Perut Terasa kencang saat hamil trimester 3

Namun dokter yang aktif yang berkicau lewat akun @adirahmanog itu mengatakan, ibu harus waspada ketika kontraksi palsu itu terjadi secara terus-menerus dan terasa kuat.

dr Hari kemudian menambahkan, bila ini benar-benar terjadi, maka ibu sebaiknya segera memeriksakan diri ke tenaga medis terdekat, tak peduli apakah usia kehamilannya sudah mencukupi ataupun belum.

"Bedanya dengan kontraksi untuk persalinan itu, terasa regular dan berpola, sekitar setiap 10 menit sekali, lalu nyeri disertai keluarnya darah, lendir atau air dari jalan lahir," urainya dalam kesempatan terpisah.

Baca juga: 'Mendongkrak' Berat Badan Janin Jelang Waktu Melahirkan

Lantas bagaimana cara terbaik merilekskan perut ibu hamil saat mengencang? Menurut dr Adi, ibu yang mengalaminya sebaiknya disarankan untuk bed rest atau istirahat total.

"Bisa jadi ibu kecapean. Kalau dirasa tidak ada perubahan, cobalah ke dokter sebab paling banyak ini dikarenakan ada infeksi saluran (kencing, red)," sarannya.

Dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan kehamilan pada trimester ketiga. Di bawah ini sederet pemeriksaan kehamilan trimester 3 yang bisa Mama lakukan:

1. Tes Darah dan Urine

Pada trimester ketiga kehamilan, ibu hamil perlu melakukan pemeriksaan darah dan urine. Tujuan pemeriksaan laboratorium pada ibu hamil trimester 3 untuk mendeteksi adanya infeksi, preeklampsia, anemia, atau komplikasi lain yang sering dialami jelang minggu terakhir kehamilan.

2. Pemeriksaan Panggul

Pada beberapa minggu terakhir kehamilan, dokter akan melakukan pemeriksaan panggul untuk melihat apakah serviks (leher rahim) sudah siap untuk melahirkan. Biasanya, kondisi leher rahim yang siap melahirkan jadi melunak, menipis, dan cenderung terbuka.

Perubahan ini dapat terjadi secara perlahan atau cepat selama berminggu-minggu, berhari-hari, atau berjam-jam sebelum persalinan.

Tidak jarang, pembukaan serviks baru dimulai beberapa minggu sebelum persalinan. Kemudian, leher rahim berhenti membesar. Proses ini sering terjadi secara tidak terduga.

3. Skrining Streptokokus Grup B

Pada usia kehamilan minggu ke-35 hingga 37, ibu hamil bisa melakukan skrining streptokokus grup B untuk mendeteksi adanya bakteri streptokokus grup B.

Bakteri streptokokus grup B adalah penyebab utama infeksi yang bisa mengancam jiwa bayi baru lahir. Infeksi bakteri ini juga bisa menyebabkan cacat intelektual, gangguan penglihatan, dan gangguan pendengaran.

Jika hasil skrining streptokokus grup B positif, nantinya bumil akan diberikan antibiotik untuk dikonsumsi selama persalinan. Hal ini bertujuan untuk melindungi bayi agar tidak terinfeksi bakteri saat lahir.

Artikel Lainnya: Cek Darah saat Hamil, Perlu atau Tidak?

4. Pemantauan Detak Jantung Janin

Pemantauan detak jantung janin elektronik bisa dilakukan selama kehamilan hingga persalinan. Detak jantung janin dapat menunjukkan apakah janin akan baik-baik saja atau berada dalam masalah. 

Biasanya tes ini dilakukan setelah minggu ke-20 kehamilan.

5. Tes Stres Kontraksi dan Non-Stres 

Ibu yang memiliki kehamilan berisiko tinggi perlu melakukan non-stress test (NST) setiap minggunya. Contoh kehamilan berisiko tinggi yang perlu tes non-stres, yaitu mengandung lebih dari satu janin atau menderita diabetes dan tekanan darah tinggi. 

Tes non-stres dilakukan dengan mengikatkan monitor di perut bumil. Monitor akan mengukur detak jantung saat janin bergerak.

Ibu dengan kehamilan berisiko tinggi juga bisa melakukan tes stres kontraksi. Pada tes stres kontraksi, detak jantung bayi diukur sebagai respon terhadap kontraksi yang dirangsang oleh oksitosin atau stimulasi puting.

Dokter melakukan tes stres kontraksi untuk memprediksi kemampuan bayi menghadapi stres selama persalinan.

6. USG

Pada trimester 3, ibu hamil juga perlu melakukan tes ultrasonografi (USG). Biasanya, tes USG dilakukan 1-2 kali. Jika memiliki anak kembar, biasanya tes USG akan dilakukan lebih sering untuk memeriksa posisi dan pertumbuhan bayi.

Umumnya, pemeriksaan USG dilakukan pada usia kehamilan 30, 34, 36, dan 38 minggu. Apabila bayi belum lahir, pemeriksaan kehamilan juga bisa dilakukan pada usia 40, 41, dan 42 minggu.

Jika diperlukan, dokter akan menggabungkan tes non-stres dengan USG untuk memeriksa pernapasan, gerakan janin, tonus otot, serta cairan ketuban.

Terdapat beberapa hal yang perlu ditanyakan saat USG trimester 3, di antaranya jumlah janin, ukuran dan berat janin, gerakan janin, denyut jantung, kondisi organ, hingga jumlah cairan ketuban yang dapat memengaruhi kondisi kehamilan dan proses persalinan.

Nah, hasil USG bisa diperoleh pada hari pemeriksaan. Untuk memahami cara membaca hasil USG trimester 3, Mama perlu mengenali istilah medis berikut:

  • Biparietal Diameter (BPD) digunakan untuk menentukan ukuran diameter antara dua sisi kepala bayi
  • Femur Length (FL) menentukan ukuran tulang bayi
  • Head Circumference (HC) menentukan ukuran lingkar kepala bayi
  • Gestational Age (GA) untuk mengetahui perkiraan usia kehamilan berdasarkan ukuran tungkai lengan dan kaki janin, diameter kepala, maupun perkembangan organ si kecil
  • Gestational Sac (GS) untuk mengetahui ukuran rongga ketuban dengan mengukur rata-rata diameter kantung kehamilan
  • Abdominal Circumference (AC) untuk mengetahui ukuran lingkar perut janin
  • Estimated Due Date (EDD) mengetahui perkiraan tanggal kelahiran bayi berdasarkan tanggal haid

Artikel Lainnya: Waspadai Bahaya Ibu Hamil yang Kurang Gizi

Pola Makan Trimester 3

Penting untuk memenuhi kebutuhan gizi ibu hamil trimester 3. Hal ini guna menjaga kesehatan bumil dan kandungan di bulan-bulan terakhir kehamilan. 

Terdapat sejumlah vitamin dan nutrisi untuk ibu hamil trimester 3 yang wajib dikonsumsi, seperti asam folat, zat besi, kalsium, vitamin D, asam lemak omega-3, vitamin B, dan vitamin C. Deretan vitamin dan nutrisi tersebut bisa diperoleh dari suplemen maupun sejumlah makanan. 

Nah, makanan yang dikonsumsi ibu hamil trimester 3 harus dimasak hingga matang, ya!

Ibu hamil juga memerlukan asupan protein, zat besi, dan kalsium, salah satunya dengan mengonsumsi telur rebus. Manfaat telur rebus untuk ibu hamil trimester 3, yaitu bisa mendukung perkembangan bayi.

Bumil juga bisa mengonsumsi buah. Contoh buah yang bagus untuk ibu hamil trimester 3, antara lain jeruk, mangga, pir, alpukat, jambu biji, pisang, hingga srikaya.

Konsumsi susu hamil untuk trimester 3 juga penting! Jangan sampai bayi kekurangan nutrisi sehingga perkembangannya menjadi terganggu.

Selain itu, terdapat beberapa pantangan ibu hamil trimester 3 yang harus dihindari. Salah satunya adalah tidak mengonsumsi makanan mentah karena mengandung bakteri yang berbahaya bagi perkembangan janin.

Bagaimana dengan mi instan? Bolehkah makan mie instan saat hamil trimester 3? 

Sebaiknya, bumil menghindari konsumsi mi instan. Soalnya, mi instan mengandung bahan pengawet dan MSG yang tinggi. Jika dikonsumsi terlalu banyak, hal ini dapat mengganggu pertumbuhan otak dan saraf si kecil. Akibatnya, anak bisa berkembang menjadi hiperaktif.

Artikel Lainnya: Sejumlah Buah-buahan yang Dilarang untuk Ibu Hamil

Tips Menjaga Kehamilan Trimester 3

Kelahiran si kecil hanya tinggal beberapa bulan lagi. Karenanya, bumil perlu menjaga diri dan kandungan dengan melakukan sejumlah aktivitas di trimester 3 kehamilan, di antaranya:

1. Olahraga Ibu Hamil Trimester 3

Selama trimester terakhir, ibu hamil perlu menjaga kesehatan dengan berolahraga. Olahraga untuk ibu hamil trimester 3 yang bisa dilakukan, seperti yoga dan pilates. 

Keduanya bermanfaat memperkuat panggul, meningkatkan kualitas tidur, dan meredakan cemas. Yoga dan pilates juga bisa mengurangi sakit punggung, sakit kepala, sesak napas, dan mual selama kehamilan.

Senam hamil trimester 3 seperti latihan kegel juga dapat membantu melatih otot panggul bawah dan membantu meminimalkan risiko buang air kecil setelah melahirkan.

2. Jangan Berbaring Telentang

Ibu hamil trimester 3 perlu menghindari posisi tidur telentang. Sebab, rahim berisi bayi dapat menekan vena yang mengangkut nutrisi dan oksigen untuk janin. 

Posisi tidur ibu hamil trimester 3 yang disarankan adalah berbaring ke kiri. Tidur miring ke kiri meningkatkan aliran darah ke rahim dan membantu mengalirkan nutrisi dan oksigen ke janin.

Sebaliknya, bumil tidak disarankan tidur miring ke kanan. Menurut Sleep Foundation, tidur miring ke kanan selama trimester ketiga dapat meningkatkan tekanan pada organ hati akibat bobot rahim yang kian membesar.

Artikel Lainnya: 6 Manfaat Sehat dari Olahraga saat Hamil

3. Mengatasi Stres pada Trimester 3

Stres saat hamil trimester 3 adalah kondisi yang umum terjadi. Terlebih, emosi ibu hamil trimester 3 cenderung tidak stabil menjelang persalinan.

Stres yang berlangsung setiap hari tidak boleh dianggap sepele. Soalnya, stres justru bisa meningkatkan risiko kelahiran prematur.

Untuk itu, kurangi stres dengan menjalani rutinitas baru. Luangkan pula waktu untuk beristirahat. Ibu hamil juga bisa meditasi sembari latihan pernapasan dan memikirkan hal yang positif.

4. Berhubungan Seks di Trimester 3

Manfaat berhubungan seks saat hamil trimester 3 mungkin bisa mengurangi rasa cemas jelang persalinan. Dengan catatan, ibu hamil tidak dalam kondisi kehamilan berisiko tinggi ataupun mengalami komplikasi kehamilan lainnya.

Seks saat hamil trimester terakhir sebaiknya dilakukan atas izin dokter kandungan. Terlebih, pada bulan-bulan terakhir kehamilan, bumil cenderung mengalami kelelahan akibat perut yang kian membesar dan perkembangan bayi yang semakin pesat. 

5. Pantangan Ibu Hamil Trimester 3

Jika tanggal persalinan sudah dekat, bepergian jauh dari rumah menjadi pantangan ibu hamil trimester 3. Untungnya, beberapa moda transportasi seperti pesawat sudah melarang ibu hamil 36 minggu untuk melakukan penerbangan.

Selain itu, usahakan untuk menghindari makanan mentah, seperti daging merah, daging unggas, ikan, serta buah dan sayur yang tidak dicuci bersih. Tujuannya untuk menghindari gangguan kehamilan dan terhambatnya tumbuh kembang bayi akibat bakteri yang mengkontaminasi makanan tersebut.

Artikel Lainnya: Kiat Mudah agar Janin Tetap Sehat

Pada trimester akhir kehamilan, Mama hanya perlu menghitung bulan untuk bisa bertemu dengan si buah hati. Untuk itu, #JagaSehatmu dengan menerapkan tips di atas serta menghindari pantangan selama hamil trimester 3.

Hal ini agar bayi bisa tumbuh dan kembang dengan baik, memperlancar proses persalinan dan mencegah komplikasi kehamilan.

Apabila Mama memiliki pertanyaan seputar kehamilan bulan ke-7, 8, dan 9,  konsultasikan dengan dokter kandungan di Klikdokter.

Mama juga bisa menggunakan kalender kehamilan untuk mengetahui perkembangan bayi dan perubahan tubuh selama trimester akhir. Download aplikasi Klikdokter untuk mengetahui informasi lengkap seputar kehamilan!

Apa yang harus dilakukan saat perut kencang saat hamil tua?

Cara mengatasi perut kencang pada ibu hamil.
Minum banyak air putih..
Kosongkan kandung kemih, caranya dengan kencing sampai tuntas..
Ubah posisi tubuh agar tidak menekan rahim, caranya dengan berbaring..
Mandi air hangat agar otot yang lelah atau pegal tidak kaku..
Minum secangkir teh atau susu hangat agar tubuh lebih rileks..

Perut sering kencang apakah tanda melahirkan sudah dekat?

Perut kencang bisa menjadi tanda kontraksi asli jika telah mendekati hari perkiraan lahir. Berbeda dengan kontraksi palsu, kontraksi asli akan menetap meski Bumil berganti posisi atau beristirahat dan waktu munculnya semakin teratur.

Kenapa di trimester 3 perut terasa kencang?

Pada kehamilan trimester ketiga, biasanya perut yang kencang disebabkan oleh pergerakan bayi dalam rahim. Biasanya pada saat bayi berganti posisi atau menendang-nendang perut ibu, maka perut akan terasa kencang. Tentu hal ini tidak perlu dikhawatirkan.

Bahayakah perut kencang saat hamil?

Perut terasa kencang adalah hal yang normal terjadi pada ibu hamil. Hal ini bisa terjadi karena beberapa hal, seperti perkembangan janin, pergerakan bayi, hingga kemungkinan masalah yang serius. Jangan abaikan perut kencang yang disertai dengan rasa nyeri dan muncul secara tiba-tiba.