Pembuangan sampah dengan cara penimbunan sampah dengan tanah disebut

Oleh    : Ayu NindyapuspaLimbah B3 yang muncul akibat dari kegiatan manusia sehari-hari harus dikelola dan diolah dengan baik. Dalam artikel sebelumnya, salah satu jenis pengolahan limbah B3 adalah dengan cara solidifikasi. Hasil solidifikasi atau biasa disebut dengan produk S/S dapat dimanfaatkan menjadi paving untuk pejalan kaki atau dapat dibuang langsung ke dalam secure landfill.

Pembaca sekalian, apa sih yang disebut dengan secure landfill?

Secure landfill merupakan metode pembuangan limbah B3 dengan cara menimbun limbah B3 yang sudah tersolidifikasi atau dimasukkan ke dalam drum. Tujuan dibangunnya secure landfill adalah agar lindi yang terbentuk dari limbah B3 tersebut tidak keluar mencemari air tanah dan lingkungan sekitar. Agar tidak mencemari air tanah, dasar secure landfill dengan permukaan air tanah harus berjarak minimal 3 meter. Secure landfill dilengkapi dengan dua bahan pelapis yang kedap air, tujuannya agar lindi tidak merembes ke air tanah.

Pembuangan sampah dengan cara penimbunan sampah dengan tanah disebut

Selain lapisan yang kedap air, secure landfill juga dilengkapi dengan  pipa pengumpul lindi dan sumur pantau. Pipa lindi berfungsi untuk mengumpulkan lindi yang berasal dari limbah B3. Lindi yang terkumpul melalui pipa tersebut akan dikumpulkan dan diolah di Instalasi Pengolahan Limbah (IPAL). Sumur pantau dibangun di dekat secure landfill untuk memantau apakah kualitas air tanah tersebut berubah atau tidak akibat adanya lindi yang berhasil lolos.

  • Ayu Nindyapuspa
  • metode pembuangan limbah B3
  • Secure landfill

Gurubagi.com. Semakin padat populasi di suatu daerah, akan semakin besar pula produksi limbah padatnya atau sampahnya.

Cara mengurangi jumlah limbah atau sampah dapat dilakukan dua cara yaitu dengan langkah pencegahan/preventif dan treatmen.

Berikut ini adalah langkah-langkah dalam mengurangi limbah di lingkungan.

1. Langkah pencegahan/preventif

Proses pengelolahan limbah padat dengan cara pencegahan adalah bagaimana kita mengurangi barang barang yang dapat menghasilkan limbah banyak atau kita mencari alternatif barang lain yang menghasilkan sedikit limbah padat.

2. Langkah treatment

Langkah treatment adalah bagaimana kita mengelola limbah padat yang sudah ada.

Berikut ini beberapa cara mengoalh limbah padat.

a. Penimbunan

Terdapat dua cara penimbunan sampah yang umum dikenal,yaitu sebagai berikut.

1. Metode penimbunan terbuka atau open dumping

Metode penanganan limbah padat dengan  penimbunan terbuka ini, sampah dikumpulkan dan ditimbun begitu saja dalam lubang yang dibuat pada suatu lahan.

Di lahan penimbunan terbuka, berbagai hama dan kuman penyebab penyakit dapat berkembang biak. Metode ini termasuk metode kuno.

Gas metan yang dihasilkan oleh pembusukan sampah organik dapat menyebar ke udara dan menimbulkan bau busuk serta mudah terbakar.

Cairan yang tercampur dengan sampah dapat merembes ke tanah dan mencemari tanah serta air. Bersama rembesan cairan tersebut. dapat terbawa zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan.

2. Metode metode sanitary landfill

Pada meoide ini, sampah ditimbun dalam lubang yang dialasi lapisan lempung dan lembaran plastik untuk mencegah perembesan limbah ke tanah.

Sampah yang ditimbun dipadatkan, kemudian ditutupi dengan lapisan tanah tipis setiap hari. Hal ini akan mencegah tersebarnya gas metan yang dapat mencemari udara dan berkembangbiaknya berbagai macam penyebab penyakit.

Metode sanitary landfill yang lebih modern, biasanya dibuat sistem lapisan ganda yaitu plastik dan lempung.

Kemudian dibuat pipa-pipa saluran untuk mengumpulkan cairan serta gas metan yagn terbentuk dari proses pembusukan sampah. Gas tersebut kemudian dapat digunakan untuk menghasilkan listrik.

Di Indonesia, tempat penimbunan sampah yang menggunakan metode sanitary landfill masih jauh lebih sedikit jumlahnya dibandingkan dengan yang melakukan metode open dumping.

Kelemahan utama penanganan sampah dengan metode penimbunan adalah cara ini memerlukan lahan yang luas. Sampah penimbunan adalah cara ini memerlukan lahan yang luas. Sampah akan terus dihasilkan sementara lahan semakin berkurang.

Sampah yang ditimbun sebagian besar sulit terdegradasi sehingga akan tetap berada di area penimbunan untuk waktu yang sangat lama.

b. Insinerasi

Insinerasi adalah pembakaran sampah/limbah padat menggunakan suatu alat yang disebut insinerator.

Kelebihan dari proses insinerasi adalah volume sampah berkurang sangat banyak (bisa mencapai 90 %). Selain itu, proses insinerasi menghasilkan panas yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik atau untuk pemanas ruangan

Selain itu, proses insinerasi menghasilkan panas yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik untuk memanaskan ruangan.

Baca :

Meski demikian, tidak semua jenis limbah padat dapat dibakar dalam insinerator. Jenis limbah padat yang cocok untuk insinerasi di antaranya adalah kertas, plastik, dan karet.

Contoh jenis limbah padat yang kurang sesuai untuk insinerasi adalah kaca, sampah makanan dan baterai.

Kelemahan utama metode insinerasi adalah biaya operasi. Yang mahal. Selain itu, insinerasi menghasilkan asap buangan yang dapat menjadi pencemar udara serta abu pembakaran yang kemungkinan mengandung senyawa berbahaya.

c. Pembuatan Kompos

Kompos adalah pupuk yang dibuat dari sampah organik, seperti sayuran, daun dan ranting, serta kotoran hewan, melalui proses degradasi/penguraian oleh mikroorganisme tertentu.

Kompos berguna untuk memperbaiki struktur tanah dan menyediakan zat makanan yang diperlukan tumbuhan, sementara mikroba yang ada dalam kompos dapat membantu penyerapan zat makanan yang dibutuhkan tanaman.

Pembuatan kompos merupakan salah satu cara terbaik untuk mengurangi timbunan sampah organik. Kompos juga bergna untuk memeprnaiki struktur tanah dan menyediakan zat makanan yang diperlukan tumbuhan.

Selain itu, kompos dapat dijual sehingga dapat memberikan pemasukan tambahan atau bahkan menjadi alternatif mata pencaharian.

Berdasarkan bentuknya, kompos ada yang berbentuk pada dan cair. Pembuatan kompos dapat dilakukan dengan menggunakan kompos yang telah jadi, kultur mikroorganisme, atau cacing tanah.

Contoh kultur mikroorganisme yang telah banyak dijual di pasaran dan dapat digunakan untuk membuat kompos adalah Effective Microorganism 4 (EM4).

EM4 merupakan kultur campuran mikroorganisme yang dapat meningkatkan degradasi limbah atau sampah organik, menguntungkan dan bermanfaat bagi kesuburan tanah maupun pertumbuhan dan produksi tanaman, serta ramah lingkungan.

EM4 mengandung mikroorganisme yang terdiri dari beberapa jenis bakteri, diantaranya Lactobacillus sp, Rhodopseudomonas sp, Actinomyces sp, dan Streptomyces sp, dan khamir (ragi), yaitu Saccaharomyces cerevisiae. Kompos yang dibuat menggunakan EM4 yang dikenal juga dengan bokashi.

d. Daur Ulang

Daur ulang adalah proses untuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi bahan baru dengan tujuan mencegah adanya sampah yang sebenarnya sehingga dapat menjadi sesuatu yang berguna,

Berbagai jenis limbah padat dapat mengalami proses daur ulang menjadi produk baru. Contoh beberapa jenis limbah pada yang dapat didaur ulang adalah kertas, kaca, plastik, karet, logam berat seperti besi, baja, tembaga dan alumunium.

Bahan-bahan yang didaur ulang dapat dijadikan produk baru yang jenisnya hampir sama atau sama dengan produk jenis lain.

Limbah kaca dalam bentuk botol atau wadah bisa didaur ulang menjadi botol atau wadah kaca kembali atau dicampur dengan aspal menjadi bahan pembuat jalan. Kaleng alumunium bekas bisa didaur ulang menjadi kaleng alumunium lagi.

Botol plastik bekas yang terbuat dari plastik jenis polyetilen tertalat (PET) bisa didaur ulang menjadi berbagai produk lain, sepert baju poliyester, karpet, dan suku cadang mobil.

Demikian ulasan mengenai limbah padat dan cara penangananya yang tepat di lingkungan. Semoga bermanfaat.

MEDIA CENTER, Palangka Raya – Plt Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman (Disperkim) Kota Palangka Raya, Imbang Triatmaji mengatakan penerapan sistem sanitary landfill pada Tempat Pengolahan Akhir (TPA) di Palangka Raya akan lebih tepat efektif dan efisien.

Karena itu kata dia, Disperkim bakal menerapkan sistem sanitary landfill tersebut untuk TPA yang ada di Palangka Raya.

Dijelaskan, sistem atau metode Sanitary Landfill merupakan sistem pengelolaan atau pemusnahan sampah dengan cara membuang dan menumpuk sampah di lokasi cekung, memadatkannya, dan kemudian menimbunnya dengan tanah.

“Dengan begitu pada TPA  natinya tidak lagi menggunakan sistem oversampling tapi sanitary landfill,” sebut Imbang, saat dikonfirmasi, Minggu (8/9/2019).

Dijelaskan, dengan melakukan penutupan cover soil di sel sel sampah yang sudah non aktif akan berimbas positif terhadap kondisi lingkungan. Penutupan tersebut nantinya akan mampu mengurangi bau, serta lalat yang banyak di lokasi TPA. Hal itu juga akan mempercepat proses pembusukan.

“Dengan ditutup dan mempercepat pembusukan nantinya dapat cepat dimanfaatkan lagi sebagai ruang terbuka hijau,” jelasnya.

Selebihnya Imbang menjelaskan, sejumlah elemen yang diperlukan pihaknya dalam menerapkan metode sanitary landfill yakni sistem lining, sistem lindi, sistem cover, sistem ventilasi dan monitor, guna mencegah hasil limbah sampah mencemari tanah dan air tanah di sekitar TPA yang akan berbahaya tak hanya bagi lingkungan, namun juga bagi manusia.

Penerapan metode ini imbuh dia, akan menjadi langkah pihaknya dalam berupaya meraih kembali piala Adipura.

“Metode ini  lebih efisien dan ramah lingkungan, serta telah banyak diterapkan di kota-kota lainnya di Indonesia,” tutupnya. (MC. Isen Mulang.1)

Pengolahan Limbah Padat
Limbah padat atau sampah yang dihasilkan bila tidak ditangani akan menimbulkan masalah pencemaran. Berikut beberapa metode pengolahan limbah padat yang umum diterapkan. 1) Penimbunan

Terdapat dua cara penimbunan sampah yang umum dikenal, yaitu metode penimbunan terbuka atau open dumping dan metode sanitary landfill. Pada metode penimbunan terbuka, sampah dikumpulkan dan ditimbun begitu saja dalam lubang yang dibuat pada suatu lahan, biasanya di lokasi tempat pembuangan akhir (TPA). Metode penimbunan merupakan metode kuno yang memberikan dampak negatif lain. Di lahan penimbunan terbuka, berbagai hama dan kuman penyebab penyakit dapat berkembang biak. Gas metan yang dihasilkan oleh pembusukan sampah organik dapat menyebar ke udara dan menimbulkan bau busuk serta mudah terbakar. Cairan yang tercampur dengan sampah dapat merembes ke tanah dan mencemari tanah serta air. Bersama rembesan cairan tersebut, dapat terbawa zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan.

Berbagai permasalahan yang ditimbulkan oleh metode open dumping menyebabkan dikembangkan metode penimbunan sampah yang lebih baik, yaitu sanitary landfill. Pada metode sanitary landfill, sampah ditimbun dalam lubang yang dialasi lapisan lempung dan lembaran plastik untuk mencegah perembesan limbah ke tanah. Sampah yang ditimbun dipadatkan, kemudian ditutupi dengan lapisan tanah tipis setiap hari. Hal ini akan mencegah tersebarnya gas metan yang dapat mencemari udara dan berkembangbiaknya berbagai macam penyebab penyakit.

Metode sanitary landfill yang lebih modern, biasanya dibuat sistem lapisan ganda yaitu plastik, dan lempung. Kemudian dibuat pipa-pipa saluran untuk mengumpulkan cairan serta gas metan yang terbentuk dari proses pembusukan sampah. Gas tersebut kemudian dapat digunakan untuk menghasilkan listrik.

Gambar . Penimbunan Limbah Padat 2) Insinerasi

Insinerasi adalah pembakaran limbah padat menggunakan suatu alat yang disebut insinerator. Kelebihan dari proses insinerasi adalah volume sampah berkurang sangat banyak, bisa mencapai 90 %. Selain itu, proses insinerasi menghasilkan panas yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik atau untuk memanaskan ruangan. Meski demikian, tidak semua jenis limbah padat dapat dibakar dalam insinerator. Jenis limbah padat yang cocok untuk insinerasi di antaranya adalah kertas, plastik, dan karet, sedangkan contoh jenis limbah padat yang kurang sesuai untuk insinerasi adalah kaca, sampah makanan, dan baterai.

Kelemahan utama metode insinerasi adalah biaya operasi. yang mahal. Selain itu, insinerasi menghasilkan asap buangan yang dapat menjadi pencemar udara serta abu pembakaran yang kemungkinan mengandung senyawa berbahaya.

Gambar . Insinerasi TPA Bantargebang 3) Pembuatan Kompos

Kompos adalah pupuk yang dibuat dari sampah organik, seperti sayuran, daun dan ranting, serta kotoran hewan, melalui proses degradasi/ penguraian oleh mikroorganisme tertentu. Kompos berguna untuk memperbaiki struktur tanah dan menyediakan zat makanan yang diperlukan tumbuhan, sementara mikroba yang ada dalam kompos dapat membantu penyerapan zat makanan yang dibutuhkan tanaman.

Pembuatan kompos merupakan salah satu cara terbaik untuk mengurangi timbunan sampah organik. Cara ini sangat cocok diterapkan di Indonesia, karena cara pembuatannya relatif mudah dan tidak membutuhkan biaya yang besar. Selain itu, kompos dapat dijual sehingga dapat memberikan pemasukan tambahan atau bahkan menjadi alternatif mata pencaharian.

Berdasarkan bentuknya, kompos ada yang berbentuk padat dan cair. Pembuatan kompos dapat dilakukan dengan menggunakan kompos yang telah jadi, kultur mikroorganisme, atau cacing tanah. Contoh kultur mikroorganisme yang telah banyak dijual di pasaran dan dapat digunakan untuk membuat kompos adalah Effective Microorganism 4 (EM4). EM4 merupakan kultur campuran mikroorganisme yang dapat meningkatkan degradasi limbah atau sampah organik, menguntungkan dan bermanfaat bagi kesuburan tanah maupun pertumbuhan dan produksi tanaman, serta ramah lingkungan. EM4 mengandung mikroorganisme yang terdiri dari beberapa jenis bakteri, di antaranya Lactobacillus sp., Rhodopseudomonas sp., Actinomyces sp., dan Streptomyces sp., dan khamir (ragi), yaitu Saccaharomyces cerevisiae. Kompos yang dibuat menggunakan EM4 yang dikenal juga dengan bokashi.

4) Daur Ulang
Berbagai jenis limbah padat dapat mengalami proses daur ulang menjadi produk baru. Proses daur ulang sangat berguna untuk mengurangi timbunan sampah karena bahan buangan diolah menjadi bahan yang dapat digunakan kembali. Contoh beberapa jenis limbah padat yang dapat didaur ulang adalah kertas, kaca, plastik, karet, logam seperti besi, baja, tembaga dan alumunium.

Bahan-bahan yang didaur ulang dapat dijadikan produk baru yang jenisnya hampir sama atau sama dengan produk jenis lain. Contohnya, limbah kertas bisa didaur ulang menjadi kertas kembali. Limbah kaca dalam bentuk botol atau wadah bisa didaur ulang menjadi botol atau wadah kaca kembali atau dicampur dengan aspal untuk menjadi bahan pembuat jalan. Kaleng alumunium bekas bisa didaur ulang menjadi kaleng alumunium lagi. Botol plastik bekas yang terbuat dari plastik jenis polyetilen tertalat (PET) bisa didaur ulang menjadi berbagai produk lain, seperti baju poliyester, karpet, dan suku cadang mobil.

Dalam penanganan limbah perkotaan, ketiga metode insinerasi, kompos dan daur ulang dapat digabungkan. Kunci keberhasilan pengolahan sampah tersebut adalah memilah sampah. Sampah dipisahkan menjadi sampah organic, anorganik, kaca, polyetilen tertalat (PET). Sampah organic menjadi kompos, sampah anorganik yang tidak berguna dimasukkan ke dalam insinerasi, dan sampah anorganik yang berguna seperti kaca dan PET didaur ulang. Pemilahan yang paling efektif dilakukan di hulu atau di rumah tangga. Pemilahan di rumah tangga dapat berhasil apabila didukung oleh edukasi, regulasi dan penyediaan infrastruktur dari pemerintah.

Gambar . Daur Ulang Limbah

Apa perbedaan sanitary landfill dan control landfill?

Perbedaan sanitary landfill dan controlled landfill juga terdapat pada ada atau tidaknya pipa perforasi. Sanitary landfill memiliki pipa perforasi pada bagian sistem liner dasar, sedangkan hal tersebut tidak tersedia pada controlled landfill.

Mengapa sanitary landfill?

Keuntungan Sanitary Landfill Mengurangi pencemaran tanah. Dengan tanah lempung sebagai pelapis, air sampah atau air lindi tidak akan terserap langsung ke tanah sehingga akan mengurangi terjadinya pencemaran tanah yang dapat membahayakan lingkungan sekitar. Menghindari ledakan gas metana.

Apa itu penimbunan sampah?

Sanitary Landfill didefinisikan sebagai sistem penimbunan sampah secara sehat dimana sampah dibuang ditempat yang rendah atau parit yang digali untuk menampung sampah, lalu sampah ditimbun dengan tanah yang dilakukan lapis demi lapis sedemikian rupa sehingga sampah tidak berada di alam terbuka (Tchobanoglous, et al., ...

Apa kelebihan landfill?

Keuntungan yang didapatkan dari sanitary landfill ini adalah dapat meminimisasi dampak negatif yang ditimbulkan sampah serta dapat memanfaatkan gas metan yang dihasilkan dari proses penguraian sampah.