Lihat Foto KOMPAS.com - Kegiatan senam sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Senam sudah muncul dari zaman Yunani kuno hingga Mesir kuno. Kata senam berasal dari bahasa Inggris gymnastics. Dikutip dari Encyclopaedia Britannica, istilah gymnastic berasal dari bahasa Yunani Kuno "gymnos". Kata gymnos dalam olahraga senam berasal dari bahasa yunani yang artinya latihan dengan "telanjang". Sementara itu, kata kerja dari "gymnos" adalah "gymnazo" yang secara umum bisa diartikan "berlatih dalam keadaan telanjang" yang kemudian berkembang menjadi "untuk berlatih, untuk berolahraga". Adapun tempat untuk latihan senam disebut gymnasium. Senam atau gymnastics sudah dilombakan sejak pesta olahraga Olimpiade modern pertama digelar pada 1896 di Athena, Yunani. Baca juga: Gerak Pemanasan dan Pendinginan Senam Irama Sejarah Senam di IndonesiaCH. Fajar Sriwahyuniati, M.Or, dkk, dalam bukunya yang berjudul Dasar-dasar Senam Lantai (2019), menjelaskan bahwa senam pertama kali masuk ke Indonesia pada tahun 1912, pada masa kolonialisme Belanda. Bersamaan dengan ditetapkannya pendidikan jasmani sebagai pelajaran wajib di sekolah-sekolah, senam juga menjadi bagian dari materi pendidikan jasmani tersebut. Versi senam yang pertama kali diperkenalkan adalah versi sistem senam negara Jerman. Baca juga: 5 Ragam Gerakan Senam Lantai Sistem ini menekankan pada kemungkinan gerak yang variatif sebagai alat pendidikan.
Kemudian pada tahun 1916, sistem tersebut digantikan menggunakan sistem Swedia. Sistem dari Swedia ini adalah sistem yang menekankan pada manfaat gerak yang diperkenalkan oleh salah satu perwira kesehatan dari angkatan laut kerajaan Belanda, bermana Dr. H. F. Minkema. Pada tahun 1942, saat Jepang masuk ke Indonesia, kegiatan senam dilarang di lingkungan sekolah dan masyarakat. Baca juga: Unsur-unsur Gerakan Senam Lantai Jepang pun menggantikan kegiatan senam dengan "Taiso". Taiso merupakan sejenis senam pagi (kalistenik) yang harus dilaksanakan di setiap sekolah sebelum pelajaran di mulai dengan diiringi radio dan disiakan secara serentak. Kegiatan Taiso sendiri tidak bertahan lama di Indonesia. Sebab, pada zaman kemerdekaan, Taiso ditentang oleh masyarakat Indonesia. Dengan penolakan tersebut, semua warisan pemerintah Belanda akhirnya dipakai kembali di sekolah-sekolah. Baca juga: Senam Lantai: Pengertian, Jenis, Ragam Gerakan, dan Manfaatnya Pada 14 Juli 1963, organasisasi senam di Indonesia lahir. Organisasi tersebut diberi nama Persatuan Senam Indonesia, disingkat Persani. Persani dibentuk atas inisiatif tokoh-tokoh olahraga se-Indonesia yang menangani dan memiliki keahlian pada cabang olahraga senam. Tokoh-tokoh olahraga Indonesia yang membentuk Persani berasal dari berbagai daerah seperti Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, serta Sumatera Utara. Persani kemudian membina dan menghasilkan atlet-atlet senam yang bisa tampil pada GANEFO (Games of The New Emerging Forces) I yang digelar pada 10-22 November 1963. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Sebuah Catatan Sejarah: GANEFO yang Terlupakan Baik ataupun buruk, setuju ataupun tidak, catatan sejarah tidak boleh dihapus ataupun dilupakan. Karena sebuah bangsa akan menjadi besar dan bertambah dewasa dalam bersikap, bilamana mau belajar dari sejarah bangsanya sendiri. Agar meniru yang baik dan jangan pernah mengulangi bila sejarah yang ditorehkan oleh para pendahulunya tidak berguna bagi nusa dan bangsa. Karena bangsa yang melupakan sejarah negerinya sendiri akan menjadi generasi yang mengambang, yang tidak berpijak pada tempat hidup yang kokoh. Salah satu hal besar yang terlupakan ataupun dilupakan adalah bahwa di Indonesia pernah berlangsung kompetisi olah raga dunia yang bernama GANEFO. Perjalanan waktu dan perubahan iklim politik telah ikut mengaburkannya. Dan lama kelamaan sepotong demi sepotong sejarah bangsa Indonesia pun bisa pupus dari ingatan generasi tua dan tidak lagi dikenal generasi muda bila tidak ada lagi yang mau mengingatkannya. Sekilas GANEFO Perangko Games of the New Emerging Forces - 10 November 1963 Tahun 1963, saya lulus dari SMA Don Bosco dan dengan bersusah payah mengumpulkan uang untuk membeli perangko First Day of Issue November 10, 1963 dari Ganefo I ini. Bersamaan dengan first day cover ini, ada penjelasan singkat tentang sejarah GANEFO. Perangko dijual dengan harga yang beragam, mulai dari Rp 6, Rp 10. Rp 12 dan Rp 25 yang disatukan pada Sampul Hari Pertama Ganefo ini. Pada sampul kedua sebagaimana yang tertera pada gambar yang terposting, perangkonya dijual dengan harga Rp 1.25, Rp 1.75, Rp 4 dan Rp 50. Berapa sih harga jual koleksi perangko The First Day of Issue dari GANEFO ini? Iseng-iseng saya coba searching di google, harganya kini mencapai jutaan rupiah. Hmmm, asyik. Perangko ini dilukis oleh Junalies, S. Soemarsono, Soeroso dan dicetak di PN Pertjetakan Kebayoran di Djakarta. Ada secarik kertas yang berisikan keterangan singkat tentang Ganefo ini, yakni bahwa Ganefo I ini diikuti oleh lebih dari 2000 atlet dari 51 negara Asia -Afrika-Eropa dan Amerika Latin. Di antaranya adalah Afghanistan, Albania, Aljazair, Arab Saudi, Republik Arab Bersatu (sekarang Mesir dan Suriah), Argentina, Belanda, Belgia, Bolivia, Brasil, Bulgaria, Cekoslovakia, Chili, Tiongkok, Republik Dominika, Filipina, Finlandia, Guinea, Hungaria, Indonesia, Irak, Italia, Jepang, Jerman Timur, Kamboja, Korea Utara, Kuba, Laos, Lebanon, Mali, Maroko, Meksiko, Mongolia, Myanmar, Nigeria, Pakistan, Palestina, Polandia, Prancis, Rumania, Senegal, Somalia, Sri Lanka, Thailand, Tunisia, Uni Soviet, Uruguay, Vietnam Utara, dan Yugoslavia. Setelah melalui persiapan dan perjuangan berat, dalam penyelenggaraan GANEFO yang sukses dilaksanakan di Jakarta, prestasi Indonesia pun cukup membanggakan di ajang GANEFO ini, yakni menempati urutan ketiga, setelah RRT dan USSR, dengan perolehan 21 emas, 25 perak dan 35 perunggu. Setelah GANEFO I terselenggara, berikut adalah sejarah penyelenggaraan GANEFO II dan III.
Sumber: edaran dalam sampul First Day of Issue November, 1963 yang diterbitkan oleh Kantor Pos Indonesia dan https://id.wikipedia.org Kemayoran, 8 November, 2016 Tjiptadinata Effendi
Hari Olahraga Nasional yang diperingati setiap tanggal 9 September dilatarbelakangi oleh penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) 1948. Tujuan diadakannya ajang tersebut adalah untuk memupuk semangat nasionalisme masyarakat Indonesia yang saat itu baru merdeka. Melalui pertandingan olahraga, para atlet diajak untuk menunjukkan semangat persatuan bangsa. Pandangan inilah yang membuat Presiden Soekarno menegaskan bahwa olahraga selalu terkait dengan proyek-proyek kebangsaan untuk mengembangkan nasionalisme. Alasan ini yang membuat penyelenggaraan Asian Games IV tahun 1962 di Jakarta harus berurusan dengan Asian Games Federation (AGF) dan International Olympic Committee (IOC). Penyebabnya adalah panitia Asian Games IV menolak kehadiran Taiwan dan Israel sebagai peserta karena menghormati China dan negara-negara Arab atas konflik di masing-masing negara. Konflik yang berujung pada skors yang diberikan AGF dan IOC kepada Indonesia tidak membuat gentar Presiden Soekarno. Malahan dengan berani Soekarno menyerukan untuk membuat pesta olahraga setara olimpiade dengan mengundang negara-negara yang baru merdeka. Presiden Soekarno mencetuskan Games of The New Emerging Forces (Ganefo). Mereka yang ikut dalam Ganefo merupakan negara-negara baru sesuai dengan istilah The New Emerging Forces (Nefo) ciptaan Presiden Soekarno. Ganefo merupakan jawaban dari Indonesia bahwa negara-negara baru yang anti imperialisme dapat menyelenggarakan pesta olahraga setara olimpiade. Meskipun Ganefo berumur pendek, namanya tetap terkenang sebagai nama monumen api abadi di Mrapen, Grobogan, Jawa Tengah. 1962Pembukaan Asian Games IV Jakarta 1962. (IPPHOS)24 Agustus–4 September 1962 17 September 1962 11 Oktober 1962 3 November 1962 19637 Februari 1963 13 Februari 1963 24 April 1963 27–29 April 1963 9 September 1963 28 September 1963 10–22 November 1963 24–25 November 1963 19657–9 Juli 1965 21 September 1965 25 September 1965 5 Desember 1965 196610 Januari 1966 1 Februari 1966 25 Mei 1966 26 Mei 1966 7 Juni 1966 16 September 1966 28 Oktober 1966 17 November 1966 25 November – 6 Desember 1966 8–9 Desember 1966 196730 Maret 1967 20 Desember 1967 1968Kliping pemberitaan KOMPAS tentang pencabutan sumber hukum berdirinya Ganefo oleh KONI melalui sidang MPRS.26–29 Februari 1968 1970Ganefo II yang direncanakan akan diselenggarakan di Beijing, China dibatalkan karena konflik berkepanjangan di China. Pembatalan ini juga berakibat pada dibubarkannya Ganefo secara resmi setelah Indonesia mencabut sumber hukumnya dan desakan internasional yang tidak mau mengakui Ganefo.
Arsip Kompas
|