Bagaimana perkembangan ekonomi kreatif pada kondisi era covid 19


Bagaimana perkembangan ekonomi kreatif pada kondisi era covid 19
Tangerang Selatan (4/8) - Kita perlu melakukan lompatan dari perekonomian yang sebelumnya mengandalkan  sumberdaya alam dan pertanian, industri, teknologi informasi menjadi perekonomian yang digerakkan oleh industri kreatif.

Kreativitas akan mendorong inovasi yang menciptakan nilai tambah lebih tinggi, dan pada saat yang bersamaan ramah lingkungan serta menguatkan citra dan  identitas budaya bangsa.

Demikian pokok sambutan Presiden Joko Widodo ketika membuka acara Temu Kreatif Nasional, Selasa (4/8) di Tangeramg Selatan, Banten.

Menurut Presiden, kontribusi  ekonomi kreatif pada perekonomian nasional semakin nyata. Nilai tambah yang dihasilkan ekonomi kreatif juga mengalami peningkatan setiap tahun. 

Pertumbuhan sektor ekonomi kreatif sekitar 5,76 %. Artinya berada di atas pertumbuhan sektor listrik, gas dan air bersih, pertambangan dan penggalian, pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan, jasa-jasa dan industri pengolahan. 

Dalam dialog dengan pelaku industri kreatif, Presiden menyatakan keyakinannya tentang potensi besar industri kreatif. "Saya akan membuat keputusan politik agar di masa yang akan datang ekonomi kreatif bisa menjadi pilar perekonomian kita," kata Presiden.

Keyakinan akan masa depan sektor ekonomi kreatif inilah yang mendorong Presiden membentuk Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) yang diharapkan berfungsi menjadi akselator pertumbuhan ekonomi kreatif Indonesia.

Presiden bahkan berjanji untuk memberi dukungan penuh dalam masalah anggaran kepada Bekraf. 

"Saya berharap Badan Ekonomi Kreatif untuk  segera bekerja dan bekerja, serta berlari cepat untuk memfasilitasi percepatan pembangunan di sektor ekonomi kreatif," lanjut Presiden.

Namun harus disadari, upaya untuk menggerakkan sektor ekonomi kreatif memerlukan kebersamaan, memerlukan sinergi dari semua pihak pelaku ekonomi kreatif. Salah satunya melalui temu kreatif  nasional yang melibatkan para pelaku industri dan ekonomi kreatif  untuk curah pikiran, curah gagasan, berbagi pengalaman, unjuk kerja, unjuk kreativitas untuk kemajuan sektor ini.

Industri kreatif juga butuh sinergi dan kerjasama antara  para inventor dengan para investor.

Sinergi ini akan mendorong karya-karya kreatif   mendapatkan nilai tambah yang lebih besar.

Menghadapi tantangan yang semakin berat ke depan, kita perlu memperkuat kemampuan industri kreatif untuk bersaing dengan produk-produk  ekonomi kreatif impor. Keterkaitan dengan sektor-sektor lain baik ke belakang, dengan pemasok maupun keterkaitan ke depan yang menyerap subsektor ekonomi kreatif perlu diperkuat.

Presiden menyadari, berbagai inovasi dan kreativitas yang dihasilkan para pelaku industri kreatif tentu memerlukan wadah untuk mengekpresi karyanya. 

Salah satunya adalah tempat pameran yang representatif yang memberi ruang dan kesempatan bagi para pelaku industri kreatif seperti Indonesia Convention Exhibition di BSD City yang  memiliki fasilitas Meetings, Incentives, Conferences, and Exhibition (MICE). 

Fasilitas MICE ini bisa menjadi media untuk mempromosikan berbagai jenis produk ekonomi kreatif Indonesia, sehingga mampu mendorong tumbuhnya pelaku ekonomi kreatif lainnya yang dapat mendukung ekonomi regional dan nasional.

Penyelenggaraan berbagai kegiatan pameran dagang, baik berskala nasional maupun internasional,diharapkan mampu mendorong tumbuhnya industri lain yang terkait, seperti peningkatan investasi, pengembangan usaha kecil, pendapatan devisa negara, dan lainnya.

Tapi, kata Presiden, tempat yang megah  hanya akan berguna kalau diikuti kreativitas yang menggerakkan industri kreatif Indonesia. 

Pada bagian lain saat dialog dengan pelaku industri kreatif, Presiden juga menyinggung tentang perlunya diadakan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan. 

Di bidang seni misalnya, pelaku industri kreatif juga harus bisa mendidik masyarakat dengan sajian kesenian yang memperhatikan aspek kualitas. Bukan sekadar mengejar rating. (Sumber : Tim Komunikasi Presiden)

Bagaimana perkembangan ekonomi kreatif pada kondisi era covid 19

Presiden meminta jajaran perusahaan tambang tersebut untuk berhati-hati dalam pengelolaan manajemen di dalamnya karena akan berdampak tidak Selengkapnya

Bagaimana perkembangan ekonomi kreatif pada kondisi era covid 19

Pemerintah akan menjaga kecukupan stok daging kurban dengan mendatangkan dari daerah-daerah yang tidak terkena wabah PMK. Selengkapnya

Bagaimana perkembangan ekonomi kreatif pada kondisi era covid 19

Dialog tersebut diadakan dalam format virtual dengan tema “Membina Kemitraan Pembangunan Global untuk Era Baru untuk Bersama-sama Melaksan Selengkapnya

Bagaimana perkembangan ekonomi kreatif pada kondisi era covid 19

Menurut Presiden Joko Widodo, perang di Ukraina telah menciptakan tragedi kemanusiaan dan memperburuk perekonomian dunia. Selengkapnya

Rilis: Meyta Yosta Greacelya Abaulu

Bagaimana perkembangan ekonomi kreatif pada kondisi era covid 19
Suasana Seminar Daring “Membangun SDM Berdaya Saing melalui Seni Kriya Rhineka Aksara Sunda sebagai Peluang Ekonomi Kreatif Sumedang”, Selasa, 21 Juli 2020.

[unpad.ac.id, 11/8/2020] Pandemi Covid-19 berdampak pada menurunnya geliat perekonomian di Indonesia. Namun, pemerintah bersama seluruh sektor terkait terus berupaya untuk menstimulus ekonomi masyarakat agar tetap bertahan. Stimulus ekonomi kreatif menjadi salah satu alternatif yang diandalkan dari perekonomian Indonesia.

Karena itu, tim KKN Virtual Universitas Padjadjaran dengan Dosen Pendamping Lapangan Dr. Evie Ariadne Shinta Dewi, M.Si., berkontribusi dengan membuat sebuah pengabdian untuk membantu para pelaku usaha. Hal ini bertujuan agar geliat pelaku usaha ekonomi kreatif, utamanya UMKM, tetap berkembang saat masa pandemi Covid-19

menggelar seminar daring bertajuk “Membangun SDM Berdaya Saing melalui Seni Kriya Rhineka Aksara Sunda sebagai Peluang Ekonomi Kreatif Sumedang”, Selasa (21/7) lalu.

Evie mengatakan, tema seminar ini bertujuan untuk memberdayakan kelompok masyarakat yang produktif secara ekonomi. Salah satunya kelompok usaha yang dirintis oleh masyarakat di Kabupaten Sumedang yang telah memproduksi beberapa kerajinan tangan (handycraft) dan membuat desain batik motif huruf Sunda Kaganga sebagai ornamen.

“Di tengah dampak pandemi Covid-19, mahasiswa dan dosen Unpad berkolaborasi   berbuat sesuatu yang konkrit untuk membantu para pelaku ekonomi kreatif ini,” ujar Evie.

Seminar daring ini dihadiri oleh dua pelaku usaha, yaitu Pelestari Seni Reka Aksara Sunda Eryanti dan Pemilik Galeri Leuit Budi Nugraha.

Dalam pemaparannya di Seminar Daring tersebut, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Daerah Provinsi Jawa Barat Dedi Taufik menyampaikan data Kondisi Pelaku Ekonomi Kreatif Jawa Barat Terdampak Covid-19, terdapat sebanyak 14.991 orang tenaga kerja.

Menurut data dari Rilis Badan Pusat Statistik (BPS) tentang Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2020 menunjukkan telah terjadi perlambatan ekonomi nasional menjadi sebesar 2,97%. Hasil laporan dari situs Buku Warung juga menyebut terjadi penurunan pendapatan hingga 90% pada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) selama empat bulan terakhir.

Dengan alasan ini, tim KKN-PPM Evie juga menyelenggarakan lokakarya dengan tema “Pemanfaatan Teknologi dalam Pengembangan UMKM di Masa Pandemi Covid-19” Kamis, (30/7).

Pada tim KKN Virtual ini, terdapat tiga sub kelompok untuk memberdayakan UMKM yang menjadi subjek dalam penyelenggaraan KKN-PPM ini, antara lain Sampeu Wedang Kawung Sari Sumedang, Mie Ayam Bakso Ebo (Mayebo) Jakarta Timur, dan Kueh Kopi Manglayang (Kukoma) Sumedang. Dalam kegiatan lokakarya ini para mahasiswa memaparkan hasil dari KKN-PPM mereka.

Menurut Ketua Kelompok “Sampeu Wedang” Ginda Adila, dalam metode KKN-PPM Virtual ini mahasiswa menunjukkan empati dan dilatih untuk mengatasi hambatan yang dialami oleh pelaku usaha.

“Output yang kami capai yaitu berhasil membantu subjek dalam packaging untuk pengiriman produk untuk ekspedisi jarak jauh, food marketing, dan mempublikasikan artikel tentang makanan tradisional Sampeu Wedang di media daring,” tutur Ginda.

Ketua Kelompok “Mayebo” Yasmin Nadinea Bono melihat dampak pandemi pada UMKM Mayebo yang tutup selama tiga bulan. “Setelah tutup karena kebijakan PSBB, kedai dengan makanan homemade ini sangat sepi pelanggan. Dengan mengusulkan beberapa ide dan program, kami dapat membantu persiapan dan pembinaan tentang pemasaran online untuk kedai Mayebo ini,” ungkap Yasmin.

Kelompok “Kukoma” memberdayakan Kelompok PKK yang berkolaborasi dengan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Nanggerang, Kabupaten Sumedang yang mengolah kopi menjadi biskuit kopi atau coffee cookies.

“Kami membantu mengusulkan perubahan nama produk menjadi Kukoma, membuat kemasan baru yang lebih modern, dan membuat akun Instagram untuk penjualan Kukoma secara online,” ujar  Novianti Sukandari anggota sub kelompok Kukoma.(art)*