Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Seorang remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai kanak-kanak, namun ia masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia sedang mencari pola hidup yang paling sesuai baginya dan inipun sering dilakukan melalui metoda coba-coba walaupun melalui banyak kesalahan. Kesalahan yang dilakukannya sering menimbulkan kekuatiran serta perasaan yang tidak menyenangkan bagi lingkungannya, orangtuanya. Kesalahan-kesalahan yang dilakukan remaja tentunya berupa tingkah laku remaja yang melampaui batas toleransi orang lain atau lingkungan sekitar serta adanya suatu tindakan yang dapat melanggar norma-norma hukum, hal ini lah yang sering dikaitkan dengan Kenakalan Remaja. Show Menurut Jensen (dalam Sarwono, 2002) membagi kenakalan remaja menjadi empat aspek antara lain :
Penyebab Kenakalan Remaja Dalam Artikel SehatQ disebutkan bahwa perilaku kenakalan remaja bisa disebabkan oleh faktor dari dalam remaja itu sendiri (faktor internal) maupun faktor dari luar (faktor eksternal). Berikut adalah penjelasan mengenai kedua faktor tersebut : 1. Faktor internalPenyebab kenakalan remaja yang didorong oleh faktor internal dapat disebabkan oleh: · Krisis identitasKenakalan remaja dapat dipicu oleh krisis identitas, di mana mereka mempertanyakan dan mencari jati dirinya sendiri. Namun, kegagalan pencarian jati diri ini menyebabkan remaja melakukan berbagai kenakalan. · Kontrol diri yang lemahKenakalan remaja juga dapat terjadi akibat kontrol diri yang lemah, di mana mereka tidak mampu mengendalikan dirinya untuk menghindari perilaku nakal, meski sudah mengetahui bahwa hal tersebut sebaiknya tidak dilakukan. 2. Faktor eksternal Penyebab kenakalan remaja yang didorong oleh faktor eksternal, yaitu: · Kurangnya perhatian dan kasih sayang dari orangtuaKetika remaja kurang mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari orangtua, anak akan merasa tidak diinginkan. Hal ini bisa membuatnya mencari perhatian atau pelampiasan dengan melakukan kenakalan remaja. · Minimnya pemahaman tentang agamaMendapat pemahaman agama yang baik umumnya dapat membantu remaja mengontrol diri dari kenakalan. Oleh sebab itu, jika anak kurang atau tidak memiliki pemahaman tentang agama sama sekali, hal ini bisa mendorongnya melakukan perbuatan yang melanggar norma. · Pengaruh dari lingkungan sekitarKenakalan remaja juga dapat didorong oleh lingkungan sekitar. Misalnya, tinggal di kampung prostitusi atau memiliki pergaulan dengan para pengguna narkoba dapat membuat remaja ikut terjerumus ke dalamnya. Cara Mengatasi Kenakalan Remaja Dalam Jurnal Penelitian Dadan Sumara dkk disebutkan bahwa kenakalan remaja dalam bentuk apapun mempunyai akibat yang negatif baik bagi masyarakat umum maupun bagi diri remaja itu sendiri. Tindakan penanggulangan kenakalan remaja antara lain : Usaha pencegahan timbulnya kenakalan remaja secara umum dapat dilakukan melalui cara berikut :
Usaha pembinaan remaja dapat dilakukan melalui :
Dengan usaha pembinaan yang terarah, para remaja akan mengembangkan diri dengan baik sehingga keseimbangan diri yang serasi antara aspek rasio dan aspek emosi akan dicapai. Pikiran yang sehat akan mengarahkan para remaja kepada perbuatan yang pantas, sopan dan bertanggung jawab yang diperlukan dalam menyelesaikan kesulitan atau persoalan masing-masing. ------------------------------------ LASMITASARI ----------------------------------------------- Daftar Pustaka :Sarwono,S. W.2002. Psikologi re,aja Edisi Enam. Jakarta : Raja Grafindo Persada. https://www.sehatq.com/artikel/contoh-kenakalan-remaja-yang-perlu-diwaspadai-dan-cara- mengatasinya Sumara dkk. (2017).Kenakalan Remaja dan Penanganannya.Jurnal Penelitian&PPM. Vol 4, No:2. Hal. 129-389.
1. Margareta. Psikopatologi dan Perilaku Beresiko Remaja. Jakarta. ECG; 2012 2. Depkes RI (2006). Lebih 1,2 Remaja Indonesia Sudah Lakukan Seks Pranikah. http://karodalnet.blogspot.com/2008/08/lebih-1.2-juta-remaja-indonesia-sudah-html. Diakses 7 Januari 2009 3. Soetjiningsih, 2006. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seksual Pranikah. http://www.ugm.ac.id/index.php?pagr=rilis&artikel=1695, (diakses tanggal 6 Jnauari 2009) 4. Kinnaird, 2003. “Keluarga Makin Baik Hubungan Orangtua-Remaja Makin Rendah Perilaku Seksual Pranikah” http://www.kr.co.id/web/detail.php?sid=186024&actmenu=45. Diakses pada tanggal 6 januari 2009 5. Devi, Irawati. 2002. Hubungan Antara Penerimaan Teman Sebaya dengan Kematangan Sosial Pada Remaja. Http:Perpustakaan%20Digital%20ITB%20%20WELCOME%20%20%20Powered%20by%20GDL4.2.htm. diakses pada tanggal 7 januari 2009 6. Utamadi, 2002. Pengetahuan Remaja tentang seksualitas dan Kesehatan Reproduksi. http:// www.docstoc.com (diakses tanggal 10 Maret 2010) 7. Idayanti. 2002. Hubungan Religiusitas dengan Perilaku Seksual Remaja yang Berpacaran. www. Digilib.itb.id. diakses 7 januari 2009 8. Rohmahwati D.A., Lutfiati, A., Sri M., 2008. Pengaruh Pergaulan Bebas Dan Vcd Porno Terhadap Perilaku Remaja Di Masyarakat. Vol 25:69 9. Sarwono, W.S., 2003. Psikologi Remaja, Jakarta. Grafindo Persada. 10. Kartika dan Farida. 2008. Konseling Sebaya Untuk Meningkatkan Efikasi Diri Remaja Terhadap Perilaku Beresiko. Fakultas Ilmu Pendidikan Yogyakarta 11. Wiyana, D. 2004. Free Sex Remaja Bandung Mengkhawatirkan. www.tempo.co/read/news/2004/06/13/05843600/Free-Sex-Remaja- Bandung-Mengkhawatirkan.Diakses 2 November 2011. 12. Tangney, J.P., Baumeister, R.F., & Boone, A.L. (2004). High Self-control Predicts Good Adjustment, Less Pathology, Better Grades, and Interpersonal Success. Journal of Personality, 5, (2), 38-42. 13. Santrock,2005. Adolescence : Perkembangan Remaja. Jakarta: PenerbitErlangga. 14. Hastono, Sutanto Priyo. (2007). Modul Analisis Data. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. 15. Soetjiningsih, 2004. Buku Ajar: Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta : Sagung Seto. 16. Suarni Linda, 2009. Monitoring Parental dan Perilaku Teman Sebaya Terhadap Perilaku Seksual Remaja SMA di Kota Pontianak. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia, Vol 4, No 2. Agusutus 2009. 127-133 17. Notoatmojo, S. (2007). Promosi Kesehatan dan ilmu perilaku, Rineka Cipta :Jakarta. 18. Faroux, M. (2014). Hubungan antara pengetahuan dan sikap remaja tentang sexual pra nikah di SMA Batik 2 Surakarta. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta. 19. Ariesta, D. (2015). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Seksual Berisiko Di Kalangan Remaja Sma Negeri 1 Kota Jambi Tahun 2015, Scientia Journal. Vol 4 No. 3 20. Afiyah, E & Farid, M. (2014). Religiusitas, Kontrol Diri Dan Kenakalan Remaja, Persona, Jurnal Psikologi Indonesia Mei 2014, Vol. 3, No. 02, hal 126 – 129. 21. Stuart GW, Sundeen, 1995, Principles and Practice of Psykiatric Nursing (5 th ed.). St. Louis Mosby Year Book. 22. Irawati, N. & Hajat, N. (2012). Hubungan Antara Harga Diri (Self Esteem) Dengan Prestasi Belajar Pada Siswa Smkn 48 Di Jakarta Timur, Econosains, volume X nomor 2. 23. Hurlock, E.B. 2004. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan sepanjang Rentang Kehidupan (alih bahasa Istiwijayanti). Jakarta. Erlangga. 24. Mayasari, F & Hadjam, N.R.(2000). Perilaku seksual remaja dalam berpacaran ditinjau dari harga diri berdasarkan jenis kelamin. Jurnal Psikologi . No 2. 120-127. 25. Darmasih, R (2009). Faktor yang mempengaruhi perilaku seksual pra nikah pada remaja SMA di Surakarta , Skripsi. Universitas mUhamadiyah Surakarta. 26. Aspy. C.B., Vesely.S.K., Oman.R.F., Radine.S., Marshal.L.D. Fluhr.F., Mc Leroy.K.(2006). Youth Parent Communication and Youth Sexual Behavior: Implications for Physicians. Journal of Family Medicine. 38 (7). 500 -4.
rukman, rukman, Avianti, N., & Ramdaniati, sri. (2019). PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI LEMBAGA PEMBINAAN KHUSUS ANAK. JURNAL RISET KESEHATAN POLTEKKES DEPKES BANDUNG, 11(1), 374-386. https://doi.org/10.34011/juriskesbdg.v11i1.816 Endnote/Zotero/Mendeley (RIS) BibTeX Copyright and license info is not available
|