Sebutkan beberapa keteladanan dari sukses dakwah Nabi SAW dalam kehidupan sehari hari

AKURAT.CO, Di balik besarnya agama Islam saat ini, tentu tidak bisa dilepaskan dari perjuangan berat Nabi Muhammad saw. Ketika penutup para Nabi ini diutus oleh Allah untuk menyampaikan risalah, bertubi-tubi ujian harus ia hadapi.

Nabi Muhammad saw mulanya berdakwah secara sembunyi-sembunyi mulai dari keluarga dekatnya. Baru setelah beberapa waktu, Nabi Muhammad saw berdakwah secara terbuka.

Risiko berdakwah secara terbuka saat itu tentu sangat besar. Sebab, masyarakat yang dihadapi Nabi Muhammad saw mayoritas masih memegang teguh ajaran nenek moyang mereka yang biasa menyembah berhala. Namun, Nabi Muhammad saw tidak gentar dengan semua tantangan sehingga Islam menjadi agama yang besar sampai saat ini.

Jika dicermati, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan Nabi Muhammad saw sukses berdakwah, di antaranya:

1. Sabar, tabah, dan kuat berargumen

Nabi Muhammad saw dikenal sebagai sosok yang sangat sabar ketika menghadapi kaumnya yang sering membelot. Bisa dibayangkan jika Nabi Muhammad saw tidak sabar dan tabah tatkala berhadapan dengan kerasnya kaum Quraisy. Barangkali, dakwah yang ia lakukan akan gagal.

Selain itu, Nabi Muhammad saw juga memiliki sifat cerdas (fatanah) yang membuatnya mampu memiliki argumen kuat dalam berdakwah. Dari kekuatan argumentasinya itulah banyak orang yang tidak bisa menyangkal ajaran Nabi hingga akhirnya luluh dalam pelukan Islam.

Allah Swt berfirman, (Mereka kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. An-Nisa: 165)

2. Memiliki hati yang bersih

Hati bersih yang dimiliki Rasulullah saw menjadi kunci sukses berdakwah selanjutnya. Sebab, dengan bersihnya hati itulah Islam dapat diterima sebagai agama yang penuh kasih sayang. Meski dicerca, dihina, bahkan disiksa, Rasulullah tetap menunjukkan belas kasihnya kepada setiap manusia.

Rasulullah berpesan, Bersihkan dengan segala apa yang kamu bisa, karena Allah telah mendirikan Islam ini di atas kebersihan dan tidak akan masuk surga melainkan orang-orang yang bersih.

3. Mengandung kebenaran

Kebenaran ajaran yang Rasulullah sampaikan membuat para penentangnya mundur. Ketika ditanya apakah ajaran yang dibawanya benar, biasanya Rasulullah akan membuktikan dengan kebenaran yang mampu membungkam para penyangkalnya. Misalnya, Rasulullah pernah membelah bulan yang membuat masyarakat diam seribu bahasa.

Dari tiga kuci sukses dakwah Rasulullah di atas, dapat kita ambil pelajaran bahwa jangan sampai kita berdakwah secara keras dan asal-asalan, apalagi mengumbar kebencian. Sebab, cara penuh kekerasan justru akan membuat citra buruk pada Islam.

Wallahu a'lam. []

Rahasia di balik suksesnya dakwah kembali kepada karakter kerasulan.

Wikipedia

Muhammad (Kaligrafi)

Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, Mengapa Rasulullah SAW mampu menjadi seorang komunikator yang baik? Ada tiga rahasia kesuksesan komunikasi beliau. 

Baca Juga

Pertama, adanya kefasihan dan bicara (fashahah) yang bersumber dari kecerdasan beliau sebagai utusan Allah (fathanah). Setiap Rasul, dalam menyampaikan ajarannya, harus menghadapi perdebatan dengan orang-orang yang menentangnya, harus menjawab pertanyaan para pengikutnya yang beraneka ragam, atau menghadapi pemikiran dan pelecehan para penyebar keragu-raguan. 

Karena itu, kecerdasan, kekuatan argumen, serta kefasihan berbicara setiap Rasul harus melebihi siapa pun dari kaum yang didatanginya. Kalau tidak memiliki kualitas seperti ini, semua yang disampaikannya walaupun benar akan mudah dipatahkan dan diingkari.

Rasulullah SAW diutus pada suatu kaum yang sangat mengagungkan kehebatan merangkai kata. Rasulullah SAW pun diutus tidak pada satu golongan manusia. Beliau diutus pada suatu kaum yang memiliki latar belakang ilmu, status sosial, dan spesialisasi yang berbeda-beda. 

Di antara mereka ada tokoh agama, ahli politik, ahli ekonomi, ahli hikmah, pedagang, peternak, orang kaya, fakir miskin, budak belian, dan lainnya. Semuanya harus diberi argumen agar bisa menerima Islam. Jika Rasulullah SAW bukan manusia paling cerdas, paling luas wawasannya, dan paling jelas juga paling fasih bicaranya, tidak mungkin beliau bisa melakukan semua itu.

Allah SWT menegaskan hal ini dalam QS an-Nisaa' [4] ayat 165: ''(Mereka kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya Rasul-Rasul itu. Dan Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.''

Kedua, karena bayan atau ajaran yang Beliau sampaikan mengandung kebenaran mutlak. Secerdas apa pun orang dan sefasih apa pun ia berbicara, tidak akan bernilai dan tahan lama bila yang diungkapkannya tidak mengandung kebenaran. Salah satu kesuksesan dakwah Rasulullah SAW adalah kesempurnaan ajaran yang dibawanya. Ajaran yang tidak benar (tidak sempurna), argumennya tidak akan jelas, lemah, dan selalu mentah.

Ajaran yang dibawa Rasul sangat sempurna dan "multimanfaat". Ia bisa diterima semua kalangan, masuk akal, menenangkan, dan tidak dibuat-buat. Banyak cerdik pandai yang mencari-cari kelemahan ajaran Rasulullah SAW, dan sebanyak itu pula mereka gagal menemukannya.

Ketiga, semua kata-kata Rasulullah SAW keluar dari hati yang bersih (qalbun saliim); hati yang penuh kasih sayang, hati yang damai, dan bersih dari kotoran dosa. Tak heran bila kata-kata beliau memiliki "ruh" yang bisa melembutkan hati sekeras batu. Kepintaran, kefasihan bicara, dan kebenaran ajaran, hanya akan menyentuh aspek akal. Hati hanya bisa disentuh dengan kata-kata yang keluar dari hati yang bersih pula.

"Bersihkan dengan segala apa yang kamu bisa, karena Allah telah mendirikan Islam ini di atas kebersihan, dan tidak akan masuk syurga melainkan orang-orang yang bersih," demikian Rasulullah SAW yang mulia berpesan kepada kita.

  • rasulullah saw
  • dakwah rasulullah
  • kunci dakwah rasulullah
  • akhlak rasulullah

Sebutkan beberapa keteladanan dari sukses dakwah Nabi SAW dalam kehidupan sehari hari

sumber : Harian Republika

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...

Nabi Muhammad menempuh tiga cara dakwah dalam menyampaikan ajaran Allah SWT.

Republika/Kurnia Fakhrini

Mengambil Teladan dari Dakwah Rasulullah.

Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nabi Muhammad menempuh banyak cara untuk menyampaikan risalah Islam, baik selama di Mekkah maupun di Madinah. Sejak awal, Islam sudah menjadi agama dakwah. 

Baca Juga

Agama yang menetapkan, mengajarkan, dan mengajak orang untuk berbuat baik, menaati segala yang menjadi kewajiban Islam dan meninggalkan apa yang menjadi larangan Tuhan (amar makruf nahi munkar). Nabi Muhamamd SAW yang mula-mula mendapat tugas dakwah Islam sebagai pelanjut dakwah para nabi dan orang saleh sebelumnya, menjadikan seluruh aktivitasnya sebagai dakwah di jalan Tuhan.

Semula, dakwah Nabi SAW dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan dari rumah ke rumah. Cara ini ditempuh berkaitan dengan besarnya tantangan dan rintangan dari kaum jahiliyah Quraisy yang terus memusuhi agama baru yang dibawa Muhammad. 

Selain kaum Quraisy, cercaan dan rintangan juga datang dari keluarga Muhammad yang belum menerima ajaran Islam. Semua cobaan itu dihadapi Nabi SAW dengan hati lapang, sabar dan tabah. 

Baru setelah umat Islam bertambah dan makin banyaknya para pemuka suku Quraisy masuk Islam, dakwah dilakukan Nabi SAW secara terbuka dan terang-terangan. Selain secara lisan, dakwah juga dilakukan secara tertulis. 

Cara terakhir ini, misalnya, dilakukan Rasulullah dengan berkirim surat kepada para raja di masanya, di antaranya Raja Heraklius dari Byzantium, Raja Mukaukis dari Mesir, Raja Kisra dari Persia (Iran), serta Raja Najasyi dari Habasyah (Ethiopia). Isi surat itu adalah menyeru mereka untuk menganut agama Islam. 

Agar dakwah dapat mencapai sasaran dengan baik, Allah SWT memberi konsep strategis kepada Nabi SAW. Konsep itu mencakup tiga metode, sebagaimana tercantum surat An Nahl ayat 125, yaitu dengan metode al hikmah, al mau'izah al hasanah, dan al mujadalah billati hiya ahsan.

Dakwah bil hikmah berarti menyampaikan dakwah dengan terlebih dulu mengetahui tujuannya dan mengenal secara benar dan mendalam orang atau masyarakat yang menjadi sasarannya. Kedua, dakwah bilmau'izah hasanah, yang mengandung arti memberi kepuasan kepada jiwa orang atau masyarakat yang menjadi sasaran dakwah dengan cara-cara yang baik, seperti memberi nasihat, pengajaran, serta contoh praktis (teladan) positif.

Selanjutnya...

Sementara dakwah mujadalah billati hiya ahsan adalah dakwah yang dilakukan dengan cara bertukar pikiran (dialog), sesuai kondisi masyarakat setempat tanpa melukai perasaan mereka. Tiga bentuk dakwah inilah yang ditempuh Nabi SAW dalam menunaikan amanat dari langit. Dari mana dakwah harus dimulai? Dalam sebuah firman-Nya, Allah menyatakan, "Berilah pengajaran kepada keluargamu terdekat, dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman." (QS:26:214).

Dalam praktiknya, sikap Nabi SAW keseharian juga menunjukkan dakwah, yakni bil haal. Karena itulah, Allah menegaskan, pada pribadi Muhammad tercermin teladan hidup yang baik (QS: 33:21). Banyak contoh betapa agungnya sikap Nabi SAW dalam berdakwah sekalipun aniaya dari orang-orang musyrik diterimanya. Misalnya, ketika Nabi dihinakan penduduk Mekkah, maka dia mengajak Zaid bin Haritsah untuk pergi berdakwah ke Thaif, dengan sebuah harapan dakwahnya akan didengar.

Apa yang terjadi? Penduduk Thaif ramai-ramai menyongsong Nabi, bukan untuk menyambut, tetapi untuk menyambit! Tua-muda, laki-perempuan beramai-ramai melempari tubuh Nabi dengan penuh kebencian dan cacian. 

Tersaruk-saruk Nabi menghindar dari keroyokan massa ini, wajahnya penuh darah dari pelipisnya yang luka menganga, kakinya pincang karena sambitan batu yang besar. Tidak mampu menahan rasa sakit yang hebat ini, Nabi pingsan dekat sebuah kebun. Pada saat itulah Jibril dengan iba berkata kepada Nabi. "Wahai kekasih Allah, mintalah sesuatu, pasti Allah akan kabulkan permintaanmu itu."

Seperti diberi kekuatan, Nabi kemudian bersabda: Allahummahdi qoumi fainnahum laa ya'lamun (Ya Allah berilah petunjuk kepada kaumku, karena mereka tidak tahu). Bukan dendam yang dipantulkan, kendati wajahnya penuh dengan luka dan darah, tetapi kasihlah yang ditunjukkannya. Alangkah mulianya akhlak rasul. Dalam fitnah dan amarah para jahili, dia tetap istiqamah memancarkan kesejukan abadi. Pancaran cinta, marhamah harus didakwahkan kepada setiap manusia di setiap sudut kehidupan, balighu 'ani walau ayah (sampaikanlah ajaranku ini walau satu ayat).

Sepeninggal Nabi SAW, dakwah Islam dilanjutkan para sahabat, di antaranya para pemimpin Islam yang empat: Abu Bakar, Umar bin Khathab, Usman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib. Di masa para sahabat dan generasi sesudahnya inilah, dakwah Islam terus meluas dan makin mendapatkan tempat di hati masyarakat, sekalipun tantangan juga tak kalah derasnya. 

Mengiringi proses kehidupan, tugas dakwah terus berlanjut hingga kini. Bahkan, setiap diri dari kita pun sebenarnya mempunyai amanat menyampaikan risalah Alhanif ini. Karena itu pula, setiap juru dakwah (dai) berarti juga penerus tugas para nabi dan rasul.

Itu sebabnya mereka pantas memperoleh kemuliaan dan pahala yang besar dari Allah. Allah memuji para penyeru dakwah ini dengan berkata, "Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh dan berkata: sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri," (Al-Fushilat: 33). Sementara Rasulullah SAW menegaskan, "Barang siapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia mendapat pahala sama dengan yang mengerjakannya," (HR Muslim). 

  • dakwah nabi muhammad
  • dakwah islam
  • teladan nabi muhammad

Sebutkan beberapa keteladanan dari sukses dakwah Nabi SAW dalam kehidupan sehari hari

sumber : Arsip Republika