Dalam permainan sepak bola formasi menyerang 4 3 3 empat pemain berarti menjadi pemamin

Jakarta -

Brendan Rodgers membuat para pendukung Liverpool terperangah ketika berhadapan dengan Manchester United bulan Desember lalu. Melawan musuh bebuyutannya tersebut, Liverpool justru mengutak-atik susunan pemain dan memasang formasi asing.Pertandingan ini kemudian berakhir 3-0 untuk kemenangan Manchester United, membuat para penggemar Liverpool bertanya-tanya soal yang diinginkan Rodgers sebenarnya. Bagaimana tidak, di saat Liverpool sangat membutuhkan kemenangan, atau setidaknya tidak kalah secara memalukan, Liverpool justru memainkan formasi yang tidak biasa dan sulit dimengerti.

Utak-Atik Empat Bek Sejajar

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Terdapat beberapa hal asing dengan formasi yang dimainkan Rodgers saat itu. Liverpool menurunkan empat pemain bertahan, Glenn Johnson, Martin Skrtel, Dejan Lovren, dan Alberto Moreno. Namun ternyata Rodgers tidak menempatkan keempat pemain ini menjadi empat bek sejajar.Johnson digeser ke tengah untuk membentuk trio bek tengah, sedangkan fullback kanan diisi Jordan Henderson yang biasanya bermain sebagai gelandang. Liverpool memainkan pola 3-4-2-1 dengan hanya Steven Gerrard dan Joe Allen yang menjadi gelandang di tengah.

Tidak berhenti sampai situ, Rodgers semakin membuat bingung para pendukung Liverpool dengan tidak memasukan satupun nama penyerang dalam susunan starting XI. Hanya ada nama Raheem Sterling, Phillippe Coutinho, dan Adam Lallana yang biasanya bermain sebagai gelandang serang di belakang striker.

Pertanyaan pun kembali muncul, mau apa Rodgers sebenarnya?Keputusan Rodgers dengan menempatkan Sterling sebagai striker Liverpool saat itu pun berbuah blunder. Sterling sama sekali tidak memiliki ketajaman di depan gawang dan bahkan lebih dari 3 peluang matang disia-siakan Sterling.Namun, siapa sangka bahwa pertandingan yang buruk ini justru menjadi titik balik bagi Liverpool musim ini. Yah, setidaknya hasil-hasil yang diraih Liverpool membaik ketimbang sebelum pertandingan tersebut. Dari 10 pertandingan yang sudah dijalani Liverpool di semua kompetisi sejak pertandingan di Old Trafford tersebut, Liverpool belum sekalipun mengalami kekalahan. Mereka menang 5 kali dan imbang 5 kali.Masalah pada barisan pertahanan yang disebut-sebut menjadi sumber masalah terbesar Liverpool sejak musim lalu pun terlihat membaik. Dalam 10 pertandingan, Liverpool hanya kemasukan 8 gol (0,8 gol per pertandingan), bandingkan dengan 31 gol (1,3 gol per pertandingan) yang bersarang ke gawang Liverpool 23 pertandingan Liverpool di seluruh kompetisi sebelum melawan Manchester United.Pola 3-4-2-1 atau mudahnya kita sebut saja 3-4-3 yang dirancang Rodgers saat kalah dari MU menjadi pola yang selalu dipakai saat Liverpool meraih tren positif pada 10 pertandingan terakhir ini.Maka dari sini timbul pertanyaan, apa yang sebenarnya dirancang Rodgers pada formasi 3-4-3 Liverpool?

Tidak Jauh Berbeda dengan Pola Sebelumnya

Sejak awal hadir ke Liverpool, Rodgers langsung memperkenalkan permainan sepakbola menyerang dengan operan-operan pendek. Pola serangan Liverpool akan dibangun dengan operan pendek dari belakang hingga ke depan dengan sangat sabar.

Banyak orang mengatakan Rodgers memainkan pola yang serupa dengan pola tikitaka milik Spanyol Rodgers memperkenalkan 7 zona permainan yang ditunjukan pada formasi Liverpool. (Lihat Juga tulisan "Permasalahan 7 zona Brendan Rodgers").

Dalam permainan sepak bola formasi menyerang 4 3 3 empat pemain berarti menjadi pemamin

Jika diperhatikan lebih dalam, formasi 3-4-3 yang saat ini sering diperagakan Liverpool pada dasarnya tidak terlalu jauh berbeda dengan formasi 4-3-3 yang diperagakan musim lalu. Ketujuh zona juga tetap ada pada formasi 3-4-3 Liverpool. Hanya saja, terjadi sedikit perubahan pada posisi gelandang bertahan yang dipindahkan untuk menjadi bagian dari trio pemain bertahan.Namun mungkin kemudian anda akan bertanya, siapa yang mengisi zona 3?Pada formasi 4-3-3, area ini adalah area gelandang bertahan yang musim lalu sering dimainkan oleh Steven Gerrard. Saat diserang, Gerrard akan menjadi pelapis barisan pertahanan untuk memotong aliran bola lawan. Saat menyerang, Gerrard menjadi pemain yang bertugas untuk mengalirkan bola ke depan.Sedangkan pada formasi 3-4-3, area ini dimainkan oleh beberapa pemain secara bergantian. Salah satu dari ketiga bek akan maju jika ada pemain lawan yang berdiri di area ini. Sementara itu, saat menyerang, dua gelandang yang sebelumnya berada di area 5 akan turun menjemput bola untuk kemudian mengalirkan bola ke depan.

Menyelesaikan Masalah Lama dan Mendatangkan Masalah Baru

Hadirnya satu pemain tambahan di area pertahanan membuat masalah yang sering terjadi pada barisan pertahanan Liverpool sedikit teratasi. Koordinasi yang buruk ketika menghadapi penyerang lawan menjadi terlihat lebih teratur dengan sistem 3 bek tengah. Pasalnya Liverpool masih memiliki dua bek lainnya ketika salah satu bek harus tertarik oleh pergerakan striker lawan.Namun, memang tidak bisa dipungkiri bahwa kekosongan di zona 3 juga mendatangkan masalah baru karena area ini akan sangat rawan untuk dieksploitasi. Apalagi ini adalah area di depan barisan pertahanan yang bisa menjadi sangat bahaya jika pemain lawan mampu menguasai bola tanpa pengawalan.Rodgers kemudian berusaha mengurangi risiko ini dengan membagi tugas dua gelandangnya. Satu gelandang lebih bertugas untuk ikut mendukung pasukan penyerang, sedangkan satu gelandang lainnya akan lebih bertugas untuk menjaga area di tengah.Pada beberapa pertandingan terakhir, Jordan Henderson dan Lucas Leiva yang mendapatkan tugas ini. Jordan Henderson menjadi gelandang yang bertugas untuk mendukung trio striker, sehingga pemain ini akan sering keluar dari posisi untuk ikut membantu serangan.Sedangkan Lucas Leiva diperintahkan Rodgers untuk selalu berada di tengah. Leiva akan berfungsi untuk menutup aliran bola lawan saat terjadi serangan balik. Dengan begitu, akan tersedia waktu bagi Jordan Henderson dan para pemain lainnya untuk kembali ke posisi bertahan.Heat map kedua gelandang Liverpool saat melawan Aston Villa menunjukan bahwa terjadi pembagian tugas antarkedua gelandang ini.

Dalam permainan sepak bola formasi menyerang 4 3 3 empat pemain berarti menjadi pemamin

Namun tetap saja, keberadaan Lucas Leiva seorang diri tidak akan bisa menutup setiap ruang yang ada di area tengah. Selanjutnya dibutuhkan koordinasi yang baik antara barisan pertahanan dan dua gelandang untuk tidak membiarkan penyerang lawan bergerak bebas di area rawan ini. Jika kedua unit ini gagal berkoordinasi, ancaman besar akan langsung hadir ke gawang Mignolet.Beruntung Liverpool belum bertemu dengan lawan yang memiliki seorang pemain gelandang serang yang mampu memanfaatkan ruang dengan baik, sehingga lubang baru yang tercipta ini belum banyak dimanfaatkan lawan.Masalah pertama karena lubang baru ini terjadi saat pertandingan melawan Leicester City. Ketika itu, Liverpool yang sudah unggul 2 gol harus mengakhiri pertandingan dengan hasil imbang setelah Leicester berhasil mencetak 2 gol balasan.Pada gol pertama, Dave Nuggent berhasil melakukan kerjasama dengan Jamie Vardy untuk mendapat ruang tembak dari luar kotak penalti. Sedangkan pada gol kedua, Sclupp berdiri bebas tanpa pengawalan sebelum melepaskan tembakan yang tidak bisa dibendung Simon Mignolet.

Dalam permainan sepak bola formasi menyerang 4 3 3 empat pemain berarti menjadi pemamin

Proses gol pertama (atas) dan kedua (bawah) Leicester City ke gawang Liverpool

Memanfaatkan Ruang Antarlini untuk Menyerang

Setelah melihat area pertahanan, maka pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana cara mereka menyerang?Rodgers menempatkan 3 gelandang serang pada posisi terdepan karena ingin memanfaatkan celah antara barisan pertahanan dan gelandang lawan. Ketiga gelandang serang Liverpool ini akan sering berdiri di area ini. Lawan yang memainkan gaya bertahan zonal akan kebingungan dengan pergerakan ketiga pemain ini.Jika barisan pertahanan maju untuk menutup, maka akan terbuka ruang di area pertahanan. Begitu pula jika barisan gelandang yang turun, tekanan yang diberikan kepada gelandang Liverpool yang sedang menguasai bola akan hilang.Kondisi dilema ini yang akan dimanfaatkan gelandang Liverpool untuk mengalirkan bola ke depan. Kondisi saat melawan Swansea menunjukan bagaimana ketiga gelandang serang Liverpool berada di area yang bebas dari pengawalan pemain Swansea.

Dalam permainan sepak bola formasi menyerang 4 3 3 empat pemain berarti menjadi pemamin

Ditambah lagi Liverpool memiliki banyak pemain yang mampu mengalirkan bola dari belakang. Tidak hanya dua gelandang mereka, ketiga bek mereka pun memiliki kemampuan untuk ini. Emre Can yang berposisi asli gelandang bertahan digeser untuk masuk ke barisan pertahanan. Tentu saja hal ini ditujukan untuk menjadi penyuplai bola cadangan ketika kedua gelandang mendapatkan tekanan dari lawan.

Kejeniusan Rodgers atau Keterpaksaan?

Beberapa kalangan menganggap bahwa formasi ini hanyalah sebuah cara yang tidak sengaja ditemukan Rodgers saat dirinya tidak lagi memiliki banyak pilihan.Cederanya Sturridge dan belum membaiknya performa Balotelli serta striker Liverpool lainnya membuat Rodgers harus mencari cara lain. Namun ada juga yang beranggapan bahwa pelatih asal Irlandia Utara ini memang seorang ahli taktik jenius yang telah berhasil menemukan inovasi terbaru.Yah, apapun itu, nyatanya memang perubahan yang dilakukan Rodgers kali ini memang menunjukan tren positif, meski Rodgers juga tidak bisa berpuas diri.Performa seperti ini mungkin bisa membuat Liverpool meraih kemenangan lebih banyak ketimbang pada awal musim lalu. Namun sepertinya performa saat ini masih jauh untuk bisa membawa Liverpool kembali ke target zona Liga Champions. Satu hal yang pasti, mereka harus terus menjaga peningkatan ini agar bisa kembali menjadi tim yang ditakuti seperti musim lalu.====*penulis adalah editor dari @panditfootball, beredar di dunia maya dengan akun @aabimanyuu.

(roz/krs)