Berikut yang tidak termasuk hikmah menyembelih sesuai ajaran islam adalah

Idul Adha yang jatuh pada bulan Dzulhijjah, sering disebut Hari Raya Kurban. Diagungkannya hari raya ini di musim haji, sekaligus mengenang dan meneladani peristiwa penting, yakni ketika Nabi Ibrahim mendapat perintah dari Allah untuk mengorbankan putra laki-lakinya yang ia cintai dan satu-satunya dimiliki, ia adalah Nabi Ismail kecil. 


قَالَ يَـٰبُنَىَّ إِنِّى أَرَى فِى ٱلْمَنَامِ أَنِّى أَذْبَحُكَ فَانظُرْ مَاذَاتَرَى قَالَ يَـٰأَبَتِ ٱفْعَلْ مَاتُؤْمَرُ سَتَجِدُنِى إِن شَآءَ اللهُ مِنَ ٱلصَّـٰبِرِينَ


Artinya : Nabi Ibrahim berkata kepada putranya: Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi (mendapat wahyu) tatkala aku tidur seakan-akan menyembelihmu, maka bagaimana pendapatmu?, Nabi Ismail menjawab: Wahai ayahanda. Laksanakanlah apa yang diperintahkan Allah. InsyaAllah termasuk golongan orang-orang yang sabar. (QS. Asshaffat: 102)

Berikut yang tidak termasuk hikmah menyembelih sesuai ajaran islam adalah
Menghias unta di pasar hewan kurban Pakistan. ©ASIF HASSAN/AFP

Merdeka.com - Hari Raya Idul Adha menjadi hari yang paling ditunggu oleh umat Islam selain Hari Raya Idul Fitri. Pada hari tersebut, umat Islam akan melaksanakan ibadah sholat Id dan juga ibadah kurban.

Ibadah kurban ini merupakan salah satu ibadah wajib bagi setiap umat muslim yang mampu melaksanakannya. Melaksanakan ibadah kurban juga menjadi cara kita dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT dan juga sebagai bentuk ketaatan kita terhadap perintah-Nya.

Allah SWT sendiri juga memerintahkan ibadah kurban ini setelah ibadah sholat, “Dirikanlah shalat dan berqurbanlah (an nahr).” (Q.S. Al-Kautsar: 2).

Dalam pelaksanaannya, ibadah kurban juga memiliki hikmah tersendiri yang bisa kita petik sebagai seorang muslim. Berikut beberapa hikmah dalam berkurban yang dilansir dari muslim.or.id dan dalamislam.com.

2 dari 7 halaman

Hikmah dalam berkurban yang pertama adalah untuk mengenang ketaatan Nabi Ibrahim. Ibadah kurban selalu mengingatkan kita kepada kisah Nabi Ibrahim dan putranya, Nabi Ismail.

Dengan melaksanakan ibadah kurban ini, kita bisa mengenang sekaligus mengingat bagaimana luar biasanya ketaatan yang dimiliki Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail terhadap perintah Allah SWT.

Kisah ini juga dijelaskan dalam Al-Qur’an pada surat As-Saffat ayat 102 sampai ayat 107:

“Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, “Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah pendapatmu!” Dia (Ismail) menjawab, “Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar. (102) Maka ketika keduanya telah berserah diri dan dia (Ibrahim) membaringkan anaknya atas pelipisnya, (untuk melaksanakan perintah Allah). (103).
Lalu Kami panggil dia, “Wahai Ibrahim!” (104). Sungguh engkau telah membenarkan mimpi itu. Sungguh demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. (105) Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. (106) Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.” (107)

3 dari 7 halaman

Berikut yang tidak termasuk hikmah menyembelih sesuai ajaran islam adalah
©2020 Liputan6.com/Angga Yuniar

Hikmah dalam berkurban yang kedua adalah untuk meningkatkan ketakwaan kita. Melakukan kurban merupakan salah satu cara kita sebagai umat Islam dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Apa yang ingin kita raih dalam ibadah kurban ini bukanlah persembahan daging dan darahnya, melainkan untuk mendapatkan ketakwaan. Allah SWT berfirman, “Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya.” (Q.S. Al-Hajj: 37).

4 dari 7 halaman

Hikmah dalam berkurban yang ketiga yaitu sebagai usaha kita dalam melakukan syiar Islam. Melaksanakan ibadah kurban juga sebagai bentuk kepatuhan kita terhadap ajaran Rasulullah SAW dan Allah SWT.

Selain itu, ibadah kurban juga menjadi syiar agama Islam yang bisa kita lakukan. Allah SWT telah menerangkan ini dalam salah satu ayatnya yang berbunyi,

“Dan unta-unta itu Kami jadikan untukmu bagian dari syi’ar agama Allah, kamu banyak memperoleh kebaikan padanya. Maka sebutlah nama Allah (ketika kamu akan menyembelihnya) dalam keadaan berdiri (dan kaki-kaki telah terikat). Kemudian apabila telah rebah (mati), maka makanlah sebagiannya dan berilah makan orang merasa cukup dengan apa yang ada padanya (tidak meminta-minta) dan orang yang meminta. Demikianlah kami tundukkan (unta-unta itu) untukmu, agar kamu bersyukur.” (Q.S. Al-Hajj : 36).

5 dari 7 halaman

Berikut yang tidak termasuk hikmah menyembelih sesuai ajaran islam adalah
©2020 Liputan6.com/Angga Yuniar

Hikmah dalam berkurban yang berikutnya yaitu bahwa ibadah kurban lebih baik dibandingkan sedekah dengan uang senilai hewan kurban. Dalam hal ini Ibnul Qayyim berkata,

“Penyembelihan yang dilakukan di waktu mulia lebih afdhol daripada sedekah senilai penyembelihan tersebut. Oleh karenanya jika seseorang bersedekah untuk menggantikan kewajiban penyembelihan pada manasik tamattu’ dan qiron meskipun dengan sedekah yang bernilai berlipat ganda, tentu tidak bisa menyamai keutamaan qurban.” (Talkhish Kitab Ahkamil Udhiyah wadz Dzakaah, hal. 11-12 dan Shahih Fiqh Sunnah, 2: 379).

6 dari 7 halaman

Hikmah dalam berkurban yang selanjutnya yaitu sebagai tanda keislaman dan bentuk ketaatan kita terhadap Allah SWT. Bagi muslim yang hidupnya mampu, maka kurban adalah ibadah yang wajib dilakukan.

Rasulullah sampai bersabda dalam salah satu hadistnya, “Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda: “Siapa yang mendapati dirinya dalam keadaan lapang, lalu ia tidak berqurban, maka janganlah ia mendekati tempat shalat Ied kami.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah).

7 dari 7 halaman

Berikut yang tidak termasuk hikmah menyembelih sesuai ajaran islam adalah
©ASIF HASSAN/AFP

Hikmah dalam berkurban yang terakhir yaitu untuk berbagi sekaligus membahagiakan saudara kita kaum duafa. Agama Islam mengajarkan untuk selalu berbagi kepada sesama, apalagi dengan orang-orang yang membutuhkan.

Hari raya kurban bisa menjadi momen di mana kita berbagi kepada saudara kita para kaum duafa. “Hari Raya Qurban adalah hari untuk makan, minum dan dzikir kepada Allah.” (HR. Muslim).

[ank]

Berikut yang tidak termasuk hikmah menyembelih sesuai ajaran islam adalah

Mengambil Hikmah Dalam Berqurban

Ibadah kurban ini merupakan salah satu ibadah wajib bagi setiap umat muslim yang mampu melaksanakannya. Melaksanakan ibadah kurban juga menjadi cara kita dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT dan juga sebagai bentuk ketaatan kita terhadap perintah-Nya.

Allah SWT sendiri juga memerintahkan ibadah kurban ini setelah ibadah sholat, “Dirikanlah shalat dan berqurbanlah (an nahr).” (Q.S. Al-Kautsar: 2).

Dalam pelaksanaannya, ibadah kurban juga memiliki hikmah tersendiri yang bisa kita petik sebagai seorang muslim. Berikut beberapa hikmah dalam berkurban yang dilansir dari muslim.or.id dan dalamislam.com.

Mengenang Ketaatan Nabi Ibrahim

Hikmah dalam berkurban yang pertama adalah untuk mengenang ketaatan Nabi Ibrahim. Ibadah kurban selalu mengingatkan kita kepada kisah Nabi Ibrahim dan putranya, Nabi Ismail.

Dengan melaksanakan ibadah kurban ini, kita bisa mengenang sekaligus mengingat bagaimana luar biasanya ketaatan yang dimiliki Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail terhadap perintah Allah SWT.

Kisah ini juga dijelaskan dalam Al-Qur’an pada surat As-Saffat ayat 102 sampai ayat 107:

“Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, “Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah pendapatmu!” Dia (Ismail) menjawab, “Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar. (102) Maka ketika keduanya telah berserah diri dan dia (Ibrahim) membaringkan anaknya atas pelipisnya, (untuk melaksanakan perintah Allah). (103).
Lalu Kami panggil dia, “Wahai Ibrahim!” (104). Sungguh engkau telah membenarkan mimpi itu. Sungguh demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. (105) Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. (106) Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.” (107)

Meraih Ketakwaan

Hikmah dalam berkurban yang kedua adalah untuk meningkatkan ketakwaan kita. Melakukan kurban merupakan salah satu cara kita sebagai umat Islam dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Apa yang ingin kita raih dalam ibadah kurban ini bukanlah persembahan daging dan darahnya, melainkan untuk mendapatkan ketakwaan. Allah SWT berfirman, “Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya.” (Q.S. Al-Hajj: 37).

Sebagai Syiar Islam

Hikmah dalam berkurban yang ketiga yaitu sebagai usaha kita dalam melakukan syiar Islam. Melaksanakan ibadah kurban juga sebagai bentuk kepatuhan kita terhadap ajaran Rasulullah SAW dan Allah SWT.

Selain itu, ibadah kurban juga menjadi syiar agama Islam yang bisa kita lakukan. Allah SWT telah menerangkan ini dalam salah satu ayatnya yang berbunyi,

“Dan unta-unta itu Kami jadikan untukmu bagian dari syi’ar agama Allah, kamu banyak memperoleh kebaikan padanya. Maka sebutlah nama Allah (ketika kamu akan menyembelihnya) dalam keadaan berdiri (dan kaki-kaki telah terikat). Kemudian apabila telah rebah (mati), maka makanlah sebagiannya dan berilah makan orang merasa cukup dengan apa yang ada padanya (tidak meminta-minta) dan orang yang meminta. Demikianlah kami tundukkan (unta-unta itu) untukmu, agar kamu bersyukur.” (Q.S. Al-Hajj : 36).

Lebih Baik Dibanding Sedekah Senilai Hewan Kurban

Hikmah dalam berkurban yang berikutnya yaitu bahwa ibadah kurban lebih baik dibandingkan sedekah dengan uang senilai hewan kurban. Dalam hal ini Ibnul Qayyim berkata,

“Penyembelihan yang dilakukan di waktu mulia lebih afdhol daripada sedekah senilai penyembelihan tersebut. Oleh karenanya jika seseorang bersedekah untuk menggantikan kewajiban penyembelihan pada manasik tamattu’ dan qiron meskipun dengan sedekah yang bernilai berlipat ganda, tentu tidak bisa menyamai keutamaan qurban.” (Talkhish Kitab Ahkamil Udhiyah wadz Dzakaah, hal. 11-12 dan Shahih Fiqh Sunnah, 2: 379).

Bentuk Ketaatan

Hikmah dalam berkurban yang selanjutnya yaitu sebagai tanda keislaman dan bentuk ketaatan kita terhadap Allah SWT. Bagi muslim yang hidupnya mampu, maka kurban adalah ibadah yang wajib dilakukan.

Rasulullah sampai bersabda dalam salah satu hadistnya, “Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda: “Siapa yang mendapati dirinya dalam keadaan lapang, lalu ia tidak berqurban, maka janganlah ia mendekati tempat shalat Ied kami.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah).

Membahagiakan Kaum Duafa

Hikmah dalam berkurban yang terakhir yaitu untuk berbagi sekaligus membahagiakan saudara kita kaum duafa. Agama Islam mengajarkan untuk selalu berbagi kepada sesama, apalagi dengan orang-orang yang membutuhkan.

Hari raya kurban bisa menjadi momen di mana kita berbagi kepada saudara kita para kaum duafa. “Hari Raya Qurban adalah hari untuk makan, minum dan dzikir kepada Allah.” (HR. Muslim).

(merdeka.com)

0 Comments