Apa yang menyebabkan manusia terdorong untuk melakukan perilaku dosa besar

Smart People, jika kamu bekerja sebagai seorang akuntan, tentu kamu tahu terdapat dua macam kesalahan yang biasa terjadi dalam proses akuntansi. Selain error atau kekeliruan yang mengandung unsur ketidaksengajaan, ada juga kesalahan yang dilakukan secara sengaja demi mendapatkan keuntungan pribadi, kelompok, atau pihak tertentu. Kesalahan yang dilakukan secara sengaja tersebut dikenal dengan istilah fraud atau kecurangan. Terjadinya fraud lebih sulit dideteksi dibandingkan error. Bagaimanapun, pelaku fraud pastinya akan berusaha menyembunyikan kecurangan yang dilakukannya. Fraud tidak hanya terjadi di sektor swasta, namun juga kerap terjadi di Lembaga pemerintah.

Selalu ada alasan di balik terjadinya tindakan melanggar hukum, termasuk fraud. Ada beberapa faktor yang dapat mendorong seseorang atau sekelompok orang melakukan Tindakan penyelewengan dana perusahaan. Smart People, supaya kamu tidak terjebak Tindakan fraud, ada baiknya kamu ketahui faktor-faktor apa saja yang dapat mendorong seseorang melakukan fraud. Simak berikut ini!

Adanya Tekanan

Salah satu faktor utama yang mendorong seseorang melakukan fraud adalah adanya tekanan yang harus dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Pada situasi pandemi Covid-19 seperti sekarang misalnya, ada banyak orang yang merasa tertekan karena penghasilan menurun tajam sehingga kesulitan memenuhi kebutuhan hidup. Kurangnya penghasilan tersebut kemudian mendorong pelaku nekat melakukan penyelewengan laporan keuangan perusahaan agar dapat memperkaya diri lewat jalan pintas. Selain faktor ekonomi, fraud juga dapat terjadi karena pelaku mendapat tekanan dari lingkungan, baik dari lingkungan kerja maupun tuntutan keluarga terhadap standar sosial dan gengsi yang tinggi.

Adanya Kesempatan

Bukan hanya inisiatif pelaku, sebuah tindak kriminal atau pelanggaran hukum selalu terjadi karena adanya kesempatan. Orang yang sebelumnya bekerja dengan baik dan profesional bisa saja tergiur oleh situasi di sekitarnya, kemudian terdorong melakukan fraud karena melihat adanya kesempatan untuk melakukannya tanpa diketahui orang lain. Selain karena lemahnya kontrol keuangan perusahaan, kesempatan melakukan fraud biasanya justru diambil oleh orang-orang yang memang memegang jabatan di bidang keuangan. Dengan kata lain, fraud juga bisa terjadi ketika seseorang menyalahgunakan wewenang yang diberikan kepadanya.

Adanya Rasionalisasi

Fraud juga bisa terjadi karena adanya rasionalisasi atau pandangan bahwa Tindakan kecurangan yang dilakukan adalah sebuah kewajaran. Terkadang, ada pelaku fraud yang tidak merasa bahwa ia telah melakukan kecurangan. Ia merasa apa yang dilakukannya merupakan hal wajar. Faktor ini biasanya muncul pada orang yang memiliki jabatan tinggi dan memegang kepercayaan besar dari perusahaan. Ia mencari pembenaran atas kecurangan yang dilakukannya untuk mempertahankan jati dirinya sebagai orang yang bisa dipercaya. Misalnya, seorang direktur perusahaan dianggap wajar jika membawa pulang aset perusahaan karena dia adalah saudara dari pemilik perusahaan. Padahal Tindakan tersebut dilakukannya untuk kepentingan pribadi, seperti untuk menyenangkan pasangan atau buah hati.

Lemahnya Jeratan Hukum

Tindakan fraud sudah terjadi berulang kali, baik di perusahaan swasta maupun lembaga pemerintah. Namun, Smart People mungkin penasaran, mengapa fraud terus saja berulang? Jawabannya, karena jeratan hukum terhadap pelaku fraud di Indonesia masih lemah. Lihat saja bagaimana para koruptor, pelaku suap, atau para pengguna aset perusahaan masih saja melenggang seakan tiada dosa. Beberapa tahun penjara serta denda puluhan juta yang cukup mudah dipenuhi tak cukup membuat mereka jera. Karena itu, seharusnya pelaku fraud mendapatkan sanksi yang sepadan agar mereka tidak mengulang perbuatannya serta tidak ada lagi orang yang berani melakukannya.

Faktor Individu

Terlepas dari semua faktor yang telah disebutkan sebelumnya, pada akhirnya keputusan untuk melakukan fraud Kembali kepada individu masing-masing. Setiap manusia pasti memiliki sifat buruk, salah satunya berupa ketamakan. Banyaknya uang yang dimiliki kadang tak mampu membendung sifat tamak, sehingga ia tetap saja melakukan kecurangan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk pandai-pandai menahan diri jika sewaktu-waktu muncul dorongan untuk melakukan fraud. Bagaimanapun, kualitas moral seseorang tentunya dipengaruhi oleh pandangan hidup dan pengaruh lingkungan di mana ia banyak menghabiskan waktu.

Smart People, menghentikan tindakan fraud di lingkungan kerja memang dibutuhkan kerja sama dari semua pihak. Baik karyawan, maupun jajaran manajemen perusahan. Dengan mengetahui faktor-faktor penyebab fraud, semoga Smart People dapat mengambil langkah baru untuk lebih mawas diri dan tidak mudah terjebak fraud di tempat kerja. Selamat berkarya dan teruslah menjadi individu yang selalu berani lebih baik!

Jangan lupa share artikel ini ke orang terdekatmu dan juga follow social media Tugu Insurance agar kamu tidak ketinggalan info menarik!

FB : @tuguinsurance

IG : @tuguinsurance

TW : @tuguinsurance

LinkedIn : PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk

PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan

Apa akibat dari perbuatan dosa yang kita perbuat?

Menurut Ibnu Qayyim dalam kitabnya Al-Da'wa bahwa banyak akibat buruk yang ditimbulkan oleh dosa yang terdapat pada diri seseorang. Diantara akibat buruk tersebut adalah : Menutup kecerdasan, hati nurani menjadi tidak berfungsi, tertutup dan jauh dari hidayah Allah.

Apakah dosa kecil bisa berubah menjadi dosa besar?

Seperti kita ketahui bersama bahwa dosa itu terbagi menjadi dua yaitu dosa besar dan dosa kecil. Namun perlu diketahui bahwa dosa kecil sebenarnya bisa menjadi besar, jika dilakukan karena sebab-sebab berikut. Kita perlu mengetahui hal ini agar kita tidak menganggap remeh suatu dosa.

Apa itu dosa besar dan dosa kecil?

Disebut dosa besar karena bahaya yang di akibatkannya sangat kei dan besar. Sedangkan dosa kecil adalabh buah dari amal perbuatan yang tidak begitu sangat dilarang oleh nash-nash Al-qur'an dan hadis rasulullah SAW.