RENUNGAN SORE : Cara Setan Menyesatkan Manusia Dan Cara mengatasinya Edisi 3 rajab 1442 H. / 15 Februari 2014 Oleh : Muh. Hanafi, SS. M. Sy Setan merupakan musuh terbesar umat manusia. Setan masuk ke dalam hati setiap orang, apakah dia seorang mukmin atau pun kafir. Setan terus melakukan upaya untuk membawa hasutan, keburukan, dan kejahatan ke dalam dada manusia. Nabi Adam, bapak manusia, harus keluar dari surga karena tergoda oleh bujuk rayuannya (QS al-Baqarah: 36). Dikatakan, setan akan memukul dan meyerang manusia dari segala arah, sehingga manusia tak berdaya dan menjadi kufur kepada Allah.''Kemudian saya (setan/iblis) akan mendatangi mereka (manusia) dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur/taat.'' (QS al-A'raaf: 17). Allah SWT berfirman: “Ia (Iblis) berkata, “Tuhanku, oleh karena Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, aku pasti akan jadikan (kejahatan) terasa indah bagi mereka di bumi, dan aku akan menyesatkan mereka semuanya. Kecuali hamba-hamba-Mu yang terpilih di antara mereka. Dia (Allah) berfirman, “Ini adalah jalan yang lurus (menuju) kepada-Ku”. Sesungguhnya kamu (Iblis) tidak kuasa atas hamba-hambaKu, kecuali mereka yang mengikutimu, yaitu orang yang sesat.” (QS Al Hijr: 39-42). Ada banayak cara yang dilakukan setan dalam mengoda,merayu dan menyesatkan anak adam, dan berikut beberapa di antaranya: 1. Tazyin, atau kamuflase menghiasi perkara seolah baik. Setan tidak mengarahkan seseorang kepada dosa dan kejahatan, melainkan menghiasinya secara bertahap, misalnya ketika seseorang mendengar azan pada malam musim dingin dan berkata kepadanya, “Tetap santai di tempat tidur, kamu lelah dan capek”. 2. Talbis, atau menipu. Setan mencoba menipu pikiran manusia dengan meyakinkan dia bahwa larangan sebenarnya diperbolehkan. Sebagai contoh, seseorang ingin mendapatkan pinjaman berbasis bunga dari bank untuk membeli rumah atau apartemen. Maka setan mengatakan kepadanya bahwa ini pinjaman diperbolehkan, karena tidak berbuat jahat kepada orang lain. 3. Taswif, setan turut berupaya menghasut orang lain agar menunda untuk bertobat. Setan membuat manusia terus menunda untuk bertobat, dengan mengatakan masa muda merupakan tahap yang terindah, dan taubat bisa dilakukan di lain waktu. 4. Tahwin, meremehkan hal kecil seperti dosa kecil. Setan juga mengajak manusia untuk meremehkan dosa-dosa kecil. Setan menyatakan bahwa orang lain jauh lebih banyak melakukan dosa besar. 5. Setan berupaya membuat manusia tidak berada dalam jalan yang lurus. Hal ini karena mereka harus lebih taat, sedangkan orang lain akan memusuhi dan mengejeknya. 6. At-Taiys, upaya lainnya yakni membuat manusia putus asa dalam bertaubat. Dia menyatakan bahwa dosa yang dimiliki seorang hamba besar, sehingga sulit untuk diampuni. 7. Setan turut dapat hadir pada manusia yang dalam keadaan marah. Dia datang melawan pikiran orang yang waras. 8. Dia menjadikan manusia tinggi angan-angan, mendorong manusia takut akan kemiskinan, kemudian dia menghasut manusia untuk dapat kaya dengan jalan yang haram. 9. Setan juga membuat indah keburukan manusia, dan tidak toleran terhadap yang lain. Dia terus membuat orang lebih fanatik, dan memotivasi manusia agar merendahkan orang lain. Maka menurut Imam Al-Gozali untuk menjaga dan menyelamatkan diri dari langkah tipu daya setan, orang mukmin harus menutup semua jalan masuk atau aksesnya, sehingga setan tak dapat mendekat dan menguasai kita. Imam Ghazali njuga menejaskan, tak mungkin seseorang bisa menutup akses itu bila tidak mengetahui jalan masuk atau pintu-pintunya. Ini berarti, tugas pertama yang harus dilakukan adalah mengenali pintu-pintunya, lalu menutupnya rapat-rapat sehingga musuh tidak bisa mendekat karena kehilangan akses. Di antara pintu-pintu yang harus dikenali itu, menurut Imam Ghazali, adalah pintu amarah dan syahwat, pintu dengki dan iri hati, pintu makan minum secara berlebihan, pintu cinta dunia, pintu tergesa-gesa, dan pintu buruk sangka kepada sesama umat Islam. Dalam pendapat lain, Imam Ghazali juga menggambarkan setan seperti anjing kelaparan yang selalu mendekat. Kalau hati kita kotor, dalam arti banyak ''santapan setan'' di dalamnya, maka ia akan terus menyerang. Ia tidak akan lari hanya dengan gertakan atau dengan membaca ta'awwuz atau hawqalah. Tapi, kalau hati kita bersih, maka dengan hanya menyebut asma Allah, ia sudah lari terbirit-birit. Jadi, tipu daya setan sesungguhnya tidak berpengaruh bagi orang takwa yang jiwa dan hatinya bersih. Firman Allah, ''Sesungguhnya setan itu tidak ada kekuatannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakal kepada Tuhannya.'' (Qs an-Nahl: 99). Maka dari uraian diatas sebagai peringatan dan pedoman agar umat Islam tidak mudah mengikuti dan bagaimana cara menjaga dan mebentengi diri dari langkah-langkah setan. ''Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan, karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu.'' (QS al-Baqarah: 168). Semoga Alloh SWT senantiasa menjaga dan melindungi kita dari segala tipu daya dan godaan setan Aamiin Ya Robbal ‘Alamain Wallohu’alam
MATIUS 4:1-11 MARKUS 1:12,13 LUKAS 4:1-13
Segera setelah dibaptis oleh Yohanes, kuasa kudus Allah membawa Yesus ke Padang Belantara Yudea. Ada banyak yang harus dia renungkan. Sewaktu Yesus dibaptis, ”langit terbuka”. (Matius 3:16) Jadi, Yesus sekarang bisa mengingat kembali hal-hal yang pernah dia lakukan dan pelajari di surga. Itu pasti banyak sekali! Yesus berada di padang belantara selama 40 hari dan 40 malam. Selama itu, dia sama sekali tidak makan sehingga sekarang dia sangat lapar. Saat itulah Setan si Iblis menggodanya dan mengatakan, ”Kalau kamu putra Allah, suruh batu-batu ini menjadi roti.” (Matius 4:3) Yesus tahu dia tidak boleh menggunakan kuasanya demi kepentingan diri sendiri. Jadi, dia tidak mau melakukannya. Meski begitu, Iblis tidak menyerah. Dia mencoba cara lain. Dia menantang Yesus untuk menjatuhkan diri dari pagar tembok di atap bait. Tapi, Yesus tidak tergoda untuk memamerkan kehebatannya. Dengan mengutip Kitab Suci, Yesus berkata bahwa kita tidak boleh menguji Allah seperti itu. Sebagai godaan ketiga, Iblis memperlihatkan kepada Yesus ”semua kerajaan di dunia dan kemuliaannya” lalu mengatakan, ”Semua ini akan kuberikan kepadamu kalau kamu sujud menyembah aku satu kali.” Sekali lagi, Yesus menolak dengan mengatakan, ”Pergi, Setan!” (Matius 4:8-10) Dia tidak menyerah pada godaan itu karena dia tahu bahwa pelayanan suci hanya boleh diberikan kepada Yehuwa. Yesus memilih untuk tetap setia kepada Allah. Kita bisa menyimpulkan beberapa hal dari godaan yang Yesus alami. Misalnya, kita jadi tahu bahwa Iblis adalah makhluk roh yang benar-benar ada. Kalau Iblis hanyalah sifat jahat seperti anggapan beberapa orang, dia tidak mungkin bisa menggoda Yesus. Kisah ini juga memperlihatkan bahwa seluruh pemerintahan dunia sebenarnya milik Iblis dan ada di bawah kendalinya. Kalau tidak, mana mungkin dia menawarkan semua itu kepada Yesus? Selain itu, kita bisa belajar dari cara Yesus menghadapi godaan Iblis. Iblis berkata bahwa dia akan memberikan imbalan kalau Yesus mau menyembah dia sekali saja. Dia bahkan mau memberi Yesus semua kerajaan dunia. Iblis mungkin menggoda kita dengan cara yang sama, misalnya dengan menyodorkan kesempatan yang menggiurkan untuk menjadi orang penting, kaya, atau berkuasa. Tirulah teladan Yesus yang tetap setia meski digoda! Tapi ingatlah, setelah meninggalkan Yesus, Iblis mencari ”kesempatan lain yang tepat”. (Lukas 4:13) Dia juga tidak akan menyerah dalam menggoda kita, jadi kita harus selalu waspada.
Manusia menurut kodratnya cenderung melakukan dosa. “ Semua orang “ merasakan dorongan melakukan dosa terkadang karena berbuat dosa memberikan keuntungan nyata dan cepat yang mengorbankan moral dan spiritual. Godaan adalah dorongan berbuat dosa. Kita dihakimi berdasarkan tingkat dimana kita mengacuhkan godaan. Karena kodrat dosa manusia, setiap orang, terkadang, gagal untuk menahan godaan. Untungnya, kita tidak pernah sendiri dalam mengacuhkan godaan. Dalam ayat di Alkitab: “Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia.” (1 Korintus 10:13) Dengan tuntunan ini, Anda akan belajar beberapa strategi untuk menghindari godaan dan untuk melawannya.
wikiHow adalah suatu "wiki", yang berarti ada banyak artikel kami yang disusun oleh lebih dari satu orang. Untuk membuat artikel ini, 65 penyusun, beberapa di antaranya anonim, menyunting dan memperbaiki dari waktu ke waktu. Artikel ini telah dilihat 37.281 kali. Daftar kategori: Agama Halaman ini telah diakses sebanyak 37.281 kali. |