Pembalut nina anion apakah aman

Merek pembalut yang beredar di pasaran, selama sudah memiliki izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), aman digunakan. Namun, kebutuhan penggunaan pembalut tiap wanita bisa berbeda-beda. Jadi, kamu sebaiknya tidak memilih sembarang produk.

Saat volume darah menstruasi sedang banyak-banyaknya, misalnya, sebaiknya pilih pembalut yang lebih panjang ukurannya. Sementara itu kalau harimu sedang sibuk dan menstruasi sudah hampir selesai, menggunakan pembalut yang thin atau bahkan ultra thin adalah pilihan yang lebih baik dan nyaman.

Keamanan pemakaian pembalut juga tidak hanya bergantung dari mereknya. Caramu memakai dan menjaga kebersihannya juga berpengaruh besar untuk mencegah terjadinya iritasi atau gangguan akibat pembalut.

Cara menggunakan pembalut yang sehat

Menggunakan pembalut yang sehat tidak berhenti ketika kamu sudah memasangnya di pakaian dalam. Setelah itu, kamu tetap perlu memperhatikan beberapa hal agar penggunaannya tidak memicu iritasi atau bahkan infeksi di area kewanitaan.

Satu hal yang sangat penting untuk diperhatikan adalah menjaga kebersihan selama penggunaan. Ganti pembalutmu setiap empat atau lima jam sekali untuk mencegah pembalut terlalu penuh.

Rutin mengganti pembalut juga akan mencegah terjadinya iritasi dan infeksi akibat bakteri yang menumpuk terlalu lama. Ini juga akan menegah area vagina mengeluarkan bau tidak sedap.

Kalau pembalut sudah terasa penuh sebelum empat jam, kamu sebaiknya segera menggantinya. Lalu untuk tidur, pilih pembalut yang lebih panjang agar bisa menampung lebih banyak darah, sehingga tidak terjadi kebocoran saat tengah malam.

Jenis-jenis pembalut yang bisa dipilih

Setiap merek pembalut biasanya menyediakan beberapa jenis yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan, seperti di bawah ini.

• Reguler

Pembalut reguler punya ketebalan, panjang, dan kemampuan menyerap yang cocok digunakan saat waktu pertengahan menstruasi, ketika volume darah tidak terlalu banyak atau sedikit.

• Overnight

Ini adalah jenis pembalut yang paling melindungi dari kebocoran dari semua jenis pembalut. Ukurannya biasanya paling panjang namun lebih tipis dan melebar di bagian ujung belakang, sehingga nyaman dan aman digunakan selama tidur.

• Maxi

Maxi adalah jenis pembalut yang tebal. Biasanya tipe ini digunakan saat volume darah sedang banyak-banyaknya namun kamu tetap perlu beraktivitas.

• Thin atau ultra thin

Ini adalah jenis pembalut yang tipis atau sangat tipis. Biasanya cocok dipakai ketika volume darah sudah tidak terlalu banyak dan nyaman digunakan.

Rekomendasi merek pembalut yang aman

Berikut ini beberapa merek pembalut yang aman untuk digunakan.

Jakarta, CNN Indonesia -- Demi menjaga kebersihan dan kesehatan, hampir seluruh perempuan di Indonesia menggunakan pembalut ketika datang bulan. Namun, penelitian terbaru dari Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengungkapkan bahwa ada sembilan merek pembalut di Indonesia yang mengandung zat berbahaya, salah satunya klorin.

"Ada sembilan merek pembalut dan tujuh pantyliner yang mengandung klorin yang bersifat racun," ujar peneliti dari YLKI, Arum Dinta, dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (7/7).

Menurut Arum, YLKI mulai menelusuri kasus ini sejak menerima banyak laporan gangguan kulit dari konsumen setelah memakai pembalut tertentu.

Pilihan Redaksi

  • Pesan Feminisme di Selembar Pembalut Wanita
  • Salah Cara Pakai Pantyliner Justru Bisa Sebabkan Keputihan
  • Haid Lebih dari 10 Hari? Waspada Penyakit yang Mengintai
  • Dua Benda Terlarang yang Sebaiknya Tak Dibawa dalam Tas

"Klorin memang tidak bisa dilihat secara kasat mata, jadi kami lakukan penelitian uji laboratorium dengan metode spektrofotometri," ucap Arum.

Dari hasil penelitian tersebut, ditemukan bahwa pembalut yang mengandung klorin paling banyak adalah merek CHARM dengan 54,73 ppm. Menyusul di belakang CHARM, Nina Anion menempati posisi kedua dengan kandungan klorin sebanyak 39,2 ppm.

Merek My Lady berada di posisi ketiga dengan kandungan klorin 24,4 ppm dan menyusul di bawahnya VClass Ultra dengan 17,74 ppm. Sementara itu, Kotex, Hers Protex, LAURIER, Softex, dan SOFTNESS juga masuk dalam daftar dengan kandungan klorin 6-8 ppm.

Selain pembalut, kandungan klorin juga ditemukan pada tujuh merek pantyliner, yaitu V Class, Pure Style, My Lady, Kotex Fresh Liners, Softness Panty Shields, CareFree superdry, LAURIER Active Fit.

Arum menuturkan bahwa klorin sangat berbahaya bagi kesehatan reproduksi. Selain keputihan, gatal-gatal, dan iritasi, klorin juga dapat menyebabkan kanker.

Mengamini pernyataan Arum, Ketua Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi, berkata, "Klorin itu terdapat dalam dioksin yang bersifat karsinogenik. Menurut WHO, ada 52 juta berisiko terkena kanker serviks, salah satunya dipicu oleh zat-zat dalam pembalut."

Bahayanya, sekitar 52 persen produsen tidak mencantumkan komposisi zat pembalut dan pantyliner pada kemasannya.

"Kasus tersebut melanggar Pasal 4 Undang-Undang Perlindungan Konsumen Nomor 8 Tahun 1999, yang berisi hak yang mendasar bagi konsumen adalah hak atas keamanan produk, hak atas informasi, hak untuk memilih, hak didengar pendapat dan keluhannya, hak atas advokasi, pembinaan pendidikan, serta hak untuk mendapatkan ganti rugi," papar Arum.

Pemerintah sebenarnya telah melansir bahwa klorin adalah zat berbahaya melalui Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 472/MENKES/PER/V/1996. Kendati demikian, menurut Arum, tidak ada regulasi yang melarang adanya kandungan klorin dalam pembalut.

Arum pun mendorong pemerintah untuk segera mengeluarkan regulasi pelarangan tersebut. "Merujuk pada FDA (Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat), seharusnya ada aturan pembalut harus bebas klorin," kata Arum.

(mer/mer)

Apa saja pembalut yang mengandung klorin?

Sementara itu, Kotex, Hers Protex, LAURIER, Softex, dan SOFTNESS juga masuk dalam daftar dengan kandungan klorin 6-8 ppm. Selain pembalut, kandungan klorin juga ditemukan pada tujuh merek pantyliner, yaitu V Class, Pure Style, My Lady, Kotex Fresh Liners, Softness Panty Shields, CareFree superdry, LAURIER Active Fit.

Apakah pembalut mengandung bahan kimia?

JAKARTA, KOMPAS.com - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menguji 9 merek pembalut dan 7 pantyliner yang dipasarkan di Indonesia. Hasilnya semua pembalut dan pantyliner tersebut mengandung klorin, yakni bahan kimia yang biasa digunakan sebagai pemutih.

Apa bahaya klorin dalam pembalut?

Dari hasil penelusuran ditemukan fakta bahwa informasi tersebut adalah tidak benar. Dilansir dari laman bbc.com, ditemukan keterangan resmi dari seorang pejabat di Kementerian Kesehatan yang mengatakan bahwa temuan residu klorin dalam proses pemutihan (bleaching) produk pembalut wanita tidak berbahaya untuk kesehatan.

Apakah semua pembalut mengandung klorin?

Kementerian Kesehatan menegaskan pihaknya telah memastikan bahwa semua produk pembalut di Indonesia tidak menggunaakn gas klorin dalam proses produksinya.