Fragmen yang mengisahkan babat alas warga Jawa dalam Festival Kuwung 2022 berjudul

Banyuwangi - Banyuwangi Night Carnaval 'Festival Kuwung Banyuwangi' memukau ribuan undangan dan masyarakat, Sabtu (3/12/2016) malam. Event seni dan budaya sekaligus pesta rakyat memperingati Hari Jadi Banyuwangi (Harjaba) ke 245 ini menyuguhkan beragam tradisi yang dikemas dalam pertunjukan pawai yang megah. Tidak hanya para penari dan aksi teatrikal yang ditampilkan dengan memikat, pawai mobil dengan aneka lampu yang menampilkan miniatur budaya daerah juga mampu mencuri perhatian. Ratusan pendukung acara pun tampil dalam balutan kostum yang atraktif. Ditambah iringan musik tradisional secara live sepanjang acara membuat suasana malam Banyuwangi begitu meriah.Festival Kuwung 2016, mengangkat tema Kembang Setaman Bumi Blambangan. Tema ini sebagai perlambang keharmonisan hidup masyarakat Banyuwangi, terdiri dari berbagai etnis dan latar belakang budaya. Seperti pada pembukaan Kuwung yang menyuguhkan TradisiSaulak, SukuMandar. TradisiSaulak merupakan tradisi pernikahan khas wargaMandar, yang merupakan warga pesisir pantai.

Fragmen yang mengisahkan babat alas warga Jawa dalam Festival Kuwung 2022 berjudul
Foto: Ardian Fanani
Festival Kuwung di Banyuwangi

Berikutnya pawai menampilkan etnis Jawa Mataraman. Etnis ini memiliki komunitas yang besar yang mendominasi wilayah selatan Banyuwangi. Kali ini fragmen yang dibawakan berjudul Cungkup Tapanrejo yang mengisahkan babat alas warga Jawa dalam memulai kehidupan baru.Selain itu juga ada penampilan suku Using yang menampilkan Sarine Kembang Bakung. Cerita ini mengisahkan kegigihan dan semangat masyarakat desa dalam melestarikan budaya adat using. Yakni Seblang Olehsari dan Seblang Bakungan di Kecamatan Glagah. Kedua ritual bersih desa yang dipercaya masyarakat setempat sebagai upaya tolak bala' agar terhindar dari wabah penyakit ini terus dilestarikan warga setempat hingga sekarang.Sementara itu pawai Etnis Madura tampil dengan pakaian khas daerahnya. Para penampil membawakan Tari Topeng dan fragmen yang mengisahkan mata pencaharian mereka sebagai petani kakao.Etnis Bali menampilkan tradisi Melasti Bali Banyuwangen. Juga tidak ketinggalan atraksi Ogoh-Ogoh yang menjadi ciri khas perayaan Nyepi umat Hindu.Etnis Tionghoa juga memeriahkan acara dengan menampilkan fragmen bertema Liong harmoni Tionghoa. Mereka menampilkan berbagai tarian dengan kostum khasnya. Suasana semakin meriah dengan penampilan Barongsai.Tak hanya itu, Festival Kuwung juga dimeriahkan oleh penampilan defile perwakilan dari beberapa daerah. Seperti Kota Bogor, Kabupaten dan Kota Kediri, Kabupaten Sleman, Kota Probolinggo. Bahkan juga tampil defile seni dan budaya dari Kabupaten Sumbawa Barat yang menampilkan tari kipas.

"Tahun iniBanyuwangi Festival menghadirkan 53even sepanjang tahun yang salah satunya adalahBanyuwangiNightCarnaval Festival Kuwung. Kegiatan ini bukan sekedar cara untuk menarik wisatawan tapi sebagai pesta rakyat sekaligus memberikan panggung bagi anak-anakBanyuwangi untuk menampilkan kreatifitas bakat dan potensinya kepada dunia luar," kata BupatiBanyuwangiAbudullahAzwarAnas saat membuka Festival Kuwung.

Fragmen yang mengisahkan babat alas warga Jawa dalam Festival Kuwung 2022 berjudul
Foto: Ardian Fanani
Festival Kuwung dihadiri tamu istimewa

Anas melanjutkan Banyuwangi tidak akan pernah bosan untuk terus menggelar beragam festival tidak hanya seni dan budaya tapi beragam festival yang menangkat potensi lokal daerah. "Dengan beragam festival perekonomian tumbuh, pariwisata semakin maju, seni dan budaya terus dilestarikan, anak-anak Banyuwangi semakin percaya diri. Kami tidak akan berhenti untuk terus membangun daerah," ujar Anas.

Festival Kuwung Kali ini juga dihadiri berbagai tamu istimewa. Seperti Prof Rhenald Kasali, Sandrina Malakiano dan Eep Saefulloh Fatah, juga tamu dari berbagai daerah di Indonesia dan berbagai negara seperti Jepang dan Jerman. (fat/fat)

Kamis, 25 Maret 2021 12:43

Fragmen yang mengisahkan babat alas warga Jawa dalam Festival Kuwung 2022 berjudul
lihat foto
Fragmen yang mengisahkan babat alas warga Jawa dalam Festival Kuwung 2022 berjudul

YOUTUBE TRIBUN PONTIANAK

Ilustrasi - Kunci Jawaban Tema 8 Kelas 5 Halaman 133,134, 138. 

Berikutnya pawai menampilkan etnis Jawa Mataraman membawakan fragmen berjudul Cungkup Tapanrejo yang mengisahkan babat alas warga Jawa dalam memulai kehidupan baru. Selain itu, juga ada penampilan suku Using yang menampilkan Sarine Kembang Bakung.

Cerita ini mengisahkan kegigihan dan semangat masyarakat desa dalam melestarikan budaya adat Using. Sementara itu pawai Etnis Madura tampil dengan pakaian khas daerahnya. Para penampil membawakan Tari Topeng dan fragmen yang mengisahkan mata pencaharian mereka sebagai petani kakao. Etnis Bali menampilkan tradisi Melasti Bali Banyuwangen.

Juga tidak ketinggalan atraksi OgohOgoh yang menjadi ciri khas perayaan Nyepi umat Hindu.Etnis Tionghoa juga memeriahkan acara dengan menampilkan fragmen bertema Liong Harmoni Tionghoa. Mereka menampilkan berbagai tarian dengan kostum khasnya. Suasana semakin meriah

dengan penampilan Barongsai.

Sebelumnya Festival Kuwung juga dimeriahkan oleh penampilan defile perwakilan dari beberapa daerah, seperti kota Bogor, Kediri, Sleman, Probolinggo hingga Sumbawa Barat
yang menampilkan tari Kipas. 

Baca juga: KUNCI Jawaban Tema 9 Kelas 5 Halaman 113 114 115 116 Subtema 2 Benda dalam Kegiatan Ekonomi 

Kunci Jawaban Halaman 134

Ayo Berdiskusi

Jawablah pertanyaan berikut ini dengan berdiskusi bersama kelompokmu.

1. Peristiwa apa yang terjadi pada teks “Uniknya Keragaman Indonesia dalamFestival Kuwung 2016”?

Jawaban :

Uniknya Keragaman Indonesia dalam Festival Kuwung 2016" adalah pesta rakyat dalam rangka memperingati hari jadi kota Banyuwangi (Harjaba) ke 245 yang menyuguhkan beragam tradisi daerah yang dikemas dalam sebuah pertunjukan yang megah.

2. Keberagaman apa yang ditampilkan pada teks tersebut?
Jawaban :

Berbagai seni budaya etnis dan suku yang ada di Banyuwangi, berbagai tradisi dan adat istiadat, tari daerah, pakaian adat daerah, pawai mobil dengan aneka lampu yang menampilkan miniatur budaya daerah, iringan musik tradisional.

3. Sikap apa yang dapat kalian tiru dari teks?
Jawaban :

Mempelajari berbagai adat istiadat dan kesenian daerah untuk membantu melestarikan budaya Indonesia, serta sikap saling menghormati dan menghargai antar suku atau etnis yang ada sehingga timbul sikap kerukunan dalam usaha meningkatkan persatuan dan kesatuan di Indonesia.

Baca juga: KUNCI Jawaban Tema 9 Kelas 5 Halaman 152 153 155 156 157 158 159 160 Subtema 3 Informasi Isi Iklan

Kunci Jawaban Halaman 137-138

  • Pertanyaan

    Uniknya Keragaman Budaya Indonesia dalam Festival Kuwung 2016

        Festival Kuwung merupakan acara seni dan budaya sekaligus pesta rakyat yang paling ditunggu-tunggu kehadirannya setiap tahun. Festival yang digelar dalam rangka hari jadi Banyuwangi (Harjaba) ke 245 ini menyuguhkan beragam tradisi daerah yang dikemas dalam sebuah pertunjukan yang megah.

        Rakyat Banyuwangi berpesta, penampilan seluruh peserta mampu mengundang decak kagum. Berbagai seni daerah tampil dengan sangat menarik dan menghibur. Tidak hanya para penari dan aksi teatrikal yang tampil dengan memikat, pawai mobil dengan aneka lampu yang menampilkan miniatur budaya daerah juga mampu mencuri perhatian. Ratusan pendukung acara pun tampil dalam balutan kostum yang atraktif. Ditambah iringan musik tradisional sepanjang acara membuat suasana malam Banyuwangi begitu meriah.

        Menurut Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata M.Y. Bramuda, Festival Kuwung 2016 mengangkat tema Kembang Setaman Bumi Blambangan. Tema ini sebagai perlambang
    keharmonisan hidup masyarakat Banyuwangi yang terdiri dari berbagai etnis dan latar belakang budaya.

        “Di Banyuwangi sendiri beragam etnis seperti suku Jawa, suku Using, suku Bali, Etnis Madura, Etnis Tionghoa, Etnis Arab menjadi penduduk daerah yang telah berpuluh tahun hidup berdampingan dalam kerukunan,” katanya.


    Fragmen yang mengisahkan babat alas warga Jawa dalam Festival Kuwung 2022 berjudul


        Festival Kuwung pun membingkai keragaman budaya beragam etnis dan suku tersebut dalam rangkaian fragmen yang menarik. Pembukaan Kuwung menyuguhkan Tradisi Saulak, Suku Mandar. Tradisi Saulak merupakan tradisi pernikahan khas warga Mandar yang merupakan warga pesisir pantai. Berikutnya pawai menampilkan etnis Jawa Mataraman membawakan fragmen berjudul Cungkup Tapanrejo yang mengisahkan babat alas warga Jawa dalam memulai kehidupan baru. Selain itu, juga ada penampilan suku Using yang menampilkan Sarine Kembang Bakung. Cerita ini mengisahkan kegigihan dan semangat masyarakat desa dalam melestarikan budaya adat Using. Sementara itu pawai Etnis Madura tampil dengan pakaian khas daerahnya. Para penampil membawakan Tari Topeng dan fragmen yang mengisahkan mata pencaharian mereka sebagai petani kakao. Etnis Bali menampilkan tradisi Melasti Bali Banyuwangen. Juga tidak ketinggalan atraksi Ogoh- Ogoh yang menjadi ciri khas perayaan Nyepi umat Hindu.

        Etnis Tionghoa juga memeriahkan acara dengan menampilkan fragmen bertema Liong Harmoni Tionghoa. Mereka menampilkan berbagai tarian dengan kostum khasnya. Suasana semakin meriah dengan penampilan Barongsai. Sebelumnya Festival Kuwung juga dimeriahkan oleh penampilan defile perwakilan dari beberapa daerah,seperti kota Bogor, Kediri, Sleman, Probolinggo hingga Sumbawa Barat yang menampilkan tari Kipas.

    (Sumber: banyuwangi.merdeka.com) 

    Peristiwa apa yang terjadi pada teks “Uniknya Keragaman Indonesia dalam Festival Kuwung 2016”?