Sebutkan 2 cara pengeboran untuk mengambil minyak bumi dan gas alam di lepas pantai

Oleh:

SKK Migas Platform migas lepas pantai. Istimewa

Bisnis.com, SOLO - PT Pertamina EP (PEP) Pangkalan Susu menemukan gelembung gas dengan sebaran oil sheen atau lapisan tipis minyak di perairan Selat Malaka lepas pantai Kuala Idi, Aceh Timur.

Pertamina melakukan survei setelah mendapat laporan dari nelayan tentang adanya lapiran tipis minyak di laut lepas tersebut.

Senior Manager Relations Pertamina Subholding Upstream Regional Sumatera Yudi Nugraha mengatakan, tim Penanganan Keadaan Darurat (PKD) telah melakukan berbagai upaya penanganan antara lain melakukan pengecekan lokasi, melakukan pemetaan sebaran lapisan tipis minyak, dan mencari sumber munculnya gelembung gas.

Baca Juga : Pertamina Temukan Lapisan Minyak di Lepas Pantai Aceh Timur

Proses pengecekan yang terdiri dari studi Geologi, studi Geofisika, survei Seismik, hingga pengeboran, bisa disebut sebagai kegiatan eksplorasi.

Dilansir dari beberapa sumber, proses eksplorasi minyak dan gas (migas) merupakan kegiatan yang bertujuan mencari cadangan hidrokarbon seperti minyak dan gas dalam perut bumi.

Kemudian setelah berhasil melakukan eksplorasi, proses selanjutnya adalah produksi migas.

Tahapan eksplorasi minyak dan gas bumi:

Studi Geologi

Pada studi geologi, dilakukan pemetaan geologi pada permukaan secara detail yang dapat dilakukan jika memang terdapat singkapan.

Hal ini bertujuan untuk memetakan persebaran batuan dan formasi batuan, umur batuan, kandungan mineral, fosil, geokimia, stratigrafi dan sedimentologi serta struktur geologi, dan menggambarkan kondisi bawah permukaan dan lebih efektif dalam ekplorasi selanjutnya yang mendukung kelengkapan dan akurasi data G&G (Geology & Geophysic/Geoscience).

Studi Geofisika

Selanjutnya, perlu diketahui karakteristik fisik dan kedalaman batuan. Hasilnya, peneliti akan mendapat gambaran lapisan batuan yang ada di dalam bumi setelah melakukan survei seismik.

Survei Seismik

Dalam survei ini, peneliti bisa mengetahui keadaan di bawah tanah menjadi sebuah gambar dua atau tiga dimensi.

Setelah alat pembangkit gelombang suara atau getaran dipasang, maka akan ditembakkan ke bawah laut atau tanah.

Gelombang suara tersebut akan dipantulkan kembali sesuai dengan lapisan tanah yang dilaluinya. Di atas permukaan, dipasang alat yang bisa menangkap gelombang suara yang memantul.

Lalu, kondisi di bawah permukaan bumi direkonstruksi menjadi gambar dua dimensi atau tiga dimensi di komputer.

Dari hasil seismik tersebut, data jenis dan lapisan batuan akan diolah untuk mengetahui keberadaan minyak dan gas bumi di dalamnya.

Pengeboran

Selanjutnya, barulah dilakukan pengeboran untuk memastikan ada atau tidaknya kandungan minyak bumi di dalam area yang diteliti tersebut.

Dalam kegiataan ini, peneliti belum tentu menemukan adanya cadangan migas yang sebelumnya sudah disurvei. Jika tak ada cadangan migas padahal sudah dilakukan pengeboran, hal ini disebut sebagai resiko dry hole.

Namun jika cadangan migas ditemukan, maka dilakukan tahapan eksplorasi lanjutan.

Tahap ini diawali dengan membuat sumur-sumur di beberapa tempat di sekitar lokasi pengeboran eksplorasi.

Sumur-sumur itu dibuat untuk memastikan apakah minyak dan gas bumi yang ada bisa menguntungkan jika akan dilakukan pengembangan lebih lanjut.

Apabila menguntungkan, dibuatlah sumur pengembangan untuk memproduksi minyak dan gas bumi.

Salah satu alat pengeboran yang dikenal secara luas adalah rig. Rig digunakan untuk menarik dan menurunkan pipa pengeboran ke dalam sumur.

Rig ada yang ditempatkan di darat maupun di laut atau di atas permukaan air.

Setelah sumur selesai dibor, selanjutnya adalah mengalirkan fluida hidrokarbon ke permukaan.

Pada awal produksi biasanya tekanan dari dalam bumi masih cukup besar, sehingga minyak dan gas bumi dapat mengalir ke permukaan dengan sendirinya.

Dalam proses ini juga, minyak dialirkan melalui tangki pengumpul sementara gas dialirkan melalui pipa kepada konsumen. Pengangkatan migas tersebut dapat memanfaatkan tekanan alami atau menggunakan metode pengangkatan buatan.

Kegiatan ekplorasi dan produksi migas memakan waktu dan proses yang lama kurang lebih sepuluh tahun.

Simak Video Pilihan di Bawah Ini :

Belakangan ini ramai diperbincangkan terkait skema pengembangan Blok Wilayah Kerja (WK) Minyak dan Gas Bumi Masela yang terletak di laut lepas Maluku. Perdebatan terjadi dalam menentukan skema mana yang lebih baik antara onshore dan offshore. Artikel ini, akan membahas secara umum perbandingan antara kedua skema tersebut.

Apa pengertian onshore dan offshore?

Onshore, diterjemahkan dari Bahasa Inggris yang berarti daratan yang mendekati laut atau berada di daratan dan bukan di laut, merujuk ke pekerjaan yang terkait dengan bangunan/struktur yang berada di daratan hingga daerah garis pantai untuk kegiatan eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas bumi. Contoh dari pekerjaan onshore adalah kilang dan sumur bor yang berada di daratan.

Gambar 1 Contoh proyek onshore

Sebutkan 2 cara pengeboran untuk mengambil minyak bumi dan gas alam di lepas pantai

Sumber: cbi.com

Gambar 2 Drilling rig pada onshore

Sebutkan 2 cara pengeboran untuk mengambil minyak bumi dan gas alam di lepas pantai

Sumber: yabiladi.com

Sedangkan Offshore, berarti jauh dari atau berjarak dari daratan, merupakan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas bumi yang dilakukan di lepas pantai atau jauh dari daratan. Dalam kegiatan offshore, eksplorasi dan eksploitasi dilaksanakan dengan menggunakan Platform Lepas Pantai terpancang (Jacket, Jack up dan lain-lain) maupun terapung (Spar, TLP, FPSO dan lain-lain).

Gambar 3 Offshore platform tipe Jacket

Sebutkan 2 cara pengeboran untuk mengambil minyak bumi dan gas alam di lepas pantai

Sumber: 2b1stconsulting.com dan fisheries.noaa.gov

Gambar 4 Offshore platform jenis FPSO

Sebutkan 2 cara pengeboran untuk mengambil minyak bumi dan gas alam di lepas pantai

Sumber: pinterest.com dan wikipedia.org

Apakah yang membedakan Onshore dan Offshore?

Kilang onshore lebih mudah dijangkau dibandingkan kilang offshore, karena lokasi dari kilang itu sendiri dapat berada di tengah hutan, puncak gunung, tengah gurun, bahkan di pinggir sebuah kota atau desa. Ketentuan yang dibutuhkan untuk membuat sumur bor di darat terbilang lebih mudah dibandingkan lepas pantai. Namun karena sudah banyaknya eksplorasi dan eksploitasi di daratan, maka peluang menemukan cadangan migas baru pun lebih kecil dibanding di lautan.

Selain itu, tantangan untuk eksplorasi minyak dan gas pada offshore lebih besar daripada onshore. Proyek pembangunan kilang onshore harus memperhitungkan kekuatan tanah untuk fondasi dan beban angin, sedangkan di laut ada aspek lain yang perlu diperhitungkan, yaitu beban yang timbul dari gerakan arus dan gelombang laut. Hal ini memerlukan tenaga dan keahlian yang lebih kompleks dalam merancang kilang tersebut.

Terlebih lagi biaya operasional yang diperlukan untuk eksplorasi offshore lebih mahal dibandingkan onshore. Dari segi pembangunan, bahan struktur yang digunakan dalam proyek offshore tidak bisa sembarangan, prtlu ada pertimbangan terkait faktor lingkungan laut seperti korosi dan kegagalan yang disebabkan pertumbuhan biota laut. Namun, kelebihan dari offshore rig adalah strukturnya dapat dipindahkan karena menggunakan platform terapung seperti Floating Production Storage and Offloading (FPSO) dan Tension Leg Platform (TLP), sehingga dapat digunakan kembali untuk eksplorasi di lokasi lain setelah selesai mengekstrak minyak dan gas dari lokasi sebelumnya.

Berikut ini adalah salah satu contoh perbandingan mengenai hal-hal diatas, yaitu mengenai pengembangan Blok Wilayah Kerja Migas Masela di Maluku.

Gambar 4 Offshore platform jenis FPSO

Sebutkan 2 cara pengeboran untuk mengambil minyak bumi dan gas alam di lepas pantai

Sumber: https://mediaindonesia.com/ekonomi/31471/blok-masela-utamakan-indonesia-timur

Perlu diketahui bahwa Blok Wilayah Kerja Minyak dan Gas Bumi terletak di laut lepas Maluku. Dalam skema onshore, eksploitasi migas dilakukan di laut menggunakan anjungan lepas pantai terapung untuk proses pengeborannya. Hasil dari pengeboran tersebut kemudian dikirim ke daratan menggunakan pipa bawah laut ataupun kapal tanker untuk diproses lebih lanjut menjadi gas alam yang dicairkan/Liquefied Natural Gas (LNG) sehingga gas bumi hasil pengeboran dapat dijual dan dikonsumsi. Pada skema ini, selain dibutuhkan fasilitas pengeboran lepas pantai, karena letak sumur yang berada di laut lepas, diperlukan juga fasilitas produksi LNG yang berada di daratan dan juga sistem perpipaan atau transportasi dari laut ke darat. Berbeda dengan skema offshore yang tidak memerlukan fasilitas produksi di daratan, dikarenakan aktivitas produksi LNG bisa dilakukan di atas anjungan atau platform. Dalam skema offshore, gas bumi hasil pengeboran langsung diproses menjadi LNG yang kemudian dikirim ke darat menggunakan kapal tanker untuk langsung dijual dan dikonsumsi. Namun penggunaan skema offshore memerlukan anjungan lepas pantai yang lebih kompleks dikarenakan produksi LNG harus dilakukan di atas anjungan.

Berikut ini adalah beberapa perbedaan dalam skema onshore dan offshore:

AspekOnshoreOffshore
InfrastrukturAnjungan lepas pantai (pengeboran), fasilitas produksi di darat, sistem transportasi (pipa atau tanker)Anjungan lepas pantai (pengeboran dan produksi), sistem transportasi (tanker)
Pengadaan LahanTidak terbatasTerbatas
Konflik LahanMungkin terjadi, karena dibutuhkannya pembangunan fasilitas di daratTidak ada karena aktivitas di laut lepas
Dampak Sosial dan LingkunganKemungkinan terdapat dampak sosial karena di darat, lingkungan bisa jadi tercemarDampak sosial yang timbul sangat sedikit atau tidak ada, lingkungan bisa jadi tercemar
Fasilitas setelah masa eksploitasi selesaiFasilitas di darat sulit untuk dipindahkan, bisa digunakan untuk produksi LNG dari sumur lainAnjungan lepas pantai bisa pindah tempat ke lokasi eksploitasi lain karena bersifat terapung
PerawatanLebih mudah dan murah karena akses di daratLebih sulit dan mahal karena di laut

Sebaran blok migas yang dikelola secara offshore dan onshore

Di Indonesia, sudah banyak terjadi aktivitas eksploitasi migas dalam skema onshore maupun offshore. Berikut adalah beberapa data sebaran blok migas yang ada di Indonesia (dilansir oleh SKK Migas pada 1 Januari 2020).

NoWilayah KerjaBlok/LokasiOperatorKomoditasStatus
1Region I (Sumatra, Kepulauan Riau, dan Pulau Natuna)BangkoPetrochinaMinyak dan GasOnshore
2BatanghariGregoryGasOnshore
3BelidaSele RayaMinyak dan GasOnshore
4BentuEMPGasOnshore
5Aceh Blok AMedcoGasOnshore
6CPPBOB – BSP dan PertaminaMinyakOnshore
7CorridorCONOCO PHILLIPSGasOnshore
8DuyungWest NatunaMinyak dan GasOffshore
9GebangEMPMinyak dan GasOnshore dan Offshore
10JabungPetrochinaMinyak dan GasOnshore
11Jambi-MerangPHEMinyak dan GasOnshore
12KakapStar EnergyMinyak dan GasOffshore
13KamparPHEMinyakOnshore
14Karang AgungODIRAMinyak dan GasOnshore
15KisaranPacificMinyak dan GasOnshore
16Korinci BaruKalilaGasOnshore
17Krueng ManeENIMinyak dan GasOffshore
18LanggakSPRMinyakOnshore
19LemangMandala EnergyMinyak dan GasOnshore
20LematangMedcoMinyak dan GasOnshore
21LhokseumaweZaratexGasOnshore dan Offshore
22MahatoTexcalMinyakOnshore
23Selat MalakaEMPMinyak dan GasOnshore dan Offshore
24Merangin IISele RayaMinyak dan GasOnshore
25Laut Natuna Blok APremierGasOffshore
26Sumatra Utara Blok BPHEMinyak dan GasOnshore
27Sumatra Utara OffshorePHEMinyak dan GasOffshore
28Natuna Barat LautAWEGasOffshore
29Ogan KomeringPHEMinyak dan GasOnshore
30PalmerahTatelyMinyak dan GasOnshore
31PandanTropikMinyak dan GasOnshore
32Raja dan PendopoPHEMinyak dan GasOnshore
33RimauMedcoMinyak dan GasOnshore
34RokanChevronMinyak dan GasOnshore
35Selat PanjangSGEMinyak dan GasOnshore
36SembilangMandiri Panca UsahaMinyak dan GasOnshore
37SiakPHEMinyakOnshore
38Jambi SelatanJindiMinyak dan GasOnshore
39Laut Natuna Selatan BMedcoMinyak dan GasOffshore
40Sumatra SelatanMedcoMinyak dan GasOnshore
41Bukit Barisan Barat DayaRizkiGasOnshore
42TongaEMPMinyak dan GasOnshore
43TungkalMontD’OrMinyakOnshore
44Air Komering BaratTiarabumiMinyak dan GasOnshore
45Region II (Jawa dan Kalimantan)Alas Dara KemuningPertaminaMinyak dan GasOnshore
46BangkanaiMedcoMinyak dan GasOnshore
47BaweanCamarMinyakOnshore dan Offshore
48Bengara IMedcoMinyak dan GasOnshore dan Offshore
49BrantasMinarakGasOnshore
50BuluKris EnergyGasOffshore
51CepuExxon MobilMinyakOnshore
52KangeanKangean EnergyGasOnshore dan Offshore
53KetapangPetronasMinyakOffshore
54Madura OffshoreOphirGasOffshore
55Selat MaduraHusky-CNOOCMinyak dan GasOffshore
56MuriahPetronasGasOffshore
57NunukanPHEMinyakOffshore
58ONWJPHEMinyak dan GasOffshore
59PangkahSakaGasOffshore
60PasirPasirMinyak dan GasOnshore
61RanduguntingPHEGasOnshore dan Offshore
62Sanga-SangaPHEMinyak dan GasOnshore
63SimenggarisJOB MedcoMinyak dan GasOnshore
64Sumatra TenggaraPHEMinyak dan GasOffshore
65TarakanMedcoMinyak dan GasOnshore
66TubanPHEMinyak dan GasOffshore
67WailawiBenuo TakaMinyak dan GasOnshore
68WainPandawaMinyak dan GasOnshore
69Madura Barat OffshorePHEMinyak dan GasOffshore
70Region III (Indonesia bagian Timur)BerauBPMinyak dan GasOffshore
71BontangStarBornMinyakOffshore
72BulaKalrezMinyakOnshore
73Kalimantan Timur dan AttakaPHKTMinyak dan GasOnshore dan Offshore
74Sepinggan TimurENIGasOffshore
75GanalChevronMinyak dan GasOffshore
76KasuriGentingMinyak dan GasOnshore dan Offshore
77Kepala BurungPetrogasMinyak dan GasOnshore
78MahakamPHMMinyak dan GasOnshore dan Offshore
79Selat MakassarChevronMinyak dan GasOffshore
80MaselaInpexGasOffshore
81Muara BakauENIGasOffshore
82MuturiBPGasOnshore dan Offshore
83RapakChevronMinyak dan GasOffshore
84SalawatiPetrogasMinyak dan GasOnshore dan Offshore
85SebukuPearlGasOnshore dan Offshore
86SengkangEnergy EquityGasOnshore
87Senoro-ToiliJOB MedcoGasOnshore dan Offshore
88Seram Non BulaCITICMinyakOffshore
89Tarakan OffshoreManhattanMinyak dan GasOffshore
90Salawati BaratMontD’OrMinyak dan GasOnshore dan Offshore
91WiriagarBPGasOnshore

Oleh Hadian Bagas Widyawan dan Kevin Alief Adityaputra