Show Yup, dalam sebuah pertandingan pencak silat penggolongan akan disesuaikan dengan umur serta harus melengkapi syarat untuk melakukan sebuah pertandingan. Gimana sih cara penggolongan dan syaratnya? Nih kita kasih tau mulai dari..
1.1. Pertandingan Golongan USIA DINI/ ANAK-ANAK untuk Putra dan Putri, berumur 10 tahun s/d 12 tahun. 1.2. Pertandingan Golongan PRA REMAJA untuk Putra dan Putri, berumur di atas 12 tahun s/d 14 tahun. 1.3. Pertandingan Golongan REMAJA untuk Putra dan Putri, berumur di atas 14 tahun s/d 17 tahun. 1.4. Pertandingan Golongan DEWASA untuk Putra dan Putri, berumur di atas 17 tahun s/d 35 tahun.
Penimbangan.
Pemeriksaan Keterangan 5.1. Setiap peserta harus membawa surat keterangan sehat yang sah yaitu surat keterangan sehat yang dikeluarkan oleh dokter dari instansi Rumah Sakit/ puskesmas yang berwenang (maksimal 1 bulan sebelum pelaksanaan pertandingan). 5.2. Apabila sebelum pertandingan dimulai pesilat tidak dapat menunjukkan surat keterangan kesehatan akan dikenakan diskualifikasi. (Panitia dapat merekomendasikan dokter/ rumah sakit tertentu untuk dilakukan check kesehatan di Kota tersebut dengan biaya di tanggung tim yang bersangkutan). Nah itu dia, penggolongan umur serta ketentuan pertandingannya. Hal tersebut selalu diperhatikan ketika mempersiapkan pendaftaran untuk sebuah pertandingan. Jadi jangan sampai terlewat ya ketika akan mendaftarkan diri dalam bertanding Pencak Silat!
Pertandingan Pencak Silat Olahraga pencak silat merupakan salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan. Dalam pertandingan pencak silat, terdapat pembagian kelas menurut jenis umur dan berat badan. Berikut ini berbagai kelas dalam pencak silat. a. Pembagian Kelas Pertandingan pencak silat 1) Menurut Umur Menurut umurnya, pesilat terbagi atas 3 golongan , yaitu: a) Golongan remaja berumur di atas 14 sampai 17 tahun. b) Golongan teruna berumur di atas 17 sampai 21 tahun. c) Golongan dewasa berumur di atas 21 sampai 35 tahun. 2) Menurut Berat Badan Menurut berat badan, pesilat terbagi dalam kelas-kelas. a) Golongan Remaja: Kelas A, 33 - 39 kg Kelas B, di atas 36 - 39 kg Kelas C, di atas 39 - 42 kg Kelas D, di atas 42 - 45 kg Kelas E, di atas 45 - 48 kg Kelas F, di atas 48 - 51 kg Kelas G, di atas 51 - 54 kg Kelas H, di atas 54 - 57 kg Kelas I, di atas 57 - 60 kg b) Golongan Teruna: Kelas A, 40 - 45 kg Kelas B, di atas 45 - 50 kg Kelas C, di atas 50 - 55 kg Kelas D, di atas 55 - 60 kg Kelas E, di atas 60 - 65 kg Kelas F, di atas 65 - 70 kg Kelas G, di atas 70 - 75 kg Kelas H, di atas 75 - 80 kg Dengan seterusnya selisih 5 kg Kelas bebas, berat di atas 65 kg. b. Waktu Pertandingan Pencak silat Permainan dilangsungkan dalam 3 babak yang setiap babak terdiri dari 2 menit dan waktu istirahat 1 menit. c. Sasaran dalam Pertandingan Pencak silat Sasaran perkenaan adalah dada, perut, punggung dan pinggang kiri serta kanan. Bagian tungkai lengan dapat dijadikan sasaran serangan menjatuhkan dan mengunci tetapi tidak mempunyai nilai sebagai sasaran perkenaan. Setiap pertandingan dipimpin oleh 1 (satu) orang wasit dan dibantu oleh 5 (lima) orang juri penilai.
Artikel TerkaitPencak silatOlahraga Pencak silat Juga dikenal sebagaiPencak silat IndonesiaFokusMemukulKekerasanKontak penuh, semi-kontak, kontak ringanNegara asalIndonesiaPraktisi terkenalIko Uwais, Yayan Ruhian, Cecep Arif RahmanOlahraga olimpik(tidak ada Pencak silat olympic) Pencak silatWarisan Budaya Tak Benda UNESCO NegaraIndonesiaReferensi1391KawasanAsia dan PasifikSejarah InskripsiInskripsi2019Pencak silat adalah suatu seni bela diri tradisional yang berasal dari Kepulauan Nusantara (Indonesia).[1] Seni bela diri ini secara luas dikenal di Indonesia, Malaysia, Brunei, Singapura, Filipina selatan, dan Thailand selatan sesuai dengan penyebaran berbagai suku bangsa Nusantara (Indonesia).[2] Unsur-unsur untuk membela diri dengan seni bela diri, yaitu dengan menggunakan pukulan dan tendangan. Pencak silat merupakan bela diri yang banyak diminati oleh banyak orang terutama masyarakat Indonesia.[1] Berkat peranan para pelatih asal Indonesia, kini Vietnam juga telah memiliki pesilat-pesilat yang tangguh.[butuh rujukan] Induk organisasi pencak silat di Indonesia adalah Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI). Organisasi yang mewadahi federasi-federasi pencak silat di berbagai negara adalah Persekutuan Pencak Silat Antarabangsa (Persilat), yang dibentuk oleh Indonesia, Singapura, Malaysia, dan Brunei Darussalam. Pencak silat adalah olahraga bela diri yang memerlukan banyak konsentrasi.[3] Ada pengaruh budaya Tionghoa, agama Hindu, Buddha, dan Islam dalam pencak silat.[3] Biasanya setiap daerah di Indonesia mempunyai aliran pencak silat yang khas. Misalnya, daerah Jawa Barat terkenal dengan aliran Cimande dan Cikalong, di Jawa Tengah ada aliran Merpati Putih dan di Jawa Timur ada aliran PSHT, Perisai Diri, PSCP [3] Setiap empat tahun di Indonesia ada pertandingan pencak silat tingkat nasional dalam Pekan Olahraga Nasional (PON). Pencak silat juga dipertandingkan dalam ajang Pesta Olahraga Asia Tenggara (SEA Games) sejak tahun 1987. Di luar Indonesia juga ada banyak penggemar pencak silat seperti di Australia, Belanda, Jerman, dan Amerika.[3] Di tingkat nasional olahraga melalui permainan dan olahraga pencak silat menjadi salah satu alat pemersatu nusantara, bahkan untuk mengharumkan nama bangsa, dan menjadi identitas bangsa.[4][5] Olahraga pencak silat sudah dipertandingkan di skala internasional.[4] Pada 13 Desember 2019, Pencak Silat ditetapkan oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia (Intangible Cultural World Heritage).[6][7] Hal ini adalah salah satu upaya pemerintah dalam memajukan pencak silat sebagai warisan budaya Indonesia. Manfaat Pencak Silat yang diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia adalah mendapat pengakuan dunia internasional, memiliki peluang dipertandingkan dalam cabang olahraga di Olimpiade dan menggali nilai budaya yang terkandung dalam silat.[8] EtimologiLaga final Pencak Silat putri kelas E 65kg - 70kg. Di sebelah kiri Amelia Roring (Indonesia - medali emas) vs Siti Rahmah Mohamed Nasir (Malaysia - medali perak). 17 November 2011 pada Pesta Olahraga Asia Tenggara 2011 di Padepokan Pencak Silat Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, Indonesia.Silat adalah kata kolektif untuk kelas seni bela diri asli dari geo-budaya Nusantara (Indonesia).[9] Asal usul kata silat tidak jelas. Istilah Melayu silat kemungkinan terkait dengan istilah Minangkabau silek. Karena bahasa Melayu berasal dari Sumatra, kemungkinan istilah tersebut berasal dari Sumatra.[butuh rujukan] Indonesia menggunakan istilah pencak silat. Istilah ini digunakan sejak 1948 untuk mempersatukan berbagai aliran seni bela diri tradisional yang berkembang di Indonesia.[10] Nama "pencak" digunakan di Pulau Jawa bagian tengah dan timur,[9] sedangkan "silat" digunakan di Sumatra, Semenanjung Malaya dan Kalimantan. Dalam perkembangannya, kini istilah "pencak" lebih mengedepankan unsur seni dan penampilan keindahan gerakan, sedangkan "silat" adalah inti ajaran bela diri dalam pertarungan.[2] SejarahBela diri yang berkembang di Nusantara didasarkan pada upaya pertahanan suku menghadapi musuh, seperti tari perang Nias.Nenek moyang bangsa Indonesia telah memiliki cara pembelaan diri yang ditujukan untuk melindungi dan mempertahankan kehidupannya atau kelompoknya dari tantangan alam.[11] Mereka menciptakan bela diri dengan menirukan gerakan binatang yang ada di alam sekitar, seperti gerakan kera, harimau, ular, atau burung elang.[11] Asal mula ilmu bela diri di nusantara ini kemungkinan juga berkembang dari keterampilan suku-suku asli Indonesia berburu dan berperang dengan menggunakan parang, perisai, dan tombak, misalnya seperti dalam tradisi suku Nias yang hingga abad ke-20 relatif tidak tersentuh pengaruh luar. Silat diperkirakan menyebar di Kepulauan Nusantara semenjak abad ke-10 masehi, akan tetapi asal mulanya belum dapat ditentukan secara pasti. Kerajaan-kerajaan besar, seperti Sriwijaya dan Majapahit disebutkan memiliki pendekar-pendekar besar yang menguasai ilmu bela diri dan dapat menghimpun prajurit-prajurit yang kemahirannya dalam pembelaan diri dapat diandalkan.[11] Peneliti silat Donald F. Draeger berpendapat bahwa bukti adanya seni bela diri bisa dilihat dari berbagai artefak senjata yang ditemukan dari masa klasik (Hindu-Buddha) serta pada pahatan relief-relief yang berisikan sikap-sikap kuda-kuda silat di candi Prambanan dan Borobudur.[10] Dalam bukunya, Draeger menuliskan bahwa senjata dan seni beladiri silat adalah tak terpisahkan, bukan hanya dalam olah tubuh saja, melainkan juga pada hubungan spiritual yang terkait erat dengan kebudayaan Indonesia.[10] Sementara itu Sheikh Shamsuddin[12] berpendapat bahwa terdapat pengaruh ilmu bela diri dari Tiongkok dan India dalam silat. Hal ini karena sejak awal kebudayaan Melayu telah mendapat pengaruh dari kebudayaan yang dibawa oleh pedagang maupun perantau dari India, Tiongkok, dan mancanegara lainnya. Seorang pendekar Bali sedang memperagakan silat.Pencak silat telah dikenal oleh sebagian besar masyarakat rumpun Melayu dalam berbagai nama.[13] Di Semenanjung Malaysia dan Singapura, silat lebih dikenal dengan nama alirannya yaitu gayong dan cekak.[13] Di Thailand, pencak silat dikenal dengan nama bersilat, dan di Filipina selatan dikenal dengan nama pasilat.[13] Dari namanya, dapat diketahui bahwa istilah "silat" paling banyak menyebar luas, sehingga diduga bahwa bela diri ini menyebar dari Sumatra ke berbagai kawasan di rantau Asia Tenggara.[13] Tradisi silat diturunkan secara lisan dan menyebar dari mulut ke mulut, diajarkan dari guru ke murid, sehingga catatan tertulis mengenai asal mula silat sulit ditemukan. Sejarah silat dikisahkan melalui legenda yang beragam dari satu daerah ke daerah lain. Legenda Minangkabau, silat (bahasa Minangkabau: silek) diciptakan oleh Datuk Suri Diraja dari Pariangan, Tanah Datar di kaki Gunung Marapi pada abad ke-11.[14] Kemudian silek dibawa dan dikembangkan oleh para perantau Minang ke seluruh Asia Tenggara. Demikian pula cerita rakyat mengenai asal mula silat aliran Cimande, yang mengisahkan seorang perempuan yang mencontoh gerakan pertarungan antara harimau dan monyet. Setiap daerah umumnya memiliki tokoh persilatan (pendekar) yang dibanggakan, misalnya Prabu Siliwangi sebagai tokoh pencak silat Sunda Pajajaran,[15] Hang Tuah panglima Malaka,[12] Gajah Mada mahapatih Majapahit[butuh rujukan] dan Si Pitung dari Betawi.[butuh rujukan] Perkembangan silat secara historis mulai tercatat ketika penyebarannya banyak dipengaruhi oleh kaum penyebar agama Islam pada abad ke-14 di Nusantara. Kala itu pencak silat diajarkan bersama-sama dengan pelajaran agama di surau atau pesantren. Silat menjadi bagian dari latihan spiritual.[16] Dalam budaya beberapa suku bangsa di Indonesia, pencak silat merupakan bagian tak terpisahkan dalam upacara adatnya. Misalnya kesenian tari Randai yang tak lain adalah gerakan silek Minangkabau kerap ditampilkan dalam berbagai perhelatan dan acara adat Minangkabau. Dalam prosesi pernikahan adat Betawi terdapat tradisi "palang pintu", yaitu peragaan silat Betawi yang dikemas dalam sebuah sandiwara kecil. Acara ini biasanya digelar sebelum akad nikah, yaitu sebuah drama kecil yang menceritakan rombongan pengantin pria dalam perjalanannya menuju rumah pengantin wanita dihadang oleh jawara (pendekar) kampung setempat yang dikisahkan juga menaruh hati kepada pengantin wanita. Maka terjadilah pertarungan silat di tengah jalan antara jawara-jawara penghadang dengan pendekar-pendekar pengiring pengantin pria yang tentu saja dimenangkan oleh para pengawal pengantin pria. Silat lalu berkembang dari ilmu beladiri dan seni tari rakyat, menjadi bagian dari pendidikan bela negara untuk menghadapi penjajah asing.[12] Dalam sejarah perjuangan melawan penjajah Belanda, tercatat para pendekar yang mengangkat senjata, seperti Panembahan Senopati, Sultan Agung, Pangeran Diponegoro, Teungku Chik di Tiro, Teuku Umar, Tuanku Imam Bonjol, serta para pendekar wanita, seperti Sabai Nan Aluih, Cut Nyak Dhien, dan Cut Nyak Meutia.[11] Silat saat ini telah diakui sebagai budaya Suku Melayu dalam pengertian yang luas,[17] yaitu para penduduk pulau Sumatra dan Semenanjung Malaka, serta berbagai kelompok etnik lainnya yang menggunakan lingua franca bahasa Melayu di berbagai daerah di Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, dan pulau-pulau lain-lainnya yang juga mengembangkan bela diri ini. Menyadari pentingnya mengembangkan peranan pencak silat maka dirasa perlu adanya organisasi pencak silat yang bersifat nasional, yang dapat pula mengikat aliran-aliran pencak silat di seluruh Indonesia. Pada tanggal 18 Mei 1948, terbentuklah Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI)[11] Kini IPSI tercatat sebagai organisasi silat nasional tertua di dunia. Pada 11 Maret 1980, Persatuan Pencak Silat Antarbangsa (Persilat) didirikan atas prakarsa Eddie M. Nalapraya (Indonesia), yang saat itu menjabat ketua IPSI.[13] Acara tersebut juga dihadiri oleh perwakilan dari Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam.[13] Keempat negara itu termasuk Indonesia, ditetapkan sebagai pendiri Persilat.[13] Beberapa organisasi silat nasional antara lain adalah Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) di Indonesia, Persekutuan Silat Kebangsaan Malaysia (PESAKA) di Malaysia, Persekutuan Silat Singapore (PERSIS) di Singapura, dan Persekutuan Silat Brunei Darussalam (PERSIB) di Brunei. Telah tumbuh pula puluhan perguruan-perguruan silat di Amerika Serikat dan Eropa. Silat kini telah secara resmi masuk sebagai cabang olahraga dalam pertandingan internasional, khususnya dipertandingkan dalam ajang SEA Games. Istilah dalam Pencak SilatSilat Betawi saat acara "Palang Pintu" dalam tradisi pernikahan Betawi, tengah memperagakan teknik kuncian melucuti golok.
Aspek dan bentukKesenian Randai dari Sumatra Barat memakai silek (silat) sebagai unsur tariannya.Terdapat empat aspek utama dalam pencak silat, yaitu:
Bentuk pencak silat dan padepokannya (tempat berlatihnya) berbeda satu sama lain, sesuai dengan aspek-aspek yang ditekankan. Banyak aliran yang menemukan asalnya dari pengamatan atas perkelahian binatang liar. Silat-silat harimau dan monyet ialah contoh dari aliran-aliran tersebut. Adapula yang berpendapat bahwa aspek bela diri dan olahraga, baik fisik maupun pernapasan, adalah awal dari pengembangan silat. Aspek olah raga dan aspek bela diri inilah yang telah membuat pencak silat menjadi terkenal di Eropa. Siswa ekstrakulikuler pencak silat prsh cilacap sebagai salah satu implementasi dalam bidang pendidikanBagaimanapun, banyak yang berpendapat bahwa pokok-pokok dari pencak silat terhilangkan, atau dipermudah, saat pencak silat bergabung pada dunia olahraga. Oleh karena itu, sebagian praktisi silat tetap memfokuskan pada bentuk tradisional atau spiritual dari pencak silat, dan tidak mengikuti keanggotaan dan peraturan yang ditempuh oleh Persilat, sebagai organisasi pengatur pencak silat sedunia. Sarana dan prasaranaLogo IPSIWarna kuning pada logo IPSI berarti bahwa IPSI mengutamakan budi pekerti dan kesejahteran lahir dan batin sebagai jalan menuju kejayaan nusa dan bangsa. Dalam logo IPSI, bentuk perisai segi lima melambangkan IPSI berlandaskan ideologi pancasila yang bertujuan membentuk manusia Pancasila Sejati. Sedangkan ayap garuda berwarna kuning berototkan merah mengartikan kekuatan bangsa Indonesia yang bersendikan kemurnian, keluruhan dan dinamika. Tanggal berdirinya IPSI yaitu 18 Mei 1948 yang berarti 18 lebar, bulu 5 lembar tambah 4 lembar tambah 8 lembar. Adanya ikatan pita berwarna merah putih melambangkan bahwa IPSI merupakan satu ikatan pemersatu dari berbagai aliran pencak silat, yang berlandaskan rasa berbangsa, berbahasa dan bertanah air Indonesia.[18] Logo PersilatPersekutuan Pencak Silat Antarabangsa (Persilat) didirikan pada tanggal 11 Maret 1980 di Jakarta. Persilat itu sendiri telah mendapatkan status sebagai organisasi internasional Pencak Silat di dunia.[19] MatrasGelanggang ditempatkan dilantai dengan dilapisi matras setebal maksimal 5 (lima) cm. Matras ini memiliki permukaan yang rata dan tidak memantul, dapat ditutup dengan alas yang tidak licin, dan ukurannya 10 m x 10 m. Warna dari matras memiliki warna dasar hijau terang dengan garis berwarna putih sesuai dengan keperluaanya.[19] Hand BoxHand box merupakan prasarana digunakan sebagai alat penunjang untuk berlatih terutama digunakan untuk melatih pukulan dan tendangan.[20] SamsakSamsak merupakan prasarana yang biasanya digantung dan digunakan sebagai alat penunjang untuk berlatih. Samsak ini digunakan untuk melatih pukulan, tendangan dan dasar bantingan.[20] Body ProtectorBody Protector merupakan alat pelindung badan saat melakukan pertadingan. Body protector yang digunakan dalam pertandingan dilengkapi dengan sabuk sudut berwarna merah atau biru.[20] GolokGolok merupakan alat kelengkapan untuk kategori seni tunggal..[20] ToyaToya merupakan alat kelengkapan untuk kategori seni tunggal.[20] SenjataSelain bertarung dengan tangan kosong, pencak silat juga mengenal berbagai macam senjata. antara lain:
Tingkat kemahiranSekelompok pendekar PSHT yang telah melewati berbagai tingkatan dari siswa (memakai beberapa sabuk) hingga menjadi pendekar/warga (memakai sabuk mori).Secara ringkas, murid silat atau pesilat dibagi menjadi beberapa tahap atau tingkat kemahiran, yaitu:
TeknikTeknik tendangana. Tendangan Lurus Tendangan lurus dilakukan dengan cara posisi awal berdiri dengan salah satu kaki sebagai tumpuan. Kemudian lutut ditekuk dan diangkat dan luruskan tungkai bawah dengan jari-jari kaki bagian dalam dikenakan pada sasaran. Selanjutnya salah satu tangan ditekuk, kemudian tangan yang menutup tubuh bagian bawah dan atas.[21] b. Tendangan Sabit (punggung kaki) Tendangan sabit dilakukan dengan cara posisi awal berdiri dengan salah satu kaki sebagai tumpuan. Kemudian lutut sedikit ditekuk dengan jari-jari kaki diluruskan pada kaki yang akan melakukan tendangan. Kaki yang akan melakukan tendangan diangkat dari bawah ke atas arah sasaran dengan menggunakan punggung kaki, kemudian tangan harus menutup tubuh bagian atas dan bagian bawah.[21] c. Tendangan Jejag Tendangan jejag dilakukan dengan cara posisi awal berdiri dengan salah satu kaki sebagai tumpuan. Kemudian lutut sedikit ditekuk pada kaki yang akan melakukan tendangan yang kemudian dijepitkan ke arah lawan dengan menggunakan telapak kaki, dan tangan harus menutup bagian atas dan bawah.[21] d. Tendang Samping Tendangan samping merupakan serangan yang menggunakan sebelah kaki dan tungkai. Pada saat melakukan tendangan samping ini arah lintasannya lurus kedepan dengan pengenaan sasaran pada tumit. Sasaran pada seluruh tubuh biasanya dilakukan pada tendangan ini dengan telapak kaki dan sisi luar telapak kaki posisinya lurus.[22] e. Tendangan T Tendangan T merupakan sebutan lain untuk macam tendangan ke arah samping. Tendangan samping ini memiliki berbagai macam variasi yang pada dasarnya memakai tumit atau sisi luar telapak kaki. Istilah dari tendan ini biasa disebut sebagai pisau kaki yang berfungsi sebagai alat seranganr.[22] Teknik jatuhanTeknik jatuhan adalah usaha pembelaan yang dilakukan dengan menjatuhkan lawan melalui tangkapan, sapuan, dan guntingan. Dalam melakukan tangkapan, pesilat akan melakukan tangkapan terhadap serangan lawan menggunakan kaki dengan satu tangan atau dua tangan sekaligus. Kemudian untuk melakukan sapuan, pesilat akan melakukan serang pada kaki lawan bagian bawah sehingga menyebabkan lawan dapat dijatuhkan. Dan untuk melakukan sapuan ini dapat dilakukan dengan beberapa teknik sapuan, yaitu sapuan tegak, sapuan rebah, dan sapuan melingkar. Dalam melakukan sapuan tegak ini, pesilat dalam posisi berdiri dengan telapak atau punggung kaki. Selanjut pada sapuan rebah ini dilakukan dengan menggunakan punggung kaki, dengan cara merebahkan diri ke depan. Sedang dalam melakukan sapuan melingkar pertama-tama pesilat berputar dan membelakangi lawan, kemudian perkenaan kaki pada kaki lawan dengan tumid sambil merebahkan diri. Selanjutnya dalam melakukan guntingan, pesilat menggerakkan kedua kaki ke arah pinggang atau lutut dengan arah yang berlawanan dan kedua tangan dalam keadaan bebas.[23] Tata tertib pencak silatLatihan silat di Santa Clara, California.Sejalan dengan norma dan nilai budaya khususnya di Indonesia, terdapat beberapa peraturan yang harus diperhatikan dan dilakukan dengan saksama ketika berlatih pencak silat, di antaranya sebagai berikut.[13]
Berikut aturan dalam pertandingan seni tunggal yang harus diikuti yaitu sebagai berikut: [24] 1. Pada saat pertandingan pesilat memperagakan seni tunggal baku dengan waktu selama 3 menit. Pertandingan dimulai menggunakan tangan kosong, kemudian menggunakan senjata golok, dan terakhir menggunakan senjata toya. Untuk pertandingan anak usia dini dan pra remaja diberikan toleransi waktu 10 detik, sedangkan untuk remaja dan dewasa diberikan toleransi 5 detik dalam proses peragaan. Hukuman akan diberikan jika peragaan lebih atau kurang dari batas toleransi waktu yang diberikan. 2. Peragaan untuk seni tunggal baku diperagakan menurut urutan gerak. Adapun yang dinilai dalam peragaan yaitu kebenaran rincian teknik jurus tangan kosong dan bersenjata, irama gerak, kemantapan dan penjiwaan yang ditetapkan untuk setiap jurus . 3. Pertandingan akan dihentikan oleh ketua pertandingan jika pesilat tidak dapat melanjutkan penampilannya karena suatu kesalahan dan dinyatakan diskualifikasi. 4. Dalam pertandingan, pesilat boleh bersuara tetapi tidak berlebihan. Nilai positif pencak silatBeberapa nilai positif yang diperoleh dalam olahraga beladiri pencak silat adalah:[5]
Pencak silat di duniaPesilat Vietnam memperagakan permainan golok.Pencak Silat telah berkembang pesat selama abad ke-20 dan telah menjadi olahraga kompetisi di bawah penguasaan dan peraturan Persilat (Persekutuan Pencak Silat Antara Bangsa, atau The International Pencak Silat Federation). Pencak silat sedang dipromosikan oleh Persilat di beberapa negara di seluruh 5 benua, dengan tujuan membuat pencak silat menjadi olahraga Olimpiade. Persilat mempromosikan Pencak Silat sebagai kompetisi olahraga internasional. Hanya anggota yang diakui Persilat yang diizinkan berpartisipasi pada kompetisi internasional. Kini, beberapa federasi pencak silat nasional Eropa bersama dengan Persilat telah mendirikan Federasi Pencak Silat Eropa. Pada 1986 Kejuaraan Dunia Pencak Silat pertama di luar Asia, mengambil tempat di Wina, Austria. Pencak silat pertama kali diperkenalkan dan dipertandingan dalam Pesta Olahraga Asia Tenggara (SEA Games) ke-14 tahun 1987 di Jakarta. Hingga kini cabang olahraga pencak silat rutin dipertandingkan dalam SEA Games. Pada tahun 2002 Pencak Silat diperkenalkan sebagai bagian program pertunjukan di Asian Games di Busan, Korea Selatan untuk pertama kalinya. Kejuaraan Dunia terakhir ialah pada 2010 mengambil tempat di Jakarta, Indonesia pada Desember 2010. Selain dari upaya Persilat yang membuat pencak silat sebagai pertandingan olahraga, masih ada banyak aliran-aliran tua tradisional yang mengembangkan pencak silat dengan nama Silek dan Silat di berbagai belahan dunia. Diperkirakan ada ratusan aliran (gaya) dan ribuan perguruan. Padepokan pencak silat IndonesiaPintu Gerbang Padepokan Pencak Silat Gelanggang utama Padepokan Pencak SilatPadepokan adalah istilah Jawa yang berarti sebuah kompleks perumahan dengan areal cukup luas yang disediakan untuk belajar dan mengajar pengetahuan dan keterampilan tertentu. Padepokan Pencak Silat Indonesia (PnPSI).[25] adalah padepokan berskala nasional dan internasional yang berlokasi diatas lahan yang luasnya sekitar 5,2 hektare di kompleks Taman Mini Indonesia Indah. Luas total bangunannya sekitar 8.700 m2 dan luas total selasar-selasarnya sekitar 5.000 m2. Padepokan secara resmi dibuka oleh Presiden Soeharto pada tanggal 20 April 1997. Padepokan Pencak Silat Indonesia mempunyai sekurang-kurangnya 5 fungsi, yakni:
Organisasi
Sampai saat ini Anggota Organisasi Pencak Silat Diarsipkan 2007-09-11 di Wayback Machine. yang sudah terdaftar/tercatat di PERSILAT sebanyak 66 organisasi di seluruh dunia. Lihat pula
Referensi
Daftar pustaka
Pranala luar
Wikimedia Commons memiliki media mengenai Pencak silat.
|