Mengapa umat Islam saat ini jauh tertinggal dengan umat yang beragama lain padahal dahulu mereka belajar dari agama Islam?

Mengapa umat Islam saat ini jauh tertinggal dengan umat yang beragama lain padahal dahulu mereka belajar dari agama Islam?

Oleh: Artha Tianda

Salah satu penyebab kenapa umat islam terus berada pada posisi terbelakang dan tidak mampu mengungguli bangsa lain, atau paling tidak seimbang adalah karena umat islam mengabaikan ayat-ayat ALLAH SWT.

Umat Islam sudah tidak mempraktekkan ajaran islam yang termuat dalam Al-qur’an dan Hadist. Sebagai contoh Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam berkata bahwa “Menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi setiap muslim lelaki dan perempuan”. Namun kenyataannya, banyak umat islam yang malas belajar bahkan ada yang beranggapan bahwa wanita tidak perlu sekolah tinggi-tinggi karena pada akhirnya juga tinggal di dapur, akibatnya umat islam menjadi bodoh dan terbelakang.

Dan kenyataannya, umat islam tidak mampu mengembangkan salah satu di antaranya secara optimal. Al-Qur’an, misalnya, telah di akui sebagai kitab petunjuk dan penyelamat bagi umat islam. Tetapi banyak di antara umat islam tidak lagi menalaah kandungannya untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Al-Qur’an kadang diperlakukan hanya sebagai hiasan lemari, diakui kesuciannya tetapi kandungannya tidak menjadi pedoman hidup. Sehingga Al-Qur’an tidak lagi di peristi-mewakan.

Saat ini juga secara ekonomi umat islam dikuasai oleh orang-orang barat. Umat islam bukan sebagai produsen atau penghasil tapi hanya sebagai pembeli atau pemakai, jika orang-orang barat mengembargo maka umat islam akan mengalami kesulitan. Lain halnya jika sumber daya alam di kelola oleh umat islam sendiri maka semua keuntungan masuk ke tangan umat islam bukan recehan kecil yang hanya sekian persen yang diberikan oleh orang barat tersebut.

Kemudian sifat umat islam yang lebih cenderung kepada keputusasaan telah menjangkit sehingga kita tidak pernah mau untuk melangkah maju mengejar ketertinggalan. Ketertinggalan yang seharusnya kita kejar, justru malah kita tinggalkan dan tidak pernah diperhitungkan. Sehingga semua itu menjadikan kita semakin terbelakang dan menjadi kaum yang jauh dari perkembangan zaman, apalagi dengan keadaan ekonomi dan perkembangan zaman saat ini, tentu akan semakin sulit untuk merubah keadaan buruk tersebut

Dan di era globalisasi sekarang ini islam sangat berbeda dengan zaman terdahulu. Kini, suasananya berbalik 180 derajat. Umat islam sangat bergejolak saat ini. Tidak sedikit di antara umat islam justru meniru barat. Jika yang di contoh semangat etos kerjanya, disiplin, atau pengembangan ilmu pengetahuan, tetapi yang di contoh kadang-kadang adalah budayanya yang bertentangan dengan ajaran islam itu sendiri. Seperti cara berpakaian, pergaulan bebas, gaya hidup materialistis, pragmatis, liberal, dan budaya negatif lainnya.

Dalam kondisi saat ini, peluang untuk mengembangkan lingkungan yang maju terhadap nilai agama islam terutama sekolah yang notabene-nya jauh dari pemahaman islam butuh sebuah pemimpin yang benar-benar mengerti perihal agama mengingat sistem pengelolaan yang bersifat desentralisasi. Sekolah, baik negeri dan swasta, yang notabene-nya umat islam di dalamnya, di harapkan berani mengambil kebijakan dalam mencipkan suasana lingkungan belajar yang memungkinkan para peserta didik yang mampu mempelajari, membaca, dan memahami ayat-ayat suci Al-Qur’an. Jika demikian, umat islam tidak akan terbelakang, melainkan akan tetap terdepan.(*)

Ada banyak faktor pemicu kemunduran umat Islam

REPUBLIKA.CO.ID, — Dunia Islam-Arab memang sempat berhasil mencapai kejayaannya sampai abad ke-12. Namun, kini dunia Islam telah jauh tertinggal dari Eropa dalam membangun peradaban yang pernah menjadi kebanggaannya, baik di bidang ilmu pengetahuan, ekonomi, dan militer.

Dunia Islam yang diyakini akan menjadi solusi kemanusiaan, justru kini masih disibukkan dengan problemnya sendiri. Dunia Islam sekarang masih terpecah ke dalam lorong-lorong sempit yang dipagari tembok sukuisme, dinastiisme, dan partaisme.

Inilah yang menjadi kegelisahan Prof Komaruddin Hidayat dalam buku berjudul “Imajinasi Islam: Sebuah Rekonstruksi Islam Masa Depan” ini. Menurut dia, situasi tersebut bertentangan dengan imajinasinya tentang misi keislaman yang dibawa dan dipesankan Nabi Muhammad Saw.

Dia mengatakan zaman sekarang ini berbeda dengan Abad Pertengahan. Berkat teknologi digital, manusia bisa semakin terkoneksi dan perjumpaan antar agama pun berlangsung lebih intens.

Menurut dia, dia dunia Barat telah banyak bermunculan pusat-pusat kajian Islam. Sedangkan dunia Arab-Islam tak lagi dipandang sebagai pusat mercusuar dunia. Karena itu, dalam bukunya ini penulis mengajak kita untuk merefleksikan kembali perkembangan dunia Islam, serta mengimajinasikan Islam sebagai peta jalan untuk hari ini dan esok.

Dia menjelaskan tentang alasan mundurnya peradaban Islam. Dengan mengutip dari beberapa buku, dia menyimpulkan bahwa aspek politik dan teologi lah yang membuat dunia Islam terbekalang.

Menurut Prof Komaruddin, salah satu sebab yang membuat dunia Islam tertinggal dalam membangun peradaban, termasuk sains, ekonomi dan politik, adalah terjadinya krisis politik berkepanjangan yang menghancurkan semua prestasi peradaban yang dibangun berabad-abad.

Menurut dia, selama ini telah terjadi perebutan kekuasaan dengan menjadikan agama dan ulama sebagai sumber legitimasi kekuasaan. Akibatnya, dunia Islam tidak memiliki pusat riset dan pengembangan kelimuan kelas dunia yang independen.

Secara ekonomi dan politik, menurut Prof Komaruddin, para ulama di dunia Islam saat ini juga berada di bawah kontrol kekuasaan. Situasi ini diperburuk oleh tiadanya kelas borjuis yang juga independen. Menurut dia, tanpa ulama dan kelas pedagang yang kuat dan berdiri di luar kekuasaan negara, maka ketika penguasa jatuh masyarakat akan jatuh.

Menurut penulis, situasi ini sangat berbeda dari peran agama Protetan ketika memasuki era modern. Negara-negara Protestan justru memberikan kontribusi bagi munculnya peradaban. Mereka mendorong lahirnya kapitalisme awal dan munculnya berbagai lembaga keilmuan serta universitas kelas dunia. Sementara, saat memasuki abad modern, dunia Islam hanya menjadi konsumen.

Buku ini kemudian ditutup dengan pembahasan tema “Masa Depan Islam”. Prof Komaruddin menjelaskan, hari ini justru negara-negara non-Muslim lah yang menjadi inang dan pengasuh bagi tumbuh dan merebaknya ilmu pengetahuan.

Baca juga : Naskah Khutbah Jumat: Keistimewaan Orang Bertakwa

Menurut Prof Komaruddin, produk vaksin untuk menangkal virus korona juga tidak dihasilkan dari lembaga keilmuan dunia Islam, meskipun secara individual tetap ada beberapa ilmuan muslim yang terlibat melakukan penelitian di Barat.

Tidak hanya itu, menurut dia, untuk belajar Islam pun orang sekarang tidak lagi ke Irak atau Damaskus sebagai pilihan utama. Padahal, dulu negara tersebut menjadi pusat keilmuan Islam. Oang sekarang lebih tertarik ke universitas papan atas di Eropa dan Amerika. Karena, di sana lah mereka bisa berjumpa dengan profesor yang datang dari dunia Islam.

Prof Komaruddin menjelaskan, dibandingkan kejayaan Amerika yang belum berlangsung empat abad, dan Tiongkok yang maju pesat empat dekade terakhir ini, sebenarnya kejayaan Islam jauh lebih panjang. Namun, jika yang dimaksud kejayaan adalah keunggulan sains, ekonomi dan militer, rasanya belum ada tanda-tanda terpenuhinya persyaratan bagi dunia Islam untuk mengungguli mereka.

Dia mengatakan  setidaknya ada tiga ajaran dasar semua Rasul Tuhan. Pertama, yaitu bertauhid dan berserah diri kepada Tuhan. Kedua, membangun keluarga yang penuh cinta kasih dan bahagia. Ketiga, membangun kehidupan sosial yang dijiwai nilai-nilai budi pekerti yang mulia.

Singkatnya, Islam mengajarkan umatnya untuk membangun peradaban yang unggul. Menurut penulis, pilar sebuah peradaban luhur yang diajarkan Islam ditandai antara lain kebertuhanan, terwujudnya keadilan, kejujuran, dan penghargaan terhadap jiwa dan martabat manusia, menghargai ilmu pengetahuan, membangun kemakmuran berdasarkan nilai dan semangat kerja sama atau tolong menolong.      

Tim | CNN Indonesia

Sabtu, 09 Mei 2020 03:57 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Selama bulan Ramadan 2020, CNNIndonesia.com menghadirkan tanya jawab seputar Islam. Kali ini, tanya jawab seputar Islam berbicara soal kemunduran Islam dalam hal pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Tanya:

Mengapa umat Islam mengalami kemunduran dalam pengembangan iptek?

Jawab:


Wakil Ketua Lembaga Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPT NU), Dr. Phil. Syafiq Hasyim, MA

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Mengapa Islam mengalami ketertinggalan dalam hal perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi? Padahal, di masa lalu, kita mengenal sarjana-sarjana Muslim terkemuka. Tak hanya di kawasan Timur Tengah, tapi juga di seluruh dunia seperti Al-Farabi, Ibnu Sina, Al Kindi, dan lain sebagainya.Persoalan kemunduran Islam dalam pengembangan iptek pernah dilontarkan oleh seorang sarjana Muslim. Dia menerima sebuah pertanyaan yang kemudian dituliskan dalam sebuah buku.

Dalam bukunya, dia menulis bahwa salah satu jawaban kemunduran Islam dalam pengembangan iptek adalah karena umat Islam meninggalkan pesan-pesan yang diberikan dalam Alquran dan sunah Nabi.

Penyebab lainnya adalah karena umat Islam terlibat dalam konflik internal. Dengan kata lain, umat Islam dihalangi oleh umat Islam yang lain. Mereka terlibat dalam pertentangan politik dan ideologis.Untuk menuju pada pengembangan dan kemajuan iptek dalam Islam, saya kira pertama yang harus dilakukan adalah melakukan evaluasi sekaligus refleksi terhadap apa yang selama ini menjadi faktor kemunduran iptek dalam Islam.Tadi, salah satunya adalah karena kita jauh dari moral pengetahuan dan ke-Islam-an yang dianjurkan oleh Alquran dan sunah Nabi. Ini sebagai modal utama.Yang kedua, kita harus menghilangkan pertentangan-pertentangan ideologis dan politik di antara sesama anak manusia dari berbagai bangsa dan negara.Ketiga, kita harus mengembangkan tradisi berpikir, bebas, dan independen. Tradisi ini bisa memicu orang untuk mencari dan menggali informasi dalam rangka membentuk ilmu pengetahuan yang kita kehendaki.Keempat, berdasar pada ketiga hal tersebut, kita harus mengembangkan sistem pendidikan yang memperkuat pengetahuan dan kemanusiaan. Dengan cara ini, ilmu pengetahuan yang berkembang dalam Islam tak hanya berguna bagi agama kita, tapi juga berguna bagi kemanusiaan.

[Gambas:Video CNN]

(asr/asr)

LIVE REPORT

LIHAT SELENGKAPNYA