Kenapa orang Indonesia suka pamer harta?

PR BOGOR - Deddy Corbuzier mengeluarkan pendapatnya soal ketenaran konten pamer harta di kancah YouTube Tanah Air.

Konten pamer harta di antara para YouTuber, termasuk para artis tampaknya bukan hal langka di dunia konten kreator termasuk YouTube.

Menurut sebagian orang, seperti pakar komunikasi Indonesia Ade Armando, konten pamer harta bisa memicu konflik di masyarakat.

Baca Juga: Lirik Lagu Ngangenin dari Cinta, Menghisahkan Hubungan yang Terpisah oleh Jarak

Namun, di sisi lain konten pamer harta sendiri sulit untuk dihilangkan karena demand atau permintaan konten berisi pamer kekayaan orang berduit menjadi cukup tinggi di Indonesia.

Hal tersebut bisa dibuktikan dengan banyaknya penonton konten pamer kekayaan, sebagai contoh konten pamer kekayaan di kanal YouTube Atta Halilintar hingga Rans Entertainment.

Menurut Deddy Corbuzier artis yang membuat konten pamer harta di media sosial bukan hal yang salah.

Baca Juga: 'Perang Dingin' Ade Armando dengan Atta Halilintar Gegara Pamer Harta, Deddy Corbuzier: Bung Ade Tidak Salah!

"Tapi salahkah mereka? salahkah Atta dan Andre memamerkan seperti itu? Nggak salah juga, kenapa kok nggak salah? karena ternyata, penontonnya di Indonesia, penduduk di Indonesia kebanyakan suka banget hal-hal seperti itu," kata Deddy Corbuzier sebagaimana dikutip PRBogor.com dari kanal YouTube Deddy Corbuzier, Rabu, 15 April 2021.

"Nonton kalo orang pamer kekayaan, sinetron dengan pamer-pamer kekayaan ditonton, vlog YouTube yang isinya pamer mobil pamer apa ditonton, jutaan orang nonton," tutur dia.

Jakarta -

Psikolog Tara de Thouars melihat fenomena 'pameran kemewahan' di media sosial bisa terjadi karena setiap orang terbiasa hidup dengan nilai-nilai yang menyatakan bahwa hidup itu harus sukses. Menurutnya, kesuksesan itu kemudian diasosiasikan dengan kekayaan yang akhirnya mendorong banyak orang berlomba-lomba agar terlihat sukses dan kaya raya.

"Dan kalau orang bisa melihat saya sukses, itu sesuatu yang baik bagi saya, saya merasa baik tentang diri saya sendiri, kan gitu kan,"ujar Tara dalam program D'Rooftalk berjudul 'Artis Pamer Kekayaan, Bahaya?' (20/4) yang disiarkan di detikcom.

Tara menyatakan tidak ada yang salah dengan keinginan untuk sukses, kaya, dan keinginan untuk menunjukkannya kepada orang lain. Namun jika seseorang ingin terus menerus memamerkan kesuksesan maka ada beberapa hal yang akan terjadi. Tara pun menjelaskan tiga alasan kenapa seseorang cenderung memamerkan kekayaannya.

"Pertama, karena insecurity. Semakin kita merasa diri kita kurang, kita merasa diri kita buruk. Maka kita punya kebutuhan untuk menunjukan ke orang-orang bahwa saya itu tidak gitu lo, saya itu sukses lo, saya itu kaya lo, saya itu berhasil. Tujuannya apa? Supaya dia merasa baik tentang diri dia sendiri," jelas Tara.

Kemudian alasan yang kedua adalah agar bisa diterima di lingkungan. "Mungkin dengan menunjukan kita sukses dan kaya, otomatis akan lebih mudah diterima di lingkungan yang kita inginkan," ujarnya.

Terakhir, menurut Tara, untuk meningkatkan citra atau image. "Ketika kita ingin dinilai, ingin dipandang tertentu oleh orang-orang lain maka kita jadi cenderung memamerkan," sambungnya.

Lebih lanjut, Tara menyebut kebiasaan memamerkan kekayaan memiliki dampak positif dan negatif. Menurutnya, dampak positif hanya berlaku bagi orang-orang di kalangan tertentu.

"Dimana ketika melihat orang lain sukses, ketika melihat orang lain memamerkan kekayaannya itu seakan-akan seperti menjual mimpi. Oh saya jadi punya harapan ya, enak juga ya hidup jadi orang kaya, saya juga kepengen jadi kaya gitu. Sehingga akhirnya memotivasi orang itu menjadi orang kaya," ujar Tara.

Sementara untuk dampak negatifnya Tara menyebut konten berisikan pameran kemewahan dapat membuat penonton semakin insecure dan buruk. "Ko hidup mereka sukses banget ya, aku gini-gini aja. Jadi merasa dirinya makin kurang, ga berhasil. Ko aku ga bisa membahagiakan orang tuaku, sedangkan artis-artis ini membelikan mobil-mobil ke orang tuanya gitu ya, sedangkan aku bahkan mau beliin makan siang aja masih susah," ujarnya seraya mencontohkan.

Lebih lanjut, Tara menyatakan perasaan merasa buruk ini dapat menjadikan seseorang merasa frustasi dan menjadi marah. Frustasi dan marah ini kemudian bisa ditunjukan ke dalam dua cara.

Pertama, sambung Tara, ke dalam diri dia sendiri. "Menjadi depresi, menjadi stres, putus asa, meratapi hidupnya, jadi ga mau ngapa-ngapain," ujarnya.

Sebaliknya, rasa frustasi itu bisa juga diluapkan ke luar dirinya. "Akhirnya menjadi mencuri, atau menghalalkan segala cara supaya bisa kaya, atau melakukan pergerakan-pergerakan jadi sebal kepada orang kaya atau melampiaskan kemarahan kepada orang kaya," jelas Tara.

(hnf/hnf)

Kenapa orang suka pamer kekayaan?

Ingin diterima atau diakui Menurut ahli psikolog, Abraham Maslow, alasan orang suka pamer adalah butuh pengakuan atau aktualisasi diri. Ketika seseorang telah merasa kenyang dan cukup akan kebutuhan dasar dan psikologinya, maka dia tidak bergantung pada pengakuan orang lain.

Apa sebutan orang yang suka pamer harta?

Fenomena pamer harta oleh beberapa kalangan ini bisa disebut dengan istilah flexing. Orang yang suka pamer harta berlebihan ini kemudian juga disebut dengan crazy rich. Mereka mempertontonkan hartanya baik berupa uang, mobil mewah, rumah mewah ataupun saldo ATM.

Apa Hukumnya orang yang suka pamer harta?

Memamerkan harta merupakan sikap riya yang dilarang oleh Islam. Hukum pamer kekayaan dalam Islam ini juga telah dijelaskan oleh Ustadz Adi Hidayat. Perbuatan riya ini merupakan perbuatan syirik kecil yang memiliki dosa yang besar. Hal ini sebagaimana Allah SWT pernah bersabda dalam Al-Quran Surat Luqman ayat 8.

Kenapa orang suka pamer di media sosial?

Untuk memperkuat identitas diri mereka Alasannya ialah karena mereka ingin memperkuat identitas diri mereka yang dikenal sebagai "si pintar". Bisa juga, mereka akan memamerkan kegiatan seperti seminar yang mereka ikuti agar orang lain benar-benar mengakui kualitas diri mereka.