Buatlah refleksi tertulis sebagai tanggapan atas janji Allah

Sumber: thegolfclub.info

Gambaran tentang suasana natal yang pertama, ketika Yesus Kristus lahir, selalu ditampilkan dengan suasana yang sangat romantic, penuh kedamaian dengan sinar rembulan dan bintang yang sangat menawan mata dan hati tentunya.

Kenyataan ini dapat dilihat dan dirasakan dalam perayaan-perayaan Natal pada zaman now. Tidak hanya disatu tempat, disatu gereja atau disatu perayaan saja, tetapi hampir diseantero muka bumi ini. Setiap tahun ketika masa Natal tiba, ibadah Natal dirayakan dengan suasana megah, heboh, penuh sukacita.

Benarkah demikian suasana natal pertama kali terjadi disekitar 2000-an tahun yang silam? Jawabannya singkat dan sederhana saja, yaitu tidak seideal, seromantis dan seheboh sekarang. Malah yang terjadi adalah suasana sebaliknyanya dengan yang digambarkan oleh manusia zaman sekarang tentang natal atau kelahiran Yesus itu.

Sesungguhnya sangat jauh berbeda dari yang dirasakan orang-orang yang ada pada Natal pertama terjadi ketika kelahiran putra tunggal Allah itu di kandang domba yang sangatlah sederhana, dan tentu sangat tak layak buat generasi zaman kini.

Percaya atau tidak percaya, suasana natal pertama diwarani dengan suasana penuh ketegangan bahkan ketakutan bagi semua orang yang terlibat didalamnya. Bahkan suasana kesedihan begitu kental hadir dalam hati mereka pada waktu itu.
Mengapa demikian menegangkan dan menakutkan serta menyedihkan? Karena kabar dan berita bahwa Yesus akan datang dan lahir membuat semua orang stress dan sangatlah was was dan bingung.

Pertama, Maria bingung dan khawatir. Malaikat surga memberitahunya bahwa ia akan melahirkan Anak Allah. Dia tak tahu apa yang akan terjadi dengan nasib pertunangannya. Masa depannya tampak suram.

Kedua, Yusuf merasakan duka, terluka dan patah hati, ketika mendapatkan berita bahwa tunangannya memberitahunya si Maria, dia hamil. Yusuf merasa terluka dan tertipu, bagaimana mungkin Maria hamil, pada hal kami baru bertunangan, boro boro hamil.

Ketiga, Para gembala ketakutan. Mereka melihat sebuah cahaya terang dan menyaksikan malaikat muncul entah dari mana.

Keempat, Orang-orang Majus kelelahan. Mereka telah menempuh perjalanan jauh untuk menemui Yesus. Mereka butuh istirahat sangat memnbutuhkan istirahat dan mental mereka juga pasti ikut kelelahan.

Itulah gambaran natal pertama yang sesungguhnya terjadi pada masa itu yang sangat jauh dari hiruk pikuk dan kegembiraan seperti yang sekarang orang rayakan.

Tapi, ada yang menarik dari semua kegelisahan, ketegangan bahkan kesedihan yang dialami oleh mereka yang terlibat langsung dalam natal pertama itu, yaitu mereka memiliki kesamaan yang sangat mendasar, fundamental dan menentukan masa depan kehidupan mereka.

Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani. Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: "Orang benar akan hidup oleh iman." (Roma 1:16-17)

Bagaimana cara kita menanggapi janji-janji Allah? Janji-janji-Nya tidak secara langsung bekerja di dalam hidup setiap orang yang mendengarnya. Ada orang yang menanggapi dengan benar, ada yang menanggapi dengan tidak benar. Ada yang menikmati penggenapan dari janji-janji itu, ada yang tidak mengalaminya. Dalam dua ayat perenungan di atas, kita diberikan dasar dari cara kita menanggapi semua yang termasuk dalam Injil kasih karunia. Tanggapan tersebut adalah iman, termasuk di dalamnya untuk dapat mengalami janji-janji Allah dalam hidup ini.

Paulus memiliki keyakinan yang kokoh terhadap Injil karena karakteristiknya yang kuat. “Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan.” Kabar baik mengenai Yesus Kristus pada intinya adalah kasih karunia Allah yang diberitakan kepada manusia: “Pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah” (Kisah 20:24). Kasih karunia ini adalah kuasa Allah yang dicurahkan untuk menyelamatkan manusia. Kuasa ini dialami oleh mereka yang menaruh iman mereka kepada Injil, baik itu orang Yahudi maupun orang bukan Yahudi. “Injil adalah kekuatan Allah menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani. ” Injil ini bekerja karena memperhitungkan kebenaran Allah kepada orang berdosa, jika orang tersebut bersedia percaya kepada Allah. “Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman.”

Injil disebut dalam Alkitab sebagai sebuah janji. “Dan inilah janji yang telah dijanjikan-Nya sendiri kepada kita, yaitu hidup yang kekal” (1 Yohanes 2:25). Injil juga sering dinyatakan dalam bentuk janji: “Sebaliknya, kita percaya, bahwa oleh kasih karunia Tuhan Yesus Kristus kita akan beroleh keselamatan” (Kisah 15:11). “Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan” (Roma 10:13). Janji-janji Injil ini dapat dialami melalui iman. “Orang benar akan hidup oleh iman.”

Sebagai tambahan dari keselamatan awal, kabar baik dari kasih karunia Allah juga mencakup banyak janji-janji Allah yang lainnya. “Aku akan mendirikan jemaat-Ku” (Matius 16:18), “Kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu” (Yohanes 8:32), “Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran” (Yohanes 16:13). Semua janji-janji ini juga dapat kita nikmati melalui iman, karena “orang benar akan hidup oleh iman” -- baik pada awalnya maupun seterusnya.

Doa

Ya Tuhan, aku ingin menanggapi janji-janji-Mu dengan benar. Betapa baiknya Engkau sehingga Engkau hanya meminta agar aku percaya kepada apa yang Engkau sudah janjikan. Aku tidak mau mengabaikan janji-janji-Mu atau meragukannya. Aku ingin hidup dengan mengandalkan setiap janji yang pernah Engkau buat. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus aku berdoa. Amin.

Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani. Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: "Orang benar akan hidup oleh iman." (Roma 1:16-17)

Bagaimana cara kita menanggapi janji-janji Allah? Janji-janji-Nya tidak secara langsung bekerja di dalam hidup setiap orang yang mendengarnya.


Page 2

Janji

Janji berarti ucapan yang menyatakan kesediaan dan kesanggupan untuk berbuat

Ada berbagai alasan yang mendorong orang membuat janji, misalnya

          karena rasa cinta,

          rasa tanggung jawab,

          ingin membahagiakan orang lain,

          dan ingin mewujudkan suatu cita-cita.

          Janji yang telah diungkapkan membawa konsekuensi baik bagi diri orang yang berjanji dan maupun orang yang mengetahuinya

 Janji yang telah diungkapkan membawa konsekuensi baik bagi diri orang yang berjanji dan maupun orang yang mengetahuinya

Oleh karena itu, janji harus ditepati dan dijalankan dengan setia.

Pengingkaran terhadap janji akan menimbulkan kekecewaan, tetapi janji yang ditepati aka mendatangkan kebahagiaan serta rasa syukur, memperbesar kepercayaan dan menumbuhkan ikatan persaudaraan yang lebih erat lagi

Untuk mewujudkan sebuah janji memang dibutuhkan perjuangan bahkan pengorbanan.

 Allah juga pernah mengungkapkan janji-Nya kepada manusia.

          Janji Allah itu muncul karena keprihatinan Allah terhadap situasi dosa yang melanda manusia (Kej 3:1-15).

          Setelah manusia jatuh ke dalam dosa, Allah menjanjikan penebusan, Ia mengangkat mereka untuk  mengharapkan keselamatan (lih. Kej 3:15).

Alasan Allah membuat janji

          Tuhan sangat prihatin dengan situasi kedosaan manusia. Allah, yang menciptakan segala sesuatu melalui sabda-Nya, sejak awal mula menginginkan hidup manusia bahagia.

          Setelah mereka jatuh ke dalam dosa, Allah menjanjikan penebusan, Ia mengangkat mereka untuk mengharapkan keselamatan (lih. Kej 3:15).

Isi jani Allah

          Janji Allah tersebut diungkapkan kembali oleh Nabi Yesaya. “Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imannuel” (Yesaya 7:14).

Pemenuhan janji Allah

          Allah memenuhi janji-Nya. Allah tak ingin manusia hancur dalam kuasa dosa. Janji Allah terwujud dalam pribadi Yesus Kristus, Sang Putera Allah sendiri, yang selama hidup-Nya selalu mewartakan keselamatan bagi semua orang (Ibr 1:1-4).

Tanggapan kita

          Maka sebagai orang yang telah diselamatkan, kita harus memiliki hidup dengan semangat baru yakni hidup yang sesuai dengan kehendak Allah, meninggalkan perbuatan dosa dan selalu mengarahkan diri pada keselamatan.


Page 2