Ketika pengangkatannya sebagai Patih Gajah Mada mengucapkan sebuah sumpah yang kita kenal sebagai

Mojokerto - Mahapatih Gajah Mada menjadi masyhur karena Sumpah Palapa hingga sukses menyatukan Nusantara. Namun, sumpah tersebut diragukan kesahihannya karena ditemukan di naskah yang ditulis ratusan tahun pasca-era Gajah Mada.

Keraguan terhadap Sumpah Palapa salah satunya disampaikan Wibisono, pemerhati sejarah Majapahit. Karena sumpah yang selama ini dipercaya diikrarkan Mahapatih Gajah Mada itu ditemukan di Serat Pararaton. Serat tersebut ditulis ratusan tahun setelah era Gajah Mada.

"Saya pribadi masih meragukan adanya sumpah itu. Dasarnya adalah saya mencari referensinya, sebatas ucapan yang muncul pada kata-kata itu sumbernya tahun 1600-an. Otomatis jedanya sudah sangat lama. Bahasa yang dipakai bukan bahasa pada masa Gajah Mada yang memakai Bahasa Jawa Kuno, tapi Bahasa Jawa peralihan antara Jawa Kuno dengan Jawa Baru," kata Wibisono kepada detikcom, Selasa (7/12/2021).

Seperti diketahui Gajah Mada dikukuhkan menjadi Patih Majapahit oleh Ratu Tribhuwana Tunggadewi tahun 1331 masehi. Kala itulah ia mengikrarkan Sumpah Palapa di hadapan ratu dan para menteri. Sang Mahapatih wafat tahun 1364 masehi.

"Dalam Naskah Negarakertagama pupuh 70:3 Gajah Mada sakit, pupuh 71:1 disebutkan Gajah Mada wafat," terang Wibisono.

Arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim menjelaskan bukti-bukti sejarah Majapahit mempunyai tingkat kesahihan berbeda-beda. Menurutnya, sumber paling sahih adalah prasasti. Disusul Naskah Negarakertagama, Serat Pararaton, lalu kidung, dan karya sastra lainnya.

Sumpah Palapa yang diikrarkan Gajah Mada ditemukan di pupuh 7 bab 9 Pararaton yang ditulis abad 16 masehi. Menurut Wibisono, sumpah tersebut ditulis masih menggunakan Bahasa Sansekerta.

"Urutan ketiga (Pararaton) ini lumayan kuat. Agak diperdebatkan kalau sumber sejarahnya di urutan keempat. Karena Sumpah Palapa tidak ada di prasasti maupun Negarakertagama, adanya di Pararaton, maka diakui kebenarannya, tidak ada masalah dengan itu," tandasnya.

Sumpah Palapa

Sira Gajah Mada patih Amangkubhumi tan ayun amukti palapa, sira Gajah Mada: "Lamun huwus kalah nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seran, Tanjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana isun amukti palapa".

Terjemahannya:

Dia Gajah Mada Patih Amangkubumi tidak ingin melepaskan puasa. Ia Gajah Mada: "Jika telah menundukkan seluruh Nusantara dibawah kekuasaan Majapahit, saya (baru akan) melepaskan puasa. Jika mengalahkan Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, demikianlah saya (baru akan) melepaskan puasa".

Simak juga 'Warga Tulungagung Temukan Sumur Kuno Diduga Era Majapahit':

(iwd/iwd)

Setelah Raden Wijaya wafat, tahta kerajaan Majapahit digantikan oleh Raden Jayanegara yang merupakan anak dari Raden Wijaya. Pada masa pemerintahannya, banyak terjadi pemberontakan-pemberontakan. Pemberontakan yang paling besar adalah pemberontakan Kuti, yang akhirnya menyebabkan ia harus mengungsi ke Desa Bedander bersama Gajah Mada. Kemudian Jayanegara merencakan serangan balik kepada Kuti bersama Gajah Mada.Setelah penyerangan berhasil, Gajah Mada diangkat menjadi patih. Pada pengangkatannya sebagai seorang Patih, ia mengungkapkan sumpah Palapa yang begitu terkenal yang dicatat dalam kitab Pararaton. Sumpah inilah yang disebut-sebut sebagai sumpah untuk menyatukan nusantara.

Sumpah Palapa tersebut berbunyi, “Sira Gajah Mada pepatih amungkubumi tan ayun amukti palapa, sira Gajah Mada: Lamun huwus kalah nusantara ingsun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seram, Tañjungpura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana ingsun amukti palapa”.
Kalau diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berarti: “Gajah Mada sang Maha Patih tak akan menikmati palapa, berkata Gajah Mada “Selama aku belum menyatukan Nusantara, aku takkan menikmati palapa. Sebelum aku menaklukkan Pulau Gurun, Pulau Seram, Tanjungpura, Pulau Haru, Pulau Pahang, Dompo, Pulau Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, aku takkan mencicipi palapa.” Palapa di sini diartikan sebagai rempah-rempah atau rempah kehidupan yang berarti Patih Gajah Mada tidak akan menikmati kehidupan dunia sebelum sumpahnya tercapai.

Dengan demikian, jawaban yang tepat adalah A.

Sumpah Palapa merupakan pernyataan atau janji yang diucapkan oleh Gajah Mada pada upacara pengangkatannya menjadi Patih Amangkubhumi Majapahit, tahun 1336 masehi. Adapun isi Sumpah Palapa, berbunyi, "lamun huwus kalah Nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seran, Tanjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik samana isun amukti palapa", yang artinya, "jika telah menundukan seluruh Nusantara di bawah kekuasaan Majapahit, saya baru akan melepaskan puasa, jika telah mengalahkan Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo. Bali ,Sunda, Palembang, Tumasik, demikianlah saya baru akan melepaskan puasa". Sumpah Palapa diucapkan Gajah Mada pada dasarnya, sebagai usahanya dalam mempersatukan wilayah Nusantara di bawah kekuasaan Majapahit. 

Dengan begitu, opsi jawaban benar adalah E. 

Avisena Ashari Jumat, 30 Oktober 2020 | 13:00 WIB

Ketika pengangkatannya sebagai Patih Gajah Mada mengucapkan sebuah sumpah yang kita kenal sebagai

Patih Gajah Mada dalam relief sejarah di Monas - Pelajaran SD Kelas 4, Tema 5 Sub Tema 1, Mahapatih Gajah Mada (Gunawan Kartapranata, CC BY-SA 3.0 via Wikimedia Commons)

Bobo.id - Salah satu tokoh yang terkenal dari akhir masa kerajaan Hindu-Budha adalah Patih Gajah Mada.

Patih Gajah Mada merupakan salah satu tokoh yang membawa kejayaan Kerajaan Majapahit.

Patih Gajah Mada juga dikenal akan Sumpah Palapa yang diucapkannya. Apa tujuan Gajah Mada mengucapkan Sumpah Palapa, ya?

Yuk, kita cari tahu kisah asal-usul Mahapatih Gajah Mada!

Kisah Gajah Mada Sebelum Menjadi Patih

Kerajaan Majapahit merupakan salah satu kerajaan terbesar di Nusantara, yang letaknya di Jawa Timur.

Bukan hanya rajanya, patih kerajaan itu juga terkenal, yaitu Patih Gajah Mada.

Gajah Mada lahir tahun 1290.  Sejak masih muda, Gajah Mada sudah menjadi ahli bela diri dan ilmunya pun tinggi.

Saat berusia 19 tahun, Gajah Mada juga berhasil menyelamatkan Prabu Jayanegara, Raja Kerajaan Majapahit.

Tahun 1319, Gajah Mada diangkat sebagai Patih Kahuripan dan dua tahun kemudian ia diangkat sebagai Patih Kediri.

Sebelum menjadi Patih Majapahit, Gajah Mada pernah menolak tawaran Aryo Tadah. Aryo Tadah merupakan Patih Majapahit sebelumnya.

Baca Juga: Ternyata, Pancasila Sudah Ada Sejak Zaman Kerajaan Majapahit


Page 2


Page 3

Ketika pengangkatannya sebagai Patih Gajah Mada mengucapkan sebuah sumpah yang kita kenal sebagai

Gunawan Kartapranata, CC BY-SA 3.0 via Wikimedia Commons

Patih Gajah Mada dalam relief sejarah di Monas - Pelajaran SD Kelas 4, Tema 5 Sub Tema 1, Mahapatih Gajah Mada

Bobo.id - Salah satu tokoh yang terkenal dari akhir masa kerajaan Hindu-Budha adalah Patih Gajah Mada.

Patih Gajah Mada merupakan salah satu tokoh yang membawa kejayaan Kerajaan Majapahit.

Patih Gajah Mada juga dikenal akan Sumpah Palapa yang diucapkannya. Apa tujuan Gajah Mada mengucapkan Sumpah Palapa, ya?

Yuk, kita cari tahu kisah asal-usul Mahapatih Gajah Mada!

Kisah Gajah Mada Sebelum Menjadi Patih

Kerajaan Majapahit merupakan salah satu kerajaan terbesar di Nusantara, yang letaknya di Jawa Timur.

Bukan hanya rajanya, patih kerajaan itu juga terkenal, yaitu Patih Gajah Mada.

Gajah Mada lahir tahun 1290.  Sejak masih muda, Gajah Mada sudah menjadi ahli bela diri dan ilmunya pun tinggi.

Saat berusia 19 tahun, Gajah Mada juga berhasil menyelamatkan Prabu Jayanegara, Raja Kerajaan Majapahit.

Tahun 1319, Gajah Mada diangkat sebagai Patih Kahuripan dan dua tahun kemudian ia diangkat sebagai Patih Kediri.

Sebelum menjadi Patih Majapahit, Gajah Mada pernah menolak tawaran Aryo Tadah. Aryo Tadah merupakan Patih Majapahit sebelumnya.

Baca Juga: Ternyata, Pancasila Sudah Ada Sejak Zaman Kerajaan Majapahit

Sumpah Palapa merupakan salah satu sumpah yang cukup terkenal di Indonesia. Sumpah ini lahir pada masa Kerajaan Majapahit. Sumpah ini berkaitan erat dengan Nusantara. Hal ini tidak terlepas dari harapan yang terkandung di dalam sumpah ini bahwa sebagai bangsa Indonesia kita harus bersatu bukan hanya dari segi wilayah, tetapi juga sebagai satu bangsa dan negara. Maka tak heran jika Sumpah Palapa juga sering dikaitkan dengan harapan persatuan bangsa dan negara Indonesia.

Sumpah ini juga sangat menarik karena didengungkan pada masa kerajaan. Meski mungkin persatuan yang dimaksud pada masa tersebut adalah persatuan di bawah kendali 1 kerajaan, namun semangat persatuan yang diusung harus mampu kita hidupi hari ini hingga masa depan.

Sumpah Pala merupakan sumpah yang dibuat oleh Gajah Mada. Sumpah ini diucapkannya pada saat ia diangkat menjadi Patih Amangkubhumi Kerajaan Majapahit pada tahun 1336 atau 1258 Saka.

Berdasarkan teks Paraton yang berasal dari masa Jawa Pertengahan, berikut isi sumpah yang diucapkan oleh Gajah Mada pada waktu itu:


"Lamun huwus kalah nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seran, Tañjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana isun amukti palapa".

Jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia, berikut bunyi sumpah tersebut:


"Jika telah mengalahkan Nusantara, saya (baru akan) melepaskan puasa. Jika mengalahkan Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, demikianlah saya (baru akan) melepaskan puasa".

Adapun sumpah ini diucapkan berdasarkan fakta bahwa pada masa tersebut wilayah Kerajaan Majapahit belum mencakup seluruh wilayah Nusantara seperti sekarang ini. Oleh karena itu, Gajah Mada sebagai patih kerajaan yang baru berniat untuk menyatukan seluruh Nusantara menjadi wilayah Majapahit. Beratus-ratus tahun kemudian, kita masih tetap memegang semangatnya dalam upaya menyatukan seluruh bangsa dan negara Indonesia, bukan hanya berdasarkan wilayah, tetapi juga semangat semangat satu bangsa dan negara.

Contoh lain tentang sumpah palapa dapat kamu pelajari pada halaman berikut:


brainly.co.id/tugas/9907819

Simpulan:


Sumpah Palapa dibuat oleh Patih Gajah Mada.

Kelas: XI


Mata pelajaran: Sejarah


Kategori: Kebudayaan Hindu dan Buddha di Indonesia


Kata kunci: Sumpah Palapa, Gajah Mada, Majapahit, Nusantara