Jelaskan cara mencegah dan mengendalikan hama penyakit pada budidaya jahe

Tahukah Anda Jenis dan Cara Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Jahe? Bagi sebagian masyarakat Indonesia tanaman jahe sudah sangat populer karena memang sering dijadikan sebagai salah satu bahan dalam berbagai macam olahan, bahkan dipercaya memiliki banyak khasiat untuk kesehatan, tanaman jahe ini memiliki nama latin zingger officinale.

Jelaskan cara mencegah dan mengendalikan hama penyakit pada budidaya jahe
Jenis dan Cara Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Jahe

Sekain itu juga tanaman yang satu ini sudah banyak di budidayakan di Indonesia tidak heran bila kamu bisa menemukan tanaman ini dengan mudahnya, bahkan kamu bisa menanam sendiri dihalaman rumah.

Karena memang tanaman yang satu ini tergolong mudah untuj dibudidayakan.

Namun bukan berarti tanaman jahe jauh dari bahaya hama dan penyakit, tanaman jahe masih perlu diberikan perawatan yang tepat agar terhindar dari berbagai macam gangguan, keberadaan hama dan penyakit yang dibiarkan begitu saja dapat mengakibatkan gagalnya panen, berikut dibawah ini merupakan penyakit dan hama pada tanaman jahe dan cara mengatasinya.

Jenis dan Cara Pengendalian Hama Tanaman Jahe

Agar budidaya tanaman jahe berhasil alangkah baiknya memahami hal hal yang bisa menyerang agar bisa mengatasinya. berikut adalah Jenis dan Cara Pengendalian Hama Tanaman Jahe:

1. Kepik

Bila anda sedang menanam jahe, salah satu jenis hama ini dapat menyerang tanaman anda, gejala yang ditimbulkannya seperti bentuk daun yang bergerigi, berlubang, hingga warnanya yang kecoklatan.

Untuk cara pengendaliannya cukup sederhana dimana kamu hanya harus rajin menyemprotkan larutan peptisida yang mengandung bahan aktif seperti betasiflutrin, dan pronofos.

2. Kumbang

Kumbang juga merupakan salah satu jenis hama yang dapat menggangu pertumbuhan dari tanaman jahe, jika terus dibiarkan dan tidak diatasi akan mengakibatkan rimpang mengalami pertumbuhan yang abnormal.

Contohnya seperti bentuk bulat yang tidak beraturan hingga lubang lubang akibat telur dari kumbang itu sendiri.

Untuk mengatasinya kamu dapat menggunakan larutan insektisida dan nematisida dengan dosis 1 gram tiap 1 tanaman jahe.

3. Kutu Daun

Perlu diketahui bersama bahwa kutu daun bisa menyerang berbagai macam jenis tanaman, termasuk tanaman jahe ini. Jika tanaman jahe anda mengalami gejala seperti daun yang layu, menggulung, warna yang kekuningan, hingga berguguran, bisa dipastikan bahwa tanaman anda sedang terserang oleh hama yang satu ini.

Biasanya para peternak akan menggunakan peptisida berbahan aktif seperti abemektin, amitraz, difokol dan metanil untuk mengatasi masalah tersebut.

Kamu pun bisa menggunakan cara tersebut dirumah untuk mengatasi hama yang satu ini, perlu diketahui bahwa kamu juga harus memberikan dosis yang tepat agar tanaman terhindar dari kerusakan.

4. Ulat Penggerek Akar

Sebagian orang dirumah tentu sangat senang untuk membuat kebun sendiri, namun sedikit dari mereka yang memberikan perawatan pada tanaman mereka, termasuk tanaman jahe.

Padahal agar mengahasilkan tanaman yang berkualitas perlu dibarengi oleh perawatan yang baik juga agar nanti hasil dari tanaman tersebut bisa sangat segar.

Pada tanaman jahe juga bisa terserang oleh ulat penggerek akar, bila tanaman anda mengalami gejala seperti akar yang rusak, kering, hingga mengakibatkan tanaman mati karena kurangnya nutrisi dan unsur hara bisa dipastikan bahwa tanaman sedang diserang oleh hama tersebut.

Untuk mengatasinya cukup mudah, kamu hanya perlu menggunakan insektisida berbahan aktif seperti bensulta, bisultap, karbisulfan, dimehipo dan fibronil sesuai dengan dosis yang telah disebutkan pada label kemasan.

5. Nematoda

Saya pastikan bahwa setiap orang baik peternak hingga mereka yang membuat kebun sendiri dirumah sudah tahu dengan jenis hama yang satu ini, biasanya gejala yang timbul seperti munculnya benjolan atau bintik pada akar hingga rimpang akan berubah warna menjadi agak kecoklatan.

Biasanya para pembudidaya tanaman akan menggunakan peptisida nabati extrak nimba untuk mengatasi permasalahan tersebut, dengan mengukur tiap jarak tanaman juga bisa mengurangi permasalahan yang satu ini, kamu hanya harus menjaga jarak tanaman 1 sama lain, usahakan agar tidak terlalu berdekatan.

Jenis dan Cara Pengendalian Penyakit Tanaman Jahe

Selain hama ada beberapa jenis penyakit yang mampu mengagalkan tanaman jahe dalam kehancuran dan hasilnya gagal panen. Berikut adalah Jenis dan Cara Pengendalian Hama Tanaman Jahe :

1. Penyakit Layu Bakteri

Selain hama, tanaman juga bisa terserang oleh penyakit, ini bisa terjadi karena tanaman diserang oleh berbagai macam bakteri.

Salah satunya bakteri solanacearum yang mengakibatkan penyakit ini.

Bila tanaman anda mengalami gejala seperti daun yang menggulung, abnormal, dan rimpang menjadi busuk bila di potong akan mengeluarkan sebuah cairan busuk berwarna putih kecoklatan.

Jika tanaman anda mengalami gejala diatas bisa dipastikan bahwa tanaman sedang diserang oleh bakteri solanacearum, untuk mengatasi masalah tersebut kamu dapat menggunakan larutan fungisida berbahan aktif seperti dithane dan bavistin, lakukan sesuai dengan tata cara yang disebutkan pada label produk.

2. Penyakit Busuk Rimpang

Selain bakteri, jamur juga bisa menjadi salah satu faktor datangnya penyakit pada tanaman, seperti penyakit Busuk Rimpang ini. Bisa terjadi karena adanya jamur Fusarium oxysporum sp.

Bisanya gejala yang timbul seperti rimpang yang membusuk, daun menjadi layu dan kekuningan, hingga tanaman akan mati.

Untuk pengendaliannya sendiri cukup mudah dimana saat penanaman jahe, kamu harus merendam terlebih dahulu benih jahe pada larutan fungisida selama 2 jam lamanya, ini berguna agar menghasilkan tanaman yang kuat dari serangan jamur.

Demikianlah ulasan singkat namun detail yang bisa kami sampaikan tentang Jenis dan Cara Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Jahe . Semoga bis amembantu para petani.

Jelaskan cara mencegah dan mengendalikan hama penyakit pada budidaya jahe

Bercak daun kekuningan yang menyebar beberapa waktu lalu di areal kebun jahe merah sempat membuat cemas ibu-ibu KWT Melati Dusun Gunung Rego, Kalurahan Hargorejo, Kapanewon Kokap. Atas anjuran dari Sapto Dalyana selaku POPT Kapanewon Kokap telah dilakukan pengendalian secara fisik yaitu mengisolasi tanaman jahe yang terserang penyakit bercak daun dengan tanaman jahe lainnya yang masih sehat.  Selain pengendalian secara fisik, telah dilakukan juga pengendalian secara mekanik yaitu dengan memotong daun jahe merah yang terkena penyakit bercak daun kemudian memusnahkannya.

Namun karena didukung oleh kondisi yang lembab akibat hujan terus menerus, penyakit bercak daun yang disebabkan oleh jamur Phyllosticta zingiberi menyebar lagi dengan cepat.  Jamur ini menyebabkan daun jahe merah menjadi rusak, daun semakin menguning, mengecil dan daun muda yang baru muncul menampakkan gejala klorosis.  Agar segera teratasi, petugas POPT Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kulon Progo (Supomo, S.P, Sapta Dalyana dan Sarimin, S.S.T) bersama Penyuluh Pertanian dari BPP Kapanewon Kokap serta semua anggota  KWT Melati melakukan Gerdal (gerakan Pengendalian) serentak di lahan jahe merah seluas 1 Ha.

Jelaskan cara mencegah dan mengendalikan hama penyakit pada budidaya jahe

Untuk mengoptimalkan pengendalian penyakit bercak daun ini selain secara kimia dengan menggunakan fungisida nabati juga ditambahkan agens hayati yaitu Coryne bacterium. Kemudian untuk meningkatkan ketahanan tanaman terhadap penyakit ditambahkan juga PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria). 

Jelaskan cara mencegah dan mengendalikan hama penyakit pada budidaya jahe

Jelaskan cara mencegah dan mengendalikan hama penyakit pada budidaya jahe

Gerakan pengendalian jamur Phyllosticta zingiberi tidak hanya berhenti disini saja, tetapi setiap seminggu sekali rangkaian kegiatan penyemprotan ini akan diulang kembali.  Selain itu perkembangan jamur ini akan terus dipantau kedepannya apakah perlu dilakukan pengendalian menggunakan fungisida kimia atau tidak sebagai pilihan terakhir.  Prinsip pengendalian hama terpadu seperti ini dilakukan dalam rangka mendukung program pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan. (edt.liant)

Penulis : Yeri Dwihastuti A.W, S.P.