Bagaimana benih yang digunakan untuk budidaya ikan hias

Bagaimana benih yang digunakan untuk budidaya ikan hias

TEMANGGUNG - Benih ikan merupakan salah satu komponen penentu keberhasilan dalam budidaya ikan. Oleh karena itu memilih benih yang baik dengan cara yang benar merupakan hal yang wajib dilakukan oleh calon pembudidaya ikan.Ciri-ciri benih ikan yang baik : sehat, gerakan lincah,tidak cacat (sirip-sirip lengkap),warna tubuh cerah,tidak membawa penyakit/parasit dan responsif terhadap pakan.

Cara paling gampang melihat ikan yang sehat adalah dengan melihat arah berenang mereka. Ikan yang sehat akan berenang melawan arus, sehingga akan selalu berada pada bagian air masuk. Sebaliknya ikan yang tidak sehat / lemah akan berada pada bagian pembuangan air atau berdiam diri didasar bak.

Benih ikan yang berasal dari induk yang baru pertama kali memijah atau berasal dari induk-induk yang kecil, sebaiknya juga dihindari. Benih dari induk-induk tersebut biasanya pertumbuhannya lambat, angka kematian tinggi dan tidak dapat mencapai ukuran yang maksimal. Untuk itu selalu pilih benih ikan dari tempat pembenihan yang dapat diandalkan, misalnya telah memiliki sertifikasi CPIB (Cara Pembenihan Ikan yang Baik) atau tempat pembenihan lain yang diyakini benar-benar memiliki induk unggul.

Ikan yang baru datang dan ditebar sebaiknya disterilkan dari parasit yang terbawa. Cara paling gampang adalah dengan memberikan garam krosok secukupnya pada kolam budidaya. Untuk ikan lele, pemberian garam dapat dilakukan dalam wadah tertentu misalnya ember besar selama 10- 15 menit. Untuk ikan lainnya cukup dengan ditaburkan  pada kolam budidaya dengan air masuk ditutup selama sekitar 15 menit, setelah itu air dialirkan secara normal.

Pemberian pakan pertama, sebaiknya dengan memperhatikan kondisi ikan. Apabila ikannya sehat, pemberian pakan dapat dilakukan beberapa  saat setelah ikan ditebar, dengan dosis sesuai dengan kebutuhan (sebatas habis atau tersisa sangat sedikit), usahakan dengan menambahkan vitamin C untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Apabila ikan belum mau makan, yang dapat disebabkan karena stress, jenis pakan berbeda atau kondisinya yang memang kurang baik, pemberian pakan ditunda sampai hari berikutnya.

Untuk ikan lele yang sehat dan agresif, pakan diberikan langsung beberapa saat setelah ikan ditebar. Hal ini ditujukan untuk mencegah munculnya kanibalisme diantara sesama ikan lele. Perlu diingat, ikan lele sudah dipuasakan 1 hari sebelum dipanen/dipindah, oleh karena itu ikan sudah dalam kondisi sangat lapar. Ir Djoko - BBI (DISNAKAN-2020)

Dosis pakan yang tepat adalah sesuai kebutuhan. Beri pakan secara  merata dan bertahap. Tambah bila pakan habis, dan berhenti ketika pakan tersisa meskipun hanya sangat sedikit. Itulah dosis pakan yang tepat.   https://youtu.be/1Fufzq8Zn48 


Page 2

Bagaimana benih yang digunakan untuk budidaya ikan hias

Itik atau biasa disebut bebek berasal dari Amerika Utara dan masih hidup liar yang kemudian dijinakkan menjadi ternak Itik. Pada saat ini beternak itik menjadi usaha agribisnis yang cukup menjanjikan dimana kebutuhan akan telur dan daging itik terus meningkat. Hal ini juga menyebabkan kebutuhan akan bibitnya juga tinggi. Karena itu maka usaha di bidang per-itik-an dibagi menjadi tiga bidang usaha , yaitu ; budidaya itik petelur, budidaya itik pedaging, dan pembibitan/penetasan telur itik.

JENIS – JENIS ITIK :

Itik Petelur : Itik Mojosari , Itik Tegal, Itik Alabio , Itik Khaki Campbell

Itik Pedaging : Itik Peking, Itik Rouen, Itik Aylesburry, Itik Moscovy, Itik Cayuga

Itik Ornamental/ Hias : East India, Wood, Mandariun, Crested, Blue Swedish, Call (Grey Call)

SELEKSI PEMBIBITAN

Sifat Bibit Unggul :

  • Pertumbuhan cepat & seragam
  • Berat Itik ( umur 20 dan 40 minggu) : jantan (1.6 dan 1.8 kg) ; betina (1.4 dan 1.6 kg)
  • Cepat dewasa kelamin (mulai bertelur umur 5 – 6 bulan)
  • Pertumbuhan bulu : cepat, warna seragam, bulu lengkap umur 14 hari
  • Daya hidup tinggi
  • Produksi telur 200-300 butir/tahun

PAKAN

Bahan Baku

Awal (0-4mgg)

Dara (5-22mgg)

Petelur (>22mgg)

Jagung giling

Dedak halus

Ubi Kayu

Tepung Ikan

Bungkil kelapa

Bungkil kedelai

25%

40%

5%

20%

5%

5%

20%

50%

5%

15%

5%

5%

15%

60%

5%

10%

5%

5%

Jumlah

Protein

KANDANG

  • Temperatur kurang lebih 39⁰ C
  • Kelembaban 60-65%
  • Penerangan diatur sesuai dengan fungsi kandang
  • Kandang DOD ukuran 1m2 untuk 50 ekor DOD (kandang box)
  • Kandang dara 9itik remaja) ukuran 1m2 untuk 16 ekor (kandang umbaran)
  • Kandang petelur berupa kandang baterai (1 atau 2 ekor per kotak) atau kandang lokasi (kelompok) dengan ukuran 1m2 untuk 4-5 ekor itik dewasa (nasa bertelur), atau untuk 30 ekor itik dewasa dengan ukuran 3x2 m2.
  • Sistem Lantai (litter), cocok di daerah yang berpasir/ kering
  • Sistem panggung (slat), cocok di daerah yang mempunyai kondisi tanah basah dan kelembaban tinggi
  • Kombinasi lantai dan panggung, kandang panggung untuk tidur dan bertelur; kandang lantai untuk bermain siang hari

 PENYAKIT

Penyakit yang paling sering menyerang itik ada dua macam, yaitu penyakit duck cholera dan penyakit salmonellosis.

Penyebab : bakteri Pasteurela avicidaGejala : mencret, lumpuh, tinja kuning kehijauanPengendalian : sanitasi kandang, pengobatan dengan suntikan penisilin pada urat daging dada dengan dosis sesuai label obat

      2. Penyakit Salmonellosis

Gejala : pernafasan sesak, mencretPengendalian : Sanitasi yang baik, pengobatan dengan furazolidone melalui pakan dengan konsentrasi 0.04% atau dengan sulfadimin yang dicampur air minum, dosis disesuaikan dengan label obat.. (DISNAKAN -2020)

tirto.id - Ikan hias adalah jenis ikan yang umumnya dijual sebagai ornament (hiasan) dalam akuarium. Ikan ini memiliki ciri khas bentuk tubuh yang unik dengan aneka warna menarik.

Dikutip dari Buku Prakarya Kelas IX, berdasarkan catatan Kementerian Kelautan dan Perikanan, saat ini terdapat lebih kurang dari 1.100 spesies ikan hias air tawar yang diperdagangkan secara global.

Dari jumlah itu, Indonesia memiliki 400 spesies. Namun, hanya 90 spesies yang dibudidayakan secara luas oleh masyarakat di tanah air.

Beberapa contoh ikan hias yang marak dibudidayakan antara lain: Ikan Koi, Ikan Neon Tetra, Ikan Mas Koki, Ikan Cupang, Ikan Guppy, Ikan Yellow Tangs, Ikan Blue Tang, Ikan Clownfish, dan lain sebagainya.

Budidaya ikan hias bisa dilakukan dengan beberapa jenis wadah, seperti kolam, bak, yang terbuat dari tembok, hingga kolam terpal.

Baca juga: Jenis Ikan Hias Air Tawar di Indonesia yang Jadi Komoditas Unggulan

Hal yang tidak kalah penting dalam budidaya ikan hias yakni pemahaman terkait teknik budidaya. Tahapan serta teknik budidaya perlu diperhatikan karena akan menyangkut kelangsungan hidup ikan hias yang dipelihara.

Beberapa teknik yang perlu menjadi perhatian diantaranya: pemilihan benih, pemilihan pakan, pencegahan hama penyakit, pemeliharaan air, serta penggunaan wadah.

Mengenal Teknik Budidaya Ikan Hias

Keberhasilan budidaya ikan sangat ditentukan dalam teknik yang diterapkan. Oleh karenanya, teknik budaya ikan hias yang tepat dapat memaksimalkan hasil budidaya.

Berikut 3 jenis teknik budidaya ikan hias yang perlu diperhatikan, seperti dikutip dari Modul PJJ Prakarya Aspek Budidaya Kelas IX, terbitan Kemdikbud.

1. Pemberian Pakan Ikan Hias

Pada umumnya, cacing sutera (tubifex) merupakan pakan utama induk ikan hias. Namun, terdapat pula beberapa jenis pakan lainnya seperti: jentik nyamuk, kutu air, atau pakan yang telah dikeringkan.

Perlu diperhatikan bahwa pakan untuk benih ikan hias atau anakan adalah pakan yang sama dengan pakan untuk indukan, tapi ukurannya jauh lebih kecil.

Baca juga: Apa Saja Contoh Ikan Hias di Indonesia dan Manfaat Memeliharanya?

Pemberian pakan untuk indukan perlu dilakukan secara teratur dengan memperhatikan takaran/dosis dan waktu pemberian pakan. Umumnya takaran yang pas adalah sejumlah 3-5% dari bobot ikan hias dan diberikan sebanyak tiga kali per hari.

Terkait waktu, Anda dapat memberikan pakan pada pagi hari sekitar pukul 07.00, tengah hari sekitar pukul 13.00, dan sore hari sekitar pukul 17.00.

2. Pemeliharaan Ikan Hias

Salah satu hal penting dalam proses pemeliharaan ikan hias adalah mengendalikan penumpukan kotoran dalam kolam atau akuarium.

Anda dapat menerapkan cara penyedotan menggunakan selang plastik untuk untuk pemeriharaan kotoran. Namun perlu diperhatikan agar ikan tidak turut tersedot.

Sementara itu, untuk menjaga kualitas air, perlu dilakukan penggantian air. Caranya yaitu dengan membuang 1/3 air kolam atau akuarium tempat pemeliharaan. Air yang terbuang diganti dengan air baru dengan kualitas yang sesuai dengan kebutuhan jenis ikan hias yang dipelihara.

3. Pengendalian Hama Penyakit

Air merupakan media yang paling cocok untuk tumbuh dan berkembangnya berbagai jenis organisme, termasuk mikro organisme berupa mikroba, parasit atau jamur air, dan bakteri.

Keberadaan mikro organisme ini dapat menimbulkan penyakit bagi berbagai jenis ikan, termasuk ikan hias air tawar. Karena itu, penting mengetahui cara pencegahan atau pengendalian hama yang bisa menyerang ikan hias.

Ada beberapa jenis hama penyakit yang biasa dialami ikan hias air tawar. Berikut ini 4 contoh hama penyakit ikan hias dan tips mengendalikannya.

a. Penyakit bintik putih (white spot)

Mikro organisme yang menjadi penyebab penyakit bintik putih pada ikan hias bernama Ichthyophthirius multifiliis. Penyakit ini pada umumnya terjadi pada bagian kulit, sirip, mata, dan insang. Penularan penyakit ini sering terjadi pada kondisi ikan dengan kepadatan tinggi dengan suhu air yang relatif rendah.

Pencegahan yang dapat dilakukan di antaranya adalah:

  • Mempertahankan kualitas air dalam keadaan optimal, yakni dengan proses aerasi atau sirkulasi air untuk mempertahankan kadar oksigen dalam air yang cukup
  • Mengurangi kepadatan ikan
  • Mempertahankan suhu air
  • Mempertahankan kadar keasaman air sesuai dengan kebutuhan jenis ikan.

b. Penyakit Trichodiniasis Trichodina sp.

Trichodiniasis Trichodina sp. merupakan mikro organisme penyebab timbulnya penyakit trichodiniasis pada ikan hias. Umumnya, hama ini menyerang benih ikan, terutama yang mengalami stres.

Upaya pencegahan dapat dilakukan melalui proses penanganan pemeliharaan air yang tepat, penerapan sanitasi kolam/ akuarium, serta manajemen budidaya yang baik.

c. Penyakit Tetrahymena

Penyakit tetrahymena disebabkan oleh mikroba Tetrahymenapyriformis yang dapat menginfeksi kulit dan sirip ikan budidaya.

Proses pengendalian penyakit ini pada ikan yang terserang hama ini dapat dilakukan melalui pengobatan dengan cara perendaman ikan terinfeksi dalam larutan Acriflavin dengan dosis 3 mg/l air. Proses perendaman dilakukan selama 15 - 30 menit pada wadah khusus.

d. Serangan Cacing

Sebagian jenis cacing air yang bisa memicu penyakit pada ikan hiasa ialah Dactylogyrus sp, Gyrodactylus spp, dan Quadriacanthus sp. Perkembangan cacing air ini dapat dicegah dengan cara mengurangi padat penebaran.

Pengobatan juga dapat dilakukan dengan menggunakan Formalin 150 ml/m3 air, dengan cara perendaman di wadah penampung.

4. Pemanenan Ikan Hias

Proses pemanenannya dapat dilakukan secara total ataupun parsial/sebagian. Pemanenan total dilakukan dengan cara menjual seluruh hasil budidaya tanpa pemilahan (sortasi), sedangkan panen parsial dilakukan berdasarkan kriteria tertentu, misalnya ukuran, umur, atau jenis kelamin ikan hias.

Dalam proses pemanenan ini akan lebih baik dilakukan pada pagi hari atau sore hari, karena pada saat tersebut suhu rendah dan stabil.

Baca juga artikel terkait IKAN HIAS atau tulisan menarik lainnya Anisa Wakidah
(tirto.id - wkd/add)


Penulis: Anisa Wakidah
Editor: Addi M Idhom
Kontributor: Anisa Wakidah

Subscribe for updates Unsubscribe from updates