Contoh kasus yang dapat menyebabkan dan menimbulkan perpecahan di negara indonsia

Disintegrasi menunjukkan adanya perpecahan yang terjadi akibat konflik

Kasus: Perbedaan pendapat mengenai salat Jumat di saat pandemi Covid-19.

Penyebab utama: Perbedaan pemahaman dan kepentingan sehingga mengakibatkan perdebatan di antarumat seagama.

Cara mengatasi: Konflik ini dapat diselesaikan melalui kompromi antara tokoh agama dan kemudian dikeluarkannya kebijakan mengenai protokol kesehatan yang harus dipatuhi disaat mengerjakan salat Jumat di masjid.

Dengan demikian, dari studi kasus tersebut dapat disimpulkan bahwa perbedaan pendapat dan kepentingan dapat menimbulkan konflik. Sehingga sesama umat beragama harus dapat menangani konflik tersebut dengan pikiran jernih dan kompromi. 

Jakarta -

Persatuan dan kesatuan adalah dua hal penting untuk menjaga bangsa Indonesia dari kehancuran. Pasalnya, kehancuran bangsa dapat disebabkan oleh bangsa itu sendiri, seperti disintegrasi bangsa.

Disintegrasi merupakan permasalahan serius dan penting diwaspadai. Disintegrasi dapat memicu perpecahan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), disintegrasi adalah keadaan tidak bersatu padu; keadaan terpecah-belah; hilangnya keutuhan atau persatuan; dan perpecahan.

Pada dasarnya, disintegrasi timbul karena adanya perbedaan. Keberagaman etnis yang ada dalam sebuah wilayah dapat memicu disintegrasi sosial yang mengarah pada konflik. Dikutip dari Buku Integrasi dan Disintegrasi dalam Perspektif Budaya oleh Badan Pengembangan Kebudayaan dan Pariwisata, disintegrasi disebabkan karena ketidaksesuaian tujuan dari kelompok, sistem sosial, sistem tindakan, dan sistem sanksi.

Disintegrasi bangsa dapat menyebabkan kehancuran bangsa Indonesia. Selain disebabkan oleh berbagai perbedaan, disintegrasi juga dapat disebabkan karena pengaruh globalisasi. Dikutip dari buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan oleh Muhammad Ridha Iswardhana, globalisasi menyebabkan problematika integrasi seperti berikut:

1. Hilangnya kesadaran untuk bersatu

2. Hilangnya toleransi antar kelompok.

3. Memudarnya semangat nasionalisme masyarakat.

4. Munculnya sikap hedonis dan persaingan yang menyebabkan kecenderungan individualis.

5. Kesenjangan sosial masyarakat yang berakibat pada konflik.

6. Generasi muda semakin apatis terhadap kehidupan masyarakat.

7. Memudarnya gotong royong sebagai kearifan lokal.

Dahlan Hi Hasan dalam artikelnya yang berjudul Distingerasi sebagaimana diterbitkan dalam Jurnal ACADEMICA menjelaskan, disintegrasi bangsa dapat disebabkan oleh faktor internal. Sebab internal ini berasal diri sendiri, yakni menyangkut pada kualitas pribadi manusia.

Hal tersebut seringkali terjadi akibat pemahaman dan interpretasi yang kurang tepat terhadap sistem nilai budaya. Hal itulah yang kemudian memunculkan perilaku fatalistik, intoleran, meninggikan suku bangsa masing-masing, hingga penggunaan bahasa yang tidak proporsional.

Setelah mengetahui penyebab kehancuran bangsa, sebarkan semangat persatuan dan kesatuan serta tingkatkan sikap toleransi ya, detikers!

Simak Video "Saksi Sebut Munarman-FPI Tak Sepandangan dengan ISIS"



(kri/nwy)

tirto.id - Indonesia yang terdiri dari beragam budaya, etnis, bahasa, dan agama rentan mengalami gesekan. Apabila perbedaan ini tak disikapi dengan baik, konflik sosial rentan muncul. Berikut ini contoh-contoh konflik sosial di Indonesia dan penyebab terjadinya.

Secara bahasa, konflik berasal dari bahasa Inggris, yaitu "conflict". Artinya adalah pertikaian, perbedaan pendapat, perkelahian, hingga berkaitan dengan peperangan.

Susvi Tantoro dalam Sosiologi (2016) menuliskan bahwa konflik sosial berarti ketidaksepakatan tajam atau oposisi atas berbagai kepentingan, ide, gagasan, pendapat, dan sebagainya. Konflik adalah pertentangan yang ada kaitannya dengan aspek psikologis, tidak sekadar pertentangan fisik.

Ketidaksepakatan ini muncul apabila terdapat beberapa orang atau sejumlah kelompok yang berbeda kepentingan. Karena itu, konflik sosial dapat terjadi antarindividu, individu dengan kelompok, serta kelompok dengan kelompok.

Berdasarkan pengertian di atas, konflik sosial sebenarnya tidak melulu baku fisik atau pertentangan besar sampai menimbulkan pertumpahan darah. Pertengkaran suami dan istri juga bisa dikategorikan sebagai konflik sosial dalam taraf kecil.

Penyebab Konflik Sosial

Terdapat banyak faktor yang memunculkan konflik sosial. Berbagai faktor itu saling terkait sehingga konflik bisa hadir. Umumnya, konflik sosial adalah suatu gejala sosial yang lazim muncul di kehidupan bermasyarakat.

Berikut ini sejumlah penyebab terjadinya konflik sosial di masyarakat, sebagaimana dikutip dari laman Kemdikbud.

  • Adanya perspektif atau pandangan berbeda tentang hidup dan masalahnya.
  • Adanya latar belakang dan karakter yang unik dari masing-masing individu atau kelompok.
  • Adanya perbedaan secara kodrati antara laki-laki dan perempuan, namun tak disikapi dengan baik sehingga muncul konflik.
  • Adanya cara hidup yang berbeda dari individu dan manusia diciptakan dengan banyak perbedaan

Contoh-contoh Konflik Sosial di Indonesia

Berikut ini sejumlah contoh konflik sosial yang pernah terjadi di Indonesia.

1. Pemberontakan PKI Madiun 1948

Pada 18 September 1948, Partai Komunis Indonesia (PKI) melakukan pemberontakan di Madiun. Hal ini dikarenakan sejumlah pentolan PKI tidak puas dengan pemerintahan pusat. Rencananya, Madiun dijadikan kubu pertahanan dan titik tolak untuk menguasai seluruh RI.

Peristiwa Madiun 1948 memakan banyak korban jiwa, termasuk Gubernur Jawa Timur RM Suryo, dokter pro-kemerdekaan Moewardi, serta beberapa petugas polisi dan tokoh agama.

2. Peristiwa Gerakan 30 September PKI 1965

Peristiwa Gerakan 30 September PKI 1965 atau G30S PKI merupakan kasus sejarah kelam bangsa Indonesia.

Kup PKI 1965 ini menewaskan 7 petinggi Angkatan Darat (AD), yaitu Letnan Jenderal Ahmad Yani, Mayor Jenderal S.Parman, Mayor Jenderal Soeprapto, Mayor Jenderal MT. Haryono, Brigadir Jenderal D.I Panjaitan, Brigadir Jenderal Sutoyo Siswomiharjo, dan Letnan Satu Pierre Andreas Tendean.

Yang lebih kelam lagi adalah peristiwa pasca G30S PKI 1965. Sekitar 500 ribu hingga 1 juta jiwa terduga afiliasi PKI melayang dipersekusi massa dan tentara. Bahkan, Sarwo Edhi yang mengomandoi pembunuhan melalui RPKAD menyebut ada 3 juta korban.

3. Peristiwa Kudatuli atau Kerusuhan 27 Juli 1996

Peristiwa Kudatuli atau Kerusuhan 27 Juli 1996 adalah kasus penyerbuan kantor Partai Demokrasi Indonesia (PDI) di Jakarta Pusat yang menewaskan lima orang, mengakibatkan 149 orang luka-luka, 136 ditahan, dan 23 orang hilang.

Penyebab kasus Kudatuli adalah dualisme kepemimpinan di tubuh PDI. Massa pendukung Soerjadi, bersama dengan aparat, menyerbu kantor DPP PDI di Jalan Diponegoro 58, Jakarta Pusat yang saat itu dikuasai pendukung Megawati.

4. Perang Sampit dan Madura 2001

Konflik sosial antara etnis Dayak dan Madura pada akhir 2000 hingga Februari 2001 menelan korban 500 orang Madura, serta lebih dari 100.000 dari mereka mengungsi keluar Sampit.

5. Konflik Partai Demokrat KLB Deli Serdang

Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang adalah momen kooptasi sekelompok politikus dengan mengesahkan kepemimpinan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.

Konflik sosial ini terjadi karena ketidakpuasan sekelompok politikus atas kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Kubu KLB Deli Serdang bermaksud menggagalkan kepemimpinan AHY sekaligus mendapatkan legitimasi kepemimpinan Moeldoko. Salah satu tujuan kooptasi ini adalah memuluskan jalan menuju Pemilu 2024.

Baca juga artikel terkait KONFLIK SOSIAL atau tulisan menarik lainnya Abdul Hadi
(tirto.id - hdi/hdi)


Penulis: Abdul Hadi
Editor: Addi M Idhom

Subscribe for updates Unsubscribe from updates