Obat bayi sesak nafas karena batuk pilek

Bunda, rasanya tidak tega melihat si kecil sakit. Apalagi si kecil terkena batuk sesak nafas. Batuk sesak nafas yang meyerang si kecil biasanya disebut dengan croup. Batuk sesak nafas ini merupakan infeksi virus menular pada saluran nafas atas yang menimbulkan batuk dan terkadang kesulitan bernafas, khususnya pada saat menarik nafas.

Seperti dijelaskan diawal, Batuk sesak nafas ini merupakan infeksi virus menular, dilansir pada situs familydoctor.org, bahwa infeksi virus yang menyebabkan mengecilnya saluran pernafasan, khususnya persis di bagian bawah pita suara (larynx). Virus menjadi penyebab umum, namun batuk sesak nafas bisa disebabkan juga oleh virus-virus lainnya, seperti virus pernafasan syncytial atau virus influenza.

Untuk penangan awal, Anda jangan memberikan langung obat-obatan kimia yang dijual di apotek yang konon katanya akan meredakan batuk sesak nafas. Sebagai orang tua, Anda harus cermat, sebab obat-obatan kimia tersebut banyak pastinya mengandung efek samping yang tentunya berbahaya bagi si kecil.

Nah, berikut ini ada beberapa tips seperti dilansir pada situs firstaid.about.com untuk mengatasi batuk sesak nafas pada bayi Anda, di antaranya:

1. Tenangkan bayi agar tidak menangis, sebab menangis akan membuatnya semakin sulit bernapas.

2. Tingkatkan daya tahan tubuhnya dengan memberikan ASI.

3. Sejukkan kamar untuk mengatasi sesak napasnya.

4. Agar bayi lebih mudah bernapas, posisikan tubuhnya tegak lurus.

Bunda perlu waspada jika bayi kekurangan oksigen, dengan tanda-tanda: pucat, kebiru-biruan di sekitar mulut, hidung dan kuku. Bayi gelisah dan bernapas sangat cepat. Segeralah bawa ke dokter untuk penangan lebih lanjut.

KOMPAS.com - Batuk sering dianggap sebagai penyakit yang ringan, namun jangan sepelekan batuk yang disertai sesak napas pada bayi berusia kurang dari dua tahun karena bisa jadi gejala penyakit pneumonia.

Pneumonia atau radang paru masih menjadi penyebab kematian utama pada bayi di bawah usia 2 tahun.  Data WHO tahun 2015 tercatat 5,9 juta kematian balita atau 15 persen dalam satu tahun, akibat pneumonia. Indonesia masuk dalam 10 besar negara dengan kematian akibat pneumonia tertinggi. Setidaknya 2-3 anak meninggal setiap jam karena penyakit ini.

Menurut dr.Nastiti Kaswandani, spesialis anak konsultan respirologi, orangtua perlu waspada bila batuk anak berkepanjangan sampai napasnya cepat seperti orang habis berlari.

"Pada anak yang pneumonia, ia tampak sesak, hidungnya sampai kembang kempis dan ada tarikan dinding dada ke dalam seperti cekung," katanya dalam acara diskusi media "Harapan Baru Eradikasi Pneumonia" di Jakarta (10/3/2017).

Penyakit pneumonia disebabkan karena infeksi virus atau bakteri yang menyerang jaringan di paru. "Jaringan parunya jadi terisi cairan radang sehingga fungsinya sebagai tempat pertukaran oksigen terganggu. Kematian terjadi karena bayi kekurangan oksigen," ujar Nastiti.

Bayi berusia kurang dari dua tahun rentan mengalami pneumonia karena menurunnya antibodi yang didapat ibu saat lahir, sistem imun yang belum matang, serta kolonisasi kuman penyebab pneumonia yang tinggi.

"Bayi juga seringkali terpapar kuman dari orang dewasa di sekitarnya. Kualitas udara yang buruk, seperti polusi atau asap rokok juga memperburuk daya tahan tubuh bayi," kata dokter yang menjabat sebagai Ketua UKK Respirologi Ikatan Dokter Anak Indonesia ini.

Bila gejala pneumonia dikenali sejak dini maka penyakitnya bisa disembuhkan. Selain pengobatan, penyakit ini bisa dicegah dengan menjalankan gaya hidup bersih dan sehat, serta pemberian imunisasi.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kementerian Kesehatan, dr. Wiendra Woworuntu M.Kes, mengatakan, program pemerintah untuk pengendalian penyakit ini adalah penemuan kasus dan tata laksana kasus pneumonia balita di Puskesmas.

Pada bulan Oktober 2017, Kementrian Kesehatan akan melaksanakan demonstrasi program imunisasi pneumonia dengan vaksin PCV-13 di tiga kabupaten di Pulo Lombok, Nusa Tenggara Barat, yang ditargetkan pada bayi usia 2,3, dan 12 bulan.

"Vaksin memang bukan satu-satunya cara mengurangi kejadian pneumonia, tetapi harus dibarengi dengan perubahan perilaku hidup bersih agar angka kematian akibat penyakit ini bisa diturunkan," kata Wiendra.

Daripada memberikan obat, orang tua bisa menerapkan cara berikut untuk mengatasi gangguan pernapasan pada anak: 

1. Berikan Rasa Nyaman

Keluhan demam yang disertai dengan batuk dan hidung tersumbat bisa membuat anak tidak nyaman saat tidur. Karenanya, usahakan untuk membuat ruangan terasa lebih hangat dan nyaman.

Dampingi anak dan berikan pelukan untuk membuatnya merasa lebih nyaman.

Bila perlu, Mama dan Papa bisa memberikan bantal tambahan agar posisi kepala anak lebih tinggi. Ini akan meringankan keluhan sulit bernapas akibat hidung tersumbat.

2. Bantu Redakan Gejala yang Muncul

Bantu redakan gejala demam pada anak dengan memberikan kompres hangat di dahinya. Perhatikan betul-betul suhu kompres yang diberikan, agar kulit anak tidak mengalami iritasi.

Lalu, untuk meringankan gejala hidung tersumbat, Mama dan Papa bisa melakukan beberapa cara.

Pertama, sediakan baskom yang berisi air panas dan minta anak untuk menghirup uapnya. Kedua, sedot lendir pada hidung dengan alat pengisap cairan hidung atau nasal aspirator secara berkala.

Artikel Lainnya: Sering Tertukar, Ini Perbedaan Gejala Flu dan Pilek Biasa

3. Berikan Makanan Bergizi dan Minum Cukup

Anak-anak yang mengalami batuk pilek cenderung enggan untuk makan ataupun minum. Sebagai orang tua, tentu Mama dan Papa tidak bisa membiarkan hal tersebut terjadi.

Jadi, upayakan agar anak mendapatkan asupan makanan dan cairan yang cukup. Pastikan anak tetap mengonsumsi makanan yang bergizi meski hanya sedikit. Berikan juga air putih, jus, maupun susu lebih sering agar ia terhindar dari dehidrasi. 

Bagi bayi yang masih berusia di bawah 6 bulan, berikanlah ASI lebih sering supaya proses pemulihan berlangsung lebih cepat.

4. Menjaga Kelembapan Udara

Untuk mengatasi anak sesak napas karena batuk, cara ini bisa Mama dan Papa lakukan. Gunakan humidifier dengan meletakkannya di ujung ruangan guna menjaga kelembapan udara.

Alat ini akan membantu mukosa hidung dan bibir anak tidak mudah kering. Tidak hanya itu, humidifier juga berguna untuk menjaga kualitas udara yang ada.

Jangan lupa untuk mengganti air humidifier setiap hari dan selalu buka jendela agar terjadi sirkulasi udara yang optimal.

Artikel Lainnya: Cara Mengatasi Sesak Napas yang bukan Karena Penyakit

5. Pijat Lembut dengan Balsam Khusus

Sentuhan orang tua merupakan obat yang tak tergantikan. Karena itu, berikan pijatan lembut pada anak menggunakan balsam khusus bayi dan anak.

Mama dan Papa dapat memilih balsam yang terbuat dari bahan-bahan seperti eucalyptol (minyak kayu putih), chamomile, mentol, camphor, dan minyak sage.

Oleskan balsam di sekitar leher, dada, dan punggung anak. Mama dan Papa juga bisa memberikan pijatan lembut.

Cara ini bisa mengatasi gangguan pernapasan pada anak. Sebab, balsam berguna untuk keluhan hidung tersumbat dan memberikan kehangatan. 

6. Berikan Madu

Batuk adalah salah satu pertahanan tubuh untuk mengeluarkan benda asing di saluran pernapasan.

Jika menyerang, batuk sering kali mengganggu aktivitas bahkan waktu istirahat. Tidak jarang, batuk pada anak disertai rasa sesak. 

Untuk menangani hal ini, berikanlah madu kepada anak. Namun ingat, madu hanya boleh dikonsumsi anak di atas usia 1 tahun, ya.

Mama dan Papa bisa memberikan 1-2 sendok teh madu setiap harinya untuk membantu mengurangi frekuensi batuk dan meningkatkan kualitas tidur anak. 

Artikel Lainnya: Waspada, Inilah Gejala Batuk Bayi yang Berbahaya

7. Menjauhkan Anak dari Polusi Udara

Cara yang tak kalah penting untuk mengatasi gangguan pernapasan pada anak adalah menghindari polusi udara.

Pastikan Mama dan Papa menjauhkan anak dari paparan polusi udara, asap rokok, debu, hingga asap pembakaran sampah. 

Paparan polusi ini bisa memperburuk kondisi saluran pernapasan anak yang sedang bermasalah.

Itu dia cara mengatasi gangguan pernapasan pada anak yang bisa dilakukan di rumah.

Tertarik mencoba, tapi ragu? Tanya dokter untuk mengetahui cara mengatasi anak sesak napas karena batuk. 

Yuk, #JagaSehatmu dan keluarga selalu! Dapatkan informasi lainnya terkait kesehatan anak dengan mengunduh aplikasi KlikDokter.

Bagaimana cara mengatasi anak sesak nafas karena batuk?

Cara Mengatasi Batuk Disertai Sesak Napas.
Konsumsi lebih banyak cairan agar tubuh tetap terhidrasi. ... .
Mengisap obat batuk berupa permen. Cara ini dapat meningkatkan produksi air liur yang menenangkan tenggorokan. ... .
Konsumsi madu. ... .
Gunakan pelembap udara..

Apa obat bayi sesak nafas?

Tiga jenis obat bronkodilator yang umum digunakan untuk mengatasi sesak napas pada anak, yaitu: Agonis beta-2 (salbutamol/albuterol, salmeterol, dan formoterol) Antikolinergik (ipratropium,tiotropium, glycopyronium, dan aclidinium) Teofilin.

Apa penyebab bayi batuk dan sesak nafas?

saya mengerti akan kekhawatiran bunda, dimana batuk pada bayi dan disertai sesak nafas hal ini disebabkan penyakit pada saluran pernafasan seperti ISPA bronkitis( peradangan pada saluran bronkus), asma atau pneumonia.

Kenapa anak kalau batuk pilek sesak nafas?

Batuk pada anak disertai sesak napas atau croup Kondisi ini terjadi akibat adanya infeksi pada pita suara (laring) dan batang tenggorokan (trakea). Biasanya, batuk seperti ini terjadi saat anak mengalami flu yang disertai batuk kering.