Sebutkan perubahan perubahan islamisasi kebudayaan pada masyarakat Indonesia

Masuknya kebudayaan Islam memiliki pengaruh besar terhadap kehidupan masyarakat. Indonesia. Perpaduan kebudayaan lokal dan Islam menghasilkan akulturasi dalam berbagai bidang kehidupan di Indonesia. Salah satu pengaruh kebudayaan Islam di bidang kebudayaan yaitu nampak pada akulturasi antara adat istiadat dengan budaya Islam.
Tradisi dan kebudayaan yang berkembang antara lokal dengan budaya Islam di antaranya berupa upacara selamatan kelahiran, perkawinan, kematian dan lain-lain. Dalam hal kesenian, banyak dijumpai seni musik seperti kasidah, rebana, marawis, barzanji dan sholawat. Disamping itu kebudayaan wayang juga mendapat sentuhan budaya Islam dengan dimasukkannya cerita-cerita yang bernuansa Islam.

Dengan demikian, pengaruh kebudayaan Islam terhadap kebudayaan Indonesia nampak dalam pertunjukan wayang yang disisipkan nilai kandungan Islam.

KOMPAS.com - Sejarah Indonesia baru meliputi perkembangan kehidupan masyarakat, pemerintahan dan budaya pada masa kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia.

Dikutip dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, perkembangan Islam di Indonesia mulai abad ke-13 yang menunjukkan intensitas tinggi. Pengaruh Islam terlihat dari sistem pemerintahan, perilaku keagamaan dan bukti fisik.

Sistem pemerintahan

Kemunculan Samudra Pasai sebagai kerajaan Islam di Indonesia menunjukkan bukti konkrit pengaruh Islam pada sistem kemasyarakatan, dalam konteks sistem politik dan pemerintahan. Ditunjukkan dengan penggunaan gelar Sultan untuk raja.

Dalam struktur pemerintahan Kraton Demak juga menunjukkan Islam telah memengaruhi pola dan tatanan pemerintahan kerajaan-kerajaan di Indonesia, ditandai adanya jabatan penghulu.

Baca juga: Wali Songo: Penyebar Islam di Tanah Jawa

Perilaku keagamaan

Di masyarakat Sumatera Barat mengakui perlunya norma-norma adat yang tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai yang ditetapkan Islam. Adanya pepatah "adat bersendi sara, dan sara bersendikan kitabullah" memperkaya norma-norma adat di Sumatera Barat Islam.

Di Jawa memadukan antara upacara adat dengan dakwah Islam, ditunjukkan dengan adanya grebeg Maulud.

Di berbagai tempat di nusantara banyak diadakan upacara adat dengan latar belakang terkait paham-paham tertentu dalam Islam. Misal, kenduri bubur sura, asan-usen tabut, kanji asura, dan lain-lain.

Di bidang keagamaan, tasawuf memiliki pengaruh cukup penting. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), tasawuf adalah ajaran untuk mengenal dan mendekatkan diri kepada Allah sehingga memperoleh hubungan langsung secara sadar dengan-Nya.

Baca juga: Samudera Pasai, Kerajaan Islam Pertama di Nusantara

Ritual-ritual keagamaan masyarakat didasarkan atas ajaran tarekat. Tokoh-tokoh tarekat seperti Hamsah Fansuri, Abdur Rauf Singkel, Nuruddin Ar Raniri.

Mereka adalah pengembang tarekat yang punya banyak pengikut di Sumatera dan menjadi rujukan masyarakat dalam menjalankan ritual keagamaan.

Dalam perilaku keagamaan, ajaran tasawuf dapat diterima di Indonesia karena ada titik temu dengan kepercayaan masyarakat terdahulu. Sehingga dalam perkembangan Islam di masyarakat bentuk-bentuk ritual tasawuf mewarnai perilaku keagamaan masyarakat.

Beberapa tarekat berkembang di Indonesia dengan baik antara lain Wodiriyah, Naqsabandiyah, Satariyah, Rifaiyah, Qodiriyah wa Naqsabandiyah, Syadziliyah, Khalwatiyah dan Tijaniyah.

Di Jawa ada Wali yang menggunakan saluran kesenian untuk menyebarkan Islam. Yang populer adalah Sunan Kalijaga yang menjadikan pertunjukan wayang sebagai sarana dakwah efektif.

Baca juga: Teori Masuknya Islam di Nusantara

Bukti fisik

Bukti fisik masuknya pengaruh Islam terlihat pda bidang seni bangunan (arsitektur) dan seni sastra. Berikut ini penjelasannya:

Seni bangunan

Bukti adanya pengaruh Islam pada seni bangunan ada pada masjid dan makam. Masjid adalah bangunan tempat ibadah shalat bagi umat Islam.

Dalam bangunan masjid pengaruh Islam terlihat dari seni ukir di dalam relief di Masjid Mantingan Jepara Jawa Tengah. Selain di masjid juga ada seni ukir kayu di Cirebon Jawa Barat.

Pengaruh Islam pada makam terlihat dari nisan Fatimah binti Maimun di Leran Gresik Jawa Timur, makam Al Malikussaleh di Beuringen, Samudera, Aceh Nanggroe Darussalam dan makam Troloyo di Mojokerto, Jawa Timur.

Seni sastra

Bukti pengaruh Islam pada seni sastra sangat banyak. Di Sumatera muncul karya sastra yang berbentuk hikayat, syair, tambo dan silsilah. Di Jawa muncul karya sastra seperti suluk, babad, tembang dan kitab.

Baca juga: Kerajaan Demak, Kerajaan Islam Pertama dan Terbesar di Utara Jawa

Kerajaan Islam di Indonesia

Perkembangan kerajaan Islam di Indonesia terlihat dari ada sejumlah kerajaan yaitu:

  1. Kerajaan Perlak
  2. Kerajaan Samudera Pasai
  3. Kerajaan Aceh Darussalam
  4. Kerajaan Ternate dan Tidore
  5. Kerajaan Demak
  6. Kerajaan Pajang dan Mataram
  7. Kerajaan Banten dan Cirebon
  8. Kerajaan Gowa Sulawesi Selatan
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

KOMPAS.com - Akulturasi dan perkembangan budaya Islam di Indonesia dapat terlihat dari adanya seni bangunan dan budaya non fisik yang merupakan perpaduan antara budaya Islam dengan budaya lain.

Pengertian Akulturasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), akulturasi adalah percampuran dua kebudayaan atau lebih yang saling bertemu dan saling memengaruhi.

Menurut Merriam Webster Dictionary, akulturasi adalah penggabungan budaya sebagai hasil dari kontak yang berkepanjangan. Sedangkan menurut Dictionary, akulturasi adalah proses mengadopsi ciri-ciri budaya atau pola sosial kelompok lain.

Mengutip UK Essays, Suinn dan Khoo mendefinisikan akulturasi adalah proses yang dapat terjadi ketika dua atau lebih budaya berinteraksi.

Baca juga: Perkembangan Islam di Indonesia

Akulturasi dan perkembangan budaya Islam

Mengutip Sumber Belajar Kemdikbud RI, berkembangnya kebudayaan Islam di nusantara menambah khasanah budaya nasional, memberikan dan menentukan corak pada kebudayaan bangsa Indonesia.

Perkembangan budaya Islam tidak menggantikan atau memusnahkan kebudayaan yang sudah ada di Indonesia. Karena kebudayaan yang berkembang di nusantara sudah begitu kuat di lingkungan masyarakat. Sehingga terjadi akuturasi antara kebudayaan Islam dengan kebudayaan yang sudah ada.

Hasil proses akulturasi antara kebudayaan masa pra-Islam dengan masa Islam masuk berbentuk fisik kebendaan (seni bangunan, seni ukir atau pahat dan karya sastra) serta pola hidup dan kebudayaan non fisik.

Bentuk lain akulturasi kebudayaan pra-Islam dan kebudayaan Islam adalah upacara kelahiran, perkawinan, kematian, selamatan pada waktu tertentu berbentuk kenduri pada masyarakat Jawa.

Misal selamatan (kenduri) 10 Muharam untuk memeringati Hasan-Husen (putra Ali bin Abu Thalib), Maulid Nabi (untuk memeringati kelahiran Nabi Muhammad), dan Ruwahan (Nyadran) untuk menghormati para leluhur atau sanak keluarga yang sudah meninggal.

Baca juga: Pengaruh Islam di Indonesia

Contoh akulturasi budaya Islam dan Indonesia

Berikut ini contoh bentuk akulturasi budaya Islam dengan budaya Indonesia:

Seni bangunan

Seni dan arsitektur bangunan Islam di Indonesia sangat unik, menarik dan akulturatif. Seni bangunan yang menonjol di zaman perkembangan Islam di Indonesia adalah masjid, menara dan makam.

Seni bangunan Islam yang menonjol adalah masjid yang berfungsi utama sebagai tempat beribadah. Selain itu juga sebagai pusat kebudayaan bagi orang-orang Muslim.

Ciri-ciri masjid kuno di Indonesia adalah:

  1. Beratap tumpang atau bersusun, semakin ke atas semakin kecil, tingkat paling atas berbentuk limas, dan jumlah tumpang biasanya ganjil.
  2. Tidak ada menara yang berfungsi sebagai tempat mengumandangkan adzan. Waktu salat ditandai dengan memukul beduk atau kentongan.
  3. Umumnya didirikan di ibukota atau dekat istana kerajaan, di atas bukit atau dekat makam.

Contoh bangunan masjid kuno adalah Masjid Menara Kudus dan Masjid Banten.

Makam-makam zaman Islam biasanya berlokasi dekat dengan masjid agung, bekas kota pusat kesultanan. Contoh makam sultan-sultan Demak di samping Masjid Agung Demak, makam raja-raja Mataram Islam Kota Gede DI Yogyakarta.

Baca juga: Teori Masuknya Islam di Nusantara

Seni ukir

Sebutkan perubahan perubahan islamisasi kebudayaan pada masyarakat Indonesia

Sebutkan perubahan perubahan islamisasi kebudayaan pada masyarakat Indonesia
Lihat Foto

Kemdikbud

Ukiran relief di Masjid Mantingan di Jepara, Jawa Tengah, bukti akulturasi budaya pra-Islam dan budaya Islam di Indonesia.

Walau seni patung untuk menggambarkan makhluk hidup secara nyata tidak diperbolehkan dalam ajaran Islam. Maka seni patung tidak mengalami perkembangan, tetapi seni ukir atau seni pahat terus berkembang.

Seni hias yang berkembang adalah seni ukir dengan motif daun-daunan dan bunga-bungaan, kaligrafi huruf Arab. Muncul kreasi baru yaitu bila terpaksa melukiskan makhluk hidup disamarkan dengan berbagai hiasan agar tidak jelas berwujud hewan atau manusia.

Contoh ukiran di mimbar Masjid Gelgel Klungkung, Bali dan ukiran di Masjid Mantingan, Jepara Jawa Tengah.

Baca juga: Wali Songo: Penyebar Islam di Tanah Jawa

Aksara dan seni sastra

Sebutkan perubahan perubahan islamisasi kebudayaan pada masyarakat Indonesia

Sebutkan perubahan perubahan islamisasi kebudayaan pada masyarakat Indonesia
Lihat Foto

Kemdikbud

Hikayat Nabi Sulaiman, bukti akulturasi dan perkembangan budaya Islam di Indonesia di bidang seni sastra.

Perkembangan Islam di Indonesia membawa pengaruh dalam bidang aksara atau tulisan. Abjad Arab untuk menulis bahasa Arab mulai digunakan di Indonesia. Huruf Arab digunakan di bidang seni ukir. Berkembang seni kaligrafi.

Perkembangan sastra di zaman madya terpengaruh sastra Islam dan Persia tetapi tidak lepas dari pengaruh unsur sastra sebelumnya. Sehingga terjadi akulturasi antara sastra Islam dengan sastra zaman pra-Islam.

Seni sastra zaman Islam berkembang di Melayu dan Jawa. Bentuk seni sastra Islam berupa hikayat, babad, syair, dan suluk.

Kesenian

Sebutkan perubahan perubahan islamisasi kebudayaan pada masyarakat Indonesia

Sebutkan perubahan perubahan islamisasi kebudayaan pada masyarakat Indonesia
Lihat Foto

Kemdikbud

Tari Seudati dari Aceh, bukti akulturasi dan perkembangan budaya Islam di bidang kesenian Islam.

Di Indonesia, Islam memunculkan kesenian bernafas Islam yang bertujuan menyebarkan ajaran Islam. Kesenian berupa permainan debus, tarian Seudati dari Aceh, dan pertunjukan wayang.

Baca juga: Kerajaan Demak, Kerajaan Islam Pertama dan Terbesar di Utara Jawa

Kalender

Sebutkan perubahan perubahan islamisasi kebudayaan pada masyarakat Indonesia

Sebutkan perubahan perubahan islamisasi kebudayaan pada masyarakat Indonesia
Lihat Foto

Istimewa

Ilustrasi kalender Saka ciptaan Sultan Agung, bukti akulturasi budaya pra-Islam dan budaya Islam.

Menjelang tahun ketiga pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab, kalender Islam dibenahi. Perhitungan tahun yang dipakai berdasarkan peredaran bulan (komariyah) yang disebut tahun Hijriyah. Umar menetapkan 1 Hijriyah pada 14 September 622 Masehi.

Sistem kalender itu berpengaruh di Indonesia. Bukti perkembangan sistem penanggalan kalender paling nyata adalah sistem kalender ciptaan Sultan Agung. Ia melakukan sedikit perubahan nama-nama bulan pada tahun Saka.

Misal bulan Muharam diganti nama Sura dan Ramadhan diganti dengan Pasa. Kalender tersebut dimulai 1 Muharam 1043 Hijriyah. Kalender Sultan Agung dimulai pada 1 Sura 1555 Jawa (8 Agustus 1633 Masehi).

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.