Untuk dapat membuat naskah teater tradisional apa yang pertama kali penulis lakukan….

Pementasan drama/ teater seringkali mengangkat cerita yang sudah ada. Baik naskah tersebut hasil karya penulis naskah dari luar negeri maupun dalam negeri. Namun, selain menggunakan naskah yang sudah ada, kita bisa membuat naskah drama sendiri. Untuk membuat naskah drama sendiri kita bisa menjalani beberapa langkah, antara lain :

1. Menentukan Tema Cerita. 

Tema cerita atau ide cerita dapat kita ambil dari pengalaman pribadi maupun pengalaman orang lain. Kita bisa melakukan pengamatan tentang kehidupan masyarakat di sekitar kita untuk memperoleh ide cerita. 

Pengamatan atau observasi ini dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Pengamatan langsung dilakukan dengan langsung mendatangi suatu peristiwa. Pengamatan tidak langsung dilakukan dengan mencari informasi mengenai suatu peristiwa dari majalah, koran atau berita televisi.

2. Menentukan Tokoh dan Karakternya. 

Setelah tema atau ide cerita diperoleh, langkah berikutnya adalah menentukan tokoh cerita. Tokoh cerita adalah tokoh yang mengalami konflik dalam tema yang telah kita peroleh. Tokoh cerita dilengkapi dengan informasi yang lengkap dari segi fisiologis, sosiologis maupun psikologis. Di samping keadaan fisik, usia, serta mata pencaharian, perlu ditentukan juga karakter atau sifat-sifat tokoh tersebut. 

3. Menentukan Plot/ Alur Cerita.

Setelah semua tokoh dalam cerita telah ditetapkan, kita bisa menentukan alur cerita dari tahap eksposisi, tahap komplikasi, tahap klimaks, tahap penyelesaian, sampai tahap keputusan.

Setelah alur selesai dibuat, dialog dikembangkan dari masing-masing tokoh yang mengalami konflik. Percakapan dalam naskah dapat dibuat bervariasi antara bentuk monolog maupun dialog.

5. Melengkapi Naskah dengan Petunjuk Teknis dan Kelengkapan lain.

Naskah yang sudah siap kemudian bisa dilengkapi dengan teks samping yang menjadi petunjuk teknis diterapkannya naskah ke dalam pementasan teater. Petunjuk teknis ini akan membantu pemain dalam menafsirkan situasi atau lakon yang ingin ditampilkan. 

Agar lebih jelas lagi coba perhatikan contoh langkah pembuatan naskah sederhana berikut ini: 

1. Tema: sifat iri dan dengki akan merugikan orang lain 

2. Tokoh dan sifat-sifatnya:

  • Gadis berusia 16 tahun
  • Berwajah cantik
  • Berambut panjang
  • Kakinya cacat/ timpang
  • Sifatnya pemalu karena cacat yang dideritanya
  • Rendah hati sehingga disukai teman-temannya 
  • Gemar dan pandai mengarang
  • Lina adalah pelajar sebuah SMP di Semarang 
  • Teman sekelas Lina
  • Berwajah cantik
  • Anak orang kaya
  • Sombong dan angkuh
  • Selalu bersaing dengan Lina untuk menjadi murid terbaik di kelasnya. 
  • Anak laki-laki seusia Lina dan Susan 
  • Seorang ketua kelas yang berwibawa 
  • Mampu memberikan jalan tengah atau penyelesaian apabila teman-temannya mengalami permasalahan. 
  • Laki-laki dewasa, berusia 45 tahun.
  • Berwibawa Guru mata pelajaran bahasa Indonesia selalu adil kepada semua murid di kelas. 

3. Plot atau alur cerita : menggunakan alur maju

a. Tahap eksposisi: Latar belakang tokoh Lina dan Susan. 

b. Tahap komplikasi: Konflik timbul karena Pak Guru memilih Lina untuk mewakili sekolah dalam lomba mengarang, Susan merasa iri 

c. Tahap klimaks: Susan menghancurkan buku latihan mengarang milik Lina sehingga Lina tidak bisa memperlihatkan hasil persiapan lombanya kepada pak guru 

d. Tahap resolusi: Rusdi mengetahui kejadian tersebut dan melaporkan kepada Pak Guru. 

e. Tahap katastrope: Susan menyadari kesalahannya dan meminta maaf pada Lina.

Contoh dialog dalam Tahap komplikasi: 

Susan : Heh Lina! Kamu datang mengemis ke pak Guru Ya? Seharusnya kan aku yang dikirim lomba mengarang? Kamu memanfaatkan cacat kakimu itu ya? 

Lina : Sabar Susan! Aku tidak pernah meminta pada Pak Guru! Keputusan itu diambil setelah melihat hasil latihan mengarang kita semua! 

Susan: Ah, nggak percaya! Bohong! Pasti kamu yang memohon-mohon supaya diikutkan lomba! Karanganku kan lebih baik dari karanganmu! Dasar timpang! Jalan saja nggak bener! Mau ikutan Lomba mengarang segala! 

Lina: Bener Susan, aku tidak pernah meminta, kalau kau tak percaya, tanyakan saja pada Pak Guru... 

5. Melengkapi dengan petunjuk teknis pemanggungan. 

WAKTU ISTIRAHAT TELAH TIBA. ANAK-ANAK BERHAMBURAN KE LUAR KELAS, TAPI LINA HANYA DUDUK DI DALAM KELAS SAMBIL MEMBALIK-BALIK BUKU CATATANNYA. LINA MEMANG JARANG KELUAR KELAS KARENA CACAT KAKI MEMBUATNYA AGAK SULIT BERJALAN. TIBA-TIBA SUSAN MASUK KEMBALI KE DALAM KELAS. Susan: (BERKACAK PINGGANG DAN MARAH-MARAH)

Susan : Heh Lina! Kamu datang mengemis ke pak Guru ya? Seharusnya kan aku yang dikirim lomba mengarang? Kamu memanfaatkan cacat kakimu itu ya?

Lina : Sabar Susan! Aku tidak pernah meminta pada Pak Guru! Keputusan itu diambil setelah melihat hasil latihan mengarang kita semua! 

Susan : Ah, nggak percaya! Bohong! Pasti kamu yang memohon-mohon supaya diikutkan lomba! Karanganku kan lebih baik dari karanganmu! Dasar timpang! Jalan saja nggak bener! Mau ikutan Lomba mengarang segala! 

Lina : (MENANGIS TERISAK-JISAK) Benar Susan, aku tidak pernah meminta, kalau kau tak percaya, tanyakan saja pada Pak Guru... 

MENDENGAR PERTENGKARAN ITU, MURID-MURID YANG LAIN MASUK KE DALAM KELAS. RUSDI, SANG KETUA KELAS BERUSAHA MELERAI KEDUANYA DENGAN SABAR. 

Cari soal sekolah lainnya

KOMPAS.com - Kesuksesan dalam pementasan seni teater tradisional bukan hanya bergantung pada saat pementasan, namun waktu perancangan juga menjadi hal yang sangat berpengaruh.

Salah satu bentuk perancangan pentas teater tradisional adalah penentuan tokoh atau pemerannya. Selain itu, masih ada hal lainnya yang perlu dirancang dalam pentas seni teater tradisional.

Apa sajakah hal itu? Berikut adalah penjelasannya yang dilansir dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud):

Dalam seni teater tradisional, naskah yang digunakan bersumber dari cerita turun temurun, dongeng, sejarah dan mitos.

  • Penentuan pemeran atau pemain

Penentuan pemeran tentunya harus disesuaikan dengan cerita atau naskah yang akan dibawakan. Kesesuaian pemilihan pemeran akan membuat naskah yang dibawakan semakin dramatis karena seluruh pemain menjiwai perannya.

Baca juga: Teknik Mengolah Tubuh, Pikiran, dan Suara dalam Teater

  • Menentukan serta membuat properti yang akan digunakan

Properti juga menjadi hal yang sangat penting dalam pentas teater tradisional. Hal ini bertujuan agar penonton semakin paham akan setting cerita yang sedang dibawakan.

Dalam pembuatan properti hendaknya disusun semenarik mungkin, tidak terlalu berlebihan dan sesuai dengan konsep naskah.

  • Menentukan serta membuat rancangan musik 

Dalam pentas teater tradisional, jenis musik yang digunakan adalah musik tradisional. Rancangan musik berarti menggunakan rekaman musik tradisional atau diiringi secara langsung menggunakan alat musik tradisional.

  • Rancangan kostum dan riasan

Kostum dan riasan yang akan digunakan dalam pementasan teater tradisional haruslah tepat dan sesuai dengan peran yang dibawakan.

Sama halnya seperti penggunaan properti, kostum dan riasan akan membuat penonton lebih mudah mengerti peran serta setting cerita yang sedang dibawakan.

Area pentas juga menjadi hal yang perlu dirancang serta ditentukan. Hal ini termasuk suasana area serta setting tempat dalam pementasan seni teater tradisional.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Cari soal sekolah lainnya

Supaya drama yang ditampilkan nanti menarik dan menghibur penonoton maka semua penunjang keberhasilan pementasan drama harus dipersiapkan dengan baik. Salah satu penunjang keberhasilan pementasan drama yaitu naskah drama. Penulisan naskah drama perlu diperhatikan karena naskah drama adalah acuan pemain dalam mementaskan drama. Maka dari itu penulisan naskah drama harus dilakukan dengan baik dan benar, agar drama yang nantinya akan dipentaskan dapat menarik perhatian dan menghibur penonton. Berikut ini adalah langkah-langkah menulis naskah drama : 

  1. Menentukan peristiwa yang menarik, yaitu peristiwa yang memberi kesan baik bagi penonton. 
  2. Memilih dan menentukan tema 
  3. Memilih judul dan membuat kata pembuka. Judul sebaiknya tidak terlalu panjang tetapi mampu menarik perhatian. Kata pembuka lebih bagus jika bersifat hiperbola (berlebihan) agar tertarik mengikuti cerita selanjutnya. 
  4. Membuat kerangka dengan memasukan konflik. Konflik adalah permasalahan yang ada dalam cerita.  
  5. Menentukan tokoh/ pelaku 
  6. Menyusun jalinan cerita yang mengandung perkenalan tokoh dengan konflik dan penyelesaiannya 
  7. Menyusun kramagung dan wawancang. Kramagung merupakkan perintah kepada pelaku untuk melakukan sesuatu yang ditulis sebagai petunjuk dalam bermain dram. Wawancang ditulis lepas dan mengandung semua perasaan pelakunya.

Penulis naskah drama dengan penulis cerita lainnya memiliki perbedaan. Berikut ini beberapa penjelasan penulisan naskah drama yang perlu diperhatikan sebelum menulis naskah drama : 

  1. Naskah drama disajikan dalam bentuk pementasan adegan. Babak terdiri atas beberapa adegan. Pergantiann pelaku merupaan tanda pergantian adegan dalam satu peristiwa. 
  2. Penulisan drama dapat kalian awali dengan sebuah prolog sebagai pengantar dan epilog sebagai penjelasan akhir cerita. 
  3. Dialog ditulis dengan diawali tokoh yang berbicara atau berlaku. Tanda titik dua sebagai pemisah antara pelaku dengan kalimat yang diucapkan. Ada beberapa naska drama yang telah diadaptasi ditulis dalam bentuk paragraf. 
  4. Petunjuk lakuan atau tindakan dituliskan dalam dialog tokoh yang berlaku dengan diberikan tanda kurang. 
  5. Penulisan keterangan dan petunjuk lakuan dalam pergantian babak atau perpindahan adegan dapat ditulis seperti paragraf diakhir dialog antar tokoh. 


http://ofteachers.blogspot.com/2017/04/cara-menulis-teks-naskah-dram-dengan-baik-dan-benar.html