Rumah adat yang berasal dari Jawa Tengah disebut

Jika ditanya soal rumah adat dari Jawa Tengah, Rumah Joglo pasti jadi salah satu jawaban populer. Tapi tahu nggak, sih, masih ada banyak rumah adat Jawa Tengah yang unik dan eksotis yang harus kamu tahu, Bela.

Selain Rumah Joglo, Jawa Tengah punya rumah adat lainnya seperti Rumah Limasan, Rumah Tajug, Rumah Panggang Pe dan masih banyak lagi. Rumah-rumah adat Jawa Tengah ini juga punya sisi unik atau ciri khasnya masing-masing yang menarik untuk diketahui. 

Penasaran? Simak 5 rumah adat Jawa Tengah unik nan eksotis yang harus kamu tahu di bawah ini!

1. Rumah Joglo

Rumah adat yang berasal dari Jawa Tengah disebut
Dengklangparah.blogspot.com

Rumah Joglo adalah satu jenis rumah adat asal Jawa Tengah yang paling populer. Rumah Joglo sendiri memiliki ciri-ciri yakni adanya empat tiang utama di bagian depan rumah. Ruangan di Rumah Joglo juga memiliki dua bagian, yakni rumah induk dan rumah tambahan.

Di bagian rumah induk, terdapat ruangan-ruangan seperti Pendopo, Pringgitan, Emperan, Senthong Kiwa, Senthong Tengah, Senthong engen. Sedangkan dalam rumah tambahan, diisi dengan ruangan yang disebut Gandhok. 

2. Rumah Panggang Pe

Bela, nama Panggang Pe ternyata berasal dari dua kata, yakni panggang dan ape yang berarti 'dijemur'. Nama ini diberikan karena pada zaman dahulu, Rumah Panggang Pe berfungsi untuk menjemur barang-barang komoditas hasil pertanian, seperti daun teh, ketela dan lain-lain. 

Dibandingkan dengan rumah adat Jawa Tengah lainnya, rumah Panggang Pe memiliki desain bangunan yang paling sederhana. Rumah ini lebih didominasi oleh tiang-tiang penyangga atap dibandingkan tembok. Tiang atau saka  dalam Rumah Panggang Pe ini bisa berjumlah sekitar empat sampai enam buah. Uniknya, tiang-tiang yang menyangga sisi belakang rumah Panggang Pe ini biasanya dibuat lebih panjang. Alasannya, karena sisi belakang rumah ini biasanya lebih tinggi dari sisi depan yang dibuat lebih miring.

3. Rumah Limasan

Rumah adat yang berasal dari Jawa Tengah disebut
Youtube.com/rumahadatjawa

Nama Limasan ternyata diberikan pada rumah adat ini karena atapnya yang berbentuk limas. Sisi-sisi atap Rumah Limasan ini terlihat mirip dengan atap pada rumah-rumah adat di Sumatra Selatan. Uniknya, rumah limasan biasanya memang tidak ditembok ataupun dicat. Melainkan, dibangun dengan batu bata merah yang kokoh saja. 

4. Rumah Tajug

Kalau rumah yang satu ini bisa dikatakan spesial karena tidak dapat dibangun sembarang orang. Ya, alasannya karena Rumah Tajug biasanya digunakan sebagai tempat beribadah. Salah satu contoh Rumah Tajug yang populer adalah Masjid Agung Demak.

Pada atapnya, Rumah Tajug memiliki bentuk bujur sangkar yang bertingkat. Ujung atap rumah ini biasanya dihiasi dengan kubah kecil. Rumah Tajug juga memiliki beberapa jenis seperti Semar Tinandu, Semar Sinongsong, Mangkurat, dan Lambang Sari.

5. Rumah Kampung

Pada zaman dahulu, Rumah Kampung biasanya merupakan tempat tinggal petani, peternak, pekerja pasar, dan rakyat biasa lainnya. Di dalamnya, kamu bisa menemukan ruangan-ruangan seperti rumah masyarakat pada umumnya seperti ruang tamu, dapur kamar dan teras. 

Uniknya, rumah ini memiliki tiang yang harus berkelipatan empat dengan jumlah minimum tiangnya adalah 8 buah. Jenis-jenis Rumah Kampung sendiri antara lain adalah Gajah Ngombe, Pokok dan Pacul Gowang.

Itu dia 5 rumah adat asal Jawa Tengah berserta keunikannya masing-masing. Ada yang baru kamu tahu, Bela?

Baca Juga: Super Kokoh dan Tahan Gempa, Ini 6 Keunikan Rumah Adat Sumatra Barat

Baca Juga: Dapat Bertahan Hingga 200 Tahun, Ini 5 Keunikan Rumah Adat Aceh

Baca Juga: Keindahan 18 Rumah Adat Khas Indonesia dari Sabang Sampai Merauke

Rumah adat yang berasal dari Jawa Tengah disebut

Rumah adat yang berasal dari Jawa Tengah disebut
Lihat Foto

Shutterstock/E. S. Nugraha

Rumah Joglo DOK. Shutterstock/E. S. Nugraha

KOMPAS.com - Rumah adat Jawa Tengah merupakan gaya bangunan yang masih sering digunakan hingga saat ini.

Nama rumah adat Jawa Tengah ini salah satunya adalah Joglo yang dari segi budaya memiliki filosofi yang mendalam. Walau begitu, ternyata Jawa Tengah masih memiliki beberapa bentuk rumah adat lainnya.

Baca juga: Daftar Lagu Daerah Terlengkap dari Aceh hingga Papua

Meski mengalami banyak penyesuaian, gaya rumah adat Jawa Tengah masih kerap diadopsi dalam pembangunan tempat tinggal maupun bangunan lain.

Baca juga: 7 Kuliner Jawa Tengah, Langka Ditemui di Jakarta

Menarik untuk dipelajari, berikut adalah beberapa jenis rumah adat dari Jawa Tengah serta ciri khas dan keunikannya.

Baca juga: Joglo Kelor, Saksi Bisu Perjuangan Tentara Pelajar Melawan Penjajah

Rumah Adat Jawa Tengah

1. Rumah adat Joglo

Rumah adat yang berasal dari Jawa Tengah disebut

Rumah adat yang berasal dari Jawa Tengah disebut
Lihat Foto

Shutterstock/nawara

Rumah Joglo DOK. Shutterstock/nawara

Nama rumah adat Joglo berasal dari tajug loro yang berarti dua gunung atau juglo.

Hal ini identik dengan bentuk atap rumah Joglo yang menyerupai kenampakkan dua gunung.

Rumah Joglo memiliki beberapa ruangan seperti pendhapa atau pendopo, pringgitan, dan omah dalem atau omah njero.

Bagian unik yang jadi ciri khas rumah adat Jawa Tengah ini adalah adanya 4 tiang di bagian tengah yang disebut soko guru.

Meski terlihat sederhana, rumah Joglo dulunya hanya dimiliki oleh kalangan priyayi atau bangsawan karena materialnya yang mahal dan waktu pembuatannya yang memakan waktu lama.

Rumah Adat Jawa Tengah – Sebagai provinsi, Jawa Tengah telah dibentuk sejak masa pendudukan kolonial Belanda. Dulunya, Kasunanan Surakarta, Mangkunegaran, dan Kasultanan Yogyakarta merupakan kawasan yang berdiri sendiri.

Saat ini, hanya Daerah Istimewa Yogyakarta saja yang berdiri secara terpisah. Namun, seringkali juga dimasukkan ke dalam wilayah Jawa Tengah terutama berdasarkan kesamaan tradisi dan budaya.

Provinsi ini seringkali disebut sebagai jantung budaya Suku Jawa. Sebab hingga kini, kita masih dapat menikmati adat istiadat Jawa yang diwariskan secara turun-temurun tetap lestari di Jawa Tengah. Warisan budaya tersebut meliputi seni musik, seni tari, kerajinan tangan, kuliner, bahasa daerah, hingga rumah adat Jawa Tengah.

Rumah Tradisional Jawa Tengah

Rumah adat Jawa Tengah disebut Rumah Joglo. Jenis rumah ini sangat populer, bahkan digunakan juga di kawasan lain di Pulau Jawa, seperti di Jawa Timur dan Jawa Barat.

Rumah Joglo dengan mudah bisa kita jumpai hingga kini, terutama di wilayah pedesaan di Jawa Tengah dan masih digunakan sebagai rumah tinggal oleh sebagian besar masyarakat.

Sementara itu di beberapa kota besar, konstruksi Rumah Joglo banyak dijadikan hotel atau restoran yang mengusung tema tradisional. Tidak sedikit juga masyarakat yang mendirikan rumah dengan konsep Rumah Joglo untuk mendapatkan suasana tradisional khas Jawa Tengah.

Sebenarnya rumah adat Jawa Tengah bukan hanya Joglo saja. Ada juga Rumah Adat Tajug, Panggang Pe, Limasan, dan Rumah Adat Kampung. Akan tetapi Rumah Joglo merupakan rumah tradisional yang paling dikenal di antara kelimanya.

1. Rumah Adat Joglo

Pada zaman dahulu, Rumah Joglo tidak hanya berfungsi sebagai rumah tinggal. Namun sekaligus menjadi simbol status sosial pemiliknya. Rumah Joglo hanya bisa dimiliki oleh kalangan bangsawan dan orang mampu.

Untuk membuat Rumah Joglo, diperlukan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Karena itulah, Rumah Joglo awalnya hanya bisa dimiliki oleh raja, pangeran, dan kaum bangsawan lainnya. Rakyat kebanyakan biasanya tinggal di jenis rumah tradisional lainnya.

baca juga:  4++ Pakaian Adat Kalimantan Barat - Makna, Keunikan, & Gambar

Rumah adat yang berasal dari Jawa Tengah disebut
99.co

Ciri khas Rumah Joglo terletak pada bentuk atapnya yang bertingkat-tingkat. Bentuknya merupakan perduan bangun trapesium dan segitiga. Sudut kemiringannya pun berbeda-beda.

Atap Joglo berada di bagian tengah rumah dan diapit oleh atap serambi. Bagian atap Rumah Joglo modern terbuat dari bahan-bahan alami, yaitu genteng tanah liat. Sementara itu, di masa lalu digunakan bahan-bahan seperti ijuk, jerami, dan alang-alang.

Atap Rumah Joglo yang dibuat bertingkat-tingkat membuat hawa di dalam rumah menjadi lebih sejuk, karena sirkulasi udara berjalan dengan lancar. Bentuk atap ini ternyata memiliki makna hubungan dan pergerakan manusia dengan udara.

Pemberian nama Joglo juga memiliki filosofi tersendiri. Asal kata Joglo diambil dari kata “tajug” dan “loro” yang dapat diartikan sebagai penggabungan 2 tajug. Hal ini berkaitan dengan atap Rumah Joglo yang bentuknya menyerupai gunung.

Dalam adat masyarakat Jawa, gunung memiliki arti sakral, yaitu sebagai tempat tinggal para dewa. Selain atapnya, keempat pilar Rumah Joglo yang disebut Saka Guru juga memiliki filosofi, yaitu representasi 4 arah mata angin.

Pada umumnya Rumah Joglo terbagi menjadi beberapa bagian, antara lain:

  • Bagian depan yang disebut dengan Pendapa, ini adalah area yang terbuka untuk umum. Menandakan karakteristik orang Jawa yang dikenal ramah dan terbuka. Biasanya, pendapa dilengkapi dengan tikar.
  • Bagian tengah disebut Pringgitan, menjadi area di mana diselenggarakan berbagai macam acara adat, misalnya pertunjukan wayang atau saat ada upacara Ruwatan. Area rumah ini bisa dilambangkan sebagai Dewi Sri yang merupakan sumber dari segala kehidupan, kesuburan, dan kebahagiaan. Area tengah juga bersifat terbuka, namun ketika ada gelaran acara tertentu.
  • Bagian belakang disebut Dalem, merupakan ruang utama bagi keluarga. Di area Dalem terdapat kamar-kamar yang disebut dengan senthong. Jumlah senthong di masa lalu hanya 3 buah. Satu senthong untuk keluarga laki-laki, senthong yang kedua untuk keluarga perempuan, dan senthong yang ketiga dikosongkan. Senthong yang dikosongkan disebut sebagai Krobongan dan merupakan tempat penyimpanan pusaka sebagai bentuk pemujaan terhadap Dewi Sri. Meski dikosongkan dan menjadi bagian rumah yang dianggap paling suci, rumah ini tetap dilengkapi dengan tempat tidur dan perabotan lainnya.

baca juga:  Bunga Nasional Indonesia - 3 Puspa Cinta Tanah Air

Dalam perkembangannya di masa kini, Rumah Joglo tidak lagi hanya dimiliki oleh kaum bangsawan. Semua orang bisa mendirikan rumah dengan konstruksi Rumah Joglo jika mereka menginginkannya dengan bahan-bahan alternatif yang lebih bervariasi.

2. Rumah Adat Panggang Pe

Penamaan Panggang Pe berasal dari 2 kata, yaitu “panggang” dan “ape” yang dapat diartikna sebagai dijemur. Sebab rumah tradisional Jawa Tengah jenis ini dulunya difungsikan untuk menjemur berbagai barang, misalnya hasil pertanian seperti ketela, daun teh, dan lain-lain.

Rumah adat yang berasal dari Jawa Tengah disebut
lulianstudiolab

Rumah Panggang Pe juga digunakan untuk tempat berlindung sementara dari terpaan hujan, angin, ataupun sinar matahari yang terik. Sementara itu, di malam hari Rumah Panggang Pe bisa juga difungsikan sebagai pos ronda. Pada perkembangannya, jenis rumah ini bahkan dijadikan sebagai warung makan, kios, dan pabrik industri rumahan sederhana.

Rumah Panggang Pe dianggap paling sederhana jika dibandingkan rumah adat Jawa Tengah lainnya. Bentuknya bujur sangkar atau persegi panjang, dengan jumlah tiang-tiangnya lebih banyak dibandingkan dinding.

Walaupun sederhana, Rumah Panggang Pe terbagi menjadi beberapa jenis, antara lain Rumah Panggang Pe Barengan yang dibangun berderet, Trajumas, Cere Gancet, Gedhang Setangkep, Empyak Setangkep, Gedhang Salirang, dan Panggang Pe Pokok.

3. Rumah Tajug

Jenis rumah yang ketiga adalah Rumah Tajug yang berbentuk bujur sangkar dengan atap yang runcing. Rumah Tajug digunakan sebagai tempat ibadah dan merupakan tempat yang sakral. Dahulu kala, Rumah Tajug tidak bisa dibangun oleh orang biasa karena kesakralannya tersebut.

baca juga:  Kerusakan Hutan di Pulau Jawa & Kondisi Saat Ini

Rumah adat yang berasal dari Jawa Tengah disebut
wikimedia

Salah satu contoh Rumah Tajug yang masih ada dan digunakan hingga saat ini adalah Masjid Agung Demak di kota Demak. Masjid ini didirikan oleh Walisongo pada masa Kerajaan Demak. Ada pula Masjid Wustho Mangkunegaran di Surakarta yang atapnya merupakan tipe Rumah Tajug.

Rumah Tajug juga memiliki beberapa jenis, diantaranya adalah Semar Tinandu, Lambang Sari, Semar Sinongsing, dan Mangkurat.

4. Rumah Kampung

Bentuk Rumah Kampung hampir sama dengan Rumah Panggang Pe, terdiri dari teras depan dan belakang yang terbuka. Perbedaannya adalah Rumah Kampung memiliki ruangan tertutup di bagian tengahnya. Karena rumah ini memang digunakan sebagai rumah tinggal.

Rumah adat yang berasal dari Jawa Tengah disebut
reservasiku.com

Ciri khas rumah adat model kampung adalah tiang penyangga yang jumlahnya kelipatan angka 4, yaitu 8, 12, 16, dan seterusnya.

5. Rumah Limasan

Rumah Limasan adalah rumah yang umumnya digunakan masyarakat yang memiliki kedudukan lebih tinggi dari rakyat jelata, tetapi lebih rendah dari kaum bangsawan. Dinamakan Limasan karena bentuk atapnya berbentuk seperti limas. Atap ini memiliki 4 sisi yang menghadap ke 4 arah mata angin.

Rumah adat yang berasal dari Jawa Tengah disebut
joglolimasan.com

Rumah Limasan pun memiliki beberapa jenis, diantaranya adalah Limasan Lawakan, Klabang Nyander, Semar Pindohong, dan Gajah Mungkur.