Salah satu sifat wajib yang harus dimiliki nabi adalah sifat

You got lucky! We have no ad to show to you!

Iklan

Sebagai umat muslim, tentunya Parents perlu mengetahui beberapa sifat wajib rasul untuk bisa meneladaninya dan menanamkannya kepada buah hati tercinta. 

Mendidik anak adalah sebuah amanah besar yang diberikan Tuhan kepada Parents. Sebagai orangtua, tentulah Parents ingin si kecil menjadi anak yang bermartabat, saleh, dan berperangai baik.

Oleh karena itu, yuk, simak di sini apa saja sifat baik yang ada pada suri tauladan Rasulullah yang perlu kita semua ketahui.

Mengenal Sifat Wajib Rasul

Dalam Islam, Rasulullah SAW adalah tokoh mulia yang bisa menjadi teladan untuk seluruh umatnya di dunia. Beliau adalah teladan terbaik baik kita dalam bersikap, mendidik, berdagang, dan melakukan perilaku sehari-hari kita. Allah SWT pun selalu memerintah kita untuk meneladani dan mempelajari segala sifat dari beliau.

Parents pun pasti menginginkan jika si kecil memiliki sifat dan sikap seperti Rasulullah SAW. Berikut ini adalah  4 sifat wajib yang harus diajarkan dan menjadi teladan dalam berperilaku di kehidupan sehari-hari.

1. Shiddiq (Jujur)

You got lucky! We have no ad to show to you!

Iklan

Shiddiq atau jujur adalah sebuah sikap yang menyatakan sesuatu sesuai dengan fakta. Tidak dilebihkan atau tidak dikurangi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, jujur adalah sifat yang lurus harinya, tidak curang, dan tulus ikhlas dalam bersikap.

Para rasul Allah sudah sangat teruji kejujurannya. Rasulullah Muhammad SAW adalah salah satu rasul Allah yang sangat jujur dalam perkataan maupun perbuatan.

Para sahabat bahkan musuhnya pun mengakui kejujuran beliau. Sebagai seorang pedagang pun beliau sangat terkenal dengan kejujurannya.

Sebagaimana sahabat beliau, Ali R.A. meriwayatkan bahwa Abu Jahal berkata kepada Rasulullah SAW, “Kami tidak mengatakan engkau dusta. Namun, kami menganggap dusta ajaran yang engkau bawa. Beliau selalu jujur dalam perkataan dan perbuatan benar.”

You got lucky! We have no ad to show to you!

Iklan

Sifat dan kisah Nabi Muhammad SAW yang membawa hikmah tentang kejujuran perlu Parents ceritakan kepada si kecil. Cerita yang penuh pesan moral dapat membuat si kecil bisa memahami pentingnya berperilaku jujur seperti yang dilakukan para rasul Allah. 

Dengan cara seperti ini, anak-anak pun bisa dibiasakan jujur sedari kecil agar terbiasa sampai dewasa nanti.

2. Amanah (Dapat Dipercaya)

Sifat lain yang perlu diteladani dari Rasulullah SAW adalah amanah. Istilah sifat amanah merujuk pada sebuah sikap yang dapat dipercaya. 

You got lucky! We have no ad to show to you!

Iklan

Seseorang yang memiliki sifat amanah akan mudah dipercayai orang lain untuk mengurus atau memegang sesuatu tugas. Sebab, orang yang amanah akan melaksanakan urusan tersebut dengan sebaik-baiknya.

Sifat amanah tentunya sangat perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam kehidupan bersosial maupun dalam urusan pekerjaan. 

Rasulullah SAW yang diberikan tugas untuk menyampaikan ajaran Islam kepada umat manusia dan mengerjakan perintah Allah pun menunjukkan sifat amanah yang luar biasa.

Walaupun tantangan yang didapatkan sangat besar dari kaum Quraisy, tetapi beliau pantang menyerah dan tetap berjuang sampai akhir. Itulah sifat amanah yang dimiliki rasul Allah.

Parents bisa juga memberikan contoh sederhana kepada si kecil tentang sifat amanah. Misalnya, saat membuat janji kepada teman atau diberikan tugas oleh orangtua hendaknya si kecil bisa memenuhinya dengan baik.

3. Tabligh (Menyampaikan)

You got lucky! We have no ad to show to you!

Iklan

Sifat wajib ketiga yang dimiliki rasul Allah adalah tabligh (menyampaikan). Sifat tabligh yang dimiliki para rasul yakni suatu sikap menyampaikan seluruh ajaran yang diberikan Allah SWT berupa wahyu untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia sebagai pedoman hidup.

Para rasul pun melakukan itu. Mereka menyampaikan seluruh ajaran yang diterimanya dari Allah SWT bahkan dari hal terkecil pun mereka sampaikan. Tujuannya agar kelak seluruh umat manusia memiliki pedoman untuk hidupnya.

Parents pun perlu mengajarkan sifat tabligh kepada si kecil dengan cara yang sederhana, misalnya ketika si kecil diminta oleh teman atau gurunya menyampaikan sebuah informasi, maka ia harus menyampaikannya. Sifat tabligh ini pun mengajarkan sikap tanggung jawab kepada si kecil.

4. Fathonah (Cerdas)

Sifat wajib keempat yang dimiliki para rasul adalah fathonah (cerdas). Sifat fathonah sudah pasti harus dimiliki oleh para rasul. Sebab, tugas menjadi rasul tidaklah mudah, sehingga para rasul harus memiliki sifat fathonah (cerdas).

You got lucky! We have no ad to show to you!

Iklan

Kecerdasan para rasul Allah sudah tidak diragukan lagi, ya, Parents. Rasulullah SAW terkenal sangat cerdas, panda, arif dan bijaksana. Setiap beliau memutuskan sesuatu pastilah sudah dipertimbangkan dengan sangat baik dan pemikiran yang matang.

Sebagai orangtua, Parents pastilah ingin si kecil memiliki sifat fathonah (cerdas) seperti para rasul Allah. Nah, salah satu tugas orangtua pun harus mendukung dan juga meneladani si kecil agar ia rajin belajar supaya pandai dan cerdas seperti para rasul.

Artikel terkait: Ternyata cara sederhana ini bisa merangsang kecerdasan bayi!

Selain itu, orangtua pun perlu mendampingi dan memfasilitasi kebutuhan penunjang belajar si kecil, ya. Cara lain selain belajar untuk mengasah kecerdasan si kecil adalah dengan melibatkan dan mengajak si kecil dalam memutuskan segala hal.

Misalnya, memutuskan bersama tentang menu makan siang atau memutuskan ingin memakai baju apa setelah mandi. Hal sederhana seperti ini bisa melatih si kecil untuk bisa membuatnya lebih cerdas dalam memutuskan sesuatu kelak.

Sifat Mustahil bagi Rasul yang Perlu Dihindari

Selain sifat wajib, ada pula sifat yang mustahil dimiliki oleh Rasul. Nah, berkebalikannya, sifat-sifat inilah yang perlu anak hindari. Parents bisa mengajarkan bahwa sifat-sifat mustahil ini tidaklah baik dan sebaiknya tidak dilakukan. Perbuatan ini termasuk ke dalam dosa karena dapat merugikan orang lain bahkan diri sendiri.

Beberapa sifat mustahil rasul yang perlu dihindari di antaranya: 

  • Al-Kizzib (Bohong) Ini merupakan kebalikan dari sifat As-Sidiq yang berarti jujur. Ucapan lisan dan hati para rasul dijaga dan tidak mungkin memiliki sifat ini. Perbuatan bohong juga termasuk ke dalam hal yang tidak terpuji dan sebaiknya dihindari.
  • Al-Khiatan (Berkhianat). Merupakan sifat mustahil rasul yang perlu dihindari juga. Berkhiatan akan membuat kepercayaan orang lain pada kita menurun dan hal ini juga merugikan bagi yang melakukannya.
  • Al-Kitman (Menyembunyikan). Menyembunyikan atau tidak mau berbagi merupakan sifat yang mustahil dimiliki oleh rasul.
  • Al-Baladah (Bodoh). Sifat ini tentunya mustahil dan tidak dimiliki rasul sehingga perlu juga dihindari oleh kita sebagai manusia. Sebagai makhluk hidup, sudah menjadi kewajiban untuk kita terus belajar sebagai bentuk ibadah demi kebaikan di dunia dan akhirat. 

Artikel Terkait: 5 Hal sederhana yang membentuk karakter jujur pada anak, lakukan yuk Parents!

Nah,  itulah keempat sifat wajib rasul Allah yang perlu diteladani dan diajarkan kepada si kecil, serta sifat mustahilnya yang juga perlu dihindari. Semoga bermanfaat, ya, Parents!

***

Baca Juga:

Siapkan Tisu saat Menonton 10 Rekomendasi Film Indonesia Bertema Ayah Ini!

Ajarkan tentang kesabaran kepada anak dari kisah Nabi Ibrahim AS

6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam Beserta Maknanya

tirto.id - Terdapat beberapa sifat wajib bagi para Rasul dalam agama Islam. Rasul merupakan manusia pilihan Allah SWT yang menyampaikan wahyu kepada umatnya.

Para rasul bertugas sebagai pemberi petunjuk, pembawa kabar gembira, dan peringatan kepada umat manusia. Tentu saja tugas seperti ini tidak mudah dijalankan oleh seorang manusia biasa, demikian seperti dikutip dari situs Kementerian Agama (Kemenag).

Dikutip NU Online, bilangan nabi dan rasul sebenarnya ada banyak, namun hanya Allah SWT yang mengetahui jumlah pastinya,

Namun, ada 25 nabi dan rasul yang diceritakan dalam Al-Quran yang wajib kita percayai dengan pasti. Selanjutnya di antara 25 orang itu ada 5 orang Rasul yang mempunyai kelebihan yang istimewa. Mereka itu dinamakan Ulul-Azmi (اولوالعزم) artinya para Nabi dan Rasul yang mempunyai ketabahan luar biasa. Mereka itu adalah Nabi Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, dan Nabi Muhammad SAW.

Mengimani rasul-rasul Allah SWT merupakan kewajiban hakiki bagi seorang muslim karena merupakan bagian dari rukun iman yang tidak dapat ditinggalkan.

Sebagai perwujudan iman tersebut, kita wajib menerima ajaran yang dibawa rasul-rasul Allah SWT tersebut. Perintah beriman kepada rasul disebutkan dalam firman Allah SWT berikut ini:

يٰۤاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡۤا اٰمِنُوۡا بِاللّٰهِ وَرَسُوۡلِهٖ وَالۡكِتٰبِ الَّذِىۡ نَزَّلَ عَلٰى رَسُوۡلِهٖ وَالۡكِتٰبِ الَّذِىۡۤ اَنۡزَلَ مِنۡ قَبۡلُ‌ؕ وَمَنۡ يَّكۡفُرۡ بِاللّٰهِ وَمَلٰٓٮِٕكَتِهٖ وَكُتُبِهٖ وَرُسُلِهٖ وَالۡيَوۡمِ الۡاٰخِرِ فَقَدۡ ضَلَّ ضَلٰلًاۢ بَعِيۡدًا

Yaaa ayyuhal laziina aamanuuu aaminuu billaahi wa Rasuulihii wal Kitaabil lazii nazzala 'alaa Rasuulihii wal Kitaabil laziii anzala min qabl; wa mai yakfur billaahi wa Malaaa'ikatihii wa Kutubihii wa Rusulihii wal Yawmil Aakhiri faqad dalla dalaalam ba'ii

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya (Muhammad) dan kepada Kitab (Al-Qur'an) yang diturunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sungguh, orang itu telah tersesat sangat jauh". (QS.Ani-Nisa: 136)

Meskipun para rasul itu adalah seorang manusia pada umumnya, tetapi sebagai manusia pilihan Allah SWT, rasul memiliki sifat-sifat yang melekat pada dirinya.

Sifat-sifat ini sebagai bentuk kebenaran seorang rasul. Sifat-sifat rasul ini patut dicontoh oleh kita, sebagai umatnya. Sifat ini disebut dengan sifat wajib bagi rasul.

4 Sifat Wajib bagi para Rasul

Sifat wajib

ini ada 4, berikut uraiannya:

1. Shidiq (صِدْقٌ)

Shidiq artinya selalu benar. Para rasul selalu berkata yang benar, baik benar dalam menyampaikan wahyu yang bersumber dari Allah SWT, maupun benar dalam perkataan-perkataan yang berhubungan dengan persoalan keduniaan.

Contohnya apa yang dikatakan Nabi Ibrahim as. kepada bapaknya adalah perkataan yang benar. Apa yang disembah oleh bapaknya Ibrahim adalah sesuatu yang tidak memberi manfaat dan mudarat.

Peristiwa ini diabadikan dalam firman Allah SWT:

وَاذۡكُرۡ فِى الۡكِتٰبِ اِبۡرٰهِيۡمَ ۚ اِنَّهٗ كَانَ صِدِّيۡقًا نَّبِيًّا

Wazkur fil Kitaabi Ibraahiim; innahuu kaana siddiiqan Nabiyyaa

Artinya: "Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Ibrahim di dalam Kitab (Al-Qur'an), sesungguhnya dia adalah seorang yang sangat membenarkan, seorang Nabi". (Q.S. Maryam: 41)

2. Amanah (اَمَانَةٌ)

Amanah artinya dapat dipercaya. Para rasul senantiasa menjalankan tugas kenabiannya sesuai dengan tugas yang diberikan Allah SWT. kepadanya.

Demi terlaksananya tugas itu, mereka selalu menjaga jiwa dan raganya dari perbuatan-perbuatan dosa sehingga kepercayaan umat manusia terhadap dirinya senantiasa terjaga.

Cotohnya di saat kaum Nabi Nuh as. mendustakan apa yang dibawa olehnya. Allah SWT menegaskan bahwa Nuh as. adalah orang yang terpercaya (amanah).

Hal ini seperti termaktub di surah berikut ini:

اِذۡ قَالَ لَهُمۡ اَخُوۡهُمۡ نُوۡحٌ اَلَا تَتَّقُوۡنَ, اِنِّىۡ لَـكُمۡ رَسُوۡلٌ اَمِيۡنٌۙ

Idz qoola lahum akhuuhum Nuuhun alaa tattaquun; Innii lakum Rasuulun amiin

Artinya: “Ketika saudara mereka (Nuh) berkata kepada mereka, “Mengapa kamu tidak bertakwa"; Sesungguhnya aku ini seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu." (Q.S. asy-Syu’ara: 106-107)

3. Tabligh (تَبْلِغٌ)

Tabligh artinya menyampaikan perintah dan larangan, yaitu rasul selalu menyampaikan wahyu. Tidak ada satu pun ayat yang disembunyikan Nabi Muhammad saw dan tidak disampaikan kepada umatnya.

Dalam sebuah riwayat diceritakan bahwa Ali bin Abi Talib ditanya tentang wahyu yang tidak terdapat dalam al-Quran, Ali pun menegaskan yang termaktub dalam ayat berikut:

يٰۤـاَيُّهَا الرَّسُوۡلُ بَلِّغۡ مَاۤ اُنۡزِلَ اِلَيۡكَ مِنۡ رَّبِّكَ‌ ؕ وَاِنۡ لَّمۡ تَفۡعَلۡ فَمَا بَلَّغۡتَ رِسٰلَـتَهٗ‌ ؕ وَاللّٰهُ يَعۡصِمُكَ مِنَ النَّاسِ‌ ؕ اِنَّ اللّٰهَ لَا يَهۡدِى الۡقَوۡمَ الۡـكٰفِرِيۡنَ

Yaaa ayyuhar Rasuulu balligh maaa unzila ilaika mir Rabbika wa il lam taf'al famaaa ballaghta Risaalatah; wallaahu ya'simuka minan naas; innal laaha laa yahdil qawmal kaafiriin

Artinya: "Wahai Rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika tidak engkau lakukan (apa yang diperintahkan itu) berarti engkau tidak menyampaikan amanat-Nya. Dan Allah memelihara engkau dari (gangguan) manusia. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir". (QS. Al-Maidah: 67)

4. Fathonah (فَطَانَةٌ)

Fathonah artinya cerdas. Maksudnya para rasul memiliki kecerdasan dalam menjalankan amanah, tugas, dan tanggung jawab sebagai seorang rasul. Mereka mampu memahami persoalan umat sekaligus memberikan jalan keluarnya.

Mereka mampu menghadirkan hujjah atau argumentasi bagi orang-orang yang menentangnya. Mereka juga mampu menanamkan kebenaran ke dalam hati orang-orang yang masih ragu kepadanya.

Sebagai contoh ketika terjadi perselisihan antara kelompok kabilah di Mekah, setiap kelompok memaksakan kehendak untuk meletakkan Hajar Aswad (batu hitam) di atas Ka’bah.

Rasulullah SAW lalu menengahi dengan cara semua kelompok yang bersengketa agar memegang ujung kain yang dibawanya.

Kemudian, Nabi meletakkan batu itu di tengahnya, dan mereka semua mengangkat hingga sampai di atas Ka’bah. Sungguh betapa cerdasnya Rasulullah SAW.

Baca juga:

Baca juga artikel terkait SIFAT WAJIB atau tulisan menarik lainnya Dhita Koesno
(tirto.id - tha/tha)

Penulis: Dhita Koesno Editor: Addi M Idhom