Bagaimana cara pemerintah dalam mengatasi inflasi pada suatu negara

Inflasi atau kenaikan harga terus terjadi di mana-mana. Gimana sih cara mengatasi inflasi agar harga barang di dunia nggak langsung meroket dengan sangat cepat?

Waduh, kok akhir-akhir ini harga barang pada naik semua ya? Apa tuh, kemarin yang lagi viral banget, harga minyak lagi tinggi-tingginya.

Kalau kita lihat kembali ke belakang, memang deh, harga tuh naik terus. Contohnya, kata ibu gue, dulu yang namanya naik becak itu cuma Rp250 lho. 

Wah, kalau zaman sekarang sih, Rp250 belum tentu dapat permen di kantin, ya. Dulu aja gue beli permen tuh, kira-kira harganya kalau nggak Rp1.000 dapat tiga, bisa juga Rp500 dapat satu.

Contoh lain lagi nih, zaman dulu tuh kita sudah bisa beli semangkuk bakso dengan harga Rp2.000. Kalau sekarang mah, ditambah nolnya satu di belakang, ya.

Bagaimana cara pemerintah dalam mengatasi inflasi pada suatu negara
Harga semangkuk bakso zaman dulu vs zaman sekarang. (Arsip Zenius)

Hmmm… kalau gini terus, bisa kebayang nggak sih, nanti semakin kita berumur, harga pun semakin tinggi. Apa-apa semakin mahal. 

Nah, kasus di atas merupakan salah satu contoh fenomena inflasi nih, Sobat Zenius. Gimana, jiwa elo ketar-ketir nggak sih, menyaksikan perubahan harga yang terus melejit?

Kadang, gue jadi mikir-mikir deh. Gimana ya cara mengatasi inflasi supaya nggak sampai parah banget dan membuat jutaan manusia menderita?

Ternyata, ada lho beberapa cara mengatasi inflasi. Oleh karena itu, kita akan membahasnya pada artikel kali ini.

Namun, sebelum membahas lebih dalam mengenai cara mengatasi inflasi, kita bahas dulu yuk, apa itu inflasi.

Apa itu Inflasi?

Simpelnya, kalau dari kisah tadi, inflasi itu fenomena ketika harga barang dan jasa itu naik. Jadi, nilai dari uang sendiri menurun. Yang tadinya Rp2.000 cukup buat soto ayam, sekarang Rp2.000 hanya bisa beli satu penghapus murah.

Kok bisa ya fenomena ini terjadi? Nggak cuma di satu atau dua negara aja lho, tapi benar-benar di seluruh dunia.

Kalau elo penasaran sama penyebab terjadinya inflasi, gue rekomendasikan elo buat ngebaca artikel di bawah ini.

Baca Juga: Inflasi – Materi Ekonomi Kelas 11

Wah, setelah membaca artikel tersebut, kita jadi tahu ya, bahwa ada berbagai macam faktor yang mendorong terjadinya inflasi.

Seremnya, selain harga kebutuhan menjadi naik, inflasi juga dapat memengaruhi nilai suatu mata uang.

Gue jadi langsung ingat, beberapa negara di dunia, yang mengalami inflasi parah. Mata uangnya menjadi nggak berharga alias lemah. Elo tahu nggak negara apa?

Dulu, sempat ada kasus inflasi di berbagai negara yang terbilang ikonik. Sangking tingginya, fenomenanya disebut sebagai hiperinflasi. Bukan inflasi biasa.

Beberapa contoh negara yang mengalami hiperinflasi tersebut di antaranya adalah Jerman (1923), Yunani (1944),  Hongaria (1946), Yugoslavia (1994), dan Zimbabwe (2008).

Bahkan pernah terjadi di Zimbabwe, satu potong roti itu harganya puluhan juta dollar Zimbabwe. Wow, mahal banget ya kalau dilihat dari angkanya, Sobat Zenius.

Yang agak baru-baru ini viral, ada juga negara lain yaitu Venezuela yang mengalami inflasi parah. Elo bisa melihat data yang disusun oleh Statista di bawah ini.

Bagaimana cara pemerintah dalam mengatasi inflasi pada suatu negara
Laju inflasi 2021/2022. (Dok. Statista 2022)

Yap, barang dan jasa di Venezuela itu harganya naik sekitar 1.500% dalam setahun saja, bila dibanding dengan tahun sebelumnya. Kok bisa sih negara yang harusnya kaya berkat komoditas minyak bumi ini, malah mengalami inflasi?

Sebenarnya, ada berbagai faktor yang menjadi penyebab terjadinya inflasi di Venezuela. Misalnya, karena kebijakan ekonomi yang nggak tepat dan ketergantungan Venezuela akan harga minyak.

Hal ini bisa dibahas dari kebijakan ekonomi masa kepemimpinan mantan presiden Hugo Chavez. Singkatnya, Chavez itu benar-benar memanjakan rakyatnya.

Ia memberikan banyak sekali subsidi, dan mempekerjakan masyarakat luas untuk memangkas kemiskinan. Selain itu, ia juga banyak menasionalisasi perusahaan dan badan usaha swasta.

Berarti, pemerintah harus membayar  subsidi dan gaji banyak sekali orang. Lalu, gimana cara membiayai subsidi dan gaji masyarakat itu?

Tentu saja, ia menggunakan pendapatan dari ekspor minyak bumi. Namun, dengan pendapatan yang fantastis dari minyak bumi pun, anggaran Venezuela menjadi defisit karena terlalu banyak pengeluaran.  

Sehingga, ketika harga minyak bumi dunia turun, makin porak porandalah keadaan ekonomi di Venezuela.

Nggak sampai di situ saja, ketika akhirnya Chavez digantikan oleh presiden yang sekarang, Nicolás Maduro, harga minyak bumi dunia semakin turun drastis.

Hingga titik itu, Venezuela semakin membutuhkan uang, namun nggak ada yang mau meminjamkan uang ke Venezuela di tengah turunnya harga minyak bumi.

Akhirnya, Maduro membuat kebijakan yang sangat fatal, yang jelas bisa menyebabkan inflasi: mencetak uang!

Untuk kisah lebih lanjutnya, elo bisa baca lebih penjelasan menarik mengenai dampak kebijakan-kebijakan ekonomi di Venezuela, melalui artikel di bawah ini.

Baca Juga: Bagaimana Kebijakan Subsidi Bisa Menghancurkan Negara?

Saking parahnya inflasi di Venezuela, ada yang menulis bahwa ketika elo pergi ke toko di sana, nggak ada barang dengan label harga.

Lalu ketika elo tanya harganya ke kasir, harganya itu bisa terus berubah setiap jamnya. Itu pun, kalau masih ada barang di toko. 

Elo kebayang nggak kalau itu terjadi di Indonesia? Misalnya tahun depan, tahu-tahu harga cimol jadi Rp15 juta per bungkus, cireng Rp2 juta per biji, sama daging mungkin sudah sampai Rp150 juta per kilo kali, ya.

Wah, semakin ngebayangin, gue jadi makin semangat buat cari tahu gimana cara mengatasi inflasi, deh. Oleh karena itu, kita langsung saja yuk, lanjut bahas soal itu.

Baca Juga: Inflasi Ekonomi Merupakan Alasan Kenapa Harga Barang Naik Tiap Tahun

Cara Mengatasi Inflasi

Oke, kita sudah sampai ke pembahasan mengenai bagaimana cara mengatasi inflasi. Biasanya, pemerintah memiliki peran yang besar dalam upaya penstabilan harga dan pencegahan inflasi.

Lantas, gimana nih, cara pemerintah mengatasi inflasi? Upaya mengatasi inflasi bisa dilakukan dengan cara memberlakukan kebijakan, seperti kebijakan fiskal, moneter, dan lainnya.

Gimana nih, konsep dan contoh dari kebijakan-kebijakan tersebut? Mari kita bahas bersama-sama.

Kebijakan Fiskal

Kebijakan fiskal itu merupakan kebijakan yang berhubungan sama anggaran pemerintah. Baik itu kebijakan untuk menambahkan, mengurangi, dan mengubah anggaran yang sudah ada.

Bagaimana cara pemerintah dalam mengatasi inflasi pada suatu negara
Cara mengatasi inflasi melalui kebijakan fiskal. (Arsip Zenius)

Salah satu cara untuk mengatasi inflasi melalui kebijakan fiskal adalah dengan menaikkan tarif pajak bagi masyarakat. 

Pajak ini membuat pembelanjaan oleh masyarakat menurun, sehingga uang yang beredar pun ikut turun. Kenapa begitu?

Apabila pemerintah mengenakan pajak lebih tinggi pada penghasilan serta produk, daya beli masyarakat pun menurun, menyebabkan permintaan menurun.

Penurunan permintaan seperti itu menyebabkan inflasi bisa ditekan, karena barang tersedia dan jumlahnya nggak jauh lebih sedikit dibanding dengan uang yang beredar.

Contoh kebijakan fiskal lain yang bisa dilakukan pemerintah adalah dengan mengurangi dan realokasi anggaran.

Misalnya, selama pandemi Covid-19 ini, harga alat dan barang yang berhubungan dengan kesehatan langsung banyak melejit, bukan?

Untuk menyediakan fasilitas, alat kesehatan, tenaga kesehatan, dan lain sebagainya, pemerintah menyalurkan dana untuk sektor kesehatan, dari anggaran sektor lainnya.

Jadi, harga untuk sektor tersebut dapat lebih terkendali. Kalau diingat-ingat lagi, sebelumnya harga tes untuk Covid-19 memang sempat mahal kan, Sobat Zenius?

Setelah tersedia dengan lebih luas dan mudah, harga pun mulai stabil, dan fasilitas tersebut lebih mudah diakses oleh masyarakat.

Baca Juga: Kenapa Setiap Negara Memiliki Mata Uang yang Berbeda?

Kebijakan Moneter

Cara mengatasi inflasi dengan kebijakan moneter itu berhubungan erat dengan peredaran uang.

Sobat Zenius masih ingat nggak, tadi gue sempat singgung soal kasus hiperinflasi Venezuela, yang salah satunya karena banyaknya jumlah uang yang beredar.

Nah, ketika jumlah uang yang dicetak dan diedarkan kepada masyarakat itu terlalu banyak, uang menjadi kurang berharga.

Kenapa begitu? Bayangkan situasi seperti ini. Suatu ketika, uang itu jumlahnya banyak banget yang beredar, sedangkan stok barang yang ada tetap stabil.

Yang bakal terjadi, kira-kira begini: Kenaikan jumlah uang beredar -> menaikkan tingkat konsumsi -> menaikkan tingkat permintaan konsumen -> mendorong penjual menaikkan harga -> terjadilah inflasi.

Hubungan sebab-akibat tersebut bisa dijelaskan lewat Teori Kuantitas Uang-nya Irving Fisher. Selengkapnya bisa elo baca nanti di artikel ini, ya.

Nah, contoh dari kebijakan moneter itu adalah kebijakan pemerintah untuk menambah atau mengurangi peredaran uang. Tujuannya, supaya harga kebutuhan dan nilai uang tetap stabil.

Bagaimana cara pemerintah dalam mengatasi inflasi pada suatu negara
Cara mengatasi inflasi melalui kebijakan moneter.

Salah satu contoh kebijakan moneter di Indonesia, untuk mengurangi peredaran uang, adalah penerbitan surat utang negara.

Surat utang ini diterbitkan dengan tujuan untuk mengumpulkan dana dari masyarakat Indonesia, supaya uang yang beredar pun mengalami penurunan.

Selain mengurangi peredaran yang, ada juga lho kebijakan moneter di Indonesia yang bisa meningkatkan peredaran uang, yaitu pemberian kredit atau pinjaman.

Biasanya, pemberian kredit ini diberikan kepada pengusaha dari berbagai bidang atau proyek, agar aktivitas dapat segera terlaksana. 

Tentunya, dalam mengambil keputusan tersebut, pemerintah harus sangat berhati-hati. Soalnya, bisa menyebabkan uang yang beredar menjadi banyak.

Selain dua contoh kebijakan moneter tadi, ada lagi contoh kebijakan moneter yang penting nih, yang bisa membuat peredaran uang naik maupun turun.

Kebijakan moneter ini berhubungan dengan tingkat suku bunga, yang diatur oleh Bank Indonesia. Gimana tuh hubungan tingkat suku bunga sama peredaran uang?

Jadi, kita tahu ya bahwa kalau kita menyimpan uang di bank, kita akan mendapatkan bunga. Nah, kalau uang yang beredar lagi banyak, suku bunganya ditingkatkan, supaya masyarakat terdorong untuk menyimpan uang di bank.

Sehingga, uang yang beredar dapat berkurang, karena disimpan di bank. Begitulah contoh-contoh kebijakan moneter ya, Sobat Zenius.

Selanjutnya, kita bahas kebijakan yang bukan merupakan kebijakan fiskal maupun moneter, yuk.

Kebijakan Nonfiskal dan Nonmoneter

Selain berhubungan dengan anggaran dan peredaran uang, ada contoh kebijakan lain yang bisa ditetapkan oleh pemerintah untuk mengatasi inflasi. Apa saja?

Pertama, pemerintah bisa memastikan ketersediaan produk kebutuhan. Hal ini bisa dilakukan dengan mempermudah aktivitas produksi oleh para pengusaha serta mempermudah proses impor.

Kedua, pemerintah juga bisa menjaga kestabilan pendapatan masyarakat. Memang sih, pastinya kita semua ingin punya gaji yang besar dan naik terus ya. Namun, bila semua orang punya gaji yang besar dan terus bertambah, laju inflasi bisa meroket.

Ketiga, pemerintah dapat menetapkan harga maksimum suatu produk. Misalnya, tahun 2021 lalu, pemerintah pernah mengeluarkan ketentuan harga maksimum tes PCR sebesar Rp275.000 untuk Pulau Jawa dan Bali.

Masih ingat kan, dulu ketika agak awal pandemi, harga tes itu bisa mencapai Rp900.000. Tanpa kebijakan seperti itu, harga tes bisa saja menjadi mahal terus.

Contoh lain yang cukup baru-baru ini, adalah harga minyak goreng yang tiba-tiba meningkat nggak karuan karena adanya kelangkaan. Tentunya, masyarakat begitu kaget melihat perubahan harga yang signifikan.

Mau itu kalangan rumah tangga hingga usaha, semua ikut terdampak. Oleh karena itu, pemerintah sempat menetapkan harga maksimum untuk minyak serta melarang ekspor, untuk memastikan kebutuhan minyak goreng nasional terpenuhi.

Contoh Soal

Mantap, kita sudah ngebahas soal berbagai contoh cara mengatasi inflasi, nih. Sekarang, kita coba lihat contoh soal dan pembahasannya, kuy.

Soal 1

Pemerintah menggunakan cara-cara berikut untuk mengatasi inflasi kecuali

A. Menurunkan tingkat suku bungaB. Menaikkan pajakC. Menurunkan pengeluaran pemerintahD. Menjual obligasi

E. Pengawasan kredit selektif​