Batik jumputan yang berasal dari daerah Cirebon adalah

Batik jumputan yang berasal dari daerah Cirebon adalah

PIXABAY/AnglesNViews

Batik pesisir.

Bobo.id - Batik menjadi salah satu warisan budaya yang masih dilestarikan hingga sekarang. 

Pada materi kelas 5 SD tema 9, teman-teman akan belajar tentang batik. 

Batik sendiri terdiri dari dua jenis yakni batik klasik (batik keraton) dan batik pesisir. 

Batik pesisir adalah batik yang berkembang di masyarakat yang tinggal di luar benteng keraton sebagai pengaruh budaya asing seperti China dan India. 

Nama Batik Pesisir sendiri muncul karena berasal dari daerah pesisir utara Pulau Jawa, seperti Cirebon, Indramayu, Lasem, dan Bakaran. 

Ciri-Ciri Batik Pesisir

Batik pesisir memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

- Ragam hiasnya flora dan fauna dan bersifat natural. 

- Warna batik pesisir beraneka ragam. 

Baca Juga: Macam-Macam Motif Batik Klasik, Mulai Batik Kawung Hingga Batik Parang, Materi Kelas 5 SD Tema 9

- Pilihan warna dan motifnya dinamis atau tidak kaku. 

- Batik Pesisir tradisional banyak menggunakan warna merah dan biru. 

- Hasil pengaruh asing yang dibawa oleh para pedagang kaum peranakan. 

Macam-Macam Batik Pesisir

Batik pesisir tersebar di berbagai daerah dan menimbulkan motif batik yang beragam pula. Berikut macam-macam motif pesisir. 

1. Batik Pekalongan

Batik Pekalongan ini merupakan batik pesisir yang memiliki ciri khas, yaitu warnanya yang cerah. 

Beberapa warna yang umum kita temui di Batik Pekalongan adalah merah muda, biru, hijau, kuning, hingga jingga. 

Batik Pekalongan memiliki motif berupa garis-garis tegas atau yang biasa disebut dengan motif jlamprang. 

Baca Juga: Cari Jawaban Materi Kelas 5 SD Tema 9, Perbedaan Batik Klasik dan Batik Pesisir

Dilansir dari indonesiakaya.com, dalam setiap motifnya, Batik Pekalongan mengandung filosofi dari keindahan flora dan fauna di Indonesia, lo. 

Motif Batik Pekalongan yang cukup terkenal adalah motif semen, motif terang bulan, hingga motif liong. 

2. Batik Cirebon

Tahukah teman-teman? Batik Cirebon memiliki dua jenis batik yakni batik klasik dan batik pesisir. 

Untuk batik pesisir, biasanya lebih didominasi dengan warna-warna dasar dan cerah, misalnya merah, hijau, hingga biru. 

Dibandingkan dengan daerah lainnya, motif atau corak batik Cirebon ini memiliki ciri khasnya sendiri antara lain desainnya yang memiliki motif wadasan (batu).

Selain itu, Batik Cirebon memiliki warna latar yang lebih muda dibandingkan dengan warna pada motif atau corak batiknya. 

Ragam motif Batik Cirebon yang terkenal adalah motif mega mendung, motif batik singa barong, hingga motif batik patran keris. 

3. Batik Indramayu

Baca Juga: Macam-Macam Batik dari Berbagai Daerah, Materi Kelas 5 SD Tema 9

Batik Indramayu ini memiliki ciri khusus yakni motifnya yang diadopsi dari letak geografis masyarakat khas pesisir Indramayu. 

Motif yang ada pada Batik Indramayu merupakan gambaran kisah hidup masyarakat pesisir yang dekat dengan kehidupan di laut. 

Motif Batik Indramayu diantaranya adalah motif kapal karam, motif ganggeng, motif kereta kencena hingga motif merak ngibing. 

Nah, itulah pengertian dan macam-macam motif batik pesisir. Semoga informasi ini bisa bermanfaat untuk teman-teman, ya. 

Kuis!

Apa saja warna yang bisa kita temukan di Batik Pekalongan?

Petunjuk: cek di halaman 2!

Tonton video ini, yuk!

----

Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Batik jumputan yang berasal dari daerah Cirebon adalah
Batik Mega Mendung. Wikipedia ©2020 Merdeka.com

JABAR | 29 Maret 2020 10:31 Reporter : Nurul Diva Kautsar

Merdeka.com - Beragamnya motif batik di Indonesia tentunya memiliki berbagai arti atau makna yang melatar belakangi bentuk dan warnanya. Sederet filosofis tersebut selalu tertuang dalam indahnya kain batik khas daerah asalnya.

Di Jawa Barat sendiri terdapat banyak motif Batik khas yang telah dikenal oleh seantero masyarakat di Indonesia. Salah satunya motif Mega Mendung yang berasal dari daerah Cirebon Jawa Barat.

Motif khas yang selalu digambarkan pada Batik Megamendung adalah berbentuk awan yang dengan lengkungan halus beragam warna. Biasanya batik tersebut memiliki desain yang simple dan memiliki warna yang kalem dan seimbang dengan motif awan yang jadi motif utamanya.

2 dari 5 halaman

Batik jumputan yang berasal dari daerah Cirebon adalah
Liputan6 2020 Merdeka.com

Motif batik Mega Mendung memiliki arti yang unik bagi setiap penggunanya. Mega merupakan frase dari Awan yang megah dan besar sehingga penggunanya bisa terlihat berwibawa. Sedangkan untuk Mendung sendiri memiliki arti tenang dan meneduhkan.

Filosofi tersebut banyak dipercaya oleh masyarakat Cirebon bahwa pengguna Batik Mega Mendung akan terlihat megah, berwibawa namun tetap teduh dan kalem.

3 dari 5 halaman

Motif batik Mega Mendung awalnya dibuat oleh seorang leluhur dari Cirebon yang melihat sebuah awan besar ketika mendung sebelum hujan. Saat itu, Ia mendapatkan inspirasi untuk dituliskan atau digambarkan ke dalam sebuah kain untuk Batik.

Namun selain itu juga terdapat kisah lain yang menyebutkan bahwa batik Mega Mendung dibawa oleh istri Sunan Gunung Jati berdarah Tionghoa bernama Oeng Tien.

4 dari 5 halaman

Batik jumputan yang berasal dari daerah Cirebon adalah
Liputan6 2020 Merdeka.com

Warna dari batik Mega Mendung juga memiliki ciri khas yang selalu dipakai dari dulu hingga sekarang sebagai pakem atau patron warna.

Batik tersebut memiliki 2 dasar warna yang selalu menjadi pondasi utama yakni merah dan biru. Pakemnya warna batik Mega Mendung selalu di gradasikan dengan 7 warna tambahan seperti kuning, hijau, hitam, putih, coklat, oranye, dan ungu.

Namun dalam perkembangannya warna batik Mega Mendung pun kian berubah dan menyesuaikan dengan selera.

5 dari 5 halaman

Selain itu batik Mega Mendung mengandung makna ketuhanan (Transidental). Konsep ketuhanan tersebut terwujud daam motif awan yang besar.

Selain itu dalam paham Taoisme, konsep awan sendiri memiliki makna kebebasan yang tanpa batas. Biasanya terwujud dalam jarak antar awan yang berjauhan didalam setiap motif batiknya.

Selain itu, warna biru juga disebut-sebut melambangkan warna langit yang luas, bersahabat dan tenang serta melambangkan pembawa hujan yang dinanti-nantikan sebagai pembawa kesuburan dan pemberi kehidupan.

Warna biru yang digunakan mulai dari warna biru muda sampai dengan warna biru tua. Biru muda menggambarkan makin cerahnya kehidupan dan biru tua menggambarkan awan gelap yang mengandung air hujan dan memberi kehidupan.

(mdk/nrd)

Batik Jumputan merupakan salah satu jenis kain Indonesia. Sumber: Kumparan/Urban Id Ary Priyanto.

Batik merupakan jenis kain khas asal Indonesia yang kini telah mendunia hingga diminati oleh pasar internasional.

Kain Indonesia jenis ini tentu memiliki beragam motif yang disesuaikan dengan daerah asalnya, seperti jenis batik mega mendung yang berasal dari daerah Cirebon.

Selain jenis batik mega mendung, terdapat pula jenis batik lainnya, yaitu batik jumputan. Untuk mengenali jenis batik jumputan, simak penjelasan di bawah ini.

Menurut Joko Dwi Handoyo dalam buku Batik dan Jumputan, nama dari batik jumputan berasal dari kata jumput yang berasal dari Bahasa Jawa yang memiliki arti sebagai sesuatu yang berhubungan dengan cara pembuatan kain yang dicomot (ditarik) atau dijumput.

Melihat dari definisi secara etimologi, batik jumputan adalah jenis kain tradisional yang menggunakan teknik dijumput untuk membentuk motif atau polanya.

Hal ini membuat jenis batik ini berbeda dengan jenis batik lainnya jika dilihat dari sisi teknik pembuatannya. Jenis batik lainnya biasanya ditulis atau digambar atau dicap, sedangkan batik jumputan menggunakan metode pengikatan kain dengan tali.

Alat dan bahan untuk membuat batik jumputan sangat mudah ditemui di lingkungan sekitar. Hal ini disebabkan oleh proses pembuatan batik jumputan relatif sederhana dan mudah.

Berikut beberapa alat dan bahan utama yang perlu dipersiapkan untuk membuat batik jumputan, yakni:

Ada banyak jenis kain yang bisa digunakan untuk membuat batik jumputan. Biasanya, para pembuat batik jumputan menggunakan kain berbahan prima, primisima, dolbi, mori katun paris dan sutra.

Jenis-jenis kain tersebut digunakan karena memiliki tekstur yang lembut dan memiliki daya serap yang tinggi sehingga memudahkan proses pengikatan dan pencelupan.

Kain merupakan salah satu bahan yang diperlukan dalam pembuatan batik jumputan. Sumber: Unsplash.com

Bahan kedua yang dibutuhkan adalah isian kain ketika kain akan diikatkan. Isian ini berfungsi untuk membentuk pola dan motif yang diinginkan oleh pembuat.

Untuk mengisi motif yang akan diikat dapat digunakan biji-bijian, misalnya kacang hijau, jagung, kedelai putih, kelereng, dan dapat pula memakai kerikil.

Pewarna kain tentunya diperlukan dalam proses pembuatan batik jumputan. Pewarna kain yang bisa digunakan dalam proses pembuatan batik adalah pewarna alami dan pewarna sintetis yang tidak mudah luntur.

Pembuatan batik jumputan tentunya membutuhkan pengikat untuk mengikat bagian-bagian tertentu dari kain untuk membuat motif.

Tali, karet, benang biasa digunakan sebagai pengikat dalam proses pembuatan batik jumputan.

Selain itu ada beberapa alat dan bahan tambahan lainnya yang juga diperlukan, yakni jarum, pensil, ember, gunting, kuas, panci, dan meja.

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, pembuatan batik jumputan hanya menggunakan cara dan metode yang sangat sederhana dan mudah dilakukan.

Mengutip dari buku Kupas Tuntas Teknik Proses Membatik Dilengkapi Teknik Menyablon, berikut beberapa cara pembuatan batik jumputan yaitu:

Salah satu cara pembuatan batik jumputan adalah mengikat kain untuk membentuk motif dan pola yang diinginkan.

  1. Proses persiapan, yaitu menyiapkan kain dan tali untuk mengikat seperti benang jeans, tali rafia, benang nylon atau karet.

  2. Jumput kain lalu ikat bagian tengahnya, dengan rapat dan kencang.

  3. Bila ujung jumputan ingin terlihat rapi masukan kelereng dalam jumputan sebelum diikat.

  4. Setelah di ikat kain bisa langsung diberikan pewarna dengan cara dicelupkan ke dalam wadah.

  5. Melepaskan tali pengikat untuk mendapatkan hasil batikan yang telah dibuat.