Salah satu tujuan dari SOP penataan barang adalah

Perusahaan yang ingin bertahan di era kompetensi yang sangat ketat harus mempunyai produk-produk berkualitas dengan harga yang bersaing sehingga terka … dang cukup sulit bagi perusahaan untuk mewujudkan usaha agar tetap bertahan sebab perusahaan seolah dituntut untuk membuat produk yang berkualitas dengan harga yang murah berdasarkan hal tersebut maka. Bagaimana langkah-langkah yang harus dilakukan perusahaan untuk menyelesaikan masalah tersebut

3. Jika tanggung jawab dalam masyarakat tidak diterapkan, maka apa yang akan terjadi? Jawab yg benar ya sekarang besok di kasi sama guru​

Kegiatan 3.2. A. Judul Kegiatan B. Jenis Kegiatan C. Tujuan Menelaah pentingnya menetapkan khalayak : Individu : 1) Peserta didik dapat menganalisis p … entingnya penentuan khalayak humas despe benar (KD 3) 2) Peserta didik dapat menyajikan hasil analisis penentuan khalayak humas de tepat. (KD 4) D. Langkah Kegiatan : 1. Baca dan pahamilah kasus berikut inil Suatu perusahaan membuat sebuah program kehumasan dengan kegiatan memberikan beasiswa um pendidikan anak-anak SMA. Program beasiswa tersebut diberikan kepada siswa-siswa di sekolah-sek yang berada di luar daerah. Padahal masih banyak siswa SMA di sekitar perusahaan yang membutuhka beasiswa untuk pendidikan mereka. Justru akibat program tersebut, menimbulkan prasangka di masyaraka sekitar bahwa perusahaan tidak peduli terhadap masyarakat sekitar. 2. Mengapa hal tersebut dapat terjadi? 3 Tentukan siapakah sebenarnya khalayak yang seharusnya menjadi sasaran program tersebut! var​

pertanyaan menantang.4,5 windu Itu berapa tahun?​

Mengapa arsip tidak perlu disimpan jelaskan alasannya

Tuliskan dan jelaskan apa yg ada ketahui tentang merancang dan menerapkan strategi sebagai seorang wirausah

Sebut dan jelaskan bagian usaha jasa bengkel mobil!

Sebutkan contoh yang termasuk manajemen internal dan manajemen after sales!

Sebutkan contoh yang termasuk manajemen internal dan manajemen after sales!

Jelaskan tentang managemen internal

Hampir setiap organisasi atau perusahaan di Indonesia atau bahkan di dunia mempunyai standar operasional prosedur (SOP). SOP disusun sesuai dengan kebutuhan, idealnya di setiap departemen di dalam organisasi dibuatkan SOP.

SOP dibuat dan disusun oleh tim khusus yang terdiri dari tenaga-tenaga yang kompeten dari tiap divisi perusahaan, seperti manajer pemasaran, manajer keuangan, manajer operasional, HRD manager, manajer QMR (Quality Management Representative), atau bahkan dibantu oleh jasa konsultan SOP.

Salah satu tujuan dari SOP penataan barang adalah

Seluruh kegiatan operasional perusahaan di setiap bidang memerlukan suatu sistem atau standar untuk mengetahui apakah produk yang dihasilkan suatu perusahaan sudah sesuai standar yang ada atau tidak dan untuk melihat kinerja karyawan di perusahaan tersebut.

Pengertian Standar Operasional Prosedur (SOP)

Standar operasional prosedur (SOP) adalah dokumen pedoman atau acuan yang menjabarkan aktivitas operasional atau tahapan suatu proses kerja sehingga pihak yang terlibat di dalamnya dapat melaksanakan tugas dan pekerjaaan sesuai dengan fungsi dari pekerjaan tersebut. Dengan adanya SOP semua kegiatan di suatu organisasi atau perusahaan dapat terancang dengan baik dan dapat berjalan sesuai dengan prosedur yang sudah ada. Adanya suatu rancangan berupa Standar Operasional Prosedur (SOP) akan membantu organisasi atau perusahaan untuk mencapai tujuannya.
  1. Menjadi pedoman karyawan dalam melakukan tugasnya dan untuk meminimalisasi kesalahan saat melakukan tugas masing-masing karyawan.
  2. Karyawan dan semua pihak yang terlibat di dalam organisasi dapat menjaga konsistensi dan meningkatkan kinerjanya.
  3. Memperjelas peran, tanggung jawab, dan fungsi tiap-tiap posisi dalam organisasi atau perusahaan.
  4. Karyawan mengerjakan tugasnya secara benar, tepat, dan konsisten, sehingga menghasilkan produk sesuai standar yang telah ditetapkan sebelumnya.
  5. Menjadi benteng untuk melindungi organisasi dan karyawan dari malpraktek atau kesalahan administrasi lainnya.
  6. Untuk menghindari risiko atau error, keraguan, duplikasi dan inefisiensi dalam pelaksanaan pekerjaan.

Dalam membuat Standar Operasional Prosedur (SOP), tim penyusun hari memerhatikan beberapa kriteria dan prinsip pembuatan SOP sehingga dapat diterapkan secara baik, yaitu sebagai berikut:
  1. Spesifik, yaitu pembuatan SOP harus detail dan lengkap sesuai dengan prosedur yang dibutuhkan. Dalam penyusunnya, tim melakukan penyesuaian kebutuhan sesuai dengan hasil observasi yang telah dilakukan.
  2. Jelas dan mudah dipahami, yaitu SOP harus dapat dicerna dengan baik oleh semua yang terlibat di dalamnya yang tidak menimbulkan banyak tafsiran.
  3. Efisiensi, yaitu pembuatan SOP harus memerhatikan hasil dari SOP akan menghasilkan kegiatan atau aktifitas yang dijalankan akan menjadi lebih tepat, cepat, dan sesuai dengan tujuan dan target yang diinginkan.
  4. Konsistensi, yaitu penerapan SOP harus dilakukan secara konsisten oleh semua karyawan sehingga memudahkan kalkulasi untuk pengukuran untung–rugi, oleh karenanya semua yang terlibat didalamnya harus menjunjung kedislipinan.
  5. Layak terap (applicable), yaitu SOP yang dibuat harus dapat diaplikasikan dengan baik dan didukung oleh pihak manajemen dan budaya organisasi atau perusahaan.
  6. Minimalisasi kesalahan, yaitu tim teknis pembuat SOP harus dapat menganalisa risiko untuk diterapkan di dalam pembuatan SOP sehingga karyawan dapat menjauhkan segala error di area tenaga kerja. Standar operasional prosedur (SOP) menjadi panduan pasti yang membimbing tiap karyawan menjalankan aktivitas kerjanya secara sistematis.
  7. Penyelesaian masalah, yaitu SOP yang dibuat haruslah dapat menjadi penyelesaiaan masalah yang mungkin timbul dalam aktivitas perusahaan atau institusi. 
  8. Perlindungan tenaga kerja, yaitu langkah-langkah pasti dimana SOP harus memuat segala tata cara untuk melindungi setiap karyawan dari potensi pertanggungjawaban, dan berbagai persoalan personal. Standar operasional prosedur (SOP) dalam hal ini dimaksud melindungi hal hal yang berkaitan dengan persoalan pegawai sebagai loyalitas perusahaan dan pegawai sebagai individu secara personal.
  9. Peta kerja, yaitu pola-pola dimana semua aktivitas yang sudah tertata rapi bisa dijalankan dalam pikiran masing masing sebagai suatu kebiasaan yang pasti. Dengan standar operasional prosedur (SOP), pola kerja menjadi lebih fokus dan tidak melebar kemana-mana, hal ini terkait dengan poin pertama yang efisien, bahwa salah satu syaratnya adalah fokus terhadap peta yang akan dijalankan.
  10. Batas pertahanan, yaitu SOP sebagai langkah defense dari segala inspeksi baik dari pemerintah ataupun pihak pihak relasi yang menginginkan kejelasan peta keja perusahaan. Standar operasional prosedur (SOP) bisa diibaratkan sebagai benteng pertahanan yang kokoh karena secara prosedural segala aktifitas institusi ataupun perusahaan sudah tertera dengan jelas. Oleh karena itu, inspeksi-inspeksi yang bersifat datang dari luar perusahaan tidak bisa menjadikan hal-hal yang sudah termuat dalam standar operasional prosedur (SOP) untuk mengubahkan atau bahkan menggoyahkan perusahaan. 


Tim penyusun SOP harus memastikan SOP sudah siap sebelum suatu pekerjaan dilakukan. Contoh SOP cleaning service harus sudah ada ketika operasional kantor akan dijalankan. Untuk menilai apakah SOP berjalan dengan baik atau tidak, diperlukan pengujian SOP sebelum dijalankan secara menyeluruh, yakni dengan masa percobaan 1-2 bulan. SOP dapat dilakukan revisi atau perubahan jika terdapat perubahan langkah kerja, misalkan dengan adanya mesin baru, peralatan baru, tambahan pekerja, lokasi yang berbeda, dan semua yang mempengaruhi lingkungan kerja.

Demikianlah penjelasan mengenai apa itu SOP, dan tujuh hal pokok SOP perusahaan. Semoga bermanfaat.

Salah satu tujuan dari SOP penataan barang adalah

 Contoh Contoh Penataan Produk dari IG : @himasela atau instagram.com/himasela

Pembenahan produk dikenal juga dengan istilah display. Penataan produk (display) yaitu suatu metode pemberesan produk, secara khusus produk barang yang diaplikasikan oleh perusahaan tertentu dengan tujuan untuk menarik ketertarikan konsumen.

Adapun tujuan display dapat digolongkan sebagai berikut:

a) Attention dan interest customer, ialah untuk menarik perhatian para pembeli dilakukan dengan sistem menggunakan warna-warna, lampu – lampu dan sebagainya

b) Desire dan action customer yaitu untuk menimbulkan keinginan memilki barang-barang yang dipamerkan di took hal yang demikian, setelah masuk ke warung, kemudian menjalankan pembelian

a) Window display, yakni memajang barang-barang, gambar-gambar kartu harga, symbol-simbol dan sebagainya di komponen depan toko, yang disebut etalase. Adapun tujuan window display yakni sebagai berikut:

§ Untuk menarik perhatian konsumen yang via

§ Mengucapkan mutu yang bagus atau harga yang murah sebagai cirri khas dari took hal yang demikian

§ Memancing perhatian kepada barang-barang istimewa yang dijual di took

§ Untuk menimbulkan impulse buying (dorongan seketika)

§ Supaya memunculkan kekuatan tarik kepada keseluruhan suasana warung

b) Interior display yaitu memajangkan barang-barang, gambar-gambar kartu –kartu harga dan poster-poster di dalam took. Interior Display ini ada sebagian variasi, yaitu:

c) Exterior display adalah penataan yang dilaksanakan dengan memajangkan barang-barang di luar toko, misalnya pada waktu mengadakan obral dan pasar malam.

1.4 Petunjuk-hal yang perlu dilihat dalam hal menata produk (display)

§ Store design dan decoration, adalah tanda-petunjuk yang berupa diantaranya symbol-simbol, lambang-lambang, poster-poster, gambar-gambar bendera-bendera, dan motto-slogan. Kategori-pedoman ini diletakan diatas meja atau digantung di dlaam took

§ Dealer display merupakan penataan yang dilaksanakan dengan metode wholesaler yang terdiri atas symbol-simbol dan pertanda-pedoman tentang pengaplikasian produk.

Barang diartikan sebagai atribut dan secara fisik dapat diraba dalam wujud yang nyata., padahal makna produk berdasarkan Stanton ialah suatu sifat yang rumit, baik bisa diraba, ataupun tidak dapat disentuh, termasuk bungkus, warna, harga, prestise perusahaan, dan pengecar, serta pelayanan perusahaan yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan kemauan atau keperluannya.

1. Kelompok barang menurut kepuasan lantas dan kesejahteraan konsumen jangka panjang.

a. Solutary Product (barang yang berguna)

b. Deficient product (barang yang kurang sempurna)

c. Pressing product (barang yang sifatnya menyenangkan)

d. Desirable product (barang yang amat dibutuhkan)

2. Klasifikasi barang menurut tujuan penerapan

a. Barang konsumsi (consumer goods) ialah barang yang bisa dibeli untuk dikonsumsi

1) Convenience goods (barang kebutuhan sehari-hari): barang pokok, barang impulsif, dan barang darurat

2) Shopping goods (barang belanjaan)

3) Speciality goods (barang khusus)

4) Unsought goods (barang yang tidak dicari)

b. Barang industri (industrial goods) yakni barang yang dibeli untuk diproses lagi atau untuk kepentingan dalam industri. Barang industri dapat digolongkan sebagai berikut:

2) Barang modal: instalasi, kelengkapan ekstra

3) Pembekalan dan pelayanan (suply end service):

pembekalan operasional, jasa nasihat bisnis, konsultasi bisnis manajemen, dan biro iklan.

3. Barang – barang di supermarket

Barang dikelompokan menjadi tiga adalah: barang supermarket, barang fresh, dan barang fashion. Barang-barang supermarket mencakup departemen-departemen berikut ini:

a. Departemen food yakni meliputi seluruh makanan, khususnya makanan ringan (snack) yang banyak dikonsumsi oleh anak-anak.

b. Departemen non food yakni meliputi barang-barang kecuali makanan

c. Departemen house hold adalah peralatan rumah tangga

d. Departemen toys yakni sebuah sarana atau tempat atau barang-barang yang disediakan khusu untuk buah hati-anak

e. Departemen stationary mencakup segala kelengkapan tulis dan kantor

Ragam barang supermarket telah diatur dalam pembagian departemen dan pembagian tersebut ialah pengklasifikasian barang menurut ragam-jenisnya. Sifat barang supermarket yaitu perbedaan sifat atau karakter antara barang yang satu dengan yang lainnya pada departemen yang sama, semisal perbedaan sifat drinks dan biscuits, yang bersifat makanan dan minuman yang sama-sama pada departemen foods . Spesifikasi barang supermarket yaitu perbedaan mutu dan kuantitas tipe barang dengan merek yang berbeda dalam satu sifat dan satu departemen contohnya fruits tea dan fresh tea

SOP pemberesan produk merupakan langkah-langkah yang wajib dicapai pada pembenahan produk yang dihasilkan referensi (standar) dalam pembenahan untuk menarik perhatian konsumen untuk keputusan membeli. Upaya menata produk disebut juga dengan istilah visual merchandising (VM).

Visual merchandising merupakan pemberesan produk yang tujuannya untuk menarik perhatian konsumen, dimana langkah-langkah dalam VM di antaranya bisa dikerjakan dengan display dan label.

Ketentuan barang yang akan di display seharusnya diteliti terutama dahulu, meliputi :1) apakah sudah dikasih label atau belum, 2) sekiranya tidak perlu dilabel sebab telah mempunyai bar code, apakah bar code hal yang demikian sudah di input ke pkomputer atau belum. Penerapan label semestinya memuat informasi tentang : tanggal receiving, kode barang (PLU), kode suplier, bar code, harga jual (tak senantiasa ada) dan memeriksa kesesuaian antara brand (merek), article (jenis), size (ukuran).

Display ialah suatu perbuatan memperlihatkan, menyimpan, meletakan produk pada suatu daerah sedemikian rupa sehingga menarik perhatian. SOP Display di swalayan untuk barang supermarket paling awal yang patut diamati merupakan pengaplikasian ruangan. Kelompok ruangan mesti disesuaikan dengan hal berikut ini:

Ada lima metode pendisplayan sebagai figur petunjuk perapihan produk antara lain sebagai berikut:

a. letakan barang sesua ukuran besar atau berkesan berat dibawah dan barang ukuran kecil berkesan lebih ringan diatas.

b. Usahakan untuk memperoleh tinggi barang yang sama

c. Facing suatu produk menghadap ke depan

d. Usahakan tinggi tiap trek sama (top sky line)

e. Pendorong eye teckniqueleye catching dan colour breaking yang mempunyai tujuan memajangkan barang agar ada perhatian dari konsumen

a. Meningkatkan penjualan

b. Meningkatkan store image

c. Meminimumkan out of stock (barang yang kososng) dan

d. Mengidentifikasi laku tidaknya suatu produk

a. POP merupakan suatu himbauan yang dimaksudkan kepada pembeli supaya muncul kemauan untuk membeli

b. Cara Display barang supermarket

c. Istilah dan kelengkapan Display barang supermarket

d. Pembenahan pembenahan produk supermarket. Diantaranya yakni 1) barang supermarket yang akan ditempatkan hendaknya berurutan terdiri atas beberap macam barang, 2) brand blocking secara vertikal, 3) brand Blocking secara horizontal

Keterampilan yang diperlukan dalam menginterpretasikan perencanaan visual perapihan produk yaitu :

a. Memilih segmentasi pasar

b. Mengidentifikasi barang

c. Mengerjakan produk pantas prosedur perusahaan dan

d. Cermat kode etik PLI bagian 2 dalam visual merchandising

Dalam menginterpretasikan perencanaan visual pemberesan produk dibutuhkan sikap-sikap yang bagus cocok dengan pedoman SOP, adalah:

a. Seharusnya. Berbincang-bincang akurat dalam menginterpretasikan perencanaan visual tersebut. Diantaranya dapat dilaksanakan dengan metode:

Berdiri, duduk, dan gerakan pantas keperluan

Lakukan seperti baru pertama kali

Dorong diri dengan kalimat yang termotivasi, dan

Berikan perhatian kepada dilema interpretasi visual

a. Pertimbangan Presiden Republik Indonesia

b. Landasan Segera Perlindungan Konsumen

Dengan persetujuan Dewan perwakilan rakyat Republik Indonesia memutuskan dan memutuskan pasal 7 Undang-Undang Republik Indonesia No. 8 Tahun 1999 seputar Perlindungan Konsumen. Adapun kewajiban pelaku usaha yang tertuang dalam pasal 7 hal yang demikian antara lain sebagai berikut:

a) Beritikad bagus dalam melakukan aktivitas usahanya

b) Memberikan informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai jaminan barang / jasa serta memberi penjelasan penerapan, perbaikan dan pemliharaan

c) Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur, serta tak deskriminatif

d) Menjamin kualitas barang / jasa yang diproduksi dan / atau diperdagangkan berdasarkan ketetapan standar mutu / jasa yang berlaku

e) Memberikan kepada konsumen untuk menguji, dan / atau mencoba barang yang dijadikan atau yang diperdagangkan

f) Memberi kompensasi , ganti rugi, dan atau penggantian atas kerugian imbas penggunaan, pengaplikasian atau pemanfaatan barang dan / atau jasa yang diperdagangkan

g) Memberi kompensasi, ganti rugi, dan atau penggantian barang dan / atau jasa yang diterima atai dimanfaatkan tak layak dengan perjanjian.

APLI (Asosiasi Penjualan Lantas Indonesia) ialah asosiasi nasional dari perusahaan penjualan lantas yang mewakili kepentingan industri penjualan lantas di Indonesia

Kode etik sedunia diterbitkan oleh Federasi Sedunia Asosiasi Penjualan Langsung (WFDSA. Kode etik ini juga berlaku untuk para anggota asosiasi nasional penjualan seketika yang tergantung pada WFDSA. Kode etik ini bertujuan memberikan kepuasan dan perlindungan kepada segala pihak yang berkepentingan, memajukan kompetisi yang sehat dalam rangka system dunia usaha bebas, dan peningkatan citra biasa dari aktivitas penjualan segera.

b) APLI (Asosiasi Penjualan Seketika Indonesia)

c) Perusahaan penjualan lantas

k) Administrator kode etik

APLI berkomitmen untuk menganut suatu kode etik yang meliputi substansi-substansi dari ketetapan – ketentuan di dalam kode etik WFDSA, UUPK dan instansi pemerintah yang terkait, sebagai suatu syarat untuk diterima dan dipertahankan sebagai member WFDSA

Ketetapan perusahaan anggota APLI berjanji akan menaati kode etik sebagai syarat diterima menjadi dan dipertimbangkan sebagai member APLI. Ketentuan perusahaan penjualan bertahap harus berbadan hokum (PT) dan sepatutnya memiliki izin usaha yang berlaku

Penjual lantas tak terkait secara lantas oleh kode etik ini, tapi perusahaan patut mengharuskan para penjual langsung untuk berpegang teguh pada ketentuan nya maupun pada perarturan-peraturan perilaku yang memenuhi standar perusahaan sebagai syarat keanggotaan pada perusahaan tersebut.

Kode etik ini yaitu alat untuk membatasi diri sendiri dalam industri penjualan seketika. Kode etik ini bukan Undang –Undang dan keharusan –kewajiban yang dibebankan untuk menuntut suatu perilaku etis yang melampaui tuntutan syarat aturan yang berlaku

Perusahaan-perusahaan dan para penjual seketika dianggap telah menaati prasyarat-persyaratan hukum. Oleh sebab itu, kode etik ini tidak menyebutkan semua keharusan regulasi yang ada

Kode etik ini memuat standar perilaku etis bagi perusahaan penjualan langsung dan para penjual langsung. APLI bisa merubah standar ini, asalkan substansi kode etik terpelihara atau tetap seperti yang telah dipersyaratkan oleh regulasi nasional

Pasal 7 Undang-Undang No.8 tahun 1999 yang membahas tentang kewajiban pelaku usaha, telah diuraikan pada kesibukan belajar sebelumnya. Pada kegiatan belajar ini akan disinggung mengenai hak dan kewajiban konsumen yang berkaitan dengan hak dan kewajiban pelaku usaha sebagaimana yang tersirat pada pasal 6 dan pasal 7.

Hak konsumen disebutkan dalam pasal 7 yang 9 butir. Adapun keharusan konsumen diceritakan pada pasal 5 antara lain sebagai berikut:

1. Membaca atau mengikuti petunjuk info dan prosedur pemakaian atau pemanfaatan barang atau jasa demi keamanan dan keselamatan

2. Beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian

3. Membayar cocok dengan poin tukar yang telah disepakati

4. Langsung upaya penyelesaian aturan sengketa perlindungan konsumen secara mesti

Dalam kode etik APLI bagian 2 diuraikan perilaku penjual atau perusahaan kepada konsumen sebagai berikut:

a. Praktik-praktik terlarang

c. Penjelasan dan peragaan

c. Penyejukan dan pengembalian barang

d. Jaminan dan pengembalian barang

g. Perbandingan dan pencemaran

h. Hormat pada hak pribadi

Dalam taktik pasar, umumnya ditentukan perihal segmentasi pasar, targeting, dan positioning. Dalam penentuan segmentasi pasar bisa ditetapkan dengan sistem menjawab pertanyaan berikut ini :

a. Siapa pelanggan yang akan membeli produk yang akan dipasarkan. Untuk menjawab pertanyaan hal yang demikian, jawabannya dapat diketahui dengan metode mengelompokan pelanggan dari segi demografis dan geografis.

b. Apa yang yang dikehendaki oleh pelanggan

c. Apa yang dibeli pelanggan

d. Dimana pelanggan bisa dijangkau

Dalam menetapkan target pasar, terutamanya dalam produk fashion lebih-lebih dahulu sasaran pelanggan mana yang akan dilayani sesuai dengan potensi daerah perusahaan berada, contohnya sebagai berikut:

a. Apakah sasaran yang akan diambil berdasarkan geografis

b. Apakah target yang akan diambil berdasarkan demografis

c. Apakah target yang diambil itu berdasarkan produk yang dikehendaki pelanggan

d. Produk apakah yang banyak dibeli pelanggan

e. Apakah pelanggan hal yang demikian dapat dijangkau dari tempat pembelanjaan

Yaitu bisa ditetapkan target pemasaran, kemudian tentukan sikap, perbuatan, dan kedudukan layak tingkatannya lewat berikut ini

a. Penentuan kebijakan supermarket dalam penentuan produk yang akan dijual

b. Penentuan kebiajakan supermarket dalam penentuan harga produk yang akan dijual

c. Kebijakan supermarket atau perusahaan untuk memutuskan unsur pensupport sarana prasarana dan pegawai dalam penjualan barang dengan bermacam pertimbangan

d. Kebijakan supermarket atau perusahaan untuk memutuskan dalam mempromosikan barang atau produk yang akan dijual dengan bermacam pertimbangan.

Pengertian produk fashion adalah sebuah produk yang memiliki ciri-ciri khusus yang tepat dan mewakili style yang sedang tren dalam suatu kurun waktu tertentu. Fashion yakni pertanda dari dari suatu jangka waktu waktu, seringkali fashion menandakan kebudayaan, perasaan, pemikiran, dan gaya hidup orang –orang dalam satu kurun waktu

o Konsumen bersedia untuk melowongkan waktu, uang dan dayanya untuk mendapat produk ini

o Variasi produk yang bisa mempertinggi image retailer dan traffic konsumen

o Variasi produk berbeda dengan produk sejenis (dalam hal style) yang dikeluarkan oleh saingan

Pakaian terperincinya ragam-macam produk fashion meliputi:

c. Baju buah hati laki-laki

d. Pakaian buah hati perempuan

i. bayi peralatan main bayi

l. ransel wanita ransel pria

m. sepatu dewasa pria, sepatu si kecil-si kecil perempuan

n. sepatu buah hati laki-laki

Dalam warna terdapat sifat warna, yakni kesamaan yang dimunculkan oleh warna tersebut. Sifat warna meliputi: warm colour, cool colours dan neutrals. Style atau gaya yaitu karakter atau ciri-ciri khusu yang membedakan satu produk fashion dengan produk yang lainnya dan memberi pengaruh opini konsumen seputar suatu gaya yang sedang populer. Baju itu kriteria dan faktor pemilihan produk fashion adalah pemilihan praktis produk fashion, pengepasan dan kamar pas, kelayakan (apropriateness), merek (branded), ketahanan dan perawatan bahan atau kain dan kerapihan

Tiap-tiap variasi kain diciptakan dari serat kain yang dibedakan atas serat alam dan serat buatan

daya, mulur, dan elsastisitas , energi serap, keliatan, daya dan ketahanan kimia.

Ada beberapa metode label pemeliharaan baju jadi yang banyak diaplikasikan, yakni sebagai berikut:

a. Label pemeliharaan cara amerika

b. Label pemeliharaan sistem Kanada

c. Label pemeliharaan sistem Eropa

d. Label pemeliharaan metode Inggris

e. Label pemeliharaan sistem Indonesia

f. Label pemeliharaan sistem Jepang

a. Prinsip perapihan barang fashion mencakup penataan barang baru, penataan barang yang tidak komplit, wagon display, pengaplikasian fixture kombinasi antara rak-rak T-stand , penggunaan bracket dan hook khusus di pilar apabila stok barang sedang dalam kondisi menurun atau sedikit, pemajangan sepatu dan sandal pria wanita, pemajangan sepatu anak, pemajangan sepatu bayi, pemajangan tas, pemajangan ikat pinggang dan pemajangan aksesori.

b. Labelling. langkah pertama dalam melakukan visual merchandising dengan pen display an barang fashion ialah pelabelan. Ketentuan barang yang datang ke gudang, bagus dari DC ataupun dari suplier (pemasok) sepatutnya lewat pengerjaan pelabelan (merekatkan label pada harga tag)

c. Display. Langkah kedua dalam visual merchandising pemberesan barang fashion yaitu pen displa an. Langkah-langkah pen display an produk fashion diantaranya adalah penentuan kriteria, teknik pemajangan, dan pemakaian lemari kaca atau showcase

d. Visual presentation dan media nya. Kelompok visual presentation mesti ideal dan benar diataranya sarana-sarana tersebut yaitu sebagai berikut:

1) Show window atau window display

e. Alat tolong display fashio. Alat bantu display produk fashion yaitu sebagai berikut: fixture, t-stand, gawang, hanger, dress making, swastika, showcase, hambalan,wagon, table presentation, manequine, torso, plat form, water fall, back wall, fitting room, bracket, single hook.

2.5.4 Keterampilan yang semestinya dimiliki dalam memonitor pembenahan produk

1. Perhatikan display produk sesuai perencanaan adalah bisa dikerjakan dengan sistem menilai ulang yang disesuaikan dengan perencanaan, kelengkapan, kelengkapan, daerah dan produk yang di- diplay dengan teknik yang dipakai

2. Menidentifikasi kerusakan atau perubahan pada display dapat dijalankan dengan sistem menyusun dan mengelompokan barang dari segi kerusakan atau perubahan.

3. Perhatikan setiap perubahan pada display , dapat dilakukan dengan pembenahan ulang terhadap display yang rusak dan berubah dari perencanaan.

Sikap-sikap yang diperlukan ketika memonitor pemberesan produk diterangkan sebagai berikut:

Pelayan ketika memonitor display produk haruslah akurat, diantaranya dengan cara

a. Identifikasi barang dengan benar

b. Berdiri, duduk dan gerakan pantas keperluan

c. Lakukan seperti yang pertama kal, dan

d. Berikan perhatian terhadap display produk

Pelayan patut teliti dalam memonitor perapihan produk. Diantaranya bisa dilakukan dengan metode:

a. Menurut tiap-tiap pelaksanaan yang dilaksanakan

b. Menurut dengan seksama barang yang telah dirapikan, dan

c. Periksa barang dan dokumen-dokumen barang yang dirapikan apakah telah dipasangkan

Pelayan seharusnya bertanggung jawab dalam memonitor pemberesan produk layak dengan tingkat wewenangnya pada perusahaan tersebut.

Segmentasi pasar yaitu pengelompokan pasar menjadi kelompok-kelompk konsumen yang homogen, di mana tiap kategori (bagian)bisa dipilih sebagai pasar yang dituju (ditargetkan) untuk pemasaran suatu produk. Berdasarkan pasar mempunyai pengertian yang berbeda, berdasarkan lingkupnya, yakni sebagai berikut:

a. Menurut pengertian yuridis

d. Berdasarkan pakar ekonomi

e. Menurut seorang pemasar

Objek motif beli dari para konsumen untuk membeli suatu produk, pasar bisa dibagi atau dikelompokan sebagai berikut:

Tujuan adanya segmentasi pasar ialah sebagai berikut:

a. Menyalurkan uang dan usaha ke pasar potensial yang paling menguntungkan

b. Merencanakan produk yang dapat memenuhi permintaan pasar

c. Elemen sistem-cara promosi yang paling tepat bagi perusahaan

d. Memilih media advertensi yang lebih bagus danmenemukan bagaimana mengalokasikannya secara baik

e. Biaya waktu yang sebaik-baiknya dalam usaha promosi

Segmentasi pasar atau pengelompokan pasar supaya dapat berjalan dengan efektiv sepatutnya memenuhi syarat-persyaratan pengelompokna pasar, adalah: measurability, accesability, substantiability.

Adapun dasar-dasar segmentasi pasar yang penting yaitu: geographic variables, demographic variables, psychographic variables, dan buyer behavior variability.

Dalam mendekati suatu pasar yang baru, akan senantiasa timbul empat pertanyaan mengenai “4O”, adalah:

a. Sasaran pembelian, yakni mengenai apa yang dibeli

b. Objektivitas pembelian, yakni mengenai mengapa seseorang membeli

c. Organisasi pembelian, yakni mengenai siapa yang membeli atau yang berperan dalam pembelian

d. Operasi pembelian, yaitu mengenai bagaimana membelinya.

Menurut-unsur yang memberi pengaruh dalam penentuan segmentasi pasar yang akan dituju oleh perusahaan, adalah:

4. Progres untuk mencapai segmen

5. Kesesuaian tujuan dengan kesanggupan perusahaan

Menurut Kenneth Andrew, strategi yaitu pola keputusan dalam perusahaan yang memutuskan dan mengungkapkan target, maksud atau tujuan yang menciptakan kebijakan utama, dan merencanakan untuk mencapai tujuan serta merinci jangkauan bisnis yang akan dikejar perusahaan.

Dalam pembahasan strategi pemasaran pada bagian ini dikhususkan pada bisnis eceran, sebab bisnis eceran yaitu salah satu jual beli yang seketika melayani konsumen akhir. Istilah lain dari eceran yaitu retailing, yang dari segi bahasa artinya memotong kembali, membagi hingga potongan-potongan menjadi depertemen-departemen.

Ciri khas dari bisnis retailing yaitu penjualan barang-barang atau benda –benda pada konsumen akhir (bukan wholesaler)

Konsep pemasaran berasal dari kata dasar pasar (market), ialah adanya potensi permintaan (demand), diantaranya dari orang –orang terhadap produk

Konsep penjualan berorientasi pada pola produk yang telah hadir (existing product) dan selanjutnya diupayakan agar produk hal yang demikian laku terjual

Konsep pemasaran berorientasi pada pemuasan dan untuk kepuasan pasar, walaupun konsep penjualan berorientasi pada hasil penjualan dan keuntungan

Sasaran penjualan adalah bagian dari pemasaran. Pemasaran bertolak dari posisi sebelum kehadiran produk, meski penjualan berposisi sesudah absensi produk

Adapun tujuan dari taktik pemasaran diantaranya untuk;

a. Sesudah keperluan pasar (market need identification)

b. Produsen menghadirkan produk pantas permintaan

c. Upaya menyalurkan produk kepada konsumen akhir agar laku terjual dengan harga sesuai

Mengenal pasar merupakan memilih kelompok konsumen mana yang akan dilayani dalam penjualan. Mengenal pasar ditetapkan oleh perusahaan agar produk sampai pada pasar yang telah direncanakan. Adapun ancaman-ancaman yang memberi pengaruh perusahaan dalam menerima laba yang sepatutnya dipandang adalah :

a. Pesaing yang ada sebelumnya

d. Meningkatnya kemampuan menawar

e. Meningkatnya harga produk

Langkah langkah dalam perumusan strategi pemasaran, terutama dalam bisnis eceran, ialah menentukan segmentasi pasar, mempertimbangkan sasaran pasar, dan terakhir memutuskan positioning. Adalah bisa diatur sasaran pemasarannya, kemudian ditentukan sikap tindakan, dan kedudukan cocok jenjangnya, yakni via hal-hal berikut ini:

sesuai target marketing yang telah diatur

Penentuan cost (tarif) melewati harga –harga pokok sumber segera

Penentuan institusi / unsur struktural yang bisa dimanfaatkan untuk penyaluran

Penentuan faktor logistik yang menyangkut arus, waktu, kuantitas, arah tujuan dan pembiayaan