Bagaimana sikap yg tepat saat melakukan perkenalan?

1 MENUJU ERA MARKETING 5.0, KOMBINASI ANTARA TEKNOLOGI DAN HUMANITY Oleh: 1. Lola Herliana ( ) 2. Nur Farizal ( ) Dibimbing oleh: Dr. H. Bambang Dwi Hartono, M.Si Program Studi Magister Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

2 KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Menuju Era Marketing 5.0, Kombinasi antara Teknologi dan Humanity dengan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas besar mata kuliah Strategic Marketing. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang konsep Marketing 5.0 bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. H. Bambang Dwi Hartono, M.Si. selaku dosen mata kuliah Strategic Marketing Management. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Jakarta, 15 Desember 2021 Penulis i

3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...i DAFTAR ISI... 2 I. LATAR BELAKANG... 1 II. RUMUSAN MASALAH... 2 III. TUJUAN... 2 IV. PEMBAHASAN... 3 V. KESIMPULAN VI. REKOMENDASI DAFTAR PUSTAKA ii

4 I. LATAR BELAKANG Dunia pada saat ini menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat dimana salah satu bentuk dari perkembangan teknologi yang telah mengubah banyak sisi kehidupan manusia adalah penemuan internet. Akibat dari internet, pola komunikasi, relasi manusia berubah. Waktu dan jarak bukan lagi menjadi masalah bagi orang-orang modern untuk saling terhubung dan berkomunikasi. Orang-orang dari berbagai belahan bumi dapat saling terhubung dalam kekinian real time. Dunia mengalami era globalisasi yang telah mengubah pola produksi yang semula memproduksi semua kebutuhan menjadi spesialisasi produksi yang mengakibatkan adanya internasionalisasi produk, karena pemasok berasal dari perusahaan lain. Dampak dari perkembangan teknologi informasi juga merubah perilaku konsumen. Dari lanskap pemasaran tradisional 1.0 hingga saat ini menuju marketing 5.0, dimana proses pemasaran/marketing sangat bergantung oleh jaringan internet. Konsumen dapat saling terhubung dan berkomunikasi serta membentuk opini, informasi dan transaksi untuk saling mempengaruhi satu sama lain. Posisi produsen dan konsumen kini seimbang (sejajar). Produsen tidak lagi bisa mengatur dan membohongi konsumen. Melalui media Teknologi Informasi (TI), konsumen saat ini bisa mengetahui seluk beluk produk dan pasarnya ketimbang pemasarnya. Teknologi informasi membuat masyarakat menjadi semakin berdaya dan mempunyai daya tawar. Hal ini, pun mendorong berkembangnya dunia pemasaran ke dalam era baru yang belum pernah terpikirkan sebelumnya. Dengan adanya perkembangan teknologi informasi atau internet, para marketer atau pemasar mulai memanfaatkan peluang untuk mempengaruhi konsumen, membangun komunitas pelanggan, menciptakan loyalitas, mengembangkan interaksi dan dialog dengan konsumen, melakukan riset untuk mengetahui perilaku konsumen, atau mengembangkan produk baru dengan pendekatan yang bersifar horizontal. Masyarakat tidak lagi menjadi objek iklan semata. Relasi perusahaan dengan konsumennya berubah tidak lagi vertical/ atas bawah, melainkan sejajar (horizontal). Makalah ini akan membahas mengenai konsep Marketing 5.0, kombinasi antara Technoligi dan Humanity secara komprehensif. 1

5 II. RUMUSAN MASALAH a. Apakah yang dimaksud dengan Marketing 5.0? b. Bagaimana konsep dan strategi Marketing 5.0? III. TUJUAN a. Mengetahui apa yang dimaksud dengan marketing 5.0 b. Mengetahui konsep dan strategi Marketing 5.0 2

6 IV. PEMBAHASAN A. Evolusi Marketing dari Masa ke Masa Menurut Kotler & Armstrong (2008:6), Pemasaran (marketing) adalah proses di mana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan dengan tujuan menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya. Sedangkan, Chaffey (2009:416), pemasaran adalah proses manajemen yang bertanggung jawab untuk mengidentifikasi, mengantisipasi dan memuaskan kebutuhan pelanggan yang secara menguntungkan. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pemasaran adalah proses kegiatan merencanakan, menciptakan, memproduksi, memasarkan, mendistribusikan barang dan jasa yang dibutuhkan kepada individu atau kelompok masyarakat agar tercapainya kepuasan konsumen dan memperoleh laba untuk tujuan organisasi. Seiring dengan perkembangan teknologi dan globalisasi, marketing pun telah melewati beberapa fase evolusi. Teknologi pertama adalah Koran/Majalah yang menjadi alat utama dalam memasarkan produk. Dulu, Koran adalah salah satu hal penting dalam kehidupan masyarakat. Koran dan Majalah menjadi sumber bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi. Dan hadirnya Koran membuat marketing menjadi lebih luas. Era ini dikenal dengan Marketing 1.0. Pada era tersebut, Produk yang dihasilkan itu adalah produk standar dan didesain untuk memenuhi permintaan massal. Tujuannya adalah untuk menstandardisasi dan memenuhi skala produksi hingga biaya produksi terendah, sehingga produk-produk ini dapat dijual murah dan terjangkau oleh lebih banyak pembeli. 3

7 Source: Teknologi kedua adalah media penyiaran seperti Televisi. Banyaknya televisi swasta yang muncul membuat pemasaran menjadi semakin luas. Jika pada suatu daerah masyarakatnya tidak suka membaca atau tidak bisa membaca, melalui pemasaran lewat Televisi masyarakat yang tidak bisa membaca bisa mengetahui produk. Salah satu cara mereka mengenal produk dengan Brand dan kemasan bagi masyarakat yang tidak bisa membaca. Era ini disebut dengan Marketing 2.0 yang menitikberatkan pada customer oriented. Muncul segmentasi di era Marketing 2.0 karena setiap customer memiliki needs yang berbeda-beda. Perusahaan pun mulai menciptakan berbagai jenis produk dengan harga yang lebih affordable sesuai dengan sasaran customer yang dituju. Sayangnya, pendekatan consumer-centric ini secara implisit menganggap bahwa konsumen adalah target pasif dari kampanye marketing. Teknologi ketiga adalah Internet dan Search Engine. Sebelum ads berkembang seperti saat ini, seorang marketing memasarkan produk dan perusahaannya melalui Internet dengan menggunakan layan adsense dan ads lainnya yang serupa. Selain itu pemanfaatan forum sebagai tempat jual beli turut membawa seoarang marketing semakin memperlebar sayapnya. Banyak Entrepreneur yang sukses karena memasarkan produknya melalui forum dan Internet dengan menggunakan blog/website. Pada era ini berkembanglah Marketing 3.0, yang berada pada era 4

8 yang dipicu oleh nilai-nilai (values driven). Pemasar tidak meperlakukan orang semata-mata sebagai konsumen, namun melakukan pendekatan dengan memandang mereka sebagai manusia seutuhnya, lengkap dengan pikiran, hati, dan spirit. Semakin banyak konsumen yang berusaha mencari solusi terhadap kegelisahan mereka untuk menciptakan dunia yang lebih baik. Dalam dunia yang penuh dengan kebingungan, konsumen mencari perusahaan yang dapat memenuhi kebutuhan terdalam mereka dalam bidang sosial, ekonomi, dan keadilan lingkungan pada visi, misi dan nilai-nilainya. Dalam produk dan jasa yang dipilihnya, konsumen tidak hanya mencari pemenuhan fungsional dan emosional namun juga pemenuhan spirit. Seperti halnya Marketing 2.0 yang berorientasi pada konsumen, Marketing 3.0 pun berusaha memenuhi kebutuhan konsumen. Namun, perusahaan yang mempraktikkan Marketing 3.0 memiliki visi, misi dan nilai-nilai yang lebih besar untuk dikontribusikan pada dunia; perusahaan berusaha memberikan solusi untuk menangani masalah di masyarakat. Marketing 3.0 mengangkat konsep marketing ke dalam arena aspirasi, nilai-nilai dan human spirit. Marketing 3.0 meyakini bahwa konsumen adalah manusia lengkap, karena itu kebutuhan dan harapannya tidak boleh diabaikan. Maka, Marketing 3.0 melengkapi emotional marketing dengan human spirit marketing. 5

9 Keempat adalah Social Media and Application Ads menjadi teknologi yang saat ini digemari. Hal ini juga tidak terlepas dari meningkatnya Online Shop dan banyaknya massa yang menggunakan Internet untuk berlama-lama di Social Media. Serta, penggunaan Smartphone yang terus meningkat membuat para developer memanfaatkan produk mereka untuk menjadi tempat iklan. Jika pada era Marketing 1.0 sampai dengan 3.0 disebut dengan tradisional /Legacy Marketing maka di era Marketing 4.0 ini dikenal juga dengan sebutan New Wave Marketing. Marketing dalam era 4.0 berbicara mengenai pemasaran dalam konteks dunia digital (online dan offline). Pada era ini dikenal pula New Customer Experience (CX) yang terjadi pada setiap tahapan customer journey. Customer journey terdiri dari lima tahapan yang disebut dengan 5A (Aware, Appeal, Ask, Act, dan Advocate). Tahap Aware berbicara mengenai bagaimana customer mengenal suatu produk atau brand, diikuti dengan tahap Appeal ketika customer mulai tertarik dengan produk atau brand tersebut. Di tahap selanjutnya, customer akan berusaha untuk mencari tahu lebih dalam mengenai produk atau brand terkait (Ask). Jika informasi yang diperoleh berhasil meyakinkan customer, maka ada kemungkinan customer akan melakukan pembelian (Act). Belum berhenti sampai di situ, jika customer merasa puas terhadap produk atau jasa yang dibeli, maka ia akan merekomendasikan produk atau layanan tersebut kepada orang lain (Advocate). 6

10 Kemudian kita saat ini memasuki era Marketing 5.0, yaitu konsep marketing yang menekankan pada pemanfaatan teknologi dan penciptaan customer experience. Jika era Marketing 4.0 berbicara mengenai hal-hal dasar dalam konteks dunia digital, maka era Marketing 5.0 menuntut untuk lebih menekankan pada kombinasi pemanfaatan teknologi dan kemampuan manusia untuk menciptakan customer experience. Konsep utama dari Marketing 5.0 adalah bagaimana manusia mencari teknologi yang tepat untuk membantu pekerjaan mereka, dalam hal ini yaitu pemasaran. Menurut Kotler (2020) Marketing 5.0 adalah aplikasi teknologi yang meniru manusia untuk menciptakan, mengkomunikasikan, menyampaikan dan meningkatkan nilai di seluruh perjalanan pelanggan. Pemasaran 5.0 disebut juga teknologi berikutnya (Next Tech) yang merupakan sekelompok teknologi yang bertujuan untuk meniru kemampuan pemasar manusia, seperti: AI, NLP. sensor, robotic, Augmented Reality (AR), virtual reality (VR), IoT, dan blockchain. Kombinasi dari teknologi adalah pengaktifan Marketing 5.0. B. Marketing 5.0 = Next Tech x New CX Sebagaimana telah disampaikan di penjelasan di atas bahwa perkembangan teknologi yang sangat cepat mempengaruhi berbagai segi kehidupan tidak terkecuali dunia pemasaran dan terjadi evolusi di dalam konsep marketing dari Marketing 1.0 sampai dengan Marketing

11 B.1. Next Tech Marketing 5.0 berbicara mengenai Next Tech dan New CX. Pada era ini, optimalisasi bisnis dapat tercapai jika perusahaan mampu memanfaatkan teknologi untuk kepentingan kemanusiaan (humanity). Kombinasi antara kekuatan teknologi dan manusia harus ditopang bersama. Hal ini disebut dengan istilah Next Tech atau bionics. Hal ini berarti bahwa teknologi yang maju selalu mencoba meniru manusia karena manusia adalah makhluk yang paling kompleks. Manusia memiliki pemikiran, kreativitas, emosi. leadership, dan lain-lain yang tidak mudah untuk direplikasikan ke dalam bentuk teknologi. Beberapa implementasi dari Next Tech yang saat ini sudah banyak digunakan adalah: a) Artificial Inteligence (AI) AI menganalisis dan mengubah data tidak terstruktur menjadi informasi terstruktur. Aplikasi di bidang pemasaran sangat banyak. Salah satu yang terpenting adalah menafsirkan dan menarik wawasan dari data besar. Dari postingan media sosial, riwayat transaksi, dan data perilaku lainnya, AI dapat mengelompokkan pelanggan ke dalam beberapa kluster memungkinkan perusahaan untuk melakukan segmentasi dan penargetan pasar berdasarkan data. 8

12 b) Natural Language Processing (NLP) Merupakan mesin yang meniru ara manusia berkomunikasi, yang mencakup bahasa lisan dan tulisan. NLP merupakan aspek penting dalampengembangan AI. c) Sensor Tech Sensor Tech (pengenalan gambar) berfungsi untuk memindai gambar dan mencari kemiripan di web atau database, sebagai akibat dari maraknya foto dan selfie di media social. Google, sebagai mesin pencari terkemuka, telah mengembangkan kemampuan pengenalan gambar di mana orang dapat melakukan pencarian menggunakan gambar. 9

13 d) Robotics Lebih dari 3 (tiga) decade, perusahan-perusahaan besar di negara maju menggunakan robit untuk otomatisasi dan berhasil menunjukkan nilai penghematan biaya yang cukup signifikan terutama di bidang manufaktur karena sifat padat karya. Dengan berkembangnya teknologi, dan penemuan AI, telah memperluas jangkauan pekerjaan dan tugas yang dapat ditangani oleh robot industri. e) Mixed Reality Merupakan perpaduan dunia fisik dan digital, yang membuka hubungan antara interaksi manusia, komputer, dan lingkungan. 10

14 Adapun 6 (enam) pendukung dalam pengembangan Next Tech adalah: 1) Cloud Computing Herwin Anggeriana (2011) dalam Jurnal Cloud Computing: Komputasi Awan menilai Cloud Computing merupakan tren baru di bidang komputasi terdistribusi di mana berbagai pihak dapat mengembangkan aplikasi dan layanan berbasis SOA (Service Oriented Architecture) di jaringan internet. Menurut Sullivan pada 2009 dalam The Definitive Guide to Cloud Computing, Cloud Computing merupakan model pemberian layanan teknologi informasi untuk pengguna secara fleksibel dengan server virtual, skalabilitas besar, dan manajemen layanan. Layanan teknologi informasi ini dapat digunakan oleh organisasi untuk mempermudah menjalankan proses bisnisnya. 2) Mobile Devices Mobile device adalah computing device yang berukuran saku yang berciri khas memiliki layar tampilan (display screen) dengan layar sentuh atau keyboard mini. Kemudahan untuk dibawa (mobilitas) meningkatkan produktivitas pada saat berpergian. 11

15 3) Big Data Big Data adalah sebuah teknologi baru di dunia teknologi informasi dimana memungkinkan proses pengelolaan penyimpanan dan analisis data dalam beragam bentuk /format, berjumlah besar. Dengan adanya Big Data ini, data menjadi hal yang penting dalam menjalankan berbagai hal, beberapa diantaranya: mengetahui trend pasar, mengetahui tingkat konsumen saat ini, data dikelola secara komputerisasi sehingga membuat efisien dalam penghematan tempat dan penyimpanan data (Maula & Indonesia, 2016). 12

16 B.2. New CX Sedangkan New CX, berkaitan dengan jejak pelanggan di setiap tahapan 5 A yaitu Aware, Appeal, Ask, Act, dan Advocate (Kotler, Kartajayav & Setiawan, 2020) yang bisa berpindahpindah, dari online ke offline atau sebaliknya. Berikut penjabaran dari tahapan 5 A (Nawir et al, 2021) (Covid et al., 2021): 1. Aware Tingkah laku pelanggan secara pasif menerima daftar panjang merek dari pengalaman masa lalu terhadap sebuah produk/jasa. Ciri ciri : Mengetahui suatu merek dari orang lain Mengetahui merek dari sebuah iklan yang tidak sengaja Mengingat masa lalu terhadap merek. Kesan Utama Pelanggan : Saya Tahu 2. Appeal Tingkah laku pelanggan memproses pesan yang diterima lalu menciptakan memori jangka pendek dan tertarik dengan beberapa konsep dari merek tersebut. Ciri ciri : Menjadi tertarik dengan merek 13

17 Membuat serangkaian pertimbangan merek Kesan Utama Pelanggan : Saya Suka 3. Ask Tingkah laku yang didorong oleh rasa ingin tahu oleh pelanggan, secara aktif mencari informasi lebih lanjut baik melalui teman, media, atau langsung ke merek tersebut. Ciri ciri : Menghubungi teman untuk meminta saran Mencari ulasan tentang produk tersebut secara online Menghubungi pusat layanan Membandingkan produk dan harga Mencoba produk di toko Kesan Utama Pelanggan : Saya Yakin 4. Act Tingkah laku pelanggan diperkuat oleh lebih banyak informasi, mereka memutuskan untuk membeli produk tertentu dan berinteraksi lebih dalam melalui proses pembelian, penggunaan, dan layanan. Ciri ciri : Membeli produk di toko atau secara online Menggunakan produk untuk pertama kalinya Mengeluh tentang masalah produk Mendapatkan pelayanan Kesan Utama Pelanggan : Saya Membeli 5. Advocate Tingkah laku pelanggan dari waktu ke waktu secara konsisten membangun kesetiaan terhadap produk yang tercermin dalam retensi, pembelian kembali dan akhirnya menyarankan kepada orang lain. Ciri ciri : Terus menggunakan produk Membeli produk secara berulang 14

18 Merekomendasikan produk kepada orang lain. Kesan Utama Pelanggan : Saya Merekomendasikan Customer experience merupakan hal yang penting dalam pemasaran karena sangat berkaitan dengan pelanggan. Di dunia yang serba digital ini, mengiklankan produk secara gencar-gencaran sudah tidak terlalu penting lagi karena mudahnya mendapatkan informasi. 5A mencerminkan bahwa banyak keputusan pembelian pelanggan yang tampaknya bersifat pribadi pada dasarnya adalah keputusan sosial. Pelanggan mengalami kesulitan dalam membuat keputusan sendiri saat kecepatan hidup semakin cepat, konten berkembang biak, dan rentang perhatian menurun. Sehingga, mereka beralih ke sumber nasihat paling tepercaya: teman dan keluarga. Pelanggan sekarang secara aktif terhubung, mengajukan pertanyaan tentang merek, dan merekomendasikannya kepada orang lain. Akibatnya, ukuran loyalitas pelanggan juga berubah dari sekadar retensi dan pembelian kembali menjadi advokasi. B.3. Rumus Marketing 5.0 Dengan menggabungkan Next Tech dan New CX, customer experience akan semakin efisien, sehingga Perusahaan dapat memberikan nilai lebih kepada pelanggan. Intinya adalah manusia harus dapat melampaui kemampuan yang tidak bisa ditiru oleh teknologi. Manusia memiliki akal pikiran, emosi dan kreativitas yang tidak dimiliki oleh mesin secanggih apapun. Yang dapat dilakukan oleh teknologi atau mesin adalah meniru cara berpikir manusia berdasarkan perilaku dan rutinitas yang dilakukan manusia. 15

19 C. ELEMEN MARKETING 5.0 Di dalam bukunya yang berjudul Marketing 5.0 : Technology for Humanity, Kotller dkk menjelaskan bahwa terdapat lima (5) elemen yang membentuk konsep dimaksud, yaitu: 1) Data Driven Marketing Dalam pembuatan kampanye iklan atau promosi di dalam suatu pemasaran produk, harus berdasarkan pada data referensi yang akurat. Karena dengan data yang akurat maka target pemasaran akan tepat sasaran. Salah satu teknik dalam pengambilan data pada sebuah pemasaran adalah Data Driven Marketing Data Driven Marketing adalah istilah bisnis yang mengacu pada metode mengoptimalkan aktivitas pemasaran berdasarkan semua data yang dikumpulkan dari berbagai perspektif. Sehingga dapat dijadikan bahan acuan untuk mengambil keputusan, implementasi, dan manajemen pemasaran dengan lebih baik. Salah satu contoh penerapan data driven marketing dalam pemasaran online adalah penggunaan Google Analytic dalam Pemasaran. Pada Google Analytic kita dapat menemukan sebuah kata kunci yang memiliki banyak page view. Dari data inilah kita dapat memutuskan untuk melakukan 16

20 langkah promosi, dengan memperbanyak artikel yang berhubungan dengan kata kunci tersebut. Contoh lainnya adalah dari data driven marketing bisa kita temukan di Instagram melalui data insight. Dibagian insight postingan instagram, kita bisa melihat apakah konten yang dibuat tersebut dapat meningkatkan penjualan atau tidak dalam waktu tertentu. Jika konten tersebut memiliki data insight sangat baik, maka kamu harus memperbanyak konten yang serupa agar dapat meningkatkan penjualan produk. 17

21 2) Predictive Marketing Predictive Marketing sebagaimana artinya adalah pemasaran dengan menggunakan metode prediksi dengan memanfaatkan Big Data, yang terkait dengan perilaku konsumen, riwayat pembelian pelanggan, dan jenis data lainnya yang doperlukan untuk memperkiraka hasil yang paling menguntungkan. Salah satu contoh perusahaan yang telah mengimplementasikan predictive marketing adalah Amazon. Pada tahun 2013, revenue Amazon adalah sebesar USD 74,45 Billion dimana sistem rekomendasi Amazon berhasil menghasilkan 30% dari revenue atau senilai USD 22,33 Billion. Kunci sukses Amazon adalah meramal produk yang dibutuhkan oleh konsumennya kemudian merekomendasikan produk yang tepat. Namun yang sebenarnya dilakukan adalah Amazon mengumpulkan data mengenai barang yang pernah dibeli, barang yang disukai dan di review oleh konsumen kemudian dikombinasikan dengan data lokasi mereka tinggal serta barang apa yang konsumen lain lihat dan beli. Setelah Amazon memperoleh data data ini, Amazon akan menggunakan model statistik untuk meramal barang apa yang akan dibeli oleh konsumen dan menempatkannya di rekomendasi produk. 18

22 3) Contextual Marketing Pemasaran Kontekstual berfungsi untuk memberikan konten yang tepat disaat yang tepat yang didasarkan pada preferensi pelanggan potensial. Berdasarkan pertimbangan target perilaku pelanggan serta agar bisa membangkitkan kesadaran brand maka pemasaran kontekstual ini akan bisa memberikan hasil yang efektif untuk pemasaran bisnis. Disini, teknologi berperan membantu melakukan personalisasi dan kustomisasi produk dan layanan sesuai dengan profil pelanggan. Deteksi suasana hati dari ekspresi wajah, gerakan mata, suara, dan sinyal saraf belum menjadi arus utama dalam aplikasi pemasaran. Tapi itu akan menjadi kunci masa depan pemasaran kontekstual. Sangat penting untuk memahami keadaan pikiran pelanggan, selain dari profil demografis dasar mereka. Salah satu contoh implementasi teknologi tersebut pada pemasaran contextual adalah pada 2019, Walgreens (jaringan toko obat paling sukses di USA) memulai menguji pendingin pintar yang menggabungkan kamera, sensor, dan pintu layar digital untuk menampilkan produk di dalamnya serta iklan yang dipersonalisasi kepada pembeli. Teknologi ini memprediksi usia dan jenis kelamin pembeli. Kulkas menggunakan deteksi wajah untuk menyimpulkan demografi dan emosi pembeli yang mendekati pintu pendingin. Ini juga menggunakan pelacakan mata dan sensor gerak untuk mengukur minat pembeli. 4) Augmented Reality Marketing Augmented Reality (AR) saat ini menjadi teknologi yang benar-benar serius dikembangkan di hampir seluruh negara. Istilah ini menjadi semacam trending yang mumcul dimana-mana. Augmented reality (AR) menggunakan teknologi digital untuk memuat informasi dalam format video, teks atau gambar ke objek sehari-hari di dunia nyata dengan menggunakan media smartphone, tablet atau headset untuk melihat dunia menggunakan AR. Sehingga yang dimaksud dengan Augmented Reality Marketing (ARM) adalah kegiatan pemasaran dengan memanfaatkan teknologi berbasis augmented reality. Melalui ARM, 19

23 aktivitas promo marketing dapat dikemas secara interaktif dan memberikan pengalaman tersendiri yang dapat menggugah rasa keingintahuan konsumen terhadap produk/jasa. Aktivitas digital marketing dengan memanfaatkan teknologi ARM mampu menstimulasi rasa keingintahuan konsumen terhadap sebuah produk dan jasa melalui interaksi digital 5) Agile Marketing Merujuk pada Oxford Dictionary, istilah Agile berarti kemampuan untuk berpikir cepat dan cerdas. Dilansir dari Adobe Workfront, Agile marketing adalah pendekatan marketing taktis di mana tim secara kolektif mengidentifikasi proyek bernilai tinggi untuk memfokuskan upaya kolektif mereka. Pendekatan ini juga menentukan apakah sebuah proyek tak berhasil dan tidak boleh diulang, tetapi masih dianggap sukses. Pendekatan agile akan mengakui kegagalan selama disertai dengan pelajaran dan menghasilkan proyek yang berpotensi kuat di masa depan. Beberapa manfaat implementasi Agile Marketing pada sebuah brand adalah: a) Pertama, implementasi Agile Marketing dapat mengurangi tingkat stres anggota tim pemasaran, karena penerapan strategi ini akan membuat beragam pekerjaan yang harus dilakukan untuk berbagai kampanye pemasaran secara bersamaan dapat lebih terkoordinasi. Dan, ketika tingkat stres lebih rendah, maka tim pemasaran akan dapat bekerja dan berpikir dengan lebih kreatif. 20

24 Juga dapat mengurangi konflik antar pribadi di dalam tim pemasaran karena implementasi Agile Marketing membuat komunikasi antar anggota tim pemasaran menjadi lebih baik. b) Kedua, implementasi Agile Marketing membuat penggunaan sumber daya kampanye pemasaran, baik itu finansial, waktu, maupun sumber daya manusia, lebih efisien dan efektif. Karena, program kampanye pemasaran yang hasilnya terlalu rendah, bisa secara cepat dihentikan atau diperbaiki. Demikian pula dengan program kampanye pemasaran yang hasilnya baik dapat ditingkatkan intensitasnya. c) Ketiga, melalui strategi ini, tim pemasaran dapat melakukan kampanye pemasaran berdasarkan data dan eksperimen, bukan asumsi atau pendapat saja. d) Keempat, Agile Marketing membuat tim marketing mampu merespon perubahan yang terjadi di target pasar secara cepat. e) Kelima, dengan Agile Marketing ini tim juga menjadi dapat melakukan kampanye pemasaran dengan lebih cepat lalu menguji dan mengoptimasinya seiring berjalannya waktu. f) Keenam, dengan mengimplementasikan Agile Marketingg, membuat brand dapat melakukan beberapa campaign marketing secara bersamaan, kemudian mengulang kampanye-kampanye yang berhasil dijalankan. g) Ketujuh, efektivitas kampanye pemasaran akan meningkat karena mudahnya mendapat insight dari departemen lain di luar marketing. h) Kedelapan, keunggulan dariagile Marketing ini memudahkan tim pemasaran untuk melakukan data driven marketing dengan lebih efektif. 21

25 V. KESIMPULAN Perkembangan teknologi yang sangat dinamis dan cepat sangat berdampak pada perkembangan dunia marketing. Evolusi Marketing tradisional dari Marketing 1.0 hingga 3.0, berkembang ke Marketing 4.0 (New Wave Marketing) dan saat ini menuju Marketing 5.0 dimana teknologi berkolaborasi dengan kemanusiaan (technology for humanity). Terdapat lima elemen di dalam Marketing 5.0 yaitu: Data-driven Marketing, Predictive Marketing, Contextual Marketing, Augmented Marketing dan Agile Marketing. Marketing 5.0 berbicara mengenai Next Tech dan New CX, dimana optimalisasi bisnis dapat tercapai jika perusahaan mampu memanfaatkan teknologi untuk kemanusiaan (humanity). VI. REKOMENDASI Dalam menghadapi era Marketing 5.0, perusahaan harus menyiapkan pelaku pemasaran dengan lebih baik. Peranan pemasar menjadi sangat penting bukan hanya sebagai pelaksanan atau operator teknologi, tetapi justru sebagai penggagas, pencipta ide, gagasan, solusi, dan inovasi yg dituangkan ke dalam strategi pemasaran. 22

26 DAFTAR PUSTAKA Draganov, M., Panicharova, M., & Madzhirova, N. (2018, June). Marketing 5.0. Transactions of artificial intelligence systems in the digital environment. In 2018 International Conference on High Technology for Sustainable Development (HiTech) (pp. 1-3). IEEE. Kajale, P. A., & Joshi, S. (2021). Gearing up for Marketing 5.0 in the Digital Economy: Moving from Traditional to Digital. IBMRD's Journal of Management & Research, 10(2), Kotler, P., Kartajaya, H., & Setiawan, I. (2021). Marketing 5.0: Technology for humanity. John Wiley & Sons. Meyer, C., & Schwager, A. (2007). Understanding customer experience. Harvard business review, 85(2), 116. Moi, L., & Cabiddu, F. (2021). An agile marketing capability maturity framework. Tourism Management, 86, Purcarea, I. M. (2021). Marketing 5.0, Society 5.0, Leading-Edge Technologies, New CX, and New Engagement Capacity within the Digital Transformation. Holistic Marketing Management Journal, 11(1), Vilkina, M. V., & Klimovets, O. V. (2019, May). Augmented reality as marketing strategy in the global competition. In Institute of Scientific Communications Conference (pp ). Springer, Cham. Wongmonta, S. (2021). Marketing 5.0: The Era of Technology for Humanity with a Collaboration of Humans and Machines. Nimitmai Review Journal, 4(1), Referensi Online