Halodoc, Jakarta - Kista ovarium adalah kantung berisi cairan di ovarium atau di permukaan ovarium. Setiap wanita memiliki dua ovarium, yang masing-masing seukuran dan berbentuk kacang almond di setiap sisi rahim. Telur (ovum), yang berkembang dan matang di ovarium, dilepaskan dalam siklus bulanan selama tahun-tahun subur. Show Saat wanita memiliki kista ovarium, kebanyakan kasus tidak akan ditemui gejala seperti perasaan tidak nyaman atau hal yang berbahaya. Mayoritas kista ovarium pun akan menghilang tanpa pengobatan dalam beberapa bulan. Namun, kista ovarium yang telah pecah dapat menyebabkan gejala yang serius. Untuk melindungi kesehatan, kamu wajib melakukan pemeriksaan panggul secara teratur dan mengetahui gejala yang dapat menandakan masalah yang berpotensi serius. Baca juga: Kista Ovarium Bisa Terjadi pada Usia Remaja? Operasi Sebagai Langkah Mengatasi Kista OvariumPengobatan untuk mengatasi kista ovarium sebetulnya akan bergantung pada beberapa hal, seperti:
Kista ovarium yang besar atau persisten, atau kista yang menyebabkan gejala, biasanya perlu diangkat dengan operasi. Pembedahan juga biasanya disarankan jika ada kekhawatiran bahwa kista dapat bersifat kanker atau dapat menjadi kanker. Ada dua jenis operasi yang digunakan untuk mengangkat kista ovarium, antara lain:
Baca Juga: Jangan Sepelekan Komplikasi yang Disebabkan Kista Ovarium Apa yang Harus DIlakukan Usai Operasi Pengangkatan Kista Ovarium?Waktu yang dibutuhkan untuk pulih dari operasi berbeda untuk setiap orang. Setelah kista ovarium diangkat, kamu mungkin akan merasakan nyeri di perut, meskipun ini akan membaik dalam beberapa hari. Setelah laparoskopi atau laparotomi, mungkin diperlukan waktu hingga 12 minggu sebelum kamu dapat melanjutkan aktivitas normal. Jika kista dikeluarkan untuk pengujian, hasilnya akan keluar dalam beberapa minggu dan konsultan akan berdiskusi apakah kamu memerlukan perawatan lebih lanjut atau tidak. Baca Juga: Apa Perbedaan Kista Ovarium dan Endometriosis? Namun, kamu perlu menghubungi dokter di Halodoc jika kamu melihat gejala berikut selama proses pemulihan:
Kondisi ini perlu segera mendapat penanganan karena ini mungkin mengindikasikan adanya infeksi. Ingat, penanganan yang lebih cepat dan tepat adalah hal yang perlu dilakukan guna menghindari masalah yang tidak diinginkan. Referensi:Healthline. Diakses pada 2020. Ovarian Cyst.Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Ovarian Cyst.National Health Service UK. Diakses pada 2020. Ovarian Cyst.
Operasi Laparoskopi adalah tindakan medis untuk melihat isi perut atau panggul menggunakan alat bernama laparoskop. Alat ini berbentuk seperti teleskop kecil dengan sumber cahaya dan kamera. Dokter memerlukan cahaya untuk menyinari struktur dalam perut agar lebih mudah mengamatinya. Untuk memasukkan laparoskop, dokter harus membuat sayatan kecil pada perut. Prosedur laparoskopi termasuk minimal invasif. Tak perlu membuat lubang besar untuk menjalankan pembedahan. Walhasil, pasien bisa pulih lebih cepat ketimbang operasi konvensional. Sebab, luka bekas operasi sangat kecil dan minim. Dalam beberapa kasus, pasien tak perlu menjalani rawat inap seusai laparoskopi.
Meski demikian, pengalaman laparoskopi setiap orang bisa berbeda-beda. Banyak faktor yang berpengaruh, seperti:
Maka proses pemulihan tiap individu setelah operasi laparoskopi pun bisa berlainan. Bagi beberapa orang, pemulihan bisa berlangsung beberapa hari saja. Tapi bukan mustahil orang lain membutuhkan waktu hingga beberapa pekan untuk dapat pulih dan beraktivitas seperti biasa. Baca Juga: Nyeri Perut Pada Anak Efek Samping Obat Anestesi Mulai MeredaSeusai operasi laparoskopi, pasien akan merasa pening dan kebingungan karena sisa efek anestesi atau bius yang dokter gunakan dalam prosedur operasi. Beberapa mungkin juga merasa mual-mual dan muntah. Ini gejala yang wajar dan segera berhenti seiring dengan hilangnya efek anestesi. Perawat akan memonitor kondisi pasien selama beberapa jam hingga sudah betul-betul sadarkan diri dan bisa makan-minum serta berkemih. Selama sekitar 24 jam, pasien mungkin lebih sering mengantuk dan kehilangan koordinasi tubuh. Karena itu, sebaiknya pasien laparoskopi datang bersama pendamping. Rasa Sakit Kembali Muncul Pasca Operasi LaparoskopiPasien mungkin merasakan sakit atau tidak nyaman pada bagian bawah perut beberapa hari pasca-laparoskopi. Rasa sakit juga mungkin muncul pada bahu. Ini juga efek samping yang normal dari operasi. Pasien biasanya mendapat obat penghilang rasa sakit ketika meninggalkan rumah sakit. Pasien sebaiknya mengonsumsi obat tersebut hanya jika rasa sakit yang kembali muncul sangat mengganggu. Dokter juga akan menyarankan pasien membatasi aktivitas selama beberapa hari ketika sudah pulang. Hal ini bertujuan mencegah rasa sakit berlebih kembali muncul pada luka bekas operasi. Baca Juga: Operasi Usus Buntu, Prosedur dan Proses Pemulihannya Luka Bekas Jahitan Mulai PulihLaparoskopi akan meninggalkan jahitan pada bekas sayatan. Dokter juga akan membalutnya dengan perban. Dokter akan menginformasikan apakah perlu melepas jahitan dalam beberapa hari setelah operasi atau tidak. Jika perlu, perawat atau dokter itu sendiri yang akan melepasnya di rumah sakit. Pasien bisa mengganti sendiri perban atau meminta pertolongan petugas rumah sakit. Biasanya, pasien baru dapat mandi 24 jam pasca-laparoskopi. Jangan khawatir bila bekas sayatan basah. Yang penting, segera keringkan setelah mandi dengan tisu atau kain lembut. Menjaga bekas luka tetap bersih dan kering akan membantu menghilangkan rasa nyeri. Sudah Boleh Kembali Pulang dan IstirahatPasien yang menjalani laparoskopi diagnostik umumnya bisa langsung pulang pada hari yang sama. Ketika sudah pulih dari efek obat bius, perawat akan memastikan bahwa pasien bisa meninggalkan rumah sakit. Proses pemantauan ini umumnya berlangsung dalam tiga atau empat jam. Setelah sampai rumah, pasien harus beristirahat total. Baca Juga: Dokter Bedah: Tips Buat Janji dengan Dokter Spesialis Bedah Sebaiknya pasien tidak membawa kendaraan sendiri ketika pulang. Begitu juga saat di rumah, harus ada yang menemani untuk memberikan bantuan jika pasien butuh sesuatu. Sedangkan pasien laparoskopi operatif biasanya harus menjalani rawat inap, meski tidak tertutup kemungkinan bisa pulang beberapa jam seusai operasi. Keputusan dokter membolehkan pasien pulang bergantung pada hasil pemantauan pasca-laparoskopi. Ditinjau oleh: dr. Richard, SpB, MKes, FINACS, FICS Dokter Spesialis Bedah Primaya Hospital Tangerang Referensi: https://www.hopkinsmedicine.org/health/treatment-tests-and-therapies/laparoscopy https://www.acog.org/en/Patient%20Resources/FAQs/Special%20Procedures/Laparoscopy https://www.rcog.org.uk/globalassets/documents/patients/patient-information-leaflets/recovering-well/laparoscopy.pdf
|