Berapa lama bayi lahir setelah air ketuban pecah

Reporter : Devi Puspitasari

Cari tahu di sini yuk, Moms.

Banyak tanda-tanda yang Moms mulai rasakan saat waktu kelahiran semakin dekat. Salah satunya, saat air ketuban pecah. Nggak sedikit dari Moms yang bertanya-tanya, bila dalam keadaan seperti ini, berapa lama sih kira-kira waktu untuk segera melahirkan?

Sebelum itu, kita kenali dulu yuk Moms apa sih air ketuban itu. Melansir dari Healthline, ahli ginekologi Valinda Riggins Nwadike, MD, MH menjelaskan bahwa air ketuban ini bisa dikatakan sebagai bantalan pelindung bagi bayi yang bertanggung jawab untuk menjaga bayi agar hangat sekaligus berfungsi membantu mengembangkan paru-paru, sistem pencernaan dan lainnya.

Sering Tidak Moms Disadari, Kenali Penyebab dan Ciri Keguguran Diam-diam (Silent Miscarriage)

Tapi setelah minggu ke 23, bayi nggak terlalu bergantung lagi Moms pada cairan ketuban untuk bertahan hidup.

Berapa lama bayi lahir setelah air ketuban pecah

Ketuban pecah dini perlu Bumil waspadai. Pasalnya, kondisi ini bisa mengakibatkan komplikasi serius yang membahayakan nyawa ibu hamil dan janinnya. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui penyebab ketuban pecah dini agar Bumil bisa mengantisipasi bahaya kehamilan ini.

Selama masa kehamilan, janin dilindungi dan dikelilingi oleh selaput yang berisi air ketuban. Cairan ini diproduksi sekitar 12 hari setelah proses pembuahan atau setelah kantung ketuban terbentuk.

Berapa lama bayi lahir setelah air ketuban pecah

Beberapa saat sebelum janin dilahirkan, kantung ketuban akan pecahdan air ketuban akan keluar melalui vagina. Dalam waktu kurang lebih 24 jam setelah selaput ketuban pecah, biasanya bayi akan lahir.

Bila ketuban pecah sebelum usia kandungan berusia 37 minggu, kondisi tersebut dapat dikatakan sebagai ketuban pecah dini.

Penyebab Ketuban Pecah Dini

Ketuban pecah dini biasanya menyebabkan persalinan prematur,yaitu kondisi ketika bayi terpaksa dilahirkan sebelum waktunya. Kondisi ini umumnya lebih berisiko terjadi pada kondisi berikut:

  • Infeksi di rahim, kantung ketuban, leher rahim, atau vagina
  • Kehamilan kembar atau volume cairan ketuban terlalu banyak
  • Kebiasaan merokok atau menggunakan narkoba saat hamil
  • Riwayat ketuban pecah dini pada kehamilan sebelumnya
  • Perdarahan vagina selama hamil
  • Indeks massa tubuh ibu hamil yang rendah
  • Tekanan darah tinggi maupun kadar gula darah yang tidak terkontrol
  • Jarak antarpersalinan yang terlalu dekat atau terlalu jauh
  • Operasi dan biopsi serviks

Komplikasi Ketuban Pecah Dini

Ketuban pecah dini merupakan kondisi yang serius karena dapat mengakibatkan beberapa komplikasi, seperti:

1. Infeksi rahim

Kondisi ini ditandai dengan gejala berupa demam, keputihan yang tidak biasa, vagina berbau tidak sedap,denyut nadi cepat, nyeri di perut bagian bawah, dan detak jantung janin lebih cepat dari biasanya.

Bila dibiarkan tanpa penanganan, infeksi pada rahim dapat menyebabkansepsis pada bayi yang berbahaya.

2. Retensi plasenta

Persalinan prematur akibat ketuban pecah dini meningkatkan risiko terjadinyaretensi plasenta, yaitu kondisi ketika sebagian atau semua plasenta tertinggal di dalam rahim.

Kondisi ini bisa menyebabkan perdarahan postpartum yang ditandai dengan perdarahan berat dari vagina dalam waktu 24 jam hingga 6 minggu setelah persalinan.

3. Solusio plasenta

Solusio plasenta,yaitu terlepasnya sebagian atau seluruh plasenta dari dinding rahim sebelum proses persalinan terjadi. Kondisi ini dapat memicu terjadinya persalinan prematur atau bahkan kematian pada janin.

4. Cedera otak pada janin

Ketika cairan ketuban hilang, tali pusat bisa terjepit di antara janin dan dinding rahim. Akibatnya, janin bisa mengalami cedera otak atau bahkan kematian.

5. Kematian

Jika ketuban pecah sebelum usia kehamilan 23 minggu, paru-paru janin kemungkinan tidak akan berkembang dengan baik dan menyebabkan janin tidak bisa bertahan hidup.

Kalaupun janin bertahan hidup, maka besar kemungkinan ia akan mengalami cacat fisik dan mental ketika dilahirkan. Bayi juga berisiko mengalami beberapa masalah, seperti penyakit paru-paru kronis,hidrosefalus, cerebral palsy, dan gangguan tumbuh kembang.

Jika Bumil mengalami air ketuban pecah dini, segera pergi ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan dari dokter. Air ketuban dapat dikenali dari ciri-cirinya yang berwarna bening atau ada bintik-bintik putih, disertai darah atau lendir, dan tidak berbau.

Air ketuban pecah adalah salah satu tanda Mama siap melahirkan si Kecil ke dunia. Cairan ketuban adalah air yang melindungi bayi selama berada dalam kandungan. Cairan ketuban tersebut dilindungi oleh membran atau lapisan yang disebut kantung ketuban.

Ketika mendekati waktu persalinan, air ketuban akan pecah. Namun, kantung ketuban terkadang bisa pecah sebelum waktu persalinan. Kondisi tersebut disebut ketuban pecah dini.

Sebagian besar ibu hamil biasanya akan melahirkan kurang dari 24 jam setelah kantung ketuban pecah. Dalam beberapa kasus, ada pula ibu hamil yang mengalami ketuban pecah dini sebelum waktu persalinan sehingga harus dilakukan tindakan medis untuk mempercepat kontraksi.

Lantas, bagaimana cara cepat kontraksi setelah air ketuban pecah? Berikut ulasannya yang dirangkum Popmama.com.

Ciri-Ciri Air Ketuban Pecah

Berapa lama bayi lahir setelah air ketuban pecah
Freepik

Tanda awal air ketuban pecah adalah keluar tetesan air yang terasa hangat dari vagina. Ketika air ketuban pecah, maka secara otomatis membuat celana atau rok yang dikenakan menjadi basah.

Air ketuban umumnya beraroma seperti air kelapa muda dengan warna putih keruh atau kehijauan. Teksturnya pun seperti butiran lemak yang bercampur dengan lanugo atau rambut halus janin.

Bisakah Air Ketuban Pecah tanpa Kontraksi?

Berapa lama bayi lahir setelah air ketuban pecah
PIxabay/nguyentungson

Ketika air ketuban pecah, Mama bisa jadi tidak menyadarinya. Ada beberapa faktor yang menyebabkan air ketuban pecah tanpa disadari di antaranya Mama mendapatkan bius epidural atau ketuban pecah tanpa kontraksi. Apabila Mama tetap beraktivitas seperti biasa, dikhawatirkan air ketuban bisa menginfeksi bayi.

Air ketuban yang keluar tidak sama pada setiap ibu hamil. Air ketuban yang keluar biasanya sekitar 600 hingga 800 ml. Oleh karena itu, Mama perlu mengetahui ciri-ciri air ketuban sehingga bisa segera ke rumah sakit ketika mengalaminya.

  1. Ketahuilah! 5 Ramuan Herbal Ini Tidak Boleh Dikonsumsi saat Hamil
  2. 5 Jenis Sayuran yang Dilarang untuk Ibu Menyusui, Jangan Asal Ya!
  3. Mengenal Sonohysterogram, Tes yang Dapat Mendeteksi Masalah Rahim

Induksi Persalinan untuk Mempercepat Kontraksi

Berapa lama bayi lahir setelah air ketuban pecah
Freepik/pressfoto

Ketika air ketuban pecah tapi belum ada pembukaan atau kontraksi, Mama umumnya akan dianjurkan berbaring atau dirawat di rumah sakit untuk mencegah infeksi. Mama tak bisa sembarangan melakukan kegiatan untuk mempercepat kontraksi tanpa pengawasan dari dokter.

Apabila Mama belum mengalami kontraksi atau pembukaan lahiran, dokter biasanya memberikan induksi persalinan guna mempercepat kontraksi. Sebab, semakin lama waktu persalinan setelah air ketuban pecah, semakin besar pula risiko mama atau bayi untuk mengalami infeksi.

Melakukan Teknik Pernapasan

Berapa lama bayi lahir setelah air ketuban pecah
Pixabay/kelin

Selama istirahat di rumah sakit, Mama bisa melakukan teknik pernapasan dan mengejan untuk mendorong si Kecil menemukan jalur lahir. Teknik pernapasan memungkinkan Mama untuk melahirkan normal dan mengurangi rasa sakit yang ditimbulkan.

Teknik pernapasan yang teratur saat melahirkan juga bisa mengurangi ketegangan dan meredam rasa sakit ketika kontraksi mulai muncul. Ketika Mama bisa mengatur pernapasan dengan baik dan stabil, maka secara otomatis rasa nyeri akibat kontraksi semakin berkurang.

Cara melakukan teknik pernapasan adalah ambil napas secara teratur, fokuskan perhatian mama, tarik napas perlahan melalui hidung dan buang melalui mulut. Cara tersebut dipercaya bisa mempercepat kontraksi sekaligus mengurangi rasa nyeri yang ditimbulkan.

Itulah beberapa cara mempercepat kontraksi setelah air ketuban pecah. Terpenting adalah Mama segera memeriksakan diri ke dokter apabila air ketuban pecah. Jangan melakukan aktivitas tanpa pengawasan dari dokter meskipun Mama belum mengalami kontraksi. Sebab, beraktivitas setelah air ketuban pecah bisa membahayakan keselamatan mama dan si Kecil.

Baca juga:

  • Berpuasa Dapat Mengurangi Cairan Ketuban, Mitos atau Fakta?
  • Mirip, Ini 3 Perbedaan Air Ketuban dan Urine Wajib Diketahui
  • Bisa Mengancam Nyawa, Waspadai Emboli Air Ketuban Saat Hamil Tua