1. pengertian peta konsep Peta konsep adalah suatu ilustrasi grafis yang konkrit yang dapat menunjukkan bagaimana suatu konsep berhubungan atau terkait dengan konsep-konsep lain yang termasuk kategori yang sama. Peta konsep dapat merupakan suatu skema atau ringkasan dari hasil belajar. Selanjutnya Sumaji, dkk (1997) menyatakan bahwa peta konsep dapat digunakan untuk membantu siswa menyusun konsep dan menghindari miskonsepsi Menurut Dahar (1989) mengemukakan bahwa konsep-konsep merupakan dasar berpikir untuk belajar aturan-aturan dan akhirnya memecahkan masalah. Hal ini berarti bahwa konsep merupakan dasar bagi proses-proses mental yang lebih tinggi guna merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi-generalisasi. Sehubungan dengan hal itu, maka Novak dan Gowin (1985) dalam Sumaji dkk, menekankan pentingnya belajar konsep bagi siswa. Guru juga harus memiliki sekian banyak pengetahuan tentang konsep-konsep yang akan diajarkan kepada siswa. Ibrahim (1996), mengemukakan bahwa belajar dengan cara menghafal merupakan kegiatan belajar yang menekankan penguasaan pengetahuan atau fakta-fakta tanpa memberi arti terhadap pengetahuan atau fakta tersebut. Belajar menerima cenderung mengarah kepada belajar menghapal dan belajar berdasarkan pemecahan masalah cenderung ke arah belajar bermakna. Konsep adalah ide-ide yang abstrak. Peta konsep adalah alat untuk mewakili adanya keterkaitan secara bermakna antar konsep, sehingga membentuk proposisi-proposisi. Proposisi adalah dua atau lebih konsep yang dihubungkan dengan garis yang diberi label (kata penghubung) sehingga memiliki suatu arti. Suatu peta konsep dalam bentuk yang paling sederhana dapat tersusun atas dua konsep dihubungkan oleh sebuah kata penghubung untuk menyusun suatu proposisi (Winarno, 1997 dalam Ahmad, 2002). Peta konsep adalah suatu ilustrasi grafis yang konkrit yang dapat menunjukkan bagaimana suatu konsep berhubungan atau terkait dengan konsep-konsep lain yang termasuk kategori yang sama. Peta konsep dapat merupakan suatu skema atau ringkasan dari hasil belajar. Selanjutnya Sumaji, dkk (1997) menyatakan bahwa peta konsep dapat digunakan untuk membantu siswa menyusun konsep dan menghindari miskonsepsi. Belajar bermakna akan berlangsung bila konsep atau pengertian konsep-konsep diurutkan dari yang paling inklusif secara hierarki ke yang kurang inklusif sampai kepada bagian-bagian atau hal-hal yang khusus. Sesuai dengan tujuan diajarkannya konsep-konsep yang tercakup dalam materi pembelajaran, maka dapat disusun dan dikelompokkan berdasarkan sifat-sifat inklusif, kurang inklusif sampai kepada yang sifatnya paling khusus. Konsep sistem koordinasi merupakan konsep yang lebih umum. Kemudian dikaitkan dengan konsep hormon oleh kata penghubung terdiri atas. Selanjutnya konsep kelenjar endokrin lebih kurang umum dikaitkan dengan konsep hormon oleh kata penghubung dihasilkan oleh, konsep dasar otak, daerah leher, dalam pankreas, di sebelah atas ginjal dan alat kelamin lebih kurang umum dikaitkan dengan konsep kelenjar endokrin oleh kata penghubung terletak di. Demikianlah seterusnya hingga ke bawah dasar peta konsep yang paling khusus. Dengan demikian peta konsep disusun secara hierarki. Peta konsep tersebut memperlihatkan konsep hormon testosteron yang khusus dikaitkan dengan konsep hormon LH yang lebih umum oleh kata penghubung dipengaruhi oleh dalam bentuk “Cross Link” atau kata penghubung secara melintang. Hal ini yang menunjukkan adanya keterkaitan antara materi atau pengetahuan yang telah diketahui sebelumnya dengan materi yang baru diketahuinya. 2.Ciri-ciri peta konsep
3.Langkah-langkah pengembangan peta konsep oleh guru
4.Cara mengajar siswa menyusun peta konsep Cara mengenalkan peta konsep kepada siswa adalah dengan memodelkan cara penyusunannya dengan memfokuskan pada konsep-konsep yang jumlahnya terbatas atau lebih sederhana. Agar siswa lebih memahami peta konsep, dapat diajak untuk menyusun yang lebih luas atau lebih kompleks. Selanjutnya dapat ditugasi oleh guru untuk menyusun peta konsep di rumah secara berkelompok, kemudian guru meminta salah seorang wakil dari tiap-tiap kelompok untuk menampilkan peta konsepnya di papan tulis untuk dikritik secara bersama-sama untuk menghindari miskonsepsi. 5.Manfaat peta konsep
sumber -1.316812 102.140404 Pertanyaan Sebuah buku berjudul "Indahnya Berpuisi" memuat tiga bab. Bab pertama berjudul "Memuat Unsur-unsur Pembentuk Puisi" yang terbagi menjadi dua subbab, yaitu pengertian puisi dan unsur-unsur puisi. Bab kedua berjudul "Menyimpulkan Isi Puisi" terbagi menjadi dua subbab, yaitu isi puisi dan jenis-jenis puisi. Bab ketiga berjudul "Mari Berpuisi" terbagi menjadi tiga subbab, yaitu menulis puisi, pembacaan puisi, dan musikalisasi puisi. Buatlah peta konsep buku nonfiksi sesuai dengan ilustrasi di atas! |