Orang tua perlu menaruh perhatian ekstra terhadap putra putrinya yang berusia remaja

RADARSEMARANG.ID, Fase perkembangan remaja merupakan masa yang harus diperhatikan secara khusus. Karena masa remaja merupakan masa transisi dari kanak-kanak ke dewasa. Remaja merasa bukan kanak-kanak lagi, tetapi belum mampu memegang tanggung jawab seperti orang dewasa. Maka, pada masa remaja sering terdapat kegoncangan pada individu remaja, terutama di dalam mencapai kedewasaan.

Remaja pada transisi ini merupakan seorang individu yang telah meninggalkan usia anak-anak yang lemah dan penuh ketergantungan, namun belum mampu ke usia yang kuat dan penuh tanggung jawab. Baik terhadap dirinya maupun masyarakat.

Perubahan emosi pada masa remaja terlihat dari ketegangan emosi dan tekanan, tetapi remaja mengalami kestabilan dari waktu ke waktu sebagai konsekuensi dari usaha penyesuaian diri pada pola perilaku baru dan harapan sosial yang baru. Misalnya masalah percintaan merupakan masalah yang pelik pada pereode ini. Perkembangan fisik perempuan mulai berkembang pesat pada usia 10 tahun dan paling cepat pada usia 12 tahun. Sedangkan laki-laki 2 tahun lebih lambat mulainya. Kenyataannya perkembangan fisik dan emosional tidak selalu berjalan searah. Seorang remaja yang bertumbuh tinggi, tidak selalu lebih matang secara emosional dibandingkan dengan remaja seusia yang lebih pendek.

Pertumbuhan tinggi remaja tergantung 3 faktor yaitu: genetik (faktor keturunan), gizi dan variasi individu. Dari ke 3 faktor tersebut sangat berpengaruh pada fisik dan psikis kehidupan remaja.
Salah satu periode dalam rentang kehidupan individu adalah masa remaja. Masa ini merupakan segmen kehidupan yang penting dalam siklus perkembangan individu yang dapat diarahkan pada perkembangan masa dewasa yang sehat.

Apabila remaja gagal dalam mengembangkan rasa identitasnya, maka remaja akan kehilangan arah. Dampaknya, mereka akan melakukan perilaku yang menyimpang, melakukan kriminalitas, atau menutup diri dari masyarakat. Agar nantinya bisa menjadi individu yang berhasil di masa dewasa, remaja harus banyak belajar untuk dapat memperoleh tempat dalam masyarakat sebagai warga negara yang bertanggung jawab.

Namun dilihat dari kenyataannya pada saat ini yang terjadi di SMP Negeri 1 Rowosari tidak semua siswa atau remaja yang diharapkan kelak menjadi penerus bangsa dapat menikmati kehidupan yang baik. Karena kurangnya pendampingan orang tua dengan berbagai kondisi lingkungan keluarga yang kurang mendukung. Dalam proses perkembangan remaja terdapat berbagai faktor yang dapat mempengaruhi. Salah satunya faktor lingkungan dalam keluarga dalam hal ini peran orang tua sangat menentukan masa depan kehidupan remaja.

Oleh karena itu remaja perlu pendampingan, bimbingan, arahan dan pendidikan dari lingkungan sekitar yang bermuara pada sikap dan perilaku terpuji. Dalam mewujudkan hal tersebut dibutuhkan peran yang terpenting bagi orang terdekat dengan anak yaitu orang tua. Dengan perkembangan kehidupan saat ini yang semakin maju dengan berbagai fasilitas yang ada maka peran orang tua diharapkan untuk lebih bisa mengarahkan dan memperhatikan putra-putrinya. Terutama dalam hal pendidikan dan pergaulan sehari-hari serta membekali mereka dengan hal-hal positif dan pendampingan yang cukup.

Keluarga memiliki peranan yang sangat penting dalam upaya mengembangkan pribadi anak khususnya pada remaja. Perawatan orang tua yang penuh kasih sayang dan pendidikan tentang nilai-nilai kehidupan, baik agama, maupun sosial budaya yang diberikan merupakan yang kondusif untuk mempersiapkan anak menjadi pribadi dan anggota masyarakat yang sehat. (ikd2/lis)

Guru BK SMPN 1 Rowosari, Kabupaten Kendal

Halodoc, Jakarta - Masa puber, atau lebih akrab dikenal dengan sebutan pubertas, membawa banyak perubahan untuk anak, pun sudah pasti ibu dan ayah sebagai orangtua. Anak sedang berada dalam masa transisi dari kecil menuju dewasa. Selain itu, tidak semua orangtua juga paham terkait cara terbaik dalam mendukung anaknya saat mengalami perubahan fisik, psikologis, dan emosional.

Namun, sebenarnya ibu dan ayah tidak perlu khawatir, karena ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mendukung dan mendampingi masa puber anak. Hal ini dilakukan anak dapat terbebas dari masalah yang kerap terjadi pada remaja, seperti minder atau kurang percaya diri. Salah satu caranya adalah dengan meyakinkan mereka. Untuk lebih lengkapnya, baca ulasan berikut ini!

Pentingnya Peran Orangtua di Masa Puber Anak

Pubertas hanyalah serangkaian perubahan alami yang terjadi pada setiap anak untuk pendewasaan. Beberapa dari mereka akan berjibaku dengan perubahan, sedangkan lainnya akan melewati masa ini tanpa merasakan apa pun, hingga momen ini sudah terlewati. Hanya sebagian kecil dari anak yang mengalami gejolak ekstrem selama menjalani fase ini. 

Baca juga: Anak Masuk Masa Puber, Ketahui Cara Menghadapinya

Namun, masa puber pada anak ini terbilang krusial. Sebagai orangtua, ayah dan ibu wajib memberikan pendampingan dan dukungan sepenuhnya agar fase ini dapat terlewati tanpa rasa khawatir, atau setidaknya fase ini menjadi fase yang menyenangkan untuk dilalui. Dengan memberikan perhatian lebih, kedekatan antara orangtua dan anak juga dapat lebih baik.

Lalu, langkah apa yang membedakan pada anak laki-laki dan perempuan agar mampu melewati masa puber? Berikut ini ulasannya:

  • Masa Puber pada Anak Perempuan

Masa puber anak perempuan biasanya dapat terlihat karena dirinya mengalami menstruasi untuk pertama kalinya. Maka dari itu, peran ibu sangat penting untuk mengedukasi anak terkait keluarnya darah dari bagian intimnya dan hal-hal yang perlu dipersiapkan saat menstruasi kembali setiap bulannya. Pastikan untuk mengajarkan anak membawa beberapa buah pembalut di tas dan menjelaskan cara untuk menggunakannya dan membuangnya.

Selain itu, ibu juga perlu menjelaskan cara yang paling tepat untuk meredakan perasaan nyeri saat haid. Beritahu jika masalah ini dapat menjadi lebih baik dengan menempelkan botol air hangat di perut dan konsumsi pereda nyeri jika dirasa sangat tidak nyaman. Pastikan juga anak diajarkan jika perubahan ini adalah hal yang wajar pada setiap wanita sebagai bentuk pendewasaan.

Baca juga: Perkembangan Fisik pada Remaja yang Perlu Diketahui

  • Masa Puber pada Anak Laki-Laki

Untuk membantu anak laki-laki melewati masa pubertas dapat berbeda dengan anak perempuan. Ayah atau ibu dapat menjelaskan tentang bagian intimnya, terutama pada testis dan penis. Untuk testis, ayah dapat memberitahu jika testis mungkin saja berkembang tidak rata. Selain itu, ukuran penis pada setiap pria juga tidak memengaruhi fungsi seksualnya dan saat ereksi juga ukurannya tidak berbeda jauh.

Selain itu, anak laki-laki juga dapat mengalami ejakulasi saat tidur, yang disebut juga dengan mimpi basah. Hal ini normal untuk terjadi pada setiap laki-laki yang sedang mengalami masa pubertas. Anak juga sudah dapat mengalami ereksi secara spontan saat melihat atau merasakan sesuatu yang dapat membuatnya terangsang. Namun, jika ayah atau ibu merasakan kekhawatiran, ada baiknya untuk melakukan pemeriksaan ke dokter.

Sebagai orangtua, cobalah untuk memahami apa yang anak rasakan. Jadilah teman yang menyenangkan untuk mendengar semua keluh sang buah hati, tentang tubuhnya, pergaulannya, atau hal kecil lain yang mungkin sangat berarti baginya. Cobalah untuk meyakinkannya jika perubahan yang terjadi adalah fase normal, semua anak mengalaminya. Hanya saja, setiap anak mungkin memiliki cerita yang berbeda.

Peran orangtua memang sangat penting di masa puber anak, karena pada fase ini dirinya menjadi rentan mengalami gangguan pada remaja. Rendah diri, pemalu, dan rasa kurang percaya diri adalah beberapa di antaranya. Pada kondisi yang lebih buruk, anak bisa mengalami stres, depresi, hingga kelainan psikologis lain sebagai akibat dari pergaulan sosial di lingkungannya. 

Komunikasi pun menjadi kunci penting dalam mendampingi anak melalui fase puber. Berikan pujian atas keberhasilan yang dicapai, tetapi hindari memuji berlebihan. Selalu berikan arahan agar anak lebih percaya diri dan mampu mengekspresikan dirinya lebih baik lagi pada setiap kesempatan. Rangkulan ibu dan ayah menjadi obat yang paling ampuh ketika mereka melalui kekecewaan atau kegagalan, dalam hal apapun. 

Baca juga: 6 Tanda Pubertas pada Remaja Laki-Laki

Jika masih memiliki pertanyaan lainnya, cobalah untuk berdiskusi dengan dokter dari Halodoc agar segera mendapatkan solusi. Hanya dengan download aplikasi Halodoc, ayah atau ibu bisa mendapatkan saran langsung dari profesional tanpa harus tatap muka. Penggunaan aplikasi Halodoc dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja hanya dengan menggunakan smartphone di tangan!

Referensi: 
Better Health Channel. Diakses pada 2021. Parenting Children Through Puberty.
Raising Children. Diakses pada 2021. Parents: Role Models and Positive Influences for Teenagers.
Psychology Today. Diakses pada 2021. Adolescence and the Influence of Parents.