Sakit perut saat menstruasi apakah berbahaya

JAKARTA, celebrities.id - Sakit perut saat haid apakah berbahaya? Meski nyeri perut saat menstruasi dikatakan normal dialami oleh wanita, beberapa kondisi tertentu nyeri ini harus diwaspadai.

Sakit perut saat haid atau istilah medisnya disebut dengan dismenorea, sering terjadi pada wanita muda. Dismenorea ini bisa dibedakan menjadi dua jenis yaitu primer dan sekunder.

Lalu apakah sakit perut saat haid berbahaya? Dilansir Healthline, Minggu (17/4/2022), selain nyeri pada daerah perut bawah, terkadang nyeri haid juga disertai dengan gejala premenstrual syndrome (PMS). Misalnya, perut yang terasa penuh gas, mual, nyeri pinggang, badan pegal-pegal, bahkan sakit kepala.

Dengan berbagai gejala di atas, dismenore masih bisa dikatakan normal dan akan hilang dengan sendirinya, bahkan dalam waktu yang tidak terlalu lama. 

Namun, pada beberapa kasus, kondisi ini bisa saja terasa begitu nyeri, sehingga dibutuhkan obat tertentu untuk mengatasi dan menghilangkan rasa nyeri tersebut. 

Sebagian wanita bahkan tetap merasakan nyeri perut ini, bahkan meski mereka telah mencoba untuk mengonsumsi obat-obatan untuk meredakannya. 

Pada umumnya, wanita berusia di bawah 20 tahun dan berasal dari keluarga yang juga memiliki riwayat dismenore akan lebih rentan menderita dismenore. 

Penyebab dismenore adalah timbulnya kontraksi pada area rahim selama masa menstruasi. Hal ini biasanya dipicu oleh kadar hormon prostaglandin yang cenderung mengalami peningkatan sesaat sebelum terjadinya menstruasi itu sendiri.

Dalam kondisi seperti ini, kontraksi bisa saja terjadi begitu kuat dan menekan pembuluh darah yang terdapat di sekitarnya, sehingga menghindari supply oksigen yang masuk ke area rahim. 

Meski dianggap sebagai keluhan ringan, nyeri haid yang hebat bisa jadi indikasi adanya  gangguan kesehatan lain. Kenali nyeri yang normal dan abnormal untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Nyeri haid merupakan salah satu keluhan yang ‘akrab’ bagi para wanita. Keluhan yang biasanya datang menjelang dan pada hari awal-awal datang bulan ini membuat penderitanya tidak nyaman dan berakibat pada terganggunya aktivitas. Bahkan, nyeri haid yang hebat bisa membuat penderitanya berguling-guling menahan sakit. 

Sebenarnya nyeri haid merupakan keluhan normal. Namun, ada beberapa kondisi yang perlu diwaspadai, karena nyeri haid juga bisa jadi pertanda adanya gangguan kesehatan lain.

Muncul di usia belia

Nyeri haid (dismenorea) adalah nyeri yang biasa dirasakan sesaat sebelum atau saat menstruasi. Umumnya gejala yang dirasakan adalah kram yang terpusat di perut bawah, kadang disertai nyeri pinggang.

Biasanya nyeri haid dimulai saat remaja karena siklus haid di usia ini masih suka berubah-ubah. Tetapi pada siklus ovulasi, kejadian ini akan berkurang seiring bertambahnya usia. Jadi, semakin dewasa usia seseorang, kemunculan nyeri haid seharusnya bisa berkurang. 

Jika masih muncul nyeri haid, kemungkinan ada faktor risiko lain yang menyertainya. Di antaranya indeks massa tubuh (BMI) kurang dari 20 alias tubuh terlalu kurus, menstruasi pertama yang datang lebih dini (sebelum usia 12 tahun), interval menstruasi yang panjang, perdarahan yang iregular atau berlebih, serta gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok, mengonsumsi kafein yang berlebihan, alkohol, dan minuman berkarbonat. 

Normal atau tidak normal?

Secara umum, nyeri haid dapat diklasifikasikan sebagai primer dan sekunder. Nyeri haid primer berhubungan dengan siklus ovulasi dan berasal dari kontraksi rahim, tanpa penyakit atau tidak ditemukan adanya kelainan. Sedangkan nyeri haid sekunder berhubungan dengan penyakit pada daerah panggul, seperti endometriosis, adenomiosis, atau mioma uteri. 

Nyeri haid primer terjadi karena kurangnya suplai darah pada otot rahim yang disebabkan kontraksi otot rahim yang sering dan memanjang. Nyeri haid primer biasanya terjadi sebelum atau bersamaan dengan menstruasi dan berkurang secara bertahap setelah 72 jam. Selain itu, kram haid timbul secara intermiten dengan intensitas yang berbeda dan biasanya berpusat pada daerah perut bawah dengan pola yang konsisten selama siklus menstruasi.

Sedangkan pada wanita dengan nyeri haid sekunder, kerap kali berhubungan dengan penyakit pada daerah panggul, seperti endometriosis. Biasanya gejala yang dirasakan adalah intensitas nyeri yang meningkat, dapat terjadi pada pertengahan siklus dan pada minggu haid yang sedang terjadi.

Endometriosis yang muncul pada rektum dapat mengakibatkan nyeri saat buang air besar. Jika tumbuh di vagina atau infiltrasi dalam, dapat menyebabkan rasa nyeri saat berhubungan seksual.

Sedangkan pada kelainan akibat mioma, nyeri disebabkan oleh haid yang berlebih dan intensitasnya berhubungan dengan volume aliran haid.

Pengobatan nyeri haid

Nyeri haid primer bisa diatasi dengan tindakan non-medis dan medis. Tindakan non-medis bisa dilakukan dengan mengompres perut yang kram dengan air hangat, olahraga teratur, konsumsi makanan berkalsium dan menghindari makanan yang menyebabkan faktor risiko, seperti makanan yang mengandung lemak tinggi.

Sedangkan untuk pengobatan medis, yang diberikan pada lini pertama adalah antinyeri seperti asam mefenamat dan ibuprofen. Bila nyerinya tidak kunjung reda, bisa diberikan pil KB kombinasi. Atau, diberikan pengobatan yang sesuai dengan penyebab gangguan kesehatan (penyakitnya).

Pola hidup sehat merupakan salah satu cara untuk mencegah atau meminimalisir rasa nyeri ketika haid. Kebiasaan sehat yang dianjurkan antara lain:

  • konsumsi makanan yang dapat mengurangi rasa sakit atau kram saat menstruasi seperti makanan berkalsium tinggi (susu, almond, sayuran hijau, biji wijen), kayu manis, dan jahe;
  • hindari minuman beralkohol, kafein, dan berkarbonat;
  • jauhi makanan yang berlemak; dan 
  • berolahraga secara teratur, tiga kali seminggu, dapat mengeluarkan endorfin yang dapat berfungsi sebagai antinyeri dan meningkatkan mood secara alami.

Kapan harus berkonsultasi dengan dokter?

  • Nyeri yang hebat di daerah panggul
  • Intensitasnya meningkat
  • Nyeri bisa timbul di tengah-tengah siklus atau selama menstruasi, bisa terjadi selama satu minggu
  • Disertai gejala lain, seperti sakit saat berhubungan intim 

Menjaga kesehatan organ reproduksi

  • Konsumsi makanan bergizi seimbang
  • Kendalikan berat badan
  • Hindari merokok dan minum alkohol
  • Olahraga teratur
  • Hindari obat-obatan diet karena bisa merusak sel telur
  • Penuhi kebutuhan vitamin D, bisa didapat dari sinar matahari atau suplemen

dr. Thomas Chayadi, Sp.OG

Spesialis Kebidanan & Kandungan
RS Pondok Indah - Puri Indah

Apakah sakit perut saat haid itu normal?

Nyeri haid masih dikatakan normal apabila berlangsung antara dua sampai tiga hari. Akan tetapi, nyeri haid yang terjadi sepanjang waktu menstruasi bisa disebut tidak normal. Coba konsultasikan ke dokter apabila kram perut atau nyeri haid terjadi sepanjang jadwal haid atau sampai tujuh hari.

Kenapa sakit perut saat haid sangat sakit?

“Adanya peluruhan dinding rahim saat haid memicu kontraksi sehingga menekan pembuluh darah yang mengelilingi rahim. Kontraksi ini memutuskan suplai darah dan oksigen ke rahim, akibatnya jaringan rahim melepaskan bahan kimia yang menimbulkan rasa nyeri saat haid.