhb Di unduh dari : Bukupaket.com Al-Qur ’an Hadis, Kurikulum 2013 29 Dan Sulaiman telah mewarisi Dawud, dan dia Sulaiman berkata, ”Wahai ma- nusia Kami telah diajari bahasa burung dan kami diberi segala sesuatu. Sungguh, semua ini benar-benar karunia yang nyata.” Dan untuk Sulaiman dikumpulkan bala tentaranya dari jin, manusia dan burung, lalu mereka berbaris dengan tertib. 18. Hingga ketika mereka sampai di lembah semut, berkatalah seekor semut, ”Wa- hai semut-semut Masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan bala tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari.” QS. an- Naml [27]:16-18 f. Mu’jizat Nabi Isa As. berupa kemampuan untuk membuat burung dari tanah, menyembuhkan orang buta sejak lahir, menyembuhkan penyakit sopak atau kusta, dan dapat menghidupkan orang yang sudah mati atas izin Allah Swt. Seperti yang digambarkan dalam QS. Ali ‘Imran [3]: 49 i ŨiŰlŇ h = kjƭ h Ɂ lűiȲkjɅhK lŴjŲ gĹhŽĮjķ lűiȲiļlĴjŁ lʼn hũ kjƭhɁ hŮžjɋAh lǦj? jƴhķ hǓj? eƅźiŎhKhb i jŋlķ i Ɂhb j ġĬA j` lJjıjȨ Ae lǞhŚ i`źiŭhžhȯ jŷžjȯ iņiŧlȫhɂhŦ j lǞğśůA jĹhĴlžhŹhŬ jǻkjśůA hŴjŲ lűiȲhů ĵhŲhb h`źiŰiȱ l įhĻ ĵhųjķ lűiȲiĴkjȼhŵ i Ɂhb j ġĬA j` lJjıjȨ hȘlźhųlɉA jƵlń i =hb hOhŋlķ h ƁlAhb hŷhųlȱ h ƁlA ̲ hǻjŶjŲlİiɊ lűiļlŶiŬ l`j? lűiȲ hů eĹhŽ hſ hūjɉŠJ jǍ ğ`j? lűiȲjĻźižiȨ jǍ h`biŋjŇğʼnhĻ “Dan sebagai Rasul kepada Bani Israil dia berkata, ”Aku telah datang kepada kamu dengan sebuah tanda mukjizat dari Tuhanmu, yaitu aku membuatkan bagimu sesuatu dari tanah berbentuk seperti burung, lalu aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan izin Allah. Dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahir dan orang yang berpenyakit kusta. Dan aku meng- hidupkan orang mati dengan izin Allah, dan aku beritahukan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat suatu tanda kebenaran kerasulanku bagimu, jika kamu orang beriman.” QS. Ali ‘Imran [3]: 49 Demikian beberapa ayat al-Qur’an yang menjelaskan tentang mu’jizat para Nabi dan Rasul sebelum Nabi Muhammad saw. yang kesemuanya berbentuk Mu’jizat .

7. Keoten Ɵkan al-Qur’an