وَتَأْكُلُونَ ٱلتُّرَاثَ أَكْلًا لَّمًّا wata'kuluuna altturaatsa aklan lammaan
Tafsir al-Jalalain(Dan kalian memakan harta pusaka) harta peninggalan (dengan cara mencampur-aduk) tanpa segan-segan lagi, maksudnya kalian mencampur-baurkan harta warisan bagian wanita dan anak-anak dengan bagian kalian; atau kalian mencampur-baurkan harta warisan mereka dengan harta kalian sendiri. Page 2وَتُحِبُّونَ ٱلْمَالَ حُبًّا جَمًّا watuhibbuuna almaala hubban jammaan
Tafsir al-Jalalain(Dan kalian mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan) sehingga kalian merasa sayang untuk menafkahkannya di jalan kebaikan. Menurut suatu qiraat pada keempat Fi'il tadi, yaitu Laa Tukrimuuna, Laa Tahaadhdhuuna, Ta'kuluuna, dan Tuhibbuuna, dibaca Laa Yukrimuuna, Laa Yahaadhdhuuna, Ya'kuluuna, dan Yuhibbuuna. Makna ayat-ayat di atas berdasarkan bacaan pertama. Page 3كَلَّآ إِذَا دُكَّتِ ٱلْأَرْضُ دَكًّا دَكًّا kallaa idzaa dukkati al-ardhu dakkan dakkaan
Tafsir al-Jalalain(Jangan berbuat demikian) lafal Kallaa ini adalah kalimat cegahan supaya jangan melakukan hal-hal tersebut. (Apabila bumi diguncangkan berturut-turut) artinya secara terus-menerus sehingga hancur musnahlah semua bangunan-bangunan yang ada di permukaannya. Page 4وَجَآءَ رَبُّكَ وَٱلْمَلَكُ صَفًّا صَفًّا wajaa-a rabbuka waalmalaku shaffan shaffaan
Tafsir al-Jalalain(Dan datanglah Rabbmu) yakni perintah-Nya (sedangkan malaikat-malaikat) lafal Al-Malak adalah bentuk mufrad dari lafal Al-Malaaikah (berbaris-baris) lafal Shaffan berkedudukan menjadi Hal atau kata keterangan keadaan yakni, berbaris-baris atau membentuk barisan-barisan yang banyak. Page 5وَجِا۟ىٓءَ يَوْمَئِذٍۭ بِجَهَنَّمَ ۚ يَوْمَئِذٍ يَتَذَكَّرُ ٱلْإِنسَٰنُ وَأَنَّىٰ لَهُ ٱلذِّكْرَىٰ wajii-a yawma-idzin bijahannama yawma-idzin yatadzakkaru al-insaanu wa-annaa lahu aldzdzikraa
Tafsir al-Jalalain(Dan pada hari itu didatangkan neraka Jahanam) ditarik dengan memakai tujuh puluh ribu kendali, pada tiap-tiap kendali dipegang oleh tujuh puluh ribu malaikat, neraka Jahanam terdengar gejolak dan gemuruhnya (pada hari itu) menjadi Badal dari lafal Idzaa dan Jawabnya (ingatlah manusia) maksudnya orang kafir ingat kepada apa yang telah dilalaikannya (akan tetapi tidak berguna lagi mengingat itu baginya) Istifham atau lafal Annaa di sini bermakna Nafi, artinya penyesalannya pada saat itu tidak ada gunanya lagi. Page 6يَقُولُ يَٰلَيْتَنِى قَدَّمْتُ لِحَيَاتِى yaquulu yaa laytanii qaddamtu lihayaatii
Tafsir al-Jalalain(Dia mengatakan) sewaktu ingat akan kesalahan-kesalahannya ("Alangkah baiknya) huruf Ya di sini bermakna Tanbih (sekiranya aku dahulu mengerjakan) amal kebaikan dan beriman (untuk hidupku ini") untuk kehidupan yang baik di akhirat, atau sewaktu aku hidup di dunia. Page 7فَيَوْمَئِذٍ لَّا يُعَذِّبُ عَذَابَهُۥٓ أَحَدٌ fayawma-idzin laa yu'adzdzibu 'adzaabahu ahadun
Tafsir al-Jalalain(Maka pada hari itu tiada yang mengazab) dibaca Yu'adzdzibu dengan dikasrahkan huruf Dzalnya (seperti azab-Nya) seperti azab Allah (seseorang pun) artinya Dia tidak menyerahkannya kepada seseorang pun melainkan hanya kepada diri-Nya. Page 8وَلَا يُوثِقُ وَثَاقَهُۥٓ أَحَدٌ walaa yuutsiqu watsaaqahu ahadun
Tafsir al-Jalalain(Dan) demikian pula (tiada yang dapat mengikat) dibaca Laa Yuutsiqu (seperti ikatannya, seseorang pun) menurut suatu qiraat lafal Laa Yu'adzdzibu dan lafal Laa Yuutsiqu dibaca Laa Yu'adzdzabu dan Laa Yuutsaqu dengan demikian maka Dhamir yang dikandung kedua lafal tersebut kembali kepada orang kafir. Lengkapnya, tiada seseorang pun yang diazab seperti azab yang ditimpakan kepada orang kafir, dan tiada seseorang pun yang diikat seperti ikatan yang dibelenggukan kepada orang kafir. Page 9يَٰٓأَيَّتُهَا ٱلنَّفْسُ ٱلْمُطْمَئِنَّةُ yaa ayyatuhaa alnnafsu almuthma-innatu
Tafsir al-Jalalain(Hai jiwa yang tenang) atau yang aman, dimaksud adalah jiwa yang beriman. Page 10ٱرْجِعِىٓ إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً irji'ii ilaa rabbiki raadiyatan mardhiyyatan
Tafsir al-Jalalain(Kembalilah kepada Rabbmu) perkataan ini diucapkan kepadanya sewaktu ia menjelang mati; yakni kembalilah kamu kepada perintah dan kehendak-Nya (dengan hati yang puas) akan pahala yang kamu terima (lagi diridai) di sisi Allah maksudnya, semua amal perbuatanmu diridai di sisi-Nya. Jiwa yang beriman itu merasa puas dan diridai; kedudukan kedua lafal ini menjadi kata keterangan keadaan; kemudian dikatakan kepadanya pada hari kiamat nanti: Page 11فَٱدْخُلِى فِى عِبَٰدِى faudkhulii fii 'ibaadii
Tafsir al-Jalalain("Maka masuklah ke dalam) jamaah (hamba-hamba-Ku) yang saleh. Page 12وَٱدْخُلِى جَنَّتِى waudkhulii jannatii
Tafsir al-Jalalain(Dan masuklah ke dalam surga-Ku") bersama dengan hamba-hamba-Ku yang saleh. Page 13لَآ أُقْسِمُ بِهَٰذَا ٱلْبَلَدِ laa uqsimu bihaadzaa albaladi
Tafsir al-Jalalain(Sungguh) huruf Laa di sini adalah huruf Zaidah mengandung makna Taukid (Aku bersumpah dengan kota ini) yakni kota Mekah. Page 14وَأَنتَ حِلٌّۢ بِهَٰذَا ٱلْبَلَدِ wa-anta hillun bihaadzaa albaladi
Tafsir al-Jalalain(Dan kamu) hai Muhammad (halal) maksudnya dihalalkan bagimu (kota ini) artinya Dia menghalalkannya untukmu melakukan peperangan di dalamnya untuk melawan orang-orang musyrik. Allah memenuhi janji-Nya itu pada waktu penaklukan kota Mekah. Ayat ini merupakan Jumlah Mu'taridhah yang terletak di antara Qasam yang pertama dengan Qasam yang selanjutnya. Page 15وَوَالِدٍ وَمَا وَلَدَ wawaalidin wamaa walada
Tafsir al-Jalalain(Dan demi bapak) yaitu Nabi Adam (dan anaknya) atau anak cucunya; huruf Maa di sini bermakna Man. Page 16لَقَدْ خَلَقْنَا ٱلْإِنسَٰنَ فِى كَبَدٍ laqad khalaqnaa al-insaana fii kabadin
Tafsir al-Jalalain(Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia) semuanya (berada dalam susah payah) yaitu lelah dan susah karena selalu menghadapi musibah-musibah di dunia dan kesengsaraan-kesengsaraan di akhirat. Page 17أَيَحْسَبُ أَن لَّن يَقْدِرَ عَلَيْهِ أَحَدٌ ayahsabu an lan yaqdira 'alayhi ahadun
Tafsir al-Jalalain(Apakah manusia itu menyangka) atau apakah manusia menduga, bahwa dia itu adalah kuat. Yang dimaksud adalah Asyad dari kalangan kaum Quraisy ia terkenal kekuatannya (bahwa) huruf An di sini adalah bentuk Takhfif dari Anna, sedangkan Isimnya tidak disebutkan, lengkapnya Annahuu (sekali-kali tiada seorang pun yang berkuasa atas dirinya?) Allahlah yang berkuasa atas dirinya. Page 18يَقُولُ أَهْلَكْتُ مَالًا لُّبَدًا yaquulu ahlaktu maalan lubadaan
Tafsir al-Jalalain(Dia mengatakan, "Aku telah menghabiskan) untuk memusuhi Muhammad (harta yang banyak") maksudnya banyak mengeluarkan harta untuk memusuhinya. Page 19أَيَحْسَبُ أَن لَّمْ يَرَهُۥٓ أَحَدٌ ayahsabu an lam yarahu ahadun
Tafsir al-Jalalain(Apakah dia menyangka bahwa) dirinya (tiada seorang pun yang melihatnya?) artinya melihat apa-apa yang telah dibelanjakannya itu, sehingga ada orang yang mengetahui berapa jumlah harta yang telah dibelanjakannya. Allahlah yang mengetahui berapa jumlah yang telah dibelanjakannya itu, dan jumlah sedemikian itu tidak berarti apa-apa di sisi-Nya, bahkan Dia kelak akan membalas perbuatannya yang buruk dan keji itu. Page 20أَلَمْ نَجْعَل لَّهُۥ عَيْنَيْنِ alam naj'al lahu 'aynayni'
Tafsir al-Jalalain(Bukankah Kami telah menjadikan) Istifham atau kata tanya di sini mengandung arti Taqrir (baginya dua buah mata,) Page 21وَلِسَانًا وَشَفَتَيْنِ walisaanan wasyafatayni
Tafsir al-Jalalain(lidah dan dua buah bibir?) Page 22وَهَدَيْنَٰهُ ٱلنَّجْدَيْنِ wahadaynaahu alnnajdayni
Tafsir al-Jalalain(Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan) maksudnya Kami telah menjelaskan kepadanya jalan kebaikan dan jalan keburukan. Page 23فَلَا ٱقْتَحَمَ ٱلْعَقَبَةَ falaa iqtahama al'aqabata
Tafsir al-Jalalain(Maka kenapa ia tidak) atau mengapa ia tidak (menempuh jalan yang sulit?) Page 24وَمَآ أَدْرَىٰكَ مَا ٱلْعَقَبَةُ wamaa adraaka maa al'aqabatu
Tafsir al-Jalalain(Tahukah kamu) maksudnya apakah kamu mengetahui (apakah jalan yang sulit) yang akan ditempuhnya itu? Ungkapan ini mengagungkan kedudukan jalan tersebut. Ayat ini merupakan Jumlah Mu'taridhah atau kalimat sisipan; kemudian dijelaskan oleh ayat berikutnya, yaitu: Page 25فَكُّ رَقَبَةٍ akku raqabatin
Tafsir al-Jalalain(Melepaskan budak) dari perbudakan, yaitu dengan cara memerdekakannya. Page 26أَوْ إِطْعَٰمٌ فِى يَوْمٍ ذِى مَسْغَبَةٍ aw ith'aamun fii yawmin dzii masghabatin
Tafsir al-Jalalain(Atau memberi makan pada hari kelaparan) yakni sewaktu terjadi bencana kelaparan. |