Berikut yang merupakan arti dari Dia Maha Pemberi rasa aman adalah

Berikut yang merupakan arti dari Dia Maha Pemberi rasa aman adalah

Ilustrasi - 99 Asmaul Husna. /Freepix

GALAJABAR - Asmaul husna merupakan 99 nama terbaik Allah Swt yang mengandung makna serta menunjukkan keagungan dan kebesaran sebagai pencipta dan pemelihara alam semesta.

Oleh karena itu, tidak ada mahluk yang berhak memiliki nama ini atau menyamainya.

Dalam buku “Berperilaku sesuai Al-Asma’u Al-Husna” karya Arif Nur Rahman Al- Aziiz menjelaskan setidaknya ada tujuh di antara 99 nama tersebut yaitu Al-Asma’u al Husna al- karim, Al-Mu’min, Al-Wakil, Al-Matin, Al-Jami’, al-Adl dan al-Akhir.

Baca Juga: Ingin Menonton Pertandingan Piala Eropa di Stadion Wembley? Ini DIa Syaratnya

Makna beserta dalil Asma’ul Husna

Al- Karim
Al-karim artinya Maha Mulia. Asma’ul Husna al-karim dijelaskan dalam surat al-Mu’miun ayat 116 yang artinya:
“ Maka Maha Tinggi Allah, Raja yang sebenarnya; Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Tuhan (yang memiliki) ‘Arsy yang mulia” (Qs. al-Mu’minun:116)

Allah Swt. Mampu memuliakan dan merendahkan seseorang yang rendah menjadi mulia dan sebaliknya. Kemuliaan yang dikaruniakan Allah Swt., mutlak berdasarkan kehendak-Nya. Tidak ada satu pun mahluk yang dapat menghalangi-Nya.

Kemuliaan Allah Swt., tercermin pada kemurahaan-Nya yang telah menciptakan manusia dengan bentuk yang sempurna dan diberikan nikmat yang amat banyak. Salah satu kemurahan Allah Swt. tersebut sebagaimana dijelaskan dalam surat Al-Infitar [82] : 6-7), yang artinya :

Baca Juga: Dinosaurus Setinggi Gedung Dua Lantai Ditemukan di Australia

“Wahai manusia! Apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka terhadap Tuhanmu Yang Maha Pengasih. Yang telah menciptakanmu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang)”

Kata al-Mu’min disebut dalam Al-Quran sebanyak 22 kali. Tetapi, hanya 1 kali yang berkaitan dengan nama dan sifat-Nya, yaitu dalam Qs Al-Hasyr: 23. Al-Mu’min sendiri berasal dari kata amina yang berarti percaya, membenarkan, menenangkan hati, dan memberi rasa aman. Al-Mu’min bagi Allah, pertama, berarti Yang Maha Pemberi Keamanan kepada semua makhluknya, terutama manusia.

Keamanan dan rasa aman yang kita peroleh tak lepas dari kekuasaan Allah. Kete­nangan hati hanya diperoleh bila kita dekat dengan Allah. Ketidakamanan bukan hanya ka­rena ulah manusia, tapi juga karena binatang buas, bencana alam, dan gangguan jin dan setan. Karenanya, mukmin wajib meminta perlindungan dan rasa aman kepada Allah dengan menyebut “Ya Mu’min” sebagai bagian dari kedekatannya kepada Rabb-nya.

Ada orang yang merasa tidak aman walaupun situasinya aman dan tenteram. Sebaliknya, ada orang yang merasa tenang dan tidak gelisah, meski keadaan sekelilingnya amat genting. Maka, dalam hal ini, hanya Allah-lah yang bisa memberi rasa aman dan tenang pada diri orang yang beriman (Qs Al-Fath: 4). Dalam Qs Al-An’am: 82,

“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman, mereka itulah yang memperoleh keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang memperoleh petunjuk.”

Kedua, Al-Mu’min juga berarti Yang Maha Terpercaya. Allah tidak akan pernah meleset dari janji-janji-Nya. Dalam Mausu’ah al-Asma al-Husna (I/63), Imam Al-Qurtubi menyatakan bahwa kelak Allah akan membenarkan keimanan orang-orang mukmin dan akan menunaikan janji-Nya untuk mencurahkan pahala yang dijanjikan-Nya. Pun, akan memberikan siksa neraka kepada mereka yang ingkar kepada Allah.

Beberapa hal yang dapat diteladani dari sifat Al-Mu’min dalam perilaku sosial adalah, pertama, bahwa seorang mukmin itu wajib memberi rasa aman kepada sesama manusia. Ra­su­­lu­llah pernah bersabda, “Demi Allah, tidak beriman” hingga 3 kali. Para sahabat bertanya, “Siapa Ya Rasulullah?” Nabi menjawab, “Yang tidak memberi rasa aman tetangganya dari gangguannya” (HR Bukhari, dalam kitab al-Adab). Memberi rasa aman berarti juga menenangkan saudara kita yang sedang takut atau galau dan menjaga diri sendiri dari ancaman dan gangguan orang atau makhluk lain.

Memaknai Al-Mu’min dapat diwujudkan dengan menunjukkan sikap yang ramah kepada sesama, menciptakan suasana kerja yang menyenangkan, tidak mudah menggosip saudaranya, dan mengembangkan pemikiran yang baik dan positif bagi sesama.

Kedua, sebagai seorang Muslim hendaknya selalu berusaha menjadi orang yang dapat dipercaya dengan selalu bersifat jujur dan selalu menjaga integritas (sesuai antara kata dan perbuatan). Integritas melahirkan kepercayaan. Kepercayaan adalah modal milik seseorang paling berharga dan jauh lebih mahal dari harta kekayaan.

Ketiga, mendalami makna Al-Mu’min akan melahirkan sikap tidak takut kepada apa pun, kecuali kepada Allah. Di mana pun dan kapan pun akan senantiasa yakin bahwa Allah-lah Pemberi rasa aman (keamanan) yang utama. Inilah nilai tauhid yang bisa dibangun dari keyakinan kita kepada Allah Yang Maha Memberi Keamanan dan Yang Maha Terpercaya. Wallahu a’lamu.

Bahrus Surur-Iyunk, Pimpinan Daerah Muhammadiyah Sumenep, Madura

Sumber: Majalah SM Edisi 15 Tahun 2017

Asmaul Husna adalah Nama-nama baik Allah SWT. yang mana kita wajib menyerukan nama-nama yang baik ini dalam kehidupan sehari - hari agar kita selalu dekat kepada Allah SWT, namun dalam Asmaul Husna ada Nama yang harus kamu ketahui yaitu Al Karim, Al Mu'min, Al Wakil, Al Matin. Mari simak informasi di bawah ini :

 

Makna Asmaul Husna - Al-Karim

Secara bahasa, al-Karim memiliki makna Yang Maha mulia, Yang Maha Dermawan ataupun Yang Maha Pemurah. Secara sebutan, al- Karim dimaksud kalau Allah Swt. Yang Maha mulia lagi Maha Pemurah yang berikan anugerah ataupun rezeki kepada seluruh makhluk- Nya. Bisa pula dimaknai bagaikan Zat yang sangat banyak mempunyai kebaikan, Maha Pemurah, Pemberi Nikmat serta keutamaan, baik kala dimohon ataupun tidak. Perihal tersebut setimpal dengan firman-Nya:

Berikut yang merupakan arti dari Dia Maha Pemberi rasa aman adalah

Artinya: “Hai manusia apakah yang telah memperdayakanmu terhadap Tuhan Yang Maha Pemurah?” (Q.S. al-Infiţār:6)

Al-Karim dimaknai Maha Pemberi sebab Allah Swt. tetap berikan, tidak sempat terhenti pemberian-Nya. Manusia tidak boleh berputus asa dari kedermawanan Allah Swt. bila miskin dalam harta, sebab kedermawanan-Nya tidak cuma dari harta yang dititipkan melainkan meliputi seluruh perihal. Manusia yang berharta serta dermawan hendaklah tidak sombong sebab sudah mempunyai watak dermawan sebab Allah Swt. tidak menggemari kesombongan.

Dengan demikian, untuk orang yang dikasih harta melimpah ataupun orang tidak dianugerahi harta oleh Allah Swt., hingga keduanya wajib senantiasa bersyukur kepada- Nya sebab orang yang miskin juga sudah dikasih nikmat tidak hanya harta.  

Al-Karim pula dimaknai Yang Maha Pemberi Maaf sebab Allah Swt. memaafkan dosa para hamba yang lalai dalam menunaikan kewajiban kepada Allah Swt., setelah itu hamba itu ingin bertaubat kepada Allah Swt. Untuk hamba yang berdosa, Allah Swt. merupakan Yang Maha Pengampun. Allah Swt. hendak mengampuni seberapa juga besar dosa hamba- Nya sepanjang hambanya tidak meragukan kasih sayang serta kemurahan- Nya.

Al-Karim merupakan Ia yang apabila berjanji, menepati janjinya, apabila berikan, melampaui batasan harapan, tidak hirau berapa serta kepada siapa Ia berikan serta tidak rela apabila terdapat kebutuhan hambanya meminta kepada selain- Nya, memohon pada orang lain. Ia yang apabila kecil hati menegur tanpa berlebih, tidak mengabaikan siapa yang mengarah serta berlindung kepada- Nya, serta tidak memerlukan fasilitas ataupun perantara.

Makna Asmaul Husna Al – Mu’min

Al- Mu’ min secara bahasa berasal dari kata amina yang berarti pembenaran, ketenangan hati, dan aman. Allah Swt. al- Mu’ min artinya Dia Maha Pemberi rasa aman kepada segala makhluk- Nya, sangat utama kepada manusia. Dengan demikian, hati manusia jadi tenang. Kehidupan ini penuh dengan berbagai permasalahan, tantangan, dan cobaan. Apabila bukan karena Allah Swt. yang memberikan rasa aman dalam hati, pasti kita hendak senantiasa gelisah, takut, dan khawatir. Perhatikan firman Allah Swt. berikut ini:

Berikut yang merupakan arti dari Dia Maha Pemberi rasa aman adalah

Artinya: “Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan syirik, mereka itulah orang-orang yang mendapat rasa aman dan mereka mendapat petunjuk.” (Q.S. al-An’ām/6:82)

Kala kita hendak menyeru dan berdoa kepada Allah Swt. dengan nama- Nya al- Mu’ min, berarti kita memohon diberikan keamanan, dihindarkan dari fitnah, bencana, dan siksa. Karena Dialah Yang Maha Memberikan keamanan, Dia yang Maha Pengaman. Dalam nama al- Mu’ min terdapat kekuatan yang dahsyat dan luar biasa. Ada pertolongan dan perlindungan, ada jaminan( insurance), dan ada bala dorongan.

Berżikir dengan nama Allah Swt. al- Mu’ min di samping meningkatkan dan memantapkan keyakinan dan keimanan kita, jika keamanan dan rasa aman yang dirasakan manusia bagaikan makhluk ialah suatu rahmat dan karunia yang diberikan dari sisi Allah Swt. Bagaikan al- Mu’ min, yakni Tuhan Yang Maha Pemberi Rasa Aman pula tercantum pengertian jika bagaikan hamba yang beriman, seorang mukmin dituntut mampu jadi bagian dari pertumbuhan dan perkembangan rasa aman terhadap lingkungannya.

Mengamalkan dan meneladani Asmaul Husna al-Mu’min, artinya bahwa seorang yang beriman harus menjadikan orang yang ada di sekelilingnya aman dari gangguan lidah dan tangannya. Berkaitan dengan itu, Rasulullah saw. bersabda: “Demi Allah tidak beriman. Demi Allah tidak beriman. Demi Allah tidak beriman. Para sahabat bertanya, ‘Siapa ya Rasulullah saw.?’ Rasulullah saw. menjawab, ‘Orang yang tetangganya merasa tidak aman dari gangguannya.” (H.R. Bukhari dan Muslim).

Makna Asmaul Husna Al – Wakil

Kata“ al- Wakil” memiliki makna Maha Mewakili ataupun Pemelihara. Al- Wakil( Yang Maha Mewakili ataupun Pemelihara), ialah Allah Swt. yang memelihara serta mengurusi seluruh kebutuhan makhluk- Nya, baik itu dalam urusan dunia ataupun urusan akhirat. Ia menuntaskan seluruh suatu yang diserahkan hambanya tanpa membiarkan apa juga terbengkalai. Firman- Nya dalam al- Qur’ān:

Berikut yang merupakan arti dari Dia Maha Pemberi rasa aman adalah

Artinya: “Allah Swt. pencipta segala sesuatu dan Dia Maha Pemelihara atas segala sesuatu.” (Q.S. az-Zumar/39:62)

Dengan demikian, orang yang mempercayakan seluruh urusannya kepada Allah Swt., hendak mempunyai kepastian kalau seluruh hendak dituntaskan dengan sebaik- baiknya. Perihal itu cuma bisa dicoba oleh hamba yang mengenali kalau Allah Swt. yang Mahakuasa, Maha Pengasih merupakan salah satunya yang bisa dipercaya oleh para hamba- Nya. Seorang yang melaksanakan urusannya dengan sebaik- baiknya serta setelah itu hendak menyerahkan seluruh urusan kepada Allah Swt. buat memastikan karunia- Nya.

Menyerahkan seluruh urusan cuma kepada Allah Swt. melahirkan perilaku tawakkal. Tawakkal bukan berarti mengabaikan sebabsebab dari sesuatu peristiwa. Berdiam diri serta tidak hirau terhadap karena itu serta dampaknya merupakan perilaku malas. Ketawakkalan bisa diibaratkan dengan menyadari kausalitas. Orang wajib berupaya buat memperoleh apa yang diinginkannya. Rasulullah saw. bersabda,“ Ikatlah untamu serta bertawakkallah kepada Allah Swt.”

Manusia harus menyadari bahwa semua usahanya adalah sebuah doa yang aktif dan harapan akan adanya pertolongan-Nya. Allah Swt. berfirman yang artinya, “(Yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Swt. Tuhan kamu; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia; Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia dan Dia adalah Pemelihara segala sesuatu.“ (Q.S. al-An’ām/6:102).

Hamba al- Wakil merupakan yang bertawakkal kepada Allah Swt. Kala hamba tersebut sudah memandang“ tangan” Allah Swt. dalam sebab- sebab serta alibi seluruh suatu, ia menyerahkan segala hidupnya di tangan al-Wakil.

 

Makna Asmaul Husna Al-Matin

Al- Matin maksudnya Mahakukuh. Allah Swt. merupakan Mahasempurna dalam kekokohan serta kekukuhan- Nya. Kekukuhan dalam prinsip sifat- sifat- Nya. Allah Swt. pula Mahakukuh dalam kekuatan- kekuatan- Nya. Oleh sebab itu, watak al- Matin merupakan kehebatan perbuatan yang sangat kuat dari kekokohan yang tidak terdapat taranya.

Dengan demikian, kekukuhan Allah Swt. yang mempunyai rahmat serta azab teruji kala Allah Swt. membagikan rahmat kepada hamba- hamba- Nya. Tidak terdapat apa juga yang bisa membatasi rahmat ini buat datang kepada sasarannya. Demikian pula tidak terdapat kekokohan yang bisa menghindari pembalasan- Nya.

Seorang yang menciptakan kekokohan serta kekukuhan Allah Swt. hendak buatnya jadi manusia yang tawakkal, mempunyai keyakinan dalam jiwanya serta tidak merasa rendah di hadapan manusia lain. manusia hendak senantiasa merasa rendah di hadapan Allah Swt. Cuma Allah Swt. yang Maha Memperhitungkan. Oleh sebab itu, Allah Swt. melarang manusia berlagak ataupun merasa lebih dari saudaranya. Sebab cuma Allah Swt. yang Maha Mengenali baik buruknya seseorang hamba. Allah Swt. pula menyarankan manusia bersabar.

Sebab Allah Swt. Mahatahu apa yang terbaik buat hambaNya. Kekokohan serta kekukuhan- Nya tidak terhingga serta tidak terbayangkan oleh manusia yang lemah serta tidak mempunyai energi upaya. Jadi, sebab kekukuhan- Nya, Allah Swt. tidak terkalahkan serta tidak tergoyahkan. Siapakah yang sangat kokoh serta kukuh tidak hanya Allah Swt? Tidak terdapat satu makhluk juga yang bisa menundukkan Allah Swt. walaupun segala makhluk di bumi ini bekerja sama. Allah Swt. berfirman:

 

Berikut yang merupakan arti dari Dia Maha Pemberi rasa aman adalah

Artinya: “Sungguh Allah Swt., Dialah pemberi rezeki yang mempunyai kekuatan lagi sangat kukuh.” (Q.S. aż-Żāriyāt/51:58)

Baca Juga :

Dengan demikian, akhlak kita terhadap watak al- Matin merupakan dengan beristiqamah( meneguhkan pendirian), beribadah dengan intensitas hati, tidak tergoyahkan oleh bisikan menyesatkan, terus berupaya serta tidak putus asa dan bekerja sama dengan orang lain sehingga jadi lebih kokoh.

Sumber :

  • Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
  • Wikipedia
  • Buku Asmaul Husna


  • Pengertian, Hukum, Syarat dan Rukun Haji
  • Pengertian Mawaris atau Kewarisan Dalam Islam
  • Perkembangan Agama Islam di Australia 
  • Memahami Makna, Hukum Menuntut Ilmu dan Keutamaannya
  • Ketentuan Khutbah, Tablig, dan Dakwah