Apakah yang dimaksud dengan kesatuan kepentingan atau asosiasi berilah contohnya

Dalam cabang ilmu sosiologi, dipelajari pembentukan berbagai kelompok sosial yang ada dalam masyarakat. Kelompok sosial merupakan suatu kesatuan sosial yang terdiri dari kumpulan beberapa individu dan hidup bersama disuatu tempat. Kumpulan individu tersebut hidup bersama dan saling membantu satu sama lain dan mengadakan hubungan timbal balik yang cukup intensif.

Syarat Terbentuknya Kelompok Sosial

Adanya kelompok sosial bertujuan untuk membagikan tugas pada masing-masing individu yang ada dalam kelompok. Kelompok ini dapat muncul karena adanya dorongan untuk mempertahankan hidup, dorongan untuk meneruskan keturunan dan dorongan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja. Selain itu kelompok sosial dapat terbentuk karena beberapa persyaratan, diantara sebagai berikut:

Apakah yang dimaksud dengan kesatuan kepentingan atau asosiasi berilah contohnya
Kesatuan Genealogis
  • Adanya kesadaran sebagai bagian dari kelompok yang bersangkutan.
  • Adanya hubungan timbal balik antara anggota.
  • Adanya faktor pengikat seperti kesamaan ideologi, kepentingan dan kesamaan nasib.
  • Memiliki struktur, kaidah dan pola perilaku yang sama.
  • Bersistem dan berproses.

Dasar Pembentukan Kelompok Sosial

Dalam pembentukan kelompok sosial dalam masyarakat, harus mempunyai dasar-dasar tertentu. Dasar pembentukan kelompok sosial ada 4 yaitu sebagai berikut kesatuan genealogis atau faktor keturunan, kesatuan religius atau kepercayaan, kesatuan teritorial, dan kesatuan kepentingan atau asosiasi. Keempat faktor inilah yang harus terpenuhi sehingga dapat terbentuk suatu kelompok sosial di suatu tempat.

Pengertian Kesatuan Genealogis atau Keturunan

Faktor pembentuk kelompok sosial yang utama dan merupakan faktor terpenting adalah kesatuan genealogis atau keturunan. Kesatuan genealogis merupakan kelompok sosial yang terbentuk atas dasar perasamaan darah dan keturunan. Berawal dari terbentuknya sebuah keluarga batih atau lebih dikenal dengan keluarga inti yang terdiri dari ibu, ayah dan anak.

Kemudian keluarga batih berkembang menjadi keluarga besar lalu berkembang lagi menjadi kelompok yang lebih besar lagi yaitu kerabat. Setelah melalui proses yang lumayan panjang kerabat-kerabat ini akan membentuk kelompok suku bangsa dalam lingkup yang kecil, menengah hingga kelompok suku bangsa yang besar. Karena dengan adanya hubungan darah dan hubungan keturunan maka akan lebih mudah untuk membentuk suatu kelompok sosial.

Kelompok sosial yang terdiri dari kumpulan keluarga yang memiliki hubungan darah juga akan lebih mudah untuk diatur karena memiliki persamaan dorongan untuk mempertahankan hidup dan dorongan untuk meneruskan keturunan.

Jakarta -

Manusia adalah makhluk sosial yang saling terhubung dengan lingkungannya. Baik lingkungan terdekat yakni keluarga hingga lingkungan lain yang membentuk kelompok besar seperti suku.

Kelompok tersebut dikenal juga dalam istilah sosiologi sebagai kelompok sosial. Interaksi ini terjadi antar individu untuk melakukan kontak, komunikasi, hingga kerja sama.

Pengertian, Ciri, Macam, dan Contoh Kelompok Sosial:

Melansir e-Modul Sosiologi yang diterbitkan Direktorat SMA Kemdikbud RI, berikut ini beberapa pengertian kelompok sosial menurut para ahli.

1. Menurut Soerjono Soekanto

Kelompok sosial adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama karena saling berhubungan di antara mereka secara timbal balik dan saling mempengaruhi.

2. Menurut Paul B. Horton dan Chester Chester L. Hunt

Kelompok sosial adalah kumpulan manusia yang memiliki kesadaran akan keanggotaannya dan saling berinteraksi.

3. Menurut George Homans

Kelompok sosial adalah kumpulan individu yang melakukan kegiatan, interaksi dan memiliki perasaan untuk membentuk suatu keseluruhan yang terorganisasi dan berhubungan secara timbal balik.

Ciri-ciri Kelompok Sosial

- Terdapat dorongan atau motif yang sama antar individu satu dengan yang lain

- Terdapat akibat-akibat interaksi yang berlainan terhadap individu satu dengan yang lain berdasarkan rasa dan kecakapan yang berbeda-beda antara individu yang terlibat di dalamnya

- Adanya penegasan dan pembentukan struktur atau organisasi kelompok yang jelas dan terdiri dari peranan peranan dan kedudukan masing-masing

- Adanya peneguhan norma pedoman tingkah laku anggota kelompok yang mengatur interaksi dalam kegiatan anggota kelompok untuk mencapai tujuan yang ada.

- Berlangsungnya suatu kepentingan.

- Adanya pergerakan yang dinamik.

Macam-macam Kelompok Sosial

1. Kelompok Sosial Teratur

- Kelompok Primer: merujuk pada kelompok kecil yang memiliki ciri bersifat intimitas, asosiasi tatap muka, dan kerja sama.

- Kelompok sekunder: kelompok yang merujuk pada sebuah kelompok formal impersonal yang memiliki sedikit kedekatan sosial.

- Kelompok Dalam (In-Group): bentuk kesadaran seseorang tentang identitas dirinya dalam suatu kelompok, misalnya keluargaku, negaraku, dan profesiku.

- Kelompok Luar (Out-Group): dalam kelompok luar seseorang dapat merasa bahwa dirinya bukan bagian dari suatu kelompok.

- Kelompok Formal: kelompok-kelompok yang mempunyai peraturan yang tegas dan sengaja diciptakan oleh anggota-anggotanya untuk mengatur hubungan antara anggota-anggotanya.

- Kelompok Informal: suatu kelompok yang tumbuh dari proses interaksi, daya tarik, dan kebutuhan-kebutuhan seseorang.

- Paguyuban: bentuk kehidupan bersama, di mana para anggota-anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah.

- Membership group: suatu kelompok di mana setiap orang secara fisik menjadi anggota kelompok tersebut.

- Reference group: kelompok-kelompok sosial yang menjadi acuan bagi seseorang (bukan anggota kelompok tersebut) untuk membentuk pribadi dan perilakunya.

- Kelompok okupasional: kelompok yang muncul karena semakin memudarnya fungsi kekerabatan, di mana kelompok ini timbul karena anggotanya memiliki pekerjaan yang sejenis.

- Kelompok volunter: orang yang mempunyai kepentingan yang sama, namun tidak mendapat perhatian dari masyarakat.


2. Kelompok Sosial Tidak Teratur

- Kerumunan Sosial (Crowd): sekumpulan orang yang berada di suatu tempat, akan tetapi diantara mereka tidak berhubungan secara tetap.

- Publik: kelompok yang bukan merupakan kesatuan. Interaksi berlangsung melalui alat-alat komunikasi dan tidak langgeng. Contohnya, pembicaraan pribadi yang berantai, gosip, surat kabar, radio, televisi, film, dan sebagainya.

3. Massa: keseluruhan dari kerumunan sosial. Pengertian massa timbul sejalan dengan perkembangan masyarakat yang mengarah pada pola kehidupan modern.

Contoh Kelompok Sosial

- Kelompok okupasional, contohnya: kelompok profesi, seperti asosiasi sarjana farmasi, ikatan dokter indonesia, dan lain-lain.

- Kelompok formal dalam organisasi, contohnya: unit kepolisian lalu lintas terdiri atas bagian-bagian, yaitu bagian administrasi, lapangan atau patroli, logistik, pembinaan atau penyuluhan.

- Kelompok informal, contohnya kelompok arisan.

- Kerumunan sosial (Crowd), contohnya demonstrasi, penonton konser, dan sebagainya.

Demikian penjelasan mengenai pengertian, ciri, macam, dan contoh kelompok sosial. Semoga siswa semakin memahami ya!

Simak Video "Tragedi Maut di Berlin, Mobil Tabrak Kerumunan-Buat 1 Nyawa Melayang"



(faz/pal)

Setiap individu yang lahir didalam lingkungan masyarakat secara otomatis akan menjadi bagian dari suatu kelompok tertentu, dan menjadi anggota dari kelompok tersebut. Suatu kelompok terbentuk setelah adanya pertemuan antar individu dan juga terjadi interaksi didalamnya, dimana merupakan syarat terjadinya interaksi sosial. Kelompok sebenarnya diartikan sebagai suatu perkumpulan manusia atau individu dengan syarat-syarat tertentu, yang berarti bahwa tidak semua perkumpulan manusia atau individu dapat disebut sebagai suatu kelompok.

Lalu apa saja kriteria perkumpulan individu yang dapat di sebut sebagai suatu kelompok? Robert Biersted seorang sosiolog menyebutkan bahwa ada 3 kriteria utama suatu kelompok, yaitu:

  • Ada atau tidaknya suatu organisasi didalamnya.
  • Ada atau tidaknya hubungan sosial atau interaksi sosial antar warga kelompok.
  • Ada atau tidaknya suatu kesadaran jenis diantara warga kelompok didalamnya.

Didasarkan pada tiga kriteria suatu kelompok diatas, Robert Biersted juga mengklasifikasikan kelompok menjadi 4 macam dalam kehidupan masyarakat. Keempat macam kelompok tersebut adalah:

Kelompok sosial merupakan perkumpulan individu dimana para anggota individu memiliki kesadaran akan kesamaan jenis. Didalam kelompok sosial juga ada hubungan dan interaksi sosial antar anggota individu namun tidak dalam bentuk organisasi, yang menjadi salah satu syarat terbentuknya kelompok sosial.

Kelompok sosial juga terkadang disamakan dengan masyarakat dalam arti khusus, dimana kelompok sosial terbentuk dengan unsur-unsur seperti tempat tinggal, kedudukan atau posisi sosial, pekerjaan, hingga mungkin kegemaran yang sama. Interaksi dan komunikasi yang terjadi antar anggota-anggota kelompok sosial berlangsung secara terus menerus, dan menjadi faktor pembentuk kelompok sosial. Sebagai contoh kelompok sosial adalah kelompok pertemuan, teman seperjuangan atau sepermainan, tetangga, dan lain sebagainya.

Kelompok statistik merupakan suatu kelompok yang terdiri dari orang-orang dengan kesamaan jenis, seperti jenis kelamin, umur, maupun jenis pekerjaan, dan lain sebagainya. Namun, kelompok statistik dianggap tidak memenuhi tiga kriteria utama suatu kelompok yang disampaikan oleh Robert Biersted.

Oleh sebab itu, kelompok statistik pada dasarnya bukanlah sebuah kelompok melainkan hanya sekumpulan orang yang memiliki kategori statistik yang sama. Sebagai contoh seperti, kelompok orang-orang dengan kategori statistik umur, semisal umur 0 hingga 5 tahun, 6 hingga 10 tahun, dan sebagainya yang biasanya dipakai dalam data penduduk oleh Biro Pusat Statistik. Selain tidak memenuhi tiga kriteria utama suatu kelompok, dalam kelompok statistik juga tidak dikenal organisasi, tidak ada interaksi atau hubungan antar anggota, dan juga tidak ada kesadaran jenis.

Hampir sama dengan kelompok statistik, didalam kelompok kemasyarakatan juga tidak mengenal organisasi dan tidak ada ada interaksi maupun hubungan sosial diantara para anggotanya. Namun bedanya, para anggota kelompok kemasyarakatan memiliki kesadaran jenis saja, sebagai contoh seperti kelompok laki-laki atau kelompok perempuan, dan lain sebagainya. Dalam kondisi tersebut, anggota kelompok kemasyarakatan saling sadar bahwa mereka merupakan bagian dari sesama laki-laki atau sesama perempuan, namun tetap tidak ada organisasi didalamnya maupun komunikasi yang terjalin antar anggota yang ada.

Dibandingkan dengan macam kelompok yang lainnya yang dijelaskan diatas, kelompok asosiasi merupakan macam kelompok yang satu-satunya memenuhi ketiga kriteria utama suatu kelompok oleh Robert Biersted. Suatu asosiasi atau juga terkadang disebut sebagai organisasi formal terdiri dari anggota atau orang-orang yang memiliki kesadaran atas kesamaan jenis yang sama. Didalam kelompok asosiasi juga terdapat hubungan atau interaksi sosial antar anggota kelompok, dan juga terdapat atau terbentuk suatu organisasi.

Itulah beberapa macam kelompok atau macam-macam kelompok sosial yang ada didalam masyarakat, untuk contoh dari kelompok asosiasi akan dibahas lebih lanjut dalam pembahasan berikut:

Contoh Kelompok Asosiasi

Kelompok asosiasi dapat dipahami secara singkat sebagai suatu kelompok yang terorganisir dan memiliki suatu struktur atau kepengurusan yang formal. Kata asosiasi sendiri diartikan sebagai suatu perkumpulan individu atau orang-orang yang memiliki suatu ikatan tertentu. Selain memiliki ikatan tertentu, para anggota kelompok asosiasi juga memiliki satu tujuan yang sama. Kelompok asosiasi juga dapat diartikan sebagai suatu kelompok sosial yang didasarkan pada keturunan, kekerabatan, hobi, maupun bidang-bidang tertentu seperti bidang olahraga, dan lain sebagainya.

Suatu kelompok asosiasi juga memiliki beberapa ciri-ciri tertentu yang dikemukakan oleh Robert M.Z. Lawang, yaitu:

  • Kelompok asosiasi bersifat persisten atau tetap dan berlangsung secara terus menerus.
  • Kelompok asosiasi memiliki suatu identitas kolektif yang tegas.
  • Kelompok asosiasi juga memiliki suatu daftar anggota yang terperinci.
  • Karena sifatnya yang persisten, suatu kelompok sosial juga memiliki program kerja yang berjalan secara terus menerus.
  • Selain daftar keanggotaannya yang terperinci, kelompok sosial juga memiliki prosedur keanggotaan yang jelas.

Selain kelima ciri-ciri kelompok asosiasi yang dikemukakan oleh Robert M.Z. Lawang, kelompok asosiasi secara umum juga dapat dipahami dari ciri-ciri berikut yang berbeda dengan ciri-ciri kelompok sosial dimana tidak ada organisasi:

  • Kelompok asosiasi biasanya ada atau terbentuk karena direncanakan.
  • Kelompok asosiasi juga merupakan kelompok sosial yang terorganisir.
  • Interaksi yang berlangsung antar anggotanya terjadi secara terus menerus atau berkelanjutan.
  • Adanya kesadaran kelompok pada setiap anggota kelompok.
  • Kehadiran kelompok asosiasi maupun anggotanya adalah konstan.

Kelompok asosiasi terbentuk jika terdiri dari dua atau lebih anggota, bahkan pada umumnya anggotanya berjumlah lebih banyak dan memungkinkan terjadi penambahan secara berkala. Tujuan yang akan dicapai pun biasanya di bentuk dari ikatan yang ada didalamnya. Walaupun didalam kehidupan masyarakat kata asosiasi jarang diucapkan atau dipahami oleh sebagian warga masyarakat, namun sebenarnya kelompok asosiasi banyak dijumpai terlebih didalam masyarakat majemuk. Didalam suatu masyarakat dapat terbentuk satu atau dua bahkan lebih kelompok asosiasi dengan kegiatan dan tujuan yang berbeda-beda.

Berikut ini beberapa contoh kelompok asosiasi yang ada didalam kehidupan masyarakat secara umum:

  1. Persatuan Guru Republik Indonesia

Persatuan Guru Republik Indonesia atau yang lebih dikenal sebagai PGRI merupakan suatu kelompok asosiasi atau juga organisasi formal dimana para anggotanya merupakan orang-orang yang berprofesi sebagai guru. Kelompok asosiasi ini didirikan atas dasar kesamaan atau kesadaran yang sama yaitu perjuangan para guru pribumi pada tahun 1912. Sebelumnya memiliki nama sebagai Persatuan Guru Hindia Belanda atau PGHB pada zaman Belanda.

Mengapa PGRI merupakan salah satu kelompok asosiasi yang ada di dalam masyarakat, karena memenuhi ciri-ciri sebagai suatu kelompok asosiasi. Para anggota PGRI memiliki kesamaan atau kesadaran jenis yang sama dimana anggotanya sangat terperinci dan memiliki prosedur yang jelas. Selain itu, berlangsung pula hubungan serta interaksi sosial antar anggotanya secara terus menerus. Itulah beberapa alasan mengapa PGRI merupakan salah satu kelompok asosiasi.

  1. Ikatan alumni suatu perguruan tinggi maupun sekolah

Setiap perguruan tinggi maupun sekolah pasti memiliki ikatan alumni masing-masing, dimana setiap mahasiswa atau siswa yang telah menyelesaikan masa studinya akan menjadi bagian alumni tersebut. Ikatan alumni suatu perguruan tinggi maupun sekolah juga merupakan salah satu contoh kelompok asosiasi, karena memiliki keanggotaan yang terperinci dan prosedur yang jelas. Selain itu juga ikatan alumni juga berlangsung secara terus menurut, dimana anggotanya juga bertambah secara berkala.

  1. Kelompok asosiasi dibidang olahraga

Selain dua contoh diatas, dalam bidang olahraga juga dapat ditemui banyak contoh kelompok asosiasi. Beberapa diantaranya adalah asosiasi sepak bola atau lebih dikenal dengan sebagai Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia atau PSSI, dan asosiasi bulu tangkis indonesia atau juga dikenal sebagai Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia atau PBSI.

Selain dua contoh tersebut, masih banyak contoh kelompok asosiasi dibidang olahraga yang lainnya, yang tentunya juga memenuhi beberapa ciri-ciri sebagai suatu kelompok asosiasi didalam kehidupan masyarakat. Salah satunya adalah memiliki program kegiatan yang jelas dan berlangsung secara terus menerus, selain itu juga memiliki keanggotaan yang terperinci.

  1. Organisasi Siswa Intra Sekolah atau OSIS

Didalam lingkungan sekolah juga dapat ditemui salah satu contoh dari kelompok sosial, yaitu adanya OSIS atau Organisasi Siswa Intra Sekolah. OSIS dikelola oleh siswa-siswa yang secara langsung dipilih oleh seluruh siswa dalam sekolah. OSIS memiliki keanggotaan yang terperinci dan prosedur yang jelas, selain itu juga biasanya memiliki kegiatan dan tujuan-tujuan yang jelas dan berkelanjutan.

Para anggota OSIS juga biasanya memiliki kesadaran yang sama sebagai siswa sekolah yang memiliki kewajiban untuk membantu mengkoordinasikan siswa-siswa yang lainnya, dan membantu memajukan sekolah melalui kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan. Beberapa alasan tersebutlah yang menjadikan OSIS sebagai salah satu contoh kelompok sosial dalam lingkungan sekolah.

  1. Lembaga Swadaya Masyarakat atau LSM

Lembaga Swadaya Masyarakat atau LSM merupakan kelompok asosiasi yang dibentuk oleh sekelompok orang dengan tujuan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat. Pelayanan yang diberikan adalah sukarela tanpa ada tujuan untuk memperoleh keuntungan dari kegiatan-kegiatan yang di laksanakan. LSM merupakan salah satu contoh kelompok sosial yang memiliki keanggotaan yang dapat bertambah secara berkala dan tidak menentu, namun tetap terperinci serta memiliki prosedur yang jelas. LSM juga biasanya membentuk atau menciptakan kegiatan-kegiatan secara berkala dan berlangsung interaksi atau hubungan sosial secara terus menerus.

Itulah beberapa contoh kelompok asosiasi yang dapat dilihat dalam kehidupan masyarakat. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kelompok sosial merupakan suatu kelompok dimana para anggotanya hidup bersama dengan dasar kesamaan didalam suatu ikatan tertentu. Adanya kesamaan antar anggota tersebutlah yang kemudian membentuk suatu ikatan yang jelas dan kuat sehingga terbentuk sebagai suatu kelompok asosiasi, salah satu contohnya PSSI, PBSI, dan yang lainnya yang telah dijelaskan diatas. Demikian penjelasan mengenai kelompok asosiasi dan contoh kelompok asosiasi dalam kehidupan masyarakat secara umum, semoga bermanfaat.