Sosiologi Info - Apa sih Contoh Dampak Konflik yang Dapat Meningkatkan Solidaritas In Group yang ada dalam kehidupan sehari hari di masyarakat ? Mau tahu jawabannya, mari simak penjelasan dan ulasan singkat berikut ini mengenai topik Contoh Dampak Konflik yang Dapat Meningkatkan Solidaritas In Group. Yuk baca. Sekilas Memahami Pengertian Konflik Tidak asing memang istilah nama konflik ditelinga kita sehari harinya dalam masyarakat. Sudah pastinya kita pernah mendengar istilah konflik itu. Lalu apa pengertian konflik ? Menurut Lawang, konflik dapat diartikan sebagai perjuangan untuk dapat memperoleh hal hal yang langka. Misalnya seperti nilai, status, kekuasaan, dan lainnya. Dimana memang tujuan seseorang untuk berkonflik adalah tidak hanya memperoleh suatu keuntungan saja. Melainkan, ada juga untuk dapat menundukkan lawan maupun saingnya di masyarakat. Pengertian lainnya, konflik ialah sebagai suatu benturan kekuatan dan kepentingan. Antara satu kelompok dengan kelompok lainnya. Dimana konflik itu dalam proses untuk memperebutkan sumber sumber yang ada di masyarakat. Seperti memperebutkan status ekonomi, politik, sosial maupun budaya dan hal lainnya yang relatif terbatas di masyarakat. Namun, jangan salah konflik juga dapat meningkatkan adanya solidaritas atau kekompakan dalam masyarakat itu sendiri, yang ada dalam in groupnya. Simak dibawah ini ulasan lebih lanjutnya, agar paham tentang topik pembahasan kita kali ini ya tentang dampak konflik di masyarakat. Contoh Dampak Konflik yang Dapat Meningkatkan Solidaritas In Group Konflik memang tidak bisa dihindari oleh siapa pun yang hidup berdampingan dengan individu, kelompok masyarakat lainnya. Proses dan hubungan sosial yang telah berlangsung, tidak selama nya berjalan mulus, pasti ada saja gesekan yang menimbulkan munculnya konflik di masyarakat. Namun, tidak selamanya konflik itu mengarah kepada hal yang negatif atau berdampak buruk, bisa saja dampak konflik itu dapat meningkatkan solidaritas in group di masyarakat. Seperti kita ketahui bahwa kelompok atau masyarakat in group ini adalah suatu kelompok dalam yang muncul. Ketika ada para anggota kelompok yang merasa mereka memiliki tujuan, cita cita, visi dan misi yang sama. Mereka juga dalam in group ini sama sama mentaati norma dan nilai serta merasakan senasib yang sama. Maka bukan tidak mungkin dalam kelompok in group juga akan terjadi konflik. Seriusan ada ya ? Simak dulu aja deh penjelasan dibawah ini dengan seksama, biar kamu juga paham, tentang konflik di masyarakat tersebut. Dimana konflik itu akan terjadi di antara kelompok in group apabila adanya suatu perbedaan-perbedaan dalam interaksi. Baik antara individu dengan individu maupun antar kelompok di masyarakat. Yang mana biasanya kalau kita lihat meliputi, yaitu : 1. Perbedaan dalam pikiran, perspektif, pandangan serta perasaan yang dimiliki Tidak dapat kita pungkiri bahwa memang perbedaan yang mendasar di masyarakat dalam suatu kelompok dapat membuat adanya perbedaan dalam berpikir setiap individu. Begitu juga dalam pandangan, perspektif individu yang ada dalam suatu kelompok tersebut. Selanjutnya, perbedaan dalam hal perasaan juga terkadang menjadi perbedaan untuk terjadinya suatu konflik di masyarakat tersebut. Gara-gara perasaan bisa lo membuat orang pecah, retak, dan berselisih, yang membuat konflik semakin kompleks. 2. Ada juga perbedaan dalam kepentingan Setiap individu yang ada dalam in group di masyarakat sudah pasti akan punya kepentingan yang berbeda beda saat ia gabung. Kepentingan individu setiap individu maupun dengan kelompok yang bisa saja sewaktu waktu bersebarangan. Berbeda tujuan dan visi misi yang membuat perbedaan itu menimbulkan konflik diantara mereka. 3. Perubahan akan nilai yang begitu cepat Seiring perkembangnya zaman, berbagai akses, kemudahan, kecepatan, pembaharuan teknologi membuat setiap orang berpacu. Untuk menjadi yang terbaik, terdepan dan ingin melakukan perubahan itu. Sehingga bukan tidak mungkin akan membuat setiap individu. Mengalami perubahan yang cepat terhadap nilai yang sudah dipegang bertahun tahun dalam kehidupan masyarakat. Misalnya, adanya pengusaha kecil yang mempunyai produksi tahu dan tempe yang masih menggunakan perlatan tradisional di suatu desa sebut saja desa A. Dalam pembuatan tahu dan tempe itu. Seketika akan ada pubrik atau perusahaan yang membangun industrinya di desa A. Maka secara tidak langsung dalam perubahan nilai ini membuat pengusaha tahu dan tempe tradisional berkonflik dengan pengusaha modern yang baru itu. 4. Konflik lahan Desa Wadas, Purworejo, Jawa Tengah Warga disana berusaha mempertahankan tanah pertanian atau perkebunannya dari ancaman pertambangan atau tambang yang dilakukan untuk pertambangan batu andesit. Nah penambangan ini dilakukan untuk menyukseskan pembangunan Bendungan Bener. Akhirnya yang membuat warga bentrok dan berkonflik dengan aparat. Warga kompak menolak adanya penambangan tersebut di lakukan oleh perusahaan yang untuk menambang batu andesit dalam mendukung pembangunan bendungan tersebut. Dengan demikian, dari beberapa contoh diatas yang membuat terjadinya konflik sosial di masyarakat. Dimana pada kasus konflik perubahan nilai. Maupun pada warga di Desa Wadas yang menolak penambangan tersebut. Nah yang nomor tiga, dimana masyarakat tradisional yang berjualan tahu dan tempe akan solid dan menolak adanya pembangunan pubrik tahu dan tempe berdekatan dengan produksinya. Karena akan mematikan pendapatan warga yang sudah lama bekerja sebagai pembuatan maupun penjual tahu dan tempe disana. Begitu juga pada warga di Desa Wadas yang khawatir terhadap penambangan yang merusak ekosistem alam disana. Dimana pertanian dan perkebunan mereka terganggu, yang bisa membuat pendapatan berkurang dan bahkan tidak ada. Dengan demikian warga kompak, solid dalam mempertahankan argumentasinya untuk menolak suatu pembangunan dan penambangan di desanya tersebut. Akhirnya warga yang menjual dan pembuat tahu atau tempe awalnya sendiri sendiri sekarang menjadi berkelompok untuk menolak pembangunan pubrik tersebut. Begitu juga para petani yang ada di Desa Wadas, dimana warga yang awalnya sendiri sendiri dalam melakukan aktivitas perkebunan. Sekarang kompak menjadi satu kelompok dalam mempertahankan tanah mereka dari penambangan yang dilakukan disana. Disinilah solidaritas itu semakin terpupuk, kuat, dan menjadi satu kesatuan dalam mempertahankan apa yang warga yakini secara bersama sama. Serta sepakat untuk berjuang mempertahannya dalam konsensus diantara mereka masing masing agar menjadi kekuatan besar. Nah itulah sekilas pembahasan dan penjelasan singkat mengenai Contoh Dampak Konflik yang Dapat Meningkatkan Solidaritas In Group di masyarakat dalam sehari-harinya. Sumber Referensi Sosiologi Info : Konflik Dalam Proses Sosial, Penulis Epon Ningrum, sumber : http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES/TEMPAT_RUANG_DAN_SISTEM_SOSIAL/BBM_12.pdf https://news.harianjogja.com/read/2022/01/16/500/1093458/konflik-tambang-wadas-memanas-polisi-terbangkan-drone-awasi-warga Sumber Foto : https://www.instagram.com/wadas_melawan/
Konflik yang ada di masyarakat dapat memberikan dampak bagi warga masyarakat. Apa saja dampak konflik sosial bagi masyarakat? Supaya kalian mengerti tentang dampak konflik, ayo baca dengan seksama semua materinya.
Darwin, Freud, dan Mark yang dikutip dari Pruitt [2011], menguraikan fungsi positif dari adanya konflik adalah sebagai berikut:
Secara umum dampak positif dari adanya konflik di masyarakat antara lain: a. Konflik dapat membantu menghidupkan kembali norma-norma lama dan menciptakan norma baru. b. Konflik merupakan jalan untuk mengurangi ketergantungan antarindividu dan kelompok. c. Konflik meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok yang sedang mengalami konflik dengan kelompok lain. Konflik memunculkan sebuah kompromi baru apabila pihak yang berkonflik berada dalam kekuatan seimbang. d. Konflik dapat memperjelas aspek-aspek kehidupan yang belum jelas atau masih belum tuntas ditelaah. e. Konflik memungkinkan adanya penyesuaian kembali norma-norma, nilai-nilai, serta f. hubungan-hubungan sosial dalam kelompok bersangkutan dengan kebutuhan individu atau kelompok. g. Konflik dapat berfungsi sebagai sarana untuk mencapai keseimbangan antara kekuatan-kekuatan yang ada di dalam masyarakat. Konflik sosial selain memiliki dampak positif juga ada dampak negatif. Adapun dampak negatif adanya konflik sosial adalah:
2] Kekerasan Kolektif. Berbeda dengan kekerasan individual, kekerasan kolektif dilakukan oleh kelompok atau massa atau sekelompok individu. Sebagai contohnya, tawuran pelajar, kasus Sampit, Poso, serta contoh-contoh yang lainnya. Perbedaan antara Kekerasan dan KonflikKekerasan yang ada di masyarakat dapat terjadi beriringan dengan adanya konflik. Di lingkungan masyarakat, selalu dijumpai adanya konflik. Dengan demikian, kamu harus dapat membedakan antara konflik dengan kekerasan. Untuk lebih jelasnya, pahami dan cermati tabel di bawah ini!RANGKUMANKekerasan berasal dari Bahasa Inggris, yaitu violence yang artinya kekuasaan atau berkuasa. Dalam Kamus Sosiologi [Haryanta, 2012], kekerasan merupakan suatu ekspresi yang dilakukan oleh individu maupun kelompok di mana secara fisik maupun verbal mencerminkan tindakan agresi dan penyerangan pada kebebasan atau martabat. Pada umumnya, kekerasan dianggap sebagai tindakan yang merugikan orang lain, seperti pembunuhan, pemukulan, perampokan, dan sebagainya. Dalam Kamus Sosiologi [Haryanta, 2012], kekerasan fisik merupakan kekerasan nyata yang dapat dilihat dan dirasakan oleh tubuh. Wujud dari kekerasan fisik berupa kehilangan kesehatan, cedera, bahkan sampai kehilangan nyawa.
Referensi: Irin Veronica Sepang, S. Pd., M. Pd. 2020. Modul Pembelajaran SMA Sosiologi. Jakarta: Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN. Video yang berhubungan |