Apa yang mendorong manusia purba di zaman itu untuk mencari makanan di pantai

Food gathering adalah masa di mana manusia purba mempertahankan hidupnya dengan cara berburu dan mengumpulkan makanan atau meramu. Sedangkan food producing adalah corak kehidupan manusia praaksara yang artinya memproduksi makanan dengan cara beternak dan bercocok tanam.

Bagaimana cara mempertahankan hidup manusia purba?

Manusia purba bisa mempertahankan hidupnya dengan cara:

  1. Tinggal di wilayah yang banyak makanan seperti di tepi sungai dan pantai.
  2. Menggunakan alat dari batu dan tulang untuk berburu dan mengolah makanan.
  3. Hidup secara nomaden untuk mengikuti hewan buruan dan mengumpulkan buah dan umbi liar.

Bagaimanakah manusia purba pada zaman dahulu berkonsolidasi untuk mengumpulkan makanan?

Manusia purba pada zaman dahulu berkonsolidasi untuk mengumpulkan makanannya adalah dengan cara berkelompok dan kemudian membentuk perkampungan pada masa perundagian.

Apa yang dimaksud dengan food gathering pada masa praaksara?

Fase food gathering adalah masa di mana manusia purba bertahan hidup dengan berburu untuk mengumpulkan makanan.

Bagaimana manusia purba bertempat tinggal?

Cara hidup mereka adalah nomaden atau dengan berpindah-pindah tempat, tergantung pada daerah yang banyak menyediakan bahan makanan dan binatang buruan. Untuk bertahan hidup, manusia purba mencari makan dengan cara berburu dan meramu.

Upaya upaya apa saja yang dilakukan oleh manusia purba dalam mengembangkan dan mempertahankan kehidupannya pada masa itu?

upaya upaya yang dilakukan manusia praaksara pada masa berburu dan meramu untuk mempertahankan dan mengembangkan hidup adalah antara lain :

  • Menciptakan cara cara untuk membuat api.
  • Menciptakan perlatan yang berbahan dasar dari tulang belulang dan bebatuan seperti kapak perimbas, kapak genggam, alat-alat serpth (flake)

Apa yang mendorong manusia purba di zaman itu untuk mencari makanan ke pesisir pantai?

Jawaban: Manusia purba lebih memilih untuk hidup di dekat sumber mata air dan daerah yang mudah untuk mencari makan.

Mengapa manusia purba membentuk kelompok kelompok kecil pada masa berburu dan mengumpulkan makanan?

karena pada saat itu manusia hidupnya bergantung pada alam sehingga jika pada suatu tempat persediaan makanan habis mereka akan berpindah, manusia hidup berkelompok untuk menghindari serangan binatang buas.

Bagaimana cara food producing pada masa masa awal?

Pada masa food producing, manusia purba dapat memproduksi makanan sendiri dengan cara beternak dan bercocok tanam. Oleh karena itu, masyarakatnya mulai meninggalkan hidup nomaden untuk tinggal menetap.

Apa yang dimaksud dengan food gathering food producing dan Revolusi Neolitik?

Perubahan ini disebut Revolusi Neolitik, yang merubah paradigma kehidupan dari berburu dan meramu (food gathering) menjadi bercocok tanam dan berternak untuk menghasilkan makanan (food producing).

Bagaimana kehidupan manusia pada masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut?

Pada masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut, masyarakatnya masih bergantung pada alam sekitar. Cara memperoleh makanan masih bersifat food gathering, yakni dengan mengumpulkan umbi-umbian, buah-buahan, keladi, daun-daunan, siput, kerang, serta berburu binatang di dalam hutan dan menangkap ikan.

Jelaskan apa yang dimaksud dengan masa food gathering?

Pada zaman pra aksara, manusia purba punya cara bertahan hidup dengan mengumpulkan makanan dan meramu disebut dengan istilah food gathering. Selain itu dengan cara berburu. Makanan yang dikumpulkan meliputi ubi, sayur-sayuran, dan buah-buahan yang tersedia di alam.

Bagaimana kehidupan masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana?

Masa Berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana adalah salah satu ciri masyarakat yang hidup pada zaman batu tua (paleolithikum). Mereka mulai tinggal di gua namun masih berpindah tempat jika bahan makanan mulai sulit di dapat, pada masa ini, peralatan hidup masih sederhana dan ambil dari alam.

Apa yang mendorong manusia purba di zaman itu untuk mencari makanan di pantai

Apa yang mendorong manusia purba di zaman itu untuk mencari makanan di pantai
Lihat Foto

Getty Images/iStockphoto

Ilustrasi manusia purba yang hidup di dalam gua.

KOMPAS.com - Pada awalnya, manusia prasejarah hidup secara berpindah-pindah (nomaden) karena kemampuan mereka dalam memanfaatkan sumber daya alam masih sangat terbatas.

Pola hunian mereka memiliki dua ciri khas, yakni kedekatan dengan sumber air dan kehidupan di alam terbuka.

Pada perkembangan selanjutnya, manusia purba mulai hidup semi nomaden dengan cara tinggal di dalam gua.

Manusia purba yang diperkirakan hidup pada Zaman Mesolitikum ini terkadang menetap di gua-gua alam, kemudian berpindah lagi apabila persediaan makanan disekitar tempat tinggalnya telah habis.

Lantas, kenapa manusia prasejarah memilih gua sebagai tempat tinggal?

Baca juga: Zaman Mesolitikum: Peninggalan, Manusia Pendukung, dan Ciri-ciri

Alasan pemilihan gua

Pola hunian manusia purba pada masa praaksara sangat dipengaruhi oleh penguasaan teknologi dan kondisi lingkungan.

Pada awalnya, teknologi yang dikuasai masyarakatnya masih sangat terbatas dan belum mampu mendirikan tempat tinggal atau rumah, sehingga tinggal di gua menjadi pilihan.

Selain itu, alasan manusia purba memilih gua sebagai tempat tinggalnya adalah untuk menghindari cuaca buruk, seperti hujan dan badai.

Dengan tinggal di gua, mereka dapat terlindung ketika cuaca sangat panas ataupun hujan dan berangin.

Pemilihan gua biasanya dipengaruhi oleh dua faktor, yakni kondisi di sekitar yang tidak terlalu lembap dan dekat dengan sumber air, serta faktor ketersediaan sumber makanan.

Selain gua, manusia purba juga memanfaatkan bentukan alam seperti lembah sungai dan kawasan karst pantai.

Manusia praaksara pada masa itu juga menjadikan gua sebagai tempat tinggal untuk menghindari dari serangan hewan buas.

Baca juga: Nomaden: Sejarah dan Perkembangannya

Abris sous roche

Salah satu contoh peninggalan yang khas dari Zaman Mesolitikum adalah abris sous roche, yaitu gua menyerupai ceruk batu karang yang digunakan sebagai tempat tinggal.

Di Indonesia, penelitian abris sous roche pernah dilakukan oleh van Stein Callenfels di Goa Lawu yang berlokasi di dekat Sampung, Ponorogo.

Selain itu, abris sous roche juga ditemukan di daerah Timor dan Rote oleh Alfred Buhler.

Manusia purba memilih tinggal sementara di abris sous roche yang sebenarnya lebih menyerupai ceruk karena dirasa cukup untuk memberi perlindungan terhadap hujan dan panas.

Referensi:

  • Rahmadi, Duwi dan Suheri. (2017). Mari Mengenal Masa Prasejarah. Sukoharjo: Sindunata.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Apa yang mendorong manusia purba di zaman itu untuk mencari makanan di pantai

Apa yang mendorong manusia purba di zaman itu untuk mencari makanan di pantai
Lihat Foto

Ilustrasi kehidupan manusia di masa berburu dan mengumpulkan makanan.

KOMPAS.com - Sebelum hidup seperti sekarang, manusia bertahan dengan cara berburu (hunting) dan mengumpulkan makanan (food gathering).

Simak penjelasannya seperti dilansir dari Seri Pengayaan Pembelajaran Sejarah Indonesia: Masa Praaksara (2019):

Keadaan lingkungan

Pada masa ini, manusia hidup di alam terbuka bersama hewan dan tumbuhan.

Untuk menghindari diri dari panas, hujan, dan bahaya, manusia tinggal di dalam gua atau membuat sarang di atas pohon.

Di era modern, ditemukan beberapa lukisan di dalam gua yang merupakan hasil karya manusia purba. Mereka menggambar dirinya, aktivitasnya, dan buruannya.

Baca juga: Fungsi Abris Sous Roche Bagi Manusia Purba

Di Indonesia, lukisan dinding gua banyak ditemukan di Sulawesi Selatan, Papua, Kalimantan Timur, dan Pulau Seram.

Salah satu lukisan tertua di dunia bahkan ada di Indonesia yakni lukisan babi di Sulawesi Selatan yang diperkirakan dilukis 45.500 tahun yang lalu.

Lingkungan sekitar menjadi sumber pangan dan kehidupan manusia. Mereka berburu hewan besar bertulang belakang seperti rusa, babi, dan kerbau.

Mereka juga mengumpulkan buah-buahan dan umbi-umbian. Selain itu, mereka juga menangkap ikan.

Kehidupan sosial ekonomi

Pada masa berburu dan mengumpulkan makanan, manusia hidup secara nomaden atau berpindah-pindah tempat.

Ini karena mereka sangat mengandalkan lingkungannya untuk mencari makan. Jika tempat yang mereka tinggali sudah kehabisan makanan, maka mereka akan pindah ke tempat lain.

Sekitar 90 persen harinya dihabiskan untuk mencari makan. Manusia tinggal dalam kelompok kecil, sekitar 10-15 orang.

Hidup berkelompok dan berbagi makanan menguatkan hubungan antarmanusia dan membuat bertahan hidup lebih mudah.

Laki-laki bertugas berburu. Sementara perempuan bertugas mengolah makanan, mengurus anak, dan mengajari anak cara meramu makanan.

Alat-alat yang digunakan

Alat-alat yang digunakan pada masa berburu dan mengumpulkan makanan sangat sederhana.

Baca juga: Manusia Purba di Indonesia: Jenis dan Ciri-cirinya

Manusia menggunakan batu, tulang, dan kayu untuk mencari makanan. Hasil-hasil kebudayaan yang ditemukan pada masa ini yaitu:

Kapak yang tidak memiliki tangkai. Digunakan dengan cara digenggam. Kapak perimbas diyakini sebagai hasil kebudayaan Pithecantropus erectus.

Kapak perimbas ditemukan juga di Pakistan, Myanmar, Malaysia, China, Thailand, Filipina, dan Vietnam.

Mirip dengan kapak perimbas tetapi lebih besar dan masih kasar. Kapak penetak berfungsi membelah kayu, pohon, dan bambu.

Apa yang mendorong manusia purba di zaman itu untuk mencari makanan di pantai

Apa yang mendorong manusia purba di zaman itu untuk mencari makanan di pantai
Lihat Foto

Maxime Aubert / PA Wire

Sedikitnya 242 gua atau tempat perlindungan dengan lukisan purbakala di Sulawesi dan tempat-tempat baru ditemukan setiap tahun.

Mirip dengan kapak perimbas dan kapak penetak, namun ukurannya lebih kecil, masih sederhana, dan belum diasah.

Kapak ini digenggam di ujungnya yang lebih ramping.

Bentuknya seperti pisau dan sangat sederhana. Ukurannya antara 10-20 sentimeter.

Alat serpih digunakan untuk memotong, menusuk, mengupas, dan menggali tanah.

Tulang-tulang sisa binatang buruan dimanfaatkan oleh manusia sebagai alat.

Tulang dapat berfungsi sebagai pisau, mata tombak, dan mata panah. Alat dari tulang banyak ditemukan di Ngandong.

Baca juga: Bagaimana Pola Makan Zaman Manusia Purba?

Sistem kepercayaan

Pada masa berburu dan mengumpulkan makanan, manusia sudah memiliki sistem kepercayaan.

Mereka percaya adanya hal-hal yang lebih kuat di luar kehendak mereka. 

Di masa lampau, banyak fenomena masih menjadi misteri dan belum diketahui jawabannya. Hal ini mendorong manusia untuk memercayai adanya kekuatan lebih sebagai jawaban atas fenomena yang mereka saksikan.

Ini dibuktikan dengan adanya penguburan terhadap anggota yang telah meninggal.

Penguburan berarti menghormat mereka yang telah meninggal. Manusia pada zaman ini sudah meyakini ada kehidupan setelahnya.

Selain itu, lukisan di gua juga menunjukkan adanya gambar penguburan mayat bersama alat-alat berburu.

Ada juga gambar mereka yang meninggal menjelma menjadi roh nenek moyang. Gambar-gambar ini ditemukan dalam masa tingkat lanjut.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.