Kalimat yang memerlukan jawaban dalam sebuah teks negosiasi disebut dengan kalimat

Kalimat yang memerlukan jawaban dalam sebuah teks negosiasi disebut dengan kalimat

Kalimat yang memerlukan jawaban dalam sebuah teks negosiasi disebut dengan kalimat

Dalam bahasa Indonesia, kalimat berdasarkan bentuk atau kategori sintaktisnya dibagi menjadi empat, yaitu: (1) kalimat deklaratif (kalimat berita), (2) kalimat imperatif (kalimat perintah), (3) kalimat interogatif (kalimat tanya), dan (4) kalimat eksklamatif (kalimat seruan). Nah, dari keempat jenis kalimat tersebut yang menjadi topik pembahasan artikel saya kali ini ialah tentang kalimat interogatif.

Kalimat interogatif pastinya tidak asing lagi didengar dalam kehidupan sehari-hari. Tentunya, kalimat ini sudah kerap digunakan oleh masyarakat, baik itu dalam ragam tulis maupun dalam ragam lisan. Oleh karena itu, pada pembahasan kali ini saya akan mengulas seputar kalimat interogatif (kalimat tanya) dalam bahasa Indonesia. Untuk itu, teman-teman tetaplah simak dan pahami ulasan saya berikut ini!

1. Pengertian Kalimat Interogatif (kalimat Tanya)
Kalimat interogatif disebut juga dengan kalimat tanya. Interogatif adalah bentuk verba atau tipe kalimat yang digunakan untuk mengungkapkan pertanyaan. Kalimat ini mengandung intonasi dan makna pertanyaan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, V).

Dalam buku Ilmu Bahasa Indonesia Sintaksis, Ramlan (2005:28) menjelaskan kalimat tanya ialah berfungsi untuk menanyakan sesuatu. Untuk membedakan antara kalimat interogatif dengan kalimat berita yaitu terletak pada nada akhirnya. Kalimat interogatif biasanya memiliki pola intonasi akhir naik, sedangkan kalimat berita ialah bernada akhir turun. Sementara itu, menurut Alwi, dkk. (200:357), kalimat tanya ialah secara formal ditandai dengan kehadiran kata tanya, seperti apa, siapa, berapa, dan bagaimana dengan atau tanpa partikel -kah sebagai penegas.

Kalimat yang memerlukan jawaban dalam sebuah teks negosiasi disebut dengan kalimat

Jadi, beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kalimat interogatif (kalimat tanya) adalah tipe kalimat yang mengandung intonasi atau maksud untuk menanyakan sesuatu kepada lawan tutur atau lawan bicara.

2. Ciri-Ciri Kalimat Interogatif (Kalimat Tanya)Ada pun ciri-ciri kalimat interogatif, yaitu sebagai berikut:• Kalimat interogatif selalu diakhiri dengan tanda baca tanya (?)• Kalimat interogatif mengandung kata tanya atau (5W+1H), seperti apa, siapa, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana• Pada bahasa lisan, kalimat interogatif memiliki pola intonasi bernada naikKalimat interogatif biasanya digunakan untuk meminta jawaban “ya” atau “tidak” atau meminta informasi mengenai sesuatu dari lawan bicara atau pembaca

• Partikel kah- yang ditambahkan pada partikel penanya adalah untuk mempertegas pertanyaan itu. Misalnya: Apakah ibu sudah makan?

3. Fungsi Kalimat Interogatif (Kalimat Tanya)Seperti kalimat lain, bahwa kalimat interogatif (kalimat tanya) juga memiliki fungsi dan kegunaan dalam bahasa Indonesia. Lalu, apa saja fungsi tersebut, yaitu sebagai berikut:

Pertama, kalimat interogatif ialah berfungsi untuk menanyakan sesuatu (Ramlan, 2005). Kedua, kalimat interogatif juga digunakan untuk meminta jawaban berupa penjelasan, informasi, atau konfirmasi. Ketiga, selain digunakan untuk meminta jawaban, kalimat interogatif berfungsi untuk tujuan-tujuan tertentu. Tujuan ini disebut dengan kalimat tanya tersemar. Selanjutnya, dalam kalimat tanya retoris bahwa kalimat interogatif berfungsi untuk mengajukan pertanyaan tanpa memerlukan jawaban.

4. Jenis Kalimat Interogatif (Kalimat Tanya)Dalam buku Ilmu Bahasa Indonesia Sintaksis, Ramlan (2005:31) membedakan kalimat interogatif atau kalimat tanya menjadi dua jenis, yaitu:• Kalimat tanya yang memerlukan jawaban mengiakan atau menidakkanRamlan (2005) menjelaskan jawaban yang digunakan untuk mengiakan kalimat tanya adalah kata ya atau sudah, sedangkan untuk menidakkan jawaban kalimat tanya tersebut digunakan kata tidak, bukan, dan belum. Oleh karena itu, kalimat-kalimat tanya itu disebut kalimat tanya ya-tidak. Contohnya:– Bukankah Ahmad suka merokok?– Apakah Paman sudah bangun?

– Sudahkah Ibu?

• Kalimat tanya yang memerlukan jawaban yang memberikan penjelasSelanjutnya, Ramlan (2005) menyebutkan kalimat tanya golongan ini ditandai oleh adanya kata tanya yang bersifat menggantikan kata atau kata-kata yang ditanyakan. Kata-kata tanya itu adalah apa, siapa, mengapa, kenapa, bagimana, mana, bilamana, kapan, bila dan berapa. Misalnya: (1a) Ibu guru mengajarkan apa?, (1b) Apa yang diajarkan ibu guru?; (2a) Nama kakakmu itu siapa?, (2b) Siapa nama kakakmu itu?Sementara itu, contoh lain ialah:– Mengapa Bapak itu marah?– Kenapa Adi tidak pergi ke kampus?– Bagaimana pencuri itu bisa masuk ke dalam rumah?– Mana ayahmu?– Kapan Paman berangkat ke Padang?

– Berapa harga novel ini?

Referensi:Alwi, Hasan, Soenjono Dardjowidjojo, dkk. 2000. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Ramlan. 2005. Ilmu Bahasa Indonesia Sintaksis. Yogyakarta: C.V Kayono.

Tentang Penulis:
Yori Leo Saputra adalah seorang pria kelahiran 03 Agustus 1999 di Pale Koto VIII Hilir, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatra Barat. Saat ini, Ia sedang menempuh pendidikan S-1 di Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas Padang. Tulisan-tulisannya sudah pernah dimuat di berbagai media, baik itu media massa ataupun media siber seperti, Utusan Borneo Malaysia, Medan Pos, Singgalang, Cakra Bangsa, Scientia.id, Banaranmedia.com, dan jurnalsumbar.com. Ia juga pernah melahirkan sebuah buku antologi puisi bersama David Dutu yang berjudul Tangis di Rantau. Akun Medianya ialah Blogger: jurnalismuda03.blogspot.com, Facebook: Yori Leo Saputra, Instagram: @yori_official03, dan WhatsApp atau nomor ponsel: 085265782680.

Halo, Sobat Zenius! Di dalam kehidupan sehari-hari pastinya kita tidak akan pernah lepas dengan yang namanya negosiasi. Misalnya, saat pergi ke pasar, elo akan menemukan penjual dan pembeli yang sedang melakukan tawar menawar. Nah, dengan adanya tawar menawar tersebut, penjual dan pembeli akhirnya bisa mencapai kesepakatan bersama. 

So, belajar negosiasi bukan cuma buat materi mata pelajaran saja, melainkan berguna juga di dalam kehidupan sehari-hari. Maka dari itu penting sekali nih, untuk kita memahami teks negosiasi. Oke deh, langsung saja yuk, kita bahas mengenai ciri-ciri dan juga jenis kebahasaan teks negosiasi!

Ciri-Ciri dan Jenis Kebahasaan Teks Negosiasi

1. Kalimat Interogatif (Kalimat Tanya)

Kalimat yang memerlukan jawaban dalam sebuah teks negosiasi disebut dengan kalimat
Contoh negosiasi yang sering terjadi antara penjual dan pembeli di pasar (Dok. Unsplash)

Ciri-ciri dan jenis teks negosiasi yang pertama yakni kalimat interogatif atau kalimat tanya yang berfungsi untuk menanyakan suatu hal. Kalimat interogatif ini juga memiliki ciri dan jenisnya, lho! Kira-kira apa saja, ya? 

Ciri-Ciri Kalimat Interogatif

Sebuah kalimat interogatif tentu saja harus disertai dengan kata tanya. Sebagai contoh elo bisa menggunakan kata tanya seperti apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana.

Ciri-ciri kalimat interogatif yang kedua yaitu adanya partikel -kah. Apabila sebuah kalimat tidak menggunakan kata tanya, maka elo bisa menggantinya dengan partikel -kah. Contohnya seperti maukah …? Bisakah …?

Untuk membuat kalimat interogatif tidak melulu menggunakan kata tanya atau menggunakan partikel -kah, lho! Namun, elo juga bisa menggunakan tanda tanya di akhir kalimat. Maksudnya gimana, tuh? 

Nah, misalnya ada kalimat ‘kamu mau pergi’ apabila ditambahkan tanda tanya maka menjadi ‘kamu mau pergi?’. Dengan begitu, kalimat tersebut akan menjadi sebuah kalimat interogatif. 

Jenis Kalimat Interogatif:

Salah satu jenis kalimat interogatif yakni kalimat tanya yang bersifat tertutup sehingga jawabannya hanya ya atau tidak. Contohnya ‘kamu suka nyanyi?’, maka jawabannya antara iya atau tidak saja.

Selanjutnya yaitu kalimat tanya yang bersifat terbuka sehingga jawabannya harus berupa penjelasan dan gak cukup hanya ya atau tidak. Contohnya ‘kamu suka makanan apa?’, maka jawabannya akan berupa penjelasan panjang. 

Kalimat retoris merupakan kalimat tanya yang tidak memerlukan jawaban. Contohnya ‘dia bisa nyanyi dengan suara ilang kayak gitu?’ Nah, kalau kalimat tanya seperti ini tidak membutuhkan jawaban, guys, sehingga disebut kalimat retoris.

Baca Juga: Struktur Puisi, Unsur, Ciri dan Contohnya! – Materi Bahasa Indonesia Kelas 10 

2. Teknik Persuasif

Ciri-ciri teks negosiasi berikutnya yaitu teknik persuasif. Apa itu teknik persuasif? So, teknik ini menggunakan kalimat yang berfungsi untuk meyakinkan atau memengaruhi lawan bicara. Contohnya gimana, tuh? Nah, coba elo lihat kalimat-kalimat di bawah ini: 

  • Kalimat seru: Elo bisa menggunakan kata bernuansa ajakan seperti yuk atau ayo. Contohnya ‘makan, yuk’.
  • Kata tanya: Elo juga bisa menggunakan kata tanya untuk membentuk kalimat persuasif. Contohnya ‘gimana kalau … ?’.
  • Kalimat berita: Kalimat yang berisi alasan untuk menguatkan atau meyakinkan orang lain. Misalnya, ‘eh, disana tempatnya enak, lho!’

3. Prinsip Kesantunan

Dalam bernegosiasi harus menggunakan kata yang sopan (Dok. Unsplash)

Ciri-ciri teks negosiasi selanjutnya yaitu prinsip kesantunan, nih, guys! Prinsip kesantunan ini bersifat fleksibel, jadi tergantung dengan adat istiadat di suatu tempat. Selain itu, elo juga harus melihat lawan bicara elo, nih.

Misalnya saja saat elo ngomong dengan teman, pastinya pemilihan kata yang digunakan akan berbeda ketika berbicara dengan orang yang lebih tua. Terus gimana cara membuat bahasa yang santun? 

Well, Sobat Zenius bisa menggunakan kata yang sopan, tidak mengancam, dan tidak menyakiti. Contohnya sebagai berikut:

  • Kata sapaan: Gunakanlah kata sapaan seperti Bapak, Ibu, Mas, Mba agar terlihat lebih santun. 
  • Kalimat pengandaian: Elo juga bisa menggunakan kalimat pengandaian seperti jika, kalau, seandainya, dan lain sebagainya. 
  • Tiga kata ajaib: Sobat Zenius juga bisa menggunakan tiga kata ajaib yang umumnya dipakai sama orang-orang, lho, seperti tolong, maaf, dan terima kasih. 

Baca Juga: Pengertian dan Struktur Teks Negosiasi – Materi Bahasa Indonesia Kelas 10

Contoh Soal Ciri dan Jenis Kebahasaan Teks Negosiasi

Contoh Soal Ciri dan Jenis Kebahasaan Teks Negosiasi (Arsip Zenius)

Kita latihan soal, yuk! Coba kalihat lihat soal di atas, deh, menurut elo kalimat tanya yang tidak membutuhkan jawaban pada teks negosiasi di atas yang mana?

A. (1) karena Eka sudah tahu bahwa Fini suka nonton film

B. (2) karena Eka sudah tahu paket Zenflix yang Fini ambil

C. (3) karena Fini sudah tahu bahwa Eka mengambil paket berempat

D. (4) karena Fini sudah tahu bahwa Eka dan adiknya akan berlangganan Zenflix

E. (5) karena Eka sudah tahu bahwa Fini tidak akan menolak untuk berlangganan Zenflix

Yup, betul sekali jawabannya adalah D, (4) karena Fini sudah tahu bahwa Eka dan adiknya akan berlangganan Zenflix.

Baca Juga: 4 Contoh Teks Negosiasi

Nah, itu dia guys, pembahasan mengenai ciri-ciri teks negosiasi dan juga jenis teks negosiasi. Gimana? Mudah banget, kan? Oh iya, kalau ingin mendalami lagi tentang materi hari ini elo bisa kunjungi aplikasi Zenius atau klik banner di bawah ini untuk belajar tentang teks negosiasi!

Kalimat yang memerlukan jawaban dalam sebuah teks negosiasi disebut dengan kalimat

Di sana, elo juga bisa menemukan berbagai materi mata pelajaran lainnya, seperti Bahasa Inggris, Matematika, dan lain sebagainya. Menariknya lagi, elo juga bisa ikutan live class gratis, lho! Keren banget, kan? Yuk, buat akun Zenius sekarang!