Berikut ini merupakan alat bantu yang di gunakan dalam perencanaan proyek instalasi phb kecuali

Nama : Setyawan Rizal Nim : 09501244010 Kelas : D PHB (PANEL HUBUNG BAGI) PHB adalah merupakan perlengkapan yang digunakan untuk membagi dan mengendalikan tenaga listrik. Komponen utama yang terdapat pada PHB diantaranya adalah : Sekring, pemutus tenaga, sakelar isolasi, alat dan instrument ukur (ampere meter dll), rel (busbar). Dalam PHB juga terdapat alat bantu berupa lampu indicator, tombol-tombol operasi, rangkaian dan komponen kontrol. PHB merupakan bagian dari suatu sistem suplai. Sistem suplai itu sendiri pada umumnya terdiri atas : pembangkitan (generator), transmisi (penghantar), pemindahan daya (transformator). Sebelum tenaga listrik sampai ke peralatan konsumen seperti motor-motor, katup solenoid, pemanas, lampu-lampu penerangan, AC dan sebagainya, biasanya melalui PHB terlebih dahulu. Di dalam pembahasan selanjutnya pada modul ini hanya akan dibahas tentang PHB tegangan rendah. Di dalam memilih PHB yang akan dipakai dalam sistem, terdapat empat katagori yang dapat dipakai sebagai kriteria dalam pemilihan yaitu : Arus Yang dimaksud dengan arus ini adalah erat kaitannya dengan kapasitas PHB itu sendiri yang dipakai untuk melayani sejumlah beban yang sudah diperhitungkansebelumnya, sehingga dalam pemilihan PHB itu perlu mempertimbangkan besarnya arus yang akan mengalir di PHB tersebut. Yang berkaitan dengan arus ini hal-hal yang perlu dipertimbangkan adalah: 1) Rating arus rel 2) Rating arus saluran masuk 3) Rating arus saluran keluar 4) Rating kemampuan rel dalam menahan arus hubungan singkat Proteksi dan Instalasi Di dalam memilih PHB perlu dipertimbangkan pula kriteria pengaman dan pemasangannya yaitu antara lain : 1) Tingkat pengamanan 2) Metode instalasinya 3) Jumlah muka operasinya 4) Peralatan ukur untuk proteksi 5) Bahan selungkupnya Pemasangan Komponen PHB Terdapat beberapa macam pemasangan dalam pemasangan komponen PHB yaitu :

1) Pemasangan tetap (non-withdrawable) 2) Pemasangan yang dapat dipindah-pindah (removable) 3) Pemasangan sisttem laci (withdrawable) Aplikasi Bentuk dan konstruksi PHB yang ada dipasaran sangat banyak, sehingga susah untuk membedakan PHB jika dilihat dari bentuk fisiknya saja. Untuk membedakan PHB yang jenisnya sangat bervariasi akan lebih tepat jika ditinjau dari aplikasinya. Berikut adalah contoh dari beberapa pemakaian PHB yang lazim ditemui di lapangan : 1) PHB untuk penerangan dan daya 2) PHB untuk unit konsumen 3) PHB untuk distribusi sistem saluran penghantar (trunking) 4) PHB untuk perbaikan faktor daya 5) PHB untuk distribusi di Industri 6) PHB untuk distribusi motor-motor 7) PHB utama 8) PHB untuk distribusi 9) PHB untuk sub distribusi 10) PHB untuk sistem control Bentuk Konstruksi PHB PHB jika ditinjau dari segi bentuk konstruksinya, dapat dibedakan sebagai berikut : 1) Konstruksi Terbuka Pada jenis PHB dengan konstruksi terbuka ini pada bagian-bagian yang aktif atau bertegangan seperti rel beberapa peralatan, terminal dan penghantar dapat terlihat dan terjangkau dari segala sisi. Pemasangan PHB sistem terbuka ini hanya diijinkan pada ruangan yang tertutup dan hanya operator atau orang yang profesional yang boleh masuk dalam ruangan tersebut. 2) Konstruksi Semi -Tertutup PHB jenis ini berupa panel yang dilengkapi dengan pengaman yang dapat mencegah terjadi kontak dengan bagian-bagian yang bertegangan pada PHB. Pengaman ini pada umumnya dipasang pada bagian sakelar/tombol operasi muka, sehingga operator tidak mempunyai akses menyentuh bagian-bagian yang bertegangan pada PHB dari arah muka. Namun demikian pada panel jenis ini tidak semua sisi tertutup seperti contohnya pada bagian belakang dan sampingnya. Untuk itu PHB jenis ini pula hanya diijinkan dipasang pada ruangan tertutup dan hanya operator atau orang yang profesional yang boleh masuk ruangan tersebut.

3) Konstruksi Lemari PHB jenis konstruksi cubicle ini adalah tertutup pada semua sisinya, sehingga tidak ada akses untuk kontak dengan bagian yang bertegangan selama pengoperasian, karena konstruksi tertutup pada setiap sisinya, maka pemasangan PHB jenis ini tidak harus di tempat yang tertutup dan terkunci, atau dengan kata lain dapat dipasang pada tempat-tempat umum pengoperasian listrik. PHB jenis ini ada yang dibuat dengan sistem laci, yaitu komponen atau perlengkapan PHB ini dapat ditarik atau dilepas/untuk keperluan perbaikan atau pemeliharaan. Untuk memasang kembali dalam sistem, kita cukup mendorong ke dalam seperti kita mendorong laci. Pada PHB sistem laci ini bagian atau komponen yang bisa dilepas dan dipasang kembali, biasanya berupa sakelar pemisah atau pemutus tenaga untuk saluran masuk, saluran keluar dan sakelar penggandeng. 4) Konstruksi Kotak (Box) PHB jenis kotak (box) ini ada yang terbuat dari bahan isolasi, plat logam, baja tuang, dsb. Di dalam kotak tersebut sudah dilengkapi dengan tempat untuk pengikat pemasangan rel, sekering, sakelar kontraktor dsb.

Pemilihan PHB Untuk memudahkan dalam pemilihan PHB yang akan dipakai dalam sistem, ada beberapa pedoman yang dapat dipakai, yaitu : Membuat PHB induk 1) Rating arus peralatan harus sampai dengan 4000A 2) Bahan selungkup dari plat baja 3) Tinggi 2200 mm 4) Metode pemasangan peralatan PHB dengan sistem pemasangan tetap atau tidak tetap (withdrawable) 5) Kemampuan menahan arus hubungan singkat sampai dengan 176 ka 6) Tingkat pengamanan untuk selungkup IP 40 atau IP 54 Untuk PHB distribusi : 1) Rating arus peralatan sampai dengan 2000 A 2) Bahan selungkup berupa bahan isolasi, plat logam dan baja tuang 3) Penggunaan PHB box tinggi < 1000 mm 4) Pemasangan peralatan dalam panel dipasang secara tetap 5) Kemampuan menahan arus hubungan singkat sampai dengan 80kA 6) Tingkat pengaman sampai dengan IP 65 Jenis Bagian PHB Setiap PHB dibuat satu atau beberapa bagian yang mana untuk mengakomodasi jumlah item dari peralatan. Beberapa bagian PHB itu dibuat untuk memudahkan dalam perencanaan, dan rancang bangun. Gambar dibawah menunjukkan contoh dari tiga macam metode pemasangan perlengkapan bagian PHB, yaitu pemasangan dengan cara tetap (fix) mudah dipindah-pindah (removable) dan sistem laci (withdrawable), yang dicontohkan oleh diagram satu garis dari unit

pensuplai. Pada pemasangan dengan sistem tetap (fix) unit saluran keluar secara permanen dihubungkan ke rel melalui kabel atau penghantar rel. Untuk mengganti perlengkapan maka perlu diisolasi terhadap rel, kabel yang menuju ke motor dan kabel untuk kontrol, dan pengukuran yang dihubungkan secara langsung maupun melalui terminal harus diputuskan. Gambar di bawah adalah contoh dari bagian PHB dengan pemasangan tetap (fix) dengan menggunakan sekring HRC tegangan rendah yang dilengkapi dengan sakelar pemisah.

Untuk sistem yang dapat dipindah-pindah input diperoleh melalui sebuah kotak isolasi 3 fasa yang memberikan daya listrik dari rel ke perlengkapan dengan menggunakan tusuk kontak 3 fasa. Gambar dibawah menunjukkan unit tusuk kontak yang dipakai untuk mensuplai motor. Perbedaan dengan dua sistem yang telah dijelaskan di atas, pada sistem laci ini mempunyai keunggulan yaitu mudah dalam pelayanan dan keamanan. operatornya lebih terjamin. Pada sistem ini baik untuk saluran masuk dan keluar penyambungannya dengan sistem kontak tusuk, sehingga kita tidak perlu melepas kabel yang menuju ke motor, kecuali itu juga pada sistem laci (withdrawable) ini dilengkapi dengan sakelar pembatas pada rangkaian pengunci kumparan kontaktor yang berfungsi sebagai sakelar interlok mekanik untuk mencegah agar unit tidak bisa diaktifkan sebelum posisi dari unit pada waktu memasukkan betul-betul telah tersambung sempurna. Gambar dibawah, menunjukkan contoh dari unit perlengkapan sistem laci (withdrawable) bagian dari PHB yang dipakai untuk motor serta rangkaian dasarnya.

Deasin konstruksi dan spesifikasi dari berbagai jenis PHB adalah sangat penting untuk diketahui dan diidentifikasi dengan benar, dengan demikin tidak akan terjadi kesalahan dalam pimilihan PHB yang akan dipasang dalam sistem tenaga listrik. Dalam memilih PHB perlu dipertimbangkan hal-hal, seperti : dimana PHB tersebut akan dipasang, berapa kapasitas yang diperlukan, alat ukur dan proteteksi yang dibutuhkan, dsb.

You're Reading a Free Preview
Pages 7 to 15 are not shown in this preview.

You're Reading a Free Preview
Pages 20 to 25 are not shown in this preview.

BAB II

Panel adalah suatu lemari hubung atau suatu kesatuan dari alat penghubung, pengaman, dan pengontrolan untuk suatu instalasi kelistrikan yang ditempatkan dalam suatu kotak tertentu sesuai dengan banyaknya komponen yang digunakan.

Panel hubung bagi adalah peralatan yang berfungsi menerima energi listrik dari  PLN dan selanjutnya mendistribusikan dan sekaligus mengontrol penyaluran energi listrik tersebut melalui sirkit panel utama dan cabang ke PHB cabang atau  langsung melalui sirkit akhir ke beban yang berupa beberapa  titik lampu dan melalui kotak-kontak ke peralatan pemanfaatan listrik yang berada di dalam bangunan.

Sesuai dengan kegunaan dari panel listrik, maka dalam  perancangannya harus sesuai dengan syarat dan ketentuan serta standar panel listrik yang ada. Untuk  penempatan panel listrik hendaknya disesuaikan dengan situasi bangunan dan terletak ditempat yang mudah dijangkau dalam memudahkan pelayanan. Panel harus mendapatkan ruang yang cukup luas sehingga pemeliharaan, perbaikan, pelayanan dan lalu lintas dapat dilakukan dengan mudah dan aman.

Dalam penempatan panel ini sangat mempengaruhi proses kelangsungan penyaluran energi listrik, karena apabila penempatan dari panel

Berikut ini merupakan alat bantu yang di gunakan dalam perencanaan proyek instalasi phb kecuali
tersebut tidak diperhatikan maka kontinitas pelayanan panel tersebut tidak akan bertahan lama dan dapat mengurangi keandalan dalam penyaluran energi listrik.

Fungsi panel dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam yaitu (Drs.Aslimeri,M.T: 1991: 92) :

1.      Penghubung

Panel berfungsi untuk menghubungkan antara satu rangkaian listrik dengan rangkaian listrik lainnya pada suatu operasi kerja. Panel menghubungkan suplay tenaga listrik dari panel utama sampai ke beban-beban baik instalasi penerangan maupun instalasi tenaga.

2.      Pengaman

Suatu panel akan bekerja secara otomatis melepas sumber atau suplay tenaga listrik apabila terjadi gangguan pada rangkaian. Komponen yang berfungsi sebagai pengaman pada panel listrik ini adalah MCCB dan MCB.

3.      Pembagi

Panel membagi kelompok beban baik pada instalasi penerangan maupun pada instalasi tenaga. Panel dapat memisahkan atau membagi suplay tenaga listrik berdasarkan jumlah beban dan banyak ruangan yang merupakan  pusat beban.  Pembagian  tersebut  dibagi   menjadi   beberapa

group beban dan juga untuk membagi fasa R, fasa S, fasa T agar mempunyai beban yang seimbang antar fasa.

4.      Penyuplai

Panel menyuplai tenaga listrik dari sumber ke beban. Panel sebagai penyuplai, dan mendistribusikan tenaga listrik dari panel utama, panel cabang sampai ke pusat beban baik untuk instalasi penerangan maupun instalasi tenaga.

5.      Pengontrol

Fungsi panel sebagai pengontrol merupakan fungsi paling utama, karena dari panel tersebut masing-masing rangkaian beban dapat dikontrol. Seluruh beban pada bangunan baik instalasi penerangan maupun instalasi tenaga dapat dikontrol dari satu tempat.

Menurut PUIL 2000 ; 6.3.2 – 6.4.3 jenis panal hubung bagi terdiri-dari:

1.      Panel Hubung Bagi tertutup pasang dalam

Panel Hubung Bagi tertutup pasang dalam adalah panel yang sudah komponen-komponennya ditempatkan didalam kotak panel yang tertutup dan terpasang didalam ruangan.

2.      Panel Hubung Bagi tertutup pasang luar

Panel Hubung Bagi tertutup pasang luar adalah panel yang seluruh komponen-komponen ditempatkan didalam kotak panel yang tertutup dan dipasang diluar ruangan. Bahan yang digunakan harus tahan cuaca.

3.      Panel Hubung Bagi terbuka pasang dalam

Panel Hubung Bagi terbuka pasang dalam tidak boleh ditempatkan dekat saluran gas, saluran uap, saluran air atau saluran lainnya yang tidak ada kaitannya dengan Panel Hubung Bagi (PHB) tersebut.

4.      Panel Hubung Bagi terbuka pasang luar

Tampat pemasangan Panel Hubung Bagi (PHB) terbuka pasang luar harus merupakan perlengkapang yang tahan cuaca. Perlengkapan atau harus mempunyai saluran air sehingga dapat dicegah terjadinya genangan air.

Pada gedung Convention Central Graha Serambi Mekkah Padang Panjang, jenis dan tipe panel yang digunakan adalah panel hubung bagi tertutup pasang dalam, yaitu panel yang seluruh komponen-komponennya ditempatkan di dalam kotak panel yang tertutup dan dipasang di dalam ruangan.

Panel Hubung Bagi (PHB) tertutup pasang dalam banyak dijumpai pada konsumen atau pemakai yang digunakan sebagai tempat untuk menampung energi listrik dari jaringan PLN dan sebagai penyalur energi listrik ke pusat beban serta untuk menempatkan pengaman-pengaman instalasi listrik.

 Penempatan panel harus memenuhi syarat-syarat berikut ini sesuai dengan PUIL 2000 (6.3-6.4) yaitu :

1.                  Tinggi maksimal dari lantai 1,2 – 2m.

2.                  Di depan panel harus memiliki ruang bebas yang cukup luas.

3.                  Saat membuka panel ini tidak terganggu oleh benda apapun.

4.                  Pintu harus bisa terbuka penuh.

5.                  Panel dipasang pada tempat yang sesuai, kering dan berventilasi cukup.

Dalam suatu panel listrik terdapat komponen-komponen listrik yang diantaranya adalah MCB, MCCB, saklar/pemutus, sarana pengontrol ( push button, kontaktor), transformator arus, alat ukur dan lampu indikator, penghantar (kawat, kabel busbar dan terminal blok ) serta komponen pendukung lainnya.

1.                  MCB (Miniature Circuit Breaker)

Miniature Circuit Breaker atau yang dikenal dengan MCB pada dasarnya adalah suatu alat yang bekerja dengan cara semi otomatis yang dapat digunakan untuk pengaman terhadap beban lebih atau hubung singkat. MCB dapat memutuskan rangkaian arus listrik dengan cara mekanis ataupun secara otomatis.

Berikut ini merupakan alat bantu yang di gunakan dalam perencanaan proyek instalasi phb kecuali

Gambar 1. Pandangan Luar MCB

( http: // images. Google.co.id)

Prinsip kerja dari MCB adalah azas kerja termis (panas) dengan menggunakan bi-metal. Bila kawat resistansi yang terdapat pada bi-metal dialiri arus yang melebihi harga nominalnya, maka bi­metal akan bergerak atau melengkung akibat panas. Gerakan atau lengkungan ini akan menolak bagian mekanis dari MCB yang akan menyebabkan tuas MCB terlepas sehingga MCB dalam posisi OFF.

MCB terdiri dari MCB 1 pole dan 4 pole yang masing-masingnya mempunyai ukuran arus nominal yang berbeda-beda.

2.      MCCB (Mould Case Circuit Breaker)

Mould Case Circuit Breaker adalah salah satu pemutus rangkaian udara dalam bentuk kontak cetakan. Pemutus ini dirakit dalam unit terpadu dalam kotak bahan isolator.

Berikut ini merupakan alat bantu yang di gunakan dalam perencanaan proyek instalasi phb kecuali

Gambar 2. Pandangan Luar  MCCB Tiga Pole

( http: // images. Google.co.id)

Pada dasarnya MCCB fungsi dan kegunaannya sama dengan MCB tiga pole, yakni menghubungkan dan memutuskan arus listrik pada rangkaian tiga fasa. Perbedaannya adalah pemutusan arus pada MCCB dapat diatur dengan persentase 100 % sampai dengan 250 % dari arus nominal beban penuh sedangkan pada MCB rating arusnya tidak dapat diatur. Besarnya rating nominal sebagai pengaman motor untuk MCCB adalah 2,5 x In beban dan untuk MCB adalah sebesar 1,25 x In beban.

Pada gedung Convention Central Graha Serambi Mekkah Padang Panjang berdasarkan daya yang terpakai menggunakan MCCB 150 Amper. MCCB ini sangat dibutuhkan karena pada perancangan ini menggunakan panel utama.

3.      Saklar dan Pemutus

Menurut PUIL 2000 : 6.2.4 – 6.2.5 saklar harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

a.       Pada sisi penghantar masuk dari PHB yang berdiri sendiri harus dipasang satu saklar, sedangkan pada setiap penghantar keluar setidak-tidaknya dipasang satu proteksi arus.

b.      Saklar masuk untuk memutuskan aliran suplay PHB tegangan rendah harus mempunyai batas kemampuan minimum 10 amper, dan arus minimum sama besar dengan arus nominal penghantar masuk tersebut.

c.       Saklar keluar harus dipasang jika sirkit tersebut menyuplai tiga atau lebih PHB lain.

d.      Saklar keluar dihubungkan ke tiga buah motor/ perlengkapan listrik yang lain. Hal ini tidak berlaku jika motor atau perlengkapan listrik tersebut masing-masing kecil atau sama dengan 1,5 Kw dan letaknya dalam ruang yang sama.

e.       Saklar keluar dihubungkan ke tiga buah kotak-kontak yang masing-masing mempunyai arus nominal lebih dari 16 Amper.

f.       Saklar keluar mempunyai arus nominal 100 A atau lebih.

Persyaratan untuk pemutus, harus memenuhi aturan yang ada pada (PUIL 2000: 5.5.8.3 - 5.5.8.4):

1.      Sarana pemutus harus dapat memutuskan hubungan antara motor serta kendali dan semua penghantar suplai yang telah dibumikan, dan dirancang sedemikian rupa sehingga tidak ada kutub yang dapat dioperasikan tersendiri.

2.      Sarana pemutus harus dapat menunjukkan dengan jelas apakah sarana pemutus tersebut pada kedudukan terbuka atau tertutup.

3.      Sarana pemutus harus mempunyai kemampuan arus sekurang-kurangnya 115 % dari arus beban penuh.

4.      Sarana pemutus yang melayani beberapa motor atau melayani motor dan beban lainnya, harus mempunyai kemampuan arus sekurang-kurangnya 115 % dari jumlah arus beban pada keadaan beban penuh.

5.      Sarana pemutus harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga tampak dari tempat kendali.

6.      Jika sarana pemutus yang letaknya jauh dari motor, maka harus dipasang sarana pemutus lain  berdekatan  dengan  motor, atau sebagai

gantinya. Sarana pemutus yang letaknya jauh harus dapat dikunci pada kedudukan terbuka.

7.      Jika motor menerima daya listrik lebih dari satu sumber, maka harus dipasang sarana pemutus tersendiri untuk setiap sumber daya.

      Setiap saklar / pemutus sirkit harus mampu menyambung dan memutuskan arus yang dapat mengalir dalam keadaan penggunaan alat tersebut dan harus berfungsi sedemikian hingga tidak membahayakan operator.

Syarat dari pemakaian saklar dan pemutus (PUIL 2000: 4.12.1.2 - 4.12.1.3):

1.      Kutub Tunggal.

Setiap saklar atau pemutus sirkit kutub tunggal harus beroperasi pada penghantar aktif dari sirkit yang dihubungkan padanya.

2.      Sirkit Fase Banyak

Setiap saklar atau pemutus sirkit harus beroperasi pada semua penghantar aktif sirkit yang dihubungkan padanya. Kutub tunggal atau pemutus sirkit kutub tunggal harus beroperasi pada penghantar aktif dari sirkit.

4.      Sarana pengontrol

Sarana pengontrol atau pengendali adalah sarana yang mengatur tenaga listrik, yang dialirkan ke motor dengan cara yang sudah ditentukan. Di dalamnya termasuk juga sarana yang biasa digunakan untuk mengasut

dan menghentikan motor maupun beban listrik lainnya. Hal ini digunakan untuk memperlancar kelangsungan penyaluran sumber energi listrik.

a.       Saklar tombol tekan (Push button)

Saklar tombol tekan merupakan alat pembuka atau penutup rangkaian yang pengoperasiannya dilakukan dengan menekan tombol tersebut. Saklar ini berfungsi sebagai saklar bantu untuk pengoperasian kontaktor ataupun MCCB.

Push button ini terdiri dari 2 tipe, yaitu normally open (NO) dimana dalam keadaan normal berada pada posisi terbuka, dan normally close (NC) dimana dalam keadaan normal berada pada posisi tertutup. Pengoperasian antara NO dengan NC saling bertolak belakang.

Berikut ini merupakan alat bantu yang di gunakan dalam perencanaan proyek instalasi phb kecuali

       Normal switch                              Push to make                              Push to Break 

Gambar 3. Konstruksi Push Button

b.      Kontaktor

Kontaktor merupakan sejenis saklar/kontak yang bekerja dengan bantuan daya magnet listrik dan mampu melayani arus beban listrik yang besar dan mampu menyambung ataupun membuka rangkaian listrik secara berulang-ulang.

                        

Berikut ini merupakan alat bantu yang di gunakan dalam perencanaan proyek instalasi phb kecuali
   
Berikut ini merupakan alat bantu yang di gunakan dalam perencanaan proyek instalasi phb kecuali

Gambar 4. Pandangan Luar kontaktor .

( http: // images. Google.co.id)

Gaya magnet yang bekerja pada kontaktor dibangkitkan oleh kumparan. Kumparan kontaktor mempunyai sejumlah lilitan kawat berisolasi untuk memberikan belitan amper yang diperlukan untuk beroperasi pada arus kecil. Kumparan dibuat untuk operasi di atas kisaran 80 - 110 % ukuran kerja tegangan arus bolak-balik atau arus searah.

5.      Transformator Arus .

Pada panel listrik trafo arus berfungsi untuk mengontrol besar arus yang mengalir pada rangkaian. Transformator arus dibuat dengan perbandingan tertutup, karana tidak tersedianya ampermeter yang dapat mengukur arus yang sangat besar. Dengan adanya perbandingan  antara arus primer dan arus sekunder pada transformator arus, pada diukur berapapun besar arus yang mengalir dengan membuat perbandingan lilitan trafo yang sesuai dengan besar arus yang akan diukur.

6.      Alat Ukur dan Lampu Indikator

Alat ukur dan lampu indikator yang dipasang pada panel harus terlihat jelas dan harus ada petunjuk tentang besaran yang diukur dan gejala apa yang ditunjukkan. Untuk piranti ukur digunakan beberapa alat ukur yaitu:

a.     Alat Ukur Ampermeter

Ampermeter digunakan untuk mengukur arus yang disuplai beban. Alat ukur ini pemasangannya seri.

Berikut ini merupakan alat bantu yang di gunakan dalam perencanaan proyek instalasi phb kecuali

Gambar  5. Alat ukur Ampermeter

( htt: // images. Google.co.id)



Berikut ini merupakan alat bantu yang di gunakan dalam perencanaan proyek instalasi phb kecuali
 

Gambar 6. Rangkaian Amperemeter Pada Panel Listrik

( htt: // images. Google.co.id)

Sebelum dihubungkan langsung ke ampermeter piranti ukur ini biasanya menggunakan trafo CT (Current Transformer). Tratb arus ini digunakan untuk menyesuaikan arus yang diukur dengan alat ukur yang kita gunakan. Misalnya arus yang mengalir pada rangkaian instalasi sebesar 100 A maka akan terbaca pada ampermeter mungkin 1 atau 10 tergantung trafo yang dipasang.

b.    Alat Ukur Voltmeter

Voltmeter adalah alat ukur yang mengukur besaran tegangan yang mengalir pada suatu rangkaian instalasi listrik. Maksud pengukuran ini adalah untuk mengetahui besaran tegangan yang mengalir pada rangkaian tersebut, apakah mengalami penurunan (drop voltega) ataupun naik (over voltege).

Berikut ini merupakan alat bantu yang di gunakan dalam perencanaan proyek instalasi phb kecuali

Gambar  7. Alat ukur Voltmeter

( htt: // images. Google.co.id)

Besaran tegangan yang diukur adalah besaran tegangan fase dengan fase dan fase dengan netral. Karena pengukuran yang dilakukan lebih dari satu kali maka diperlukan suatu media perantara untuk mengalihkan satu pengukuran ke pengukuran yang lain yaitu menggunakan saklar rotasi switch. Pemasangan alat ukur ini paralel dengan sumber tegangan seperti gambar di bawah ini :



Berikut ini merupakan alat bantu yang di gunakan dalam perencanaan proyek instalasi phb kecuali
 

Gambar 8. Pemasangan Voltmeter

( htt: // images. Google.co.id)

c.    Lampu Indikator

Lampu indikator atau lampu tanda merupakan sebuah tanda yang menggambarkan bahwasanya aliran arus listrik pada panel dalam keadaan bekerja atau mengalir. Biasanya terdiri dari tiga warna lampu yaitu warna merah (fase R), kuning (fase S), dan hijau (fase T) yang dipasang pada pintu panel.

         

Berikut ini merupakan alat bantu yang di gunakan dalam perencanaan proyek instalasi phb kecuali

Gambar 9. Lampu Indikator.

( htt: // images. Google.co.id)

7.      Penghantar.

Penghantar yang akan digunakan untuk menyalurkan tenaga listrik harus dibuat dari bahan yang memenuhi syarat serta sesuai dengan tujuan penggunaannya, dan telah dikeluarkan atau telah diakui oleh instansi yang berwenang, dalam hal ini adalah LMK (Lembaga Meterologi Kelistrikan).

Berdasarkan dari bahan pembuatnya penghantar dapat dibagi atas dua bagian yaitu yang dibuat dari tembaga dan aluminium, dimana masing-masing mempunyai keuntungan dan kerugian.

Berikut identifikasi penghantar dengan warna berdasarkan (PUIL 2000):

a.     Pengunaan Warna Loreng Hijau-Kuning

Warna loreng-hijau hanya boleh digunakan untuk menandai penghantar pembumian, dan penghantar pengaman.

b.    Penggunaan Warna Biru

Warna biru digunakan untuk menandai penghantar netral atau kawat tengah pada instalasi listrik. Untuk menghindari kesalahan, warna tersebut tidak boleh digunakan untuk menandai warna penghantar lainnya. Warna biru hanya dapat digunakan untuk maksud lain, jika pada instalasi tersebut tidak terdapat penghantar netral atau kawat tengah. Warna biru tidak boleh digunakan untuk menandai penghantar pembumian.

c.       Penggunaan Warna Untuk Pengawatan Dengan Kabel Berinti Tunggal.

Untuk pengawatan di dalam perlengkapan listrik disarankan agar hanya menggunakan satu warna, khususnya warna hitam, selama tidak bertentangan dengan dua poin di atas.

d.    Pengenal Untuk Inti Atau Rel

Sebagai pengenal untuk inti atau rel digunakan warna, lambang, atau huruf seperti pada tabel berikut :

Tabel 1.Warna dan lambang pengenal penghantar

(PUIL 2000:300)

Inti atau Rel

Pengenal

Dengan Huruf

Dengan Lambang

Dengan Warna

1

2

3

4

A.    Instalasi arus bolak-balik:

            fasa satu

            fasa dua

            fasa tiga

            netral

Ll/R

L2/S

L3/T

Nasional

Merah Kuning Hitam

Biru

B.     Instalasi perlengkapan listrik:

            fasa satu

            fasa dua

            fasa tiga

U/X

V/Y

W/Z

Merah Kuning Hitam

C.     Instalasi arus searah:

            positif

            negatif

            kawat tengah

L +

L –

M

+

-

Biru

D.    Penghantar netral

N

Biru

E.     Penghantar pembumian

PE

Loreng hijau-kuning

Selain berdasarkan bahannya, penghantar dapat dibedakan juga atas:

a.       Kawat

Kawat adalah penghantar listrik yang berpenampang lingkaran tanpa isolasi penyekat, besar kecilnya penampang kawat menentukan kepada kemampuan hantar arus maksimum yang diperbolehkan mengalir. Kawat ini terdiri dari kawat berinti tunggal dan kawat berinti banyak.

b.      Kabel

Kabel adalah semua jenis hantaran berisolasi atau berselubung baik berbentuk solid atau berserabut. Penyatuan atau penyambungan satu atau lebih inti umumnya dilengkapi dengan selebung.

Dalam kotak panel hubung bagi kabel digunakan untuk menghubungkan satu komponen dengan komponen lain. Biasanya dipakai kabel jenis NYA dan NYM. Dan untuk menentukan besar penampang kabel disesuaikan besar arus yang melewati kabel serta jenis penghantar.

c.       Busbar

Busbar merupakan penghantar listrik yang berbentuk empat persegi panjang tanpa isolasi. Busbar biasanya ditempatkan di dalam panel yang bersifat menampung tenaga listrik guna menyalurkannya ke komponen lainnya. Pada penggunaanya busbar dipasang untuk keperluan fasa, netral, dan pembumian. Untuk membedakan antara fasa dan netral, busbar diberi cat dengan warna yang berbeda yakni:

1)      Fasa R (LI) dicat dengan warna merah

2)      Fasa S (L2) dicat dengan warna kuning

3)      Fasa T (L3) dicat dengan warna hitam

4)      Netral (N) dicat dengan warna biru

Busbar  yang digunakan pada PHB harus terbuat dari tembaga atau logam yang memenuhi persyaratan sebagai penghantar listrik. Besar arus yang mengalir dalam rel tersebut harus diperhitungkan sesuai kemampuan rel sehingga tidak akan menyebabkan suhu rel lebih dari 65° C. Sedangkan untuk memberi warna rel dan saluran harus dari jenis yang tahan terhadap kenaikan suhu yang diperbolehkan (PU1L: 2000: 6.6.4.1 - 6.6.4.3).

Pemasangan busbar untuk keperluan fasa dan netral di dalam sebuah panel listrik dipasang dengan menggunakan penyangga dari bahan isolasi, sedangkan untuk arde/pembumian langsung dihubungkan dengan bodi panel tersebut.

d.      Terminal Blok

Terminal blok merupakan sederetan terminal yang berguna untuk penyambungan dari rangkaian panel ke pemakaian. Terminal blok ini dapat dikategorikan sebagai pelengkap dan merupakan tempat penampungan. ”Terminal ini harus terbuat dari paduan tembaga atau logam lain yang memenuhi persyaratan yang berlaku serta mempunyai kemampuan sekurang-kurangnya sama dengan kemampuan saklar dari sirkit yang bersangkutan. Dudukan terminal harus terbuat dari bahan isolator yang tidak mudah pecah,rusak oleh gaya mekanis dan termis dari penghantar yang disambung pada terminal tersebut” (PUIL 2000 : 6.6.6 – 6.6.6.3 )

Melihat dari kondisi yang ada pada Gedung Convention Central Graha Serambi Mekkah, jenis PHB yang akan digunakan adalah PHB jenis tertutup pasang dalam.

Dalam pembuatan panel listrik perlu diperhatikan beberapa faktor yakni mengetahui berapa banyak rangkaian akhir yang akan dilayaninya, besar rating pengaman yang akan digunakan, besar box panel yang akan dirancang disesuaikan dengan dimensi dari komponen-komponen yang akan dipasang pada panel dan penempatan panel yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pada Gedung Convention Central Graha Serambi Mekkah Padang Panjang.

Adapun tahap-tahap dalam perencanaan sebuah panel listrik, yaitu:

1.      Menentukan Jumlah Rangkaian Akhir

Jumlah maksimum titik beban yang boleh dihubungkan paralel pada sebuah rangkaian akhir dengan pengaman pemutus daya atau pengaman lebur harus seperti pada tabel di bawah ini:

1

2

3

4

5

Jenis Sirkit

Diamankan dengan pemutus sirkit atau pengaman lebur kemampuan tinggi

Diamankan dengan pengaman lebur yang dapat dikawati kembali

Nilai pengenal dari gawai proteksi (a)

A

Jumlah titik sambung maksimum

Nilai pengenal dari gawai proteksi (a)

A

Jumlah titik sambung maksimum

Jenis Penerangan (c)

10

16

20

>25

20

25

40

Tidak terbatas

8

12

16

20

>25

20

20

25

40

Tidak terbatas

KKB atau KK fase tunggal atau fase banyak (b) 10A

Tanpa pengasut udara permanen

16

20

25

32

8

10

12

16

16

20

25

3

4

6

Dengan pengasut uadara permanen

(f)

16

20

25

32

15

20

25

35

16

20

25

3

4

6

KK fase tunggal atau fase banyak 15A

16

20

25

32

1

1

2

4

16

20

25

32

1

1

2

4

KK fase tunggal atau fase banyak 20A

20

25

32

1

1

2

20

25

32

1

1

2








Jumlah maksimum titik beban yang dapat dihubungkan paralel pada suatu sirkit akhir harus sesuai dengan tabel 2, dan jumlah titik beban yang dapat dihubungkan pada suatu sirkit akhir tergantung pada nilai pengenal gawai proteksi, yang nilai maksimumnya tidak boleh melebihi KHA penghantar sirkit (PUIL: 2000: 4.4.1.1).

2.      Menghitung Arus Nominal Beban

Berikut ini merupakan alat bantu yang di gunakan dalam perencanaan proyek instalasi phb kecuali
Untuk menentukan arus nominal beban digunakan rumus sebagai berikut:

                                    …………………………………………………..( 1 )  

Dimana:

In            : arus yang mengalir pada rangkaian (A)

P             : daya pada beban (W)

V            : tegangan beban (V)

Cos j    : faktor daya (0.8)

3.      Menentukan KHA Penghantar

Kemampuan Hantar Arus (KHA) sirkit akhir yang menyuplai beban tunggal tidak boleh mempunyai KHA kurang dari 125 % arus pengenal beban penuh. Di samping itu, untuk jarak jauh perlu digunakan penghantar yang cukup ukurannya hingga tidak terjadi susut tegangan yang berlebihan. Sedangkan untuk penghantar sirkit akhir yang menyuplai dua buah beban atau lebih, tidak boleh mempunyai KHA kurang dari jumlah arus beban penuh semua beban itu ditambah 125 % dari arus dari arus beban yang terbesar dalam kelompok tersebut.

Setelah dapat besar kemampuan hantar arus penghantar, maka kita dapat menentukan kabel jenis apa yang akan dipakai dan berapa besar penampang kabel tersebut.

KHA penghantar utama dan busber ditentukan dengan rumus:

KHA = KHA panghantar cabang dengan rangting arus beban  tertiggi + In beban pada cabang lainnnya…………………………………( 2 )

4.      Menentukan KHA Pengaman MCB / MCCB

Pengaman beban lebih yang akan digunakan pada tiap beban direncanakan menggunakan MCB. Penentuan rating MCB untuk satu beban pada satu rangkaian akhir dihitung menggunakan rumus:

Rating MCB = 1,25 x In beban………………………( 3 )

(PUIL 2000:180)

Untuk rating MCB pada penghantar cabang dilakukakan dengan metode yang sama dengan penentuan KHA. Untuk pengaman beban beban lebih dan arus hubung singkat pada panel direncanakan menggunakan MCCB yang pemakaiannya disesuaikan besar arus yang mengalir ke beban.

5.      Menentukan KHA Saklar Masuk

Cara menentukan kemampuan arus saklar yang digunakan adalah 1,15% dikali arus nominal yang mengalir yaitu dengan rumus:

In Saklar       = 1,15 % x In beban atau

= 1,15 x In beban……………………………….( 4 ).

(PUIL 2000:182).

6.      Menentukan Drop Tegangan

Adapun faktor yang mempengaruhi terjadinya drop tegangan adalah:

a.       Pemakaian penghantar yang terlalu panjang dari jarak pusat beban yang sebenarnya.

b.      Kecilnya luas penampang kabel yang digunakan.

Drop tegangan yang diperbolehkan berdasarkan Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) tahun 2000 yaitu untuk penerangan sebesar 2 % sedangkan untuk tenaga sebesar 5 %.

Jadi drop tegangan yang diizmkan sebesar 2 % x 220 V = 4,4 Volt dan untuk tenaga sebesar 5 % x 220 V - 11 Volt.

7.      Menentukan Jenis Pengaman Arus Bocor (Pembumian)

Untuk pengaman arus bocor (pembumian) digunakan elektroda pentanahan dengan besar tahanannya ditentukan dengan formula berikut:

Berikut ini merupakan alat bantu yang di gunakan dalam perencanaan proyek instalasi phb kecuali
 ………………………………………………….......( 5 )

1a = K x ln…………………………………………………....( 6 )

Dimana:

Rp      : tahanan pentanahan badan peralatan/instalasi (W)

Ia      : nilai nominal arus yang menyebabkan bekerjanya    pengaman arus lebih pada waktu 5 detik (A)

In       : arus nominal pengaman arus lebih (A)

K       : faktor yang nilainya tergantung pada karakteristik pengaman arus lebih. Untuk pengaman arus lebih nilai K berkisar antara 2,5 dan 5, sedangkan untuk pengaman lainnya antara 1,25 dan 3,5.

Untuk menentukan besar tahanan pentanahan yang diinginkan, dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut:



Berikut ini merupakan alat bantu yang di gunakan dalam perencanaan proyek instalasi phb kecuali
 

Dimana:

ρ1      : tahanan jenis tanah  ( Ω )

ρ        : tahanan jenis pembumian ( Ω-m ).

Tabel 3. Tahanan Pembumian pada Tahanan Jenis ρ1 = 100

Berikut ini merupakan alat bantu yang di gunakan dalam perencanaan proyek instalasi phb kecuali
-m

(PUIL: 2000: 81)

Jenis

elektroda

Pita atau penghantar

pilin

Batang atau pipa

Pelat vertical dengan sisi atas +/- 1 m

di bawah

permukaan tanah

Panjang (m)

Panjang (m)

Ukuran (m2)

10

25

50

100

1

2

3

5

0,5x1

1x1

Tahanan

pembumian

20

10

5

3

70

40

20

35

25

Sedangkan resistansi jenis tanah mempunyai nilai yang berbeda-bada seperti terliat pada tabel:

Tabel 4. resistansi Jenis Tanah

( Ija Darman : 2007 : 4.5.1 )

No

Klasifikasi / Jenis Tanah

Resistansi Jenis ( Ohm-m)

1

2

3

4

5

6

Tanah Rawa

Tanah Liat dan tanah Ladang    

Tanah Basah

Kerikil Basah

Pasar dan Kerikil Kering

Tanah Berbatu

30

100

200

500

1.000

3.000

Seperti contoh : Utama Mencapai resitansi pembumian sebesar 5 Ohm pada tanah liat atau tanah ladang dengan resistansi jinis 100 Ohm- meter,  diperlukan sebuah elektroda pita yang panjangnya 50 atau 4 buah elektroda batang yang panjangnya masing-masing 5 M. Dan jarak elektroda-elektroda tersebut menimum harus dua kali panjangnya elektroda.

Semua BKT PHB harus dibumikan ( bodi PHB, pintu PHB, rel netral yang tidak dilengkapi dengan gawai arus sita – GPAS, rel proteksi yang terpisah dari rel netral ). Rel pembumian harus di beri tanda jelas seperti; 1/- atau warna hijau-kuming.

8.      Merencanakan Konstruksi Panel Hubung Bagi

Konstruksi panel listrik ini dibuat sesuai dengan dengan cuaca dan lingkungan setempat dan dengan ketebalan dindingnya tertentu, hingga ketahanannya terhadap gaya mekanis memenuhi persyaratan (E. Setiawan: 1991: 52). Selain itu panel ini dibuat sedemikian rupa, artinya panjang, lebar, dan tingginya agar semua komponen yang diperlukan dapat terpasang dengan sempurna sebagaimana fungsi dan keguanaannya. Lemari hubung bagi juga harus di pasang pada tempat yang sesuai , kering dan berventilasi cukup. Sebagai finising tentunya dilakukan pengecatan untuk menambah keindahan sehingga tidak merusak suasana ruangan tempat pemasang.

Panel Hubung Bagi  (PHB) pada gedung Convention Central Graha Serambi Mekkah Padang Panjang, dibuat 4 buat dan di pasng pada tiap lantai. pada lantai 1 dipasang panel utama dan panel cabang. Pada lantai 2 dan lantai 3 dipasang panel cabang. 

BAB IV

ANALISIS DATA

DAN PERENCANAAN PANEL HUBUNG BAGI

A.    DESKRIPSI DATA

Deskripsi data yang dilakukan adalah dengan pengumpulan data yang dapat mendukung penulis dalam merencanakan panel listrik pada Gedung Convention Central Graha Serambi Mekkah Padang Panjang. Adapun data yang dimbil yaitu denah ruangan, daftar beban terpasang, rekapitulasi daya listrik yang akan dibangun pada Gedung Convention Central Graha Serambi Mekkah Padang Panjang.

Survey yang penulis lakukan untuk mengetahui beban-beban apa saja yang akan dipasang atau digunkan dapat dilihat pada table di bawah ini:

Table 5. Data Hasil Perancangan Instalasi Beban Terpasang pada lantai satu Gedung Convention Central Graha Serambi Mekkah Padang Panjang.

No

Jenis Ruangan

Jenis

Beban

Daya

(W)

Jumlah Titik

1

R. Lobby

Penerangan lampu TL-C

Stop Kontak

36

200

4

1

R. Selasar 1

Penerangan lampu TL-C

36

6

R. Selasar 2

Penerangan lampu TL-C

36

8

R. Tamu + Kamar Mandi

Penerangan lampu TL-C

Stop Kontak

36

200

4

R. Pantry

Penerangan lampu TL-C

36

1

R. Pelayan

Penerangan lampu TL-C

Stop Kontak

36

200

1

1

R. Shalat

Penerangan lampu TL-C

Stop Kontak

36

200

1

1

R. Service  + Kamar Mandi

Penerangan lampu TL-C

Stop Kontak

36

200

4

1

R. Tidur Tamu + Kamar Mandi

Penerangan lampu TL-C

Stop Kontak

36

200

2

1

R. Tadur + Kamar Mandi  1 - 19 Ruangan

Penerangan lampu TL-C

Stop Kontak

36

200

38

19

R. Keluarga

Penerangan lampu TL-C

Stop Kontak

36

200

8

2

R. Makan

Penerangan lampu TL-C

Stop Kontak

36

200

4

2

Teras 1

Penerangan lampu TL-C

36

6

Teras 2

Penerangan lampu TL-C

36

2

Teras 3

Penerangan lampu TL-C

36

2

Dapur

Penerangan lampu TL-C

36

4

Gudang

Penerangan lampu TL-C

36

1

Lorang Tangga 1

Penerangan lampu TL-C

36

2

Lorang Tangga 2

Penerangan lampu TL-C

36

2

Table 6. Data Hasil Perancangan Instalasi Beban Terpasang pada lantai dua Gedung Convention Central Graha Serambi Mekkah Padang Panjang.

No

Jenis Ruangan

Jenis

Beban

Daya

(W)

Jumlah Titik

1

R. Serbaguna

Penerangan lampu TLD

Stop Kontak

116

200

40

10

2

R. Persiapan

Penerangan lampu TL-C

Stop Kontak

36

200

4

2

3

R. Rias

Penerangan lampu TL-C

Stop Kontak

36

200

1

1

4

R. Shalat

Penerangan lampu TL-C

36

1

5

R. Tidur  + Kamar Mandi 1-9 Ruangan

Penerangan lampu TL-C

Stop Kontak

36

200

18

9

6

Pentas

Penerangan lampu TL-C

Stop Kontak

36

200

10

6

7

Gudang

Penerangan lampu TL-C

Stop Kontak

36

200

1

I

8

Balkon

Penerangan lampu TL-C

36

1

9

Salasar 1

Penerangan lampu TL-C

36

6

10

Salasar 2

Penerangan lampu TL-C

36

4

11

Lorong Tangga 1

Penerangan lampu TL-C

36

4

12

Lorong Tangga 2

Penerangan lampu TL-C

36

2

13

Tempat  Wudhu Pria 2

Penerangan lampu TL-C

36

2

14

Tempat Wudhu Wanita 2

Penerangan lampu TL-C

36

2

15

Toilet  Pria 2

Penerangan lampu TL-C

36

2

16

Toilet  Wanita 2

Penerangan lampu TL-C

36

2

Table 7. Data Hasil Perancangan Instalasi Beban Terpasang pada lantai tiga Gedung Convention Central Graha Serambi Mekkah Padang Panjang.

No

Jenis Ruangan

Jenis

Beban

Daya

(W)

Jumlah Titik

1

R. Tidur  + Kamar Mandi 1-9 Ruangan

Penerangan lampu TL-C

Stop Kontak

36

200

18

9

2

Salasar 1

Penerangan lampu TL-C

36

6

3

Salasar 2

Penerangan lampu TL-C

36

3

4

Lorong Tangga 1

Penerangan lampu TL-C

36

2

5

Lorong Tangga 2

Penerangan lampu TL-C

36

1

6

Balkon

Penerangan lampu TL-C

36

2

   Dari table-tabel di atas dapat di hitung total beban terpasang pada Gedung Convention Central Graha Serambi Mekkah Padang Panjang untuk beban penerangan dan beban tenaga lantai satu, lantai dua,  laintai  tiga        24.608 kW.

B.     MENGHITUNG KEMAMPUAN HANTAR ARUS (KHA) PADA SETIAP RANGKAIAN AKHIR DAN CABANG PANEL HUBUNG BAGI

Perencanaan Panel Hubung Bagi (PHB) ini dirancanakan untuk dapat menampung, mengamankan dan melayani kebutuhan listrik tiap ruang yang ada di tiap lantai  Gedung Convention Central Graha Serambi Mekkah Padang Panjang. Berdaasarkan teori yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat ditentukan kemampuan hantar arus pada tiap lantai.

Dalam menentukan jumlah maksimum titik sambung tiap rangkaian akhir beban penulis merujuk pada tabel 3, sedangkan untuk menentukan jumlah rangkaian akhir intalasi penerangan disesuaikanmenurut kelompok beban penerangan masing-masing ruangan. Panel yang akan direncanakan terdiri dari satu panel utama yng terletak pada lantai satu, serta tiga panel cabang yaitu terdiri dari panel cabang tiap-tiap lantai (lantai 1, lantai 2, lantai 3), maka dapat ditentukan kemampuan hantar arus pengaman pada setiap lantai, seperti penguraian di bawah ini :

1.      Pengaman Panel Hubung Bagi (PHB) Cabang Lantai I

Fassa R

No.

Group R

Jumlah Titik

Jumlah Daya (W)

Lampu PL-C 36W

S. Kontak 200 W

1.

R1

11

396

2.

R2

11

396

3.

R3

10

360

4.

R4

4

800

5.

R5

3

600

6

R6

3

600

Talal Daya Kuseluruhan 

3.152

Dari data table atas, maka dapat ditentukan kemampuan hantar arus pengaman pada setiap rangkaian akhir pada fasa R lantai 1, seperti penguraian di bawah ini :

1)   Group R1                                                   

Berikut ini merupakan alat bantu yang di gunakan dalam perencanaan proyek instalasi phb kecuali
In MCB  = 1,25 x 2,11A

               = 2,63 A

      KHA kabel NYM 2 x 2,5 mm2                          = 4 A                      

2)      Group R2                                                  

Berikut ini merupakan alat bantu yang di gunakan dalam perencanaan proyek instalasi phb kecuali
In MCB  = 1,25 x 2,11A

               = 2,63 A

                        KHA kabel NYM 2 x 2,5 mm2                          = 4 A  

3)      Group R3                                                  

Berikut ini merupakan alat bantu yang di gunakan dalam perencanaan proyek instalasi phb kecuali
In MCB  = 1,25 x 1,92A

               = 2,4 A

                        KHA kabel NYM 2 x 2,5 mm2 re                      = 4 A 

4)      Group R4                                                  

Berikut ini merupakan alat bantu yang di gunakan dalam perencanaan proyek instalasi phb kecuali
In MCB  = 1,25 x 4,27A

               = 5,33 A

                        KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2                          = 10 A        

5)      Group R5                                                  

Berikut ini merupakan alat bantu yang di gunakan dalam perencanaan proyek instalasi phb kecuali
                                                            In MCB  = 1,25 x 3,20 A

                                                                           = 4 A

                        KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2                          = 6 A 

6)      Group R5                                                  

Berikut ini merupakan alat bantu yang di gunakan dalam perencanaan proyek instalasi phb kecuali
                                                            In MCB  = 1,25 x 3,20 A

                                                                           = 4 A

            KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2                                      =  6 A          

b.      Fassa S

No.

Group R

Jumlah Titik

Jumlah Daya (W)

Lampu PL-C 36W

S. Kontak 200 W

1.

R1

11

396

2.

R2

11

396

3.

R3

11

396

4.

R4

3

600

5.

R5

3

600

6

R6

3

600

Talal Daya Kuseluruhan 

2.988

Dari data di atas, maka dapat ditentukan kemampuan hantar arus pengaman pada setiap rangkaian akhir pada fasa S, seperti penguraian di bawah ini :

1)      Group S1                                                  

Berikut ini merupakan alat bantu yang di gunakan dalam perencanaan proyek instalasi phb kecuali
In MCB  = 1,25 x 2,11A

               = 2,63 A

      KHA kabel NYM 2 x 2,5 mm2                          = A 

2)      Group S2                                                  

Berikut ini merupakan alat bantu yang di gunakan dalam perencanaan proyek instalasi phb kecuali
In MCB  = 1,25 x2,11A

               = 2,63 A

                        KHA kabel NYM 2 x 2,5 mm2                          = 4 A 

3)      Group S3                                                  

Berikut ini merupakan alat bantu yang di gunakan dalam perencanaan proyek instalasi phb kecuali
In MCB  = 1,25 x 2,11 A

               = 2,63 A

                        KHA kabel NYM 2 x 2,5 mm2                          = 4 A 

4)      Group S4                                                  

Berikut ini merupakan alat bantu yang di gunakan dalam perencanaan proyek instalasi phb kecuali
In MCB  = 1,25 x 3,20 A

               = 4 A

                        KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2                          = 6 A 

5)      Group S5                                                  

Berikut ini merupakan alat bantu yang di gunakan dalam perencanaan proyek instalasi phb kecuali
                                                            In MCB  = 1,25 x 3,20 A

                                                                           = 4 A

                        KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2                          = 6 A 

6)      Group S4                                                  

Berikut ini merupakan alat bantu yang di gunakan dalam perencanaan proyek instalasi phb kecuali
In MCB  = 1,25 x 3,20 A

               = 4 A

                        KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2                          = 6 A 

c.       Fassa T

No.

Group R

Jumlah Titik

Jumlah Daya (W)

Lampu PL-C 36W

S. Kontak 200 W

1.

R1

11

396

2.

R2

11

396

3.

R3

11

396

4.

R4

3

600

5.

R5

3

600

6

R6

3

600

Talal Daya Kuseluruhan 

2.988

Dari data di atas, maka dapat ditentukan kemampuan hantar arus pengaman pada setiap rangkaian akhir pada fasa T, seperti penguraian di bawah ini :

1)      Group T1                                                  

Berikut ini merupakan alat bantu yang di gunakan dalam perencanaan proyek instalasi phb kecuali
In MCB  = 1,25 x 2,11A

               = 2,63 A

      KHA kabel NYM 2 x 2,5 mm2                          = 4 A          

2)      Group T2                                                  

Berikut ini merupakan alat bantu yang di gunakan dalam perencanaan proyek instalasi phb kecuali
In MCB  = 1,25 x 2,11 A

               = 2,63 A

                        KHA kabel NYM 2 x 2,5 mm2                          = 4 A 

3)      Group T3                                                  

Berikut ini merupakan alat bantu yang di gunakan dalam perencanaan proyek instalasi phb kecuali
In MCB  = 1,25 x 2,11 A

               = 2,63 A

                        KHA kabel NYM 2 x 2,5 mm2                          = 4 A 

4)      Group T4                                                  

Berikut ini merupakan alat bantu yang di gunakan dalam perencanaan proyek instalasi phb kecuali
In MCB  = 1,25 x 3,20 A

               = 4 A

                        KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2                          = 6 A 

5)      Group T5                                                  

Berikut ini merupakan alat bantu yang di gunakan dalam perencanaan proyek instalasi phb kecuali
                                                            In MCB  = 1,25 x 3,20 A

                                                                           = 4 A

                        KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2                          = 6 A 

6) Group S4                                                   

Berikut ini merupakan alat bantu yang di gunakan dalam perencanaan proyek instalasi phb kecuali
In MCB  = 1,25 x 3,20 A

               = 4 A

                        KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2                          = 6 A 

Berdasarkan rincian diatas yang mana semua pengaman pada masing-masing fassa yang dibagi pada bagian rangkaian akhir, maka dapat dihitung pengaman cabang pada setiap fassa lantai 1 seperti berikut :

Fassa R = 1,25 x 2,63 + 2,63 + 2,4 + 5,33 + 4+4

             =  26,23 A

             =  36 A

             KHA kabel NYM 3 x 10 mm2

Fassa S = 1,25 x 2,63 + 2,63 + 2,63 + 4 + 4 +4

             =  24,86 A

             =  36 A

             KHA kabel NYM 3 x 10 mm2

Fassa T = 1,25 x 2,63 + 2,63 + 2,63 + 4 + 4 +4

             =  24,86 A

             =  36 A

             KHA kabel NYM 3 x 10 mm2

Penghantar / kabel yang digunakan pada panel lantai 1 ini adalah KHA kabel jinis NYM  2 x 2,5 mm²  untuk  beban  penerangan  dan NYM 3 x  2,5 mm² untuk beban tenaga atau kontak-kontak..

1.      Pengaman Panel Hubung Bagi (PHB) Cabang Lantai II

a.       Fassa R

No.

Group R

Jumlah Titik

Jumlah Daya (W)

Lampu TLD 40 W

Lampu PL-C 20 W

S. Kontak 100 W

1.

R1

5

580

2.

R2

4

464

3.

R3

5

580

4

R4

12

432

5

R5

10

360

6

R6

3

600

7

R7

3

600

8

R8

3

600

Talal Daya Kuseluruhan 

4.216

Dari data tabek di atas, maka dapat ditentukan kemampuan hantar arus pengaman pada setiap rangkaian akhir pada fasa R lantai 1 seperti penguraian di bawah ini :

1)      Fassa R1                                                   

Berikut ini merupakan alat bantu yang di gunakan dalam perencanaan proyek instalasi phb kecuali
In MCB  = 1,25 x 3,10A

               = 3,87 A

      KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2                          = 6 A

2)      Passa  R2                                                  

Berikut ini merupakan alat bantu yang di gunakan dalam perencanaan proyek instalasi phb kecuali
In MCB  = 1,25 x 2,48 A

               =  3,1 A

                        KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2                          = 6 A

3)      Fassa  R3                                                  

Berikut ini merupakan alat bantu yang di gunakan dalam perencanaan proyek instalasi phb kecuali
In MCB  = 1,25 x 3,10 A

               = 3,87 A

                        KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2                          = 4 A  

4)      Group R4                                                 

Berikut ini merupakan alat bantu yang di gunakan dalam perencanaan proyek instalasi phb kecuali
In MCB  = 1,25 x 2,31A

               = 2,88 A

                        KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2                          = 4 A 

5)      Group R5                                                 

Berikut ini merupakan alat bantu yang di gunakan dalam perencanaan proyek instalasi phb kecuali
                                                            In MCB  = 1,25 x 1,92 A

                                                                           =  2,4 A

                        KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2                          = 6 A 

6)      Group R6                                                 

Berikut ini merupakan alat bantu yang di gunakan dalam perencanaan proyek instalasi phb kecuali
                                                            In MCB  = 1,25 x 3,20 A

                                                                            = 4 A

KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2                           =  6 A         

7)      Group R7                                                 

Berikut ini merupakan alat bantu yang di gunakan dalam perencanaan proyek instalasi phb kecuali
                                                            In MCB  = 1,25 x 3,20 A

                                                                            = 4 A

KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2                           =  6 A         

8)      Group R8                                                 

Berikut ini merupakan alat bantu yang di gunakan dalam perencanaan proyek instalasi phb kecuali
                                                            In MCB  = 1,25 x 3,20 A

                                                                            = 4 A

KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2                           =  6 A         

b.      Fassa S

No.

Group R

Jumlah Titik

Jumlah Daya (W)

Lampu TLD 40 W

Lampu PL-C 20 W

S. Kontak 100 W

1.

R1

4

464

2.

R2

5

580

3.

R3

4

464

4

R4

10

360

5

R5

9

324

6

R6

4

800

7

R7

3

600

8

R8

3

600

Talal Daya Kuseluruhan 

4.192

Dari data di atas, maka dapat ditentukan kemampuan hantar arus pengaman pada setiap rangkaian akhir pada fasa S, seperti penguraian di bawah ini :

1)      Group S1                                                  

Berikut ini merupakan alat bantu yang di gunakan dalam perencanaan proyek instalasi phb kecuali
In MCB  = 1,25 x 3,10A

               =  3,87 A

      KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2                          = 6 A          

2)      Group S2                                                  

Berikut ini merupakan alat bantu yang di gunakan dalam perencanaan proyek instalasi phb kecuali
In MCB  = 1,25 x 2,48 A

               = 3,1A

                        KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2                          = 6 A 

3)      Group S3                                                  

Berikut ini merupakan alat bantu yang di gunakan dalam perencanaan proyek instalasi phb kecuali
In MCB  = 1,25 x 3,10 A

               = 3,87 A

                        KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2                          = 6 A 

4)      Group S4                                                  

Berikut ini merupakan alat bantu yang di gunakan dalam perencanaan proyek instalasi phb kecuali
In MCB  = 1,25 x 2,31A

               = 2,88 A

      KHA kabel NYM 2 x 2,5 mm2                          =  6A          

5)      Group S5                                                  

Berikut ini merupakan alat bantu yang di gunakan dalam perencanaan proyek instalasi phb kecuali
In MCB  = 1,25 x 1,92A

               = 2,4 A

                        KHA kabel NYM 2 x 2,5 mm2                          = 4 A 

6)      Group S3                                                  

Berikut ini merupakan alat bantu yang di gunakan dalam perencanaan proyek instalasi phb kecuali
In MCB  = 1,25 x 3,20 A

               =  4 A

                        KHA kabel NYM 2 x 2,5 mm2                          = 4 A 

7)      Group S4                                                  

Berikut ini merupakan alat bantu yang di gunakan dalam perencanaan proyek instalasi phb kecuali
In MCB  = 1,25 x 3,20 A

               = 4 A

                        KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2                          = 6 A 

8)      Group S5                                                  

Berikut ini merupakan alat bantu yang di gunakan dalam perencanaan proyek instalasi phb kecuali
                                                            In MCB  = 1,25 x 3,20 A

                                                                           = 4 A

                        KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2                          = 6 A 

c.       Fassa T

No.

Group R

Jumlah Titik

Jumlah Daya (W)

Lampu TLD 40 W

Lampu PL-C 20 W

S. Kontak 100 W

1.

R1

5

580

2.

R2

4

580

3.

R3

5

464

4

R4

8

288

5

R5

9

324

6

R6

4

800

7

R7

3

600

8

R8

3

600

Talal Daya Kuseluruhan 

4.236

Dari data di atas, maka dapat ditentukan kemampuan hantar arus pengaman pada setiap rangkaian akhir pada fasa T, seperti penguraian di bawah ini :

1)      Group T1                                                  

Berikut ini merupakan alat bantu yang di gunakan dalam perencanaan proyek instalasi phb kecuali
In MCB  = 1,25 x 3,10A

               = 3,87 A

      KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2 re                      = 6 A                       

2)      Group T2                                                  

Berikut ini merupakan alat bantu yang di gunakan dalam perencanaan proyek instalasi phb kecuali
In MCB  = 1,25 x 3,10 A

               =  3,87 A

                        KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2                          = 6 A  

3)      Group T3                                                  

Berikut ini merupakan alat bantu yang di gunakan dalam perencanaan proyek instalasi phb kecuali
In MCB  = 1,25 x 2,84 A

               = 3,1 A

                        KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2                          = 6 A

4)      Group T2                                                  

Berikut ini merupakan alat bantu yang di gunakan dalam perencanaan proyek instalasi phb kecuali
In MCB  = 1,25 x 1,54 A

               =  1,92A

                        KHA kabel NYM 2 x 2,5 mm2                          = 4 A 

5)      Group T3                                                  

Berikut ini merupakan alat bantu yang di gunakan dalam perencanaan proyek instalasi phb kecuali
In MCB  = 1,25 x 1,73 A

               = 2,16 A

                        KHA kabel NYM 2 x 2,5 mm2                          = 4 A 

6)      Group T4                                                  

Berikut ini merupakan alat bantu yang di gunakan dalam perencanaan proyek instalasi phb kecuali
In MCB  = 1,25 x 4,27 A

               = 5,33 A

                        KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2                          = 10 A        

7)      Group T5                                                  

Berikut ini merupakan alat bantu yang di gunakan dalam perencanaan proyek instalasi phb kecuali
                                                            In MCB  = 1,25 x 3,20 A

                                                                           = 4 A

                        KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2                          = 6 A 

8) Group S4                                                   

Berikut ini merupakan alat bantu yang di gunakan dalam perencanaan proyek instalasi phb kecuali
In MCB  = 1,25 x 3,20 A

               = 4 A

                        KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2                          = 6 A 

Berdasarkan data di atas yang mana  pengaman pada masing fassa yang dibagi ditiap rangkaian akhir, maka dapat di hitung pengaman cabang pada setiap fassa seperti penguraian di bawah ini :

Fassa R = 1,25 x 3,87 + 3,1 + 3,87 + 2,88 + 2,4 + 4 + 4 + 4

             =  35,15 A

             =  50 A

             KHA kabel NYM 3 x 10 mm2

Fassa S = 1,25 x 3,1 + 3,87 + 3,1 + 2,4 + 2,16 + 5,33 + 4 + 4

             =  34,45 A

             =  50 A

             KHA kabel NYM 3 x 10 mm2

Fassa T = 1,25 x 3,87 + 3,97 + 3,1 + 1,92 + 2,16 + 5,33 + 4 + 4

             =  35,27 A

             =  50 A

             KHA kabel NYM 3 x 10 mm2

2.      Pengaman Panel Hubung Bagi (PHB) Cabang Lantai III

a.       Fassa R

No.

Group R

Jumlah Titik

Jumlah Daya (W)

Lampu PL-C 36W

S. Kontak 200 W

1.

R1

11

396

2.

R2

3

600

Talal Daya Kuseluruhan 

996

Dari data di atas, maka dapat ditentukan kemampuan hantar arus pengaman pada setiap rangkaian akhir pada fasa R, seperti penguraian di bawah ini :

1)      Group R1                                                 

Berikut ini merupakan alat bantu yang di gunakan dalam perencanaan proyek instalasi phb kecuali
In MCB  = 1,25 x 211 A

               = 2,63 A

      KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2                          = 4 A          

2)      Group R2                                                 

Berikut ini merupakan alat bantu yang di gunakan dalam perencanaan proyek instalasi phb kecuali
                                                            In MCB  = 1,25 x 3,20 A

                                                                           = 4 A

                        KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2                          = 6 A 

b.      Fassa S

No.

Group R

Jumlah Titik

Jumlah Daya (W)

Lampu PL-C 36W

S. Kontak 200 W

1.

R1

11

396

2.

R2

3

600

Talal Daya Kuseluruhan 

996

Dari data di atas, maka dapat ditentukan kemampuan hantar arus pengaman pada setiap rangkaian akhir pada fasa S, seperti penguraian di bawah ini :

a.       Group S1                    

Berikut ini merupakan alat bantu yang di gunakan dalam perencanaan proyek instalasi phb kecuali
In MCB  = 1,25 x 211 A

               = 2,63 A

      KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2                          = 4 A          

2) Group S2                                                   

Berikut ini merupakan alat bantu yang di gunakan dalam perencanaan proyek instalasi phb kecuali
                                                            In MCB  = 1,25 x 3,20 A

                                                                           = 4 A

                        KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2                          = 6 A 

c.       Fassa T

No.

Group R

Jumlah Titik

Jumlah Daya (W)

Lampu PL-C 36W

S. Kontak 200 W

1.

R1

11

396

2.

R2

3

600

Talal Daya Kuseluruhan 

690

Dari data di atas, maka dapat ditentukan kemampuan hantar arus pengaman pada setiap rangkaian akhir pada fasa T, seperti penguraian di bawah ini :

1)      Group T1                                                  

Berikut ini merupakan alat bantu yang di gunakan dalam perencanaan proyek instalasi phb kecuali
In MCB  = 1,25 x 1,92A

               = 2,4 A

      KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2                          = 4 A           

2) Group S2                                                   

Berikut ini merupakan alat bantu yang di gunakan dalam perencanaan proyek instalasi phb kecuali
                                                            In MCB  = 1,25 x 3,20 A

                                                                           = 4 A

                        KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2                          = 6 A 

Berdasarkan data di atas yang mana  pengaman pada masing fassa yang dibagi ditiap rangkaian akhir, maka dapat di hitung pengaman cabang pada setiap fassa seperti penguraian di bawah ini :

Fassa R = 1,25 x 2,63 + 4

             =  8,28 A

             =  12 A

             KHA kabel NYM 3 x 10 mm2

Fassa S = 1,25 x 2,63 + 4

             =  8,28 A

             =  12 A

             KHA kabel NYM 3 x 10 mm2

Fassa T = 1,25 x 2,4 + 4

             =  8 A

             =  12 A

             KHA kabel NYM 3 x 10 mm2

C.    MENGHITUNG KEMAMPUAN HANTAR ARUS PENGAMAN UTAMA

Menhitung pengaman panel cabang dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

In MCB = 1.25 x In terbesar + In lainnya.

1.      Pengaman Panel Hubung Bagi (PHB) Cabang Lantai I

In MCB     =    1,25 x 26,23 + 24,86 + 24,86

                  =    94,93 A

                  =    120 A

KHA kabel NYFGbY 5 x 25 mm2

2.      Pengaman Panel Hubung Bagi (PHB) Cabang Lantai II

In MCB     =    1,25 x 35,15 + 34,45 + 35,27

                  =    131,08 A

                  =    160 A

KHA kabel NYFGbY 5 x 25 mm2

3.      Pengaman Panel Hubung Bagi (PHB) Cabang Lantai III

In MCB     =    1,25 x 8,28 + 8,28 + 8

                  =    30,7 A

                  =    36A

KHA kabel NYFGbY 5 x 25 mm2

Pengantar / kabel yang digunakan pada Panek Hubung Bagi (PHB) cabang adalah KHA kabel jenis NYFGbY 4 x 10 mm2

Dari data di atas, dapat dihitung pengaman Panel Hubung Bagi (PHB) MCCB Utama dengan rumus yang sama dengan penghiyungan pengaman  Panel Hubung Babi (PHB) cabang yaitu 1.25 x In arus yang mengalir pada rangkai. Jadi utama sebagai berikut:

In MCCB = 1,25 x 94,93 + 131,08 + 30,7

                 = 3,20,88 A

                                      = 500 A

KHA kabel NYFGbY 5 x 25 mm2

D.    MENGHITUNG DROP TEGANGAN ANTARA PANEL KE PANEL

Drop tegangan yang diperbolehkan berdasarkan Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) tahun 2000 yaitu untuk penerangan sebesar 2 % sedangkan untuk tenaga sebesar 5 %. Dalam proyek akhir ini penulis menghitung drop tegangan dari panel utama ke panel cabang digunakan persamaan:

Berikut ini merupakan alat bantu yang di gunakan dalam perencanaan proyek instalasi phb kecuali
       atau          
Berikut ini merupakan alat bantu yang di gunakan dalam perencanaan proyek instalasi phb kecuali

(E. Setiawan: 1992:145)

Dimana:

A                   : luas penampang kabel (mm2)

L                   : panjang penghantar (M)

I                    : besar arus yang mengalir pada penghantar (A)

ρ                    : tahanan jenis kabel (Q)

COS j          : faktor daya (0.8)

Jadi drop tegangan yang diizmkan sebesar 2 % x 220 V = 4,4 Volt dan untuk tenaga sebesar 5 % x 220 V = 11 Volt.

Maka Drop Tegangan dapat ditentukan yaitu :

  1. Drop Tegangan Pada Panel Utama Dengan Panel I

Diketahui jarak antara keduanya adalah 2 m dengan penghantar yang digunakan adalah jenis NYFGbY dengan ukuran 5 x 25 mm2 sedangkan arus yang akan mengalir sebesar 94,93 A, maka drop tegangannya adalah:

Berikut ini merupakan alat bantu yang di gunakan dalam perencanaan proyek instalasi phb kecuali

Berikut ini merupakan alat bantu yang di gunakan dalam perencanaan proyek instalasi phb kecuali

 = 0,32 Vollt.

  1. Drop Tegangan Pada Panel Utama Dengan Panel II

Diketahui jarak antara keduanya adalah 6 m dengan penghantar yang digunakan adalah jenis NYFGbY dengan ukuran 5 x 25 mm2 sedangkan arus yang akan mengalir sebesar 131,08 A, maka drop tegangannya adalah

Berikut ini merupakan alat bantu yang di gunakan dalam perencanaan proyek instalasi phb kecuali

Berikut ini merupakan alat bantu yang di gunakan dalam perencanaan proyek instalasi phb kecuali

          = 2,52 Vollt.

  1. Drop Tegangan Pada Panel Utama Dengan Panel III

Diketahui jarak antara keduanya adalah 10 m dengan penghantar yang digunakan adalah jenis NYFGbY dengan ukuran 5 x 25 mm2 sedangkan arus yang akan mengalir sebesar 108,60 A, maka drop tegangannya adalah:

Berikut ini merupakan alat bantu yang di gunakan dalam perencanaan proyek instalasi phb kecuali

Berikut ini merupakan alat bantu yang di gunakan dalam perencanaan proyek instalasi phb kecuali

 = 0,98 Vollt

E.     MENENTUKAN JENIS PENGAMAN ARUS BOCOR (PEMBUMIAN)

Untuk pengaman arus bocor (pembumian) digunakan elektroda pentanahan dengan besar tahanannya ditentukan dengan formula berikut:

Berikut ini merupakan alat bantu yang di gunakan dalam perencanaan proyek instalasi phb kecuali
                      1a = K x ln

 (E. Setiawan, 2002:236)

Dimana:

Rp       :tahanan pentanahan badan peralatan/instalasi (W)

Ia         :nilai nominal arus yang menyebabkan bekerjanya    pengaman arus lebih pada waktu 5 detik (A)

            In         :arus nominal pengaman arus lebih (A)

K         :faktor yang nilainya tergantung pada karakteristik pengaman arus lebih. Untuk pengaman arus lebih nilai K berkisar antara 2,5 dan 5, sedangkan untuk pengaman lainnya antara 1,25 dan 3,5.

Maka dapat ditentukan tahanan pembumian seperti dibawah ini :

Berikut ini merupakan alat bantu yang di gunakan dalam perencanaan proyek instalasi phb kecuali
 

Dari hasil pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan elektroda jenis stingrod dengan panjang 1.25 m didapat tahanan pentanahannya (Rg) 2.25 maka untuk penambahan panjang 5 m elektroda didapatberkurangnya tahanan pentanahan sebesar :

Berikut ini merupakan alat bantu yang di gunakan dalam perencanaan proyek instalasi phb kecuali

Ini berarti dengan panjang elektroda 6.25 m akan mendapatkan tahanan pentanahan sebesar: 2.25-0.25 = 1.8 Ω

Jika untuk mendapatkan tahanan pentanahan yang mendekati hasil perhitungan maka elektroda tersebut diparalelkan sebanyak 8 buah maka dapat dihitung besar tahanan pentanahan menjadi:

Berikut ini merupakan alat bantu yang di gunakan dalam perencanaan proyek instalasi phb kecuali
Berikut ini merupakan alat bantu yang di gunakan dalam perencanaan proyek instalasi phb kecuali
Berikut ini merupakan alat bantu yang di gunakan dalam perencanaan proyek instalasi phb kecuali
Berikut ini merupakan alat bantu yang di gunakan dalam perencanaan proyek instalasi phb kecuali
Berikut ini merupakan alat bantu yang di gunakan dalam perencanaan proyek instalasi phb kecuali
Berikut ini merupakan alat bantu yang di gunakan dalam perencanaan proyek instalasi phb kecuali
Berikut ini merupakan alat bantu yang di gunakan dalam perencanaan proyek instalasi phb kecuali
Berikut ini merupakan alat bantu yang di gunakan dalam perencanaan proyek instalasi phb kecuali
Berikut ini merupakan alat bantu yang di gunakan dalam perencanaan proyek instalasi phb kecuali
Berikut ini merupakan alat bantu yang di gunakan dalam perencanaan proyek instalasi phb kecuali

Berikut ini merupakan alat bantu yang di gunakan dalam perencanaan proyek instalasi phb kecuali

Rp = 0,2225

F.     DIMENSI KOMPONEN-KOMPONEN PANEL HUBUNG BAGI

Komponen pengaman yang digunakan harus jelas dan dapat bekerja sebagaimana fungsi dan kegunaannya. Pengaman yang digunakan penulis adalah sebagai berikut :

1.      Dimensi MCCB / MCB 500 A

-          Merk                                              : Merlin Gerin

-          Tegangan Kerja                             : 380 / 600 Volt 3 fase

-          Dimensi                                         :  P : 120 mm L : 75 mm

                                                               T : 95 mm

2.      Dimensi MCB 3 f

-          Merk                                              : Merlin Gerin

-          Tegangan Kerja                             : 220 - 250 Volt 1 fase

-          Dimensi                                         :     P : 95 mm  L : 70 mm

                                                                  T : 80 mm

3.      Dimensi MCB 1f

-          Merk                                              : Merlin Gerin

-          Tegangan Kerja                             : 220 - 250 Volt 1 fase

-          Dimensi                                         :     P : 80 mm  L : 18 mm

                                                                  T : 70 mm

4.      Dimensi Kontaktor

-          Merk                                              : Merlin Gerin

-          Tegangan Kerja                             : 380 Volt 3 fase

-          Teganagan Coil                             : 380 Volt

-          Dimensi                                         :     P : 10 cm   L : 10 cm

                                                                  T : 15 cm

5.      Dimensi Puss Botton

-          Merk                                              : National

-          Tegangan Kerja                             : 220 - 250 Volt 1 fase

-          Dimensi                                         : D : 9,5 cm     T : 5,5 cm

6.      Dimensi Lampu Indikator

-          Tegangan Kerja                             : 220 - 250 Volt 1 fase

-          Arus Nominal                                : 5 A

-          Dimensi                                         : D : 2 cm        T : 5 mm

7.      Dimensi Alat Ukur Ampermeter dan Voltmeter

-          Tegangan Kerja                             : 220 - 250 Volt 1 fase

-          Arus Nominal                                : Untuk Ampere Meter : 50 A

                                                               Untuk Voltmeter : 220 – 400 V

-          Dimensi                                         :     P : 5 cm   L : 5 cm    T : 6,5 cm

8.      Dimensi Saklar Rotasi Switch

-          Tegangan Kerja                             : 220 - 250 Volt 1 fase

-          Dimensi                                         :     P : 6,5cm   L : 5,5 cm   T : 6,5 cm

9.      Dimensi Rel / Bustbar

-          Tegangan Kerja                             : 220 - 250 Volt 1 fase

-          Dimensi                                         :     P : 30 cm   L : 3 cm   T : 150 mm

10.  Dimensi Saklar Masuk TPST

-          Tegangan Kerja                             : 220 - 250 Volt 1 fase

-          Arus Perbandingan                       : 1 : 50 A

-          Dimensi                                         :     P : 7 cm     L : 3 cm     T : 9 cm

G.    PERENCANAAN KONSTRUKSI PANEL HUBUNG BAGI

Konstruksi panel listrik ini penulis rencanakan menggunakan plat baja dengan ketebalan 3 mm, karena panel tersebut harus kuat dan kokoh serta tahan terhadap perubahan cuaca dan tahan terhadap gaya mekanis. Panel yang dibuat harus disesuaikan dengan dimensi komponen-komponen kelengkapan dalam panel sehingga dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

Semua komponen yang akan ditempatkan dalam panel maupun yang akan dipasang pada pintu panel diatur sedemikian rupa sehingga aman dari terganggunya komponen yang sedang beroperasi dan persinggungan antar komponen. Selain itu sedapat mungkin panel mudah dalam pengoperasian dan pemasangan.

a.       Konstruksi panel utama

a.       Konstruksi kotak panel

Panel utama ini terbuat dari bahan plat baja dengan ketebalan 3 mm, komponen yang dipasang pada panel ini adalah komponen utama saja, diantaranya TPST, TPDT, rotari switch, kontaktor, MCCB 3φ, MCB 3 φ dan  busbar. Maka penulis merencanakan dimensi panel ini dengan ukuran lebar 80 cm, panjang 60 cm, dengan ketebalan 20 cm seperti pada gambar terlampir pada lampiran.

b.      Konstruksi pintu dan tutup panel

Tutup panel dimaksudkan adalah menutup bagian yang bertegangan, agar tidak membahayakan. Selain itu tutup panel ini juga berfungsi untuk menutup komponen-komponen yang ada didalam panel agar panel terlihat rapi. Penutup panel ini memiliki ukuran panjang 79 cm. lebar 59 cm, dan pada penutup ini dibuat lubang-lubang yang ukurannya disesuaikan dengan komponen yang akan dipasang pada panel tersebut agar memudahkan dalam pemeliharaan dan pemeriksaan apabila terjadi gangguan.

Pada penutup ini juga dipasang alat ukur, saklar tegangan, dan lampu indikator sehingga dengan melihat penutup saja operator dapat mengetahui kondisi panel tersebut.

Pintu panel dibuat selayaknya pintu yang bisa dibuka dan ditutup, dan harus dapat dibuka secara bebas tanpa ada halangan sehingga dapat dibuka secara penuh. Pintu ini berfungsi sebagai pengaman terhadap gangguan lingkungan sekitar ataupun untuk menghindari bahaya. Pintu panel ini memiliki ukuran panjang 58,5 cm, lebar 38,5 cm. 

b.      Konstruksi panel cabang lantai 1, 2, 3

Konstruksi panel cabang lantai 1, 2 dan 3 ini dibuat dan direncanakan berdasarkan banyaknya kelompok atau rangkaian akhir, panel ini memiliki masing-masing 12 rangkaian akhir. Kotak panel untuk panel yang berada pada lantai 1, 2, dan 3 ini memiliki ukuran panjang 60 cm, lebar 40 cm dengan ketebalan 20 cm, tutup panel memiliki ukuran panjang 59 cm, lebar 39 cm, dan pintu panel memiliki ukuran panjang 58.5 cm, lebar 38.5 cm, dapat dilihat pada gambar terlampir. Komponen-komponen yang terdapat pada panel cabang lantai 1, 2 dan 3 ini diantaranya rotari switch, kontaktor, MCB 3 φ, MCB 1 φ,  busbar, alat ukur, saklar tegangan, dan lampu indikator.

BAB V

PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Didalam membuat perencanaan panel hubung bagi Gedung Convention Central Graha Serambi Mekkah Padang Panjang yang bergerak di bidang jasa pelayanan pendidikan ini penulis dapat menarik beberapa kesimpulan tentang hasil rancangan yang penulis rencanakan yaitu :

a.       Perencanaan untuk total daya yang terpasang pada Gedung Convention Central Graha Serambi Mekkah Padang Panjang adalah sebesar 24.608 kW yang merupakan penjumlahan dari beban penerangan dan beban peralatan yang akan di pasang dari lantai satu,dua dan tiga.  

b.      Pengamanan yang di pakai adalah MCB 1 fasa untuk rating pengaman 4-10 A pada pengaman rangkaian akhir pada masing-masing panel,MCB 3 fasa 36-150 A untuk pengaman pada masing-masing panel,sedangkan pengaman panel utama adalah MCCB 3fasa 500 A. 

c.       Sistem pengaman panel yang di harapkan pada Gedung Convention Central Graha Serambi Mekkah Padang Panjang adalah pengaman panel yang memenuhi standarisasi yang berlaku di Indonesia.

d.      Dalam perencanaan sebuah panel aspek yang perlu di perhatikan adalah bahan-bahan yang akan di gunakan untuk komponen, kontruksi rangka supaya ketahanan panel sesuai dengan yang di rencanakan.

B.    SARAN

Berdasarkan hasil perencanan panel hubung bagi Gedung Convention Central Graha Serambi Mekkah Padang Panjang terdapat beberapa kendala yang penulis temui, maka penulis menyarankan:

a.       Perencanaan yang telah panulis lakukan hanya sebatas perencanaan panel hubung bagi selanjutnya dapat di kembangkan dengan perencanaan system pentahanan dan penangkal petir dari gedung tersebut.

b.      Dari perencanaan yang penulis lakukan hasil rancangan masih bersifat semi otomatis,selanjutnya dapat di kembangkan dengan perencanaan menggunakan program MC atau PLC.

c.       Dalam merencanakan panel hubung bagi suatu gedung sebaiknya harus di       perhitungkan ketersediaan daya cadangan,hal ini dimaksudkan untuk mempermudah perluasan pemakaian beban atau adanya perubahan dan perbaikan.

d.      Untuk meningkatkan keterandalan sistem sebaiknya panel hubung bagi untuk penerangan di pisah dengan tenaga,hal ini di maksudkan apabila terjadi kerusakan pada salah satu rangkaian tidak mengganggu pada rangkaian lain.

e.       Untuk terjaminnya kelancaran pasokan listrik dari sumber ke beban peranan panel hubung bagi sangat penting di perhatikan.