Apa tujuan membabat tanaman eceng gondok

Liputan6.com, Semarang - Rawa Pening dan Bukit Cinta pernah menjadi primadona obyek wisata di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Saat itu, sekitar tahun 1990-an hingga tahun 2000-an. Meski sebagian lanskap rawa tertutup gulma air, masih banyak eceng gondok yang tersisa dan bisa dinikmati sebagai obyek wisata air.

Kini, telaga yang lekat dengan legenda Ajisaka sang pencipta aksara Jawa itu sudah memprihatinkan kondisinya. Berdasarkan data di Balai Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Jragung-Tuntang, saat ini 80 persen area perairan Rawapening sudah tertutup eceng gondok.

Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) memang digolongkan sebagai gulma air. Ia dianggap gulma karena memiliki pertumbuhan yang sangat cepat dan juga dapat merusak tanaman yang ada di sekitarnya. Tanaman ini ditemukan di Sungai Amazon dan dikembangkan oleh pakar botani yang berasal dari Jerman bernama Friedrich Phillipp von Martius pada abad 19.

Invasi eceng gondok di Rawapening yang sudah mencapai 80 persen itu sudah dihambat pertumbuhannya. Jika belum dihambat, kemungkinan Rawapening sudah tak terlihat airnya.

Hambatan utama adalah untuk mengamankan PLTA Jelok. Juga sarana pengolahan air milik PT Sarana Tirta Ungaran.

"Kami hambat agar tidak turun terbawa air Sungai Tuntang menuju bendungan dan saluran yang dimanfaatkan PLTA Jelok," kata Kepala Balai Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Jragung-Tuntang, Endah Sulistyowati, Kamis (3/11/2016).

Endah mengaku sering menjelajahi Rawapening dengan berperahu. Anehnya, dalam perjalanan pulang, ia selalu melewati jalur yang berbeda.

"Saya sering naik perahu menuju Bukit Cinta dari bangunan klante di Desa Asinan, jalur kembalinya belum tentu sama karena gulma air tadi selalu bergerak imbas diterpa angin," kata Endah.

 

Apa tujuan membabat tanaman eceng gondok

Terkait penanganan Rawapening, memang kewenangan pemerintah pusat. Setidaknya butuh kajian berkelanjutan, minimal ada penataan peta langkah penanganan berdasarkan kondisi lapangan. Untuk Studi penanganan, dilakukan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali-Juwana.

"Kami hanya membantu, kalau klante (sarana penyaring dan penghambat eceng gondok) dulu yang membangun PSDA karena komitmen pemerintahan Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo dan Bu Rustriningsih," kata Endah.

Aliran sungai Sigeleng yang dipenuhi gulma air eceng gondok mulai dibersihkan dengan menggunakan alat berat beko. (Foto: Fajar Eko Nugroho)

BREBES - Pemkab Brebes mengambil langkah restorasi aliran sungai untuk menekan risiko bencana banjir di wilayah perkotaan. Salah satunya dengan membabat gulma air atau eceng gondok yang tumbuh subur di aliran Sungai Sigeleng.

Pembersihan eceng gondok dilakukan dengan menggunakan alat berat beko. Langkah ini agar aliran sungai lancar dan mengantisipasi banjir saat musim hujan.

Berdasarkan pantauan di lapangan, Selasa (16/11/2021), aliran Sungai Sigeleng yang dibersihkan dari tanaman eceng gondok berada di Jalan Sunan Gunung Jati. Selain menggunakan alat berat beko, petugas kebersihan juga menggunakan alat manual untuk menyingkirkan eceng gondok tersebut.

Setelah dikeruk, eceng gondok ditempatkan di bibir tanggul Sungai Sigeleng. Untuk kemudian diangkut menggunakan truk untuk dibuang.

"Alhamdullilah, eceng gondok itu mulai dibersihkan. Karena memang keberadaanya selama ini mengganggu aliran sungai Sigeleng selama ini," kata seorang warga setempat, Supri, 42 tahun.

Sudah cukup lama eceng gondok tumbuh subur dan menggurita di aliran Sungai Sigeleng. Diharapkan, pembersihan dengan menggunakan alat berat itu dilakukan menyeluruh. Sehingga, jika musim hujan aliran sungai lancar dan tak sampai meluber ke jalanan atau rumah-rumah warga.

"Setiap hari saya lewat sini melihat eceng gondok semakin banyak jumlahnya. Kalau enggak mulai sekarang kapan lagi dibersihkan. Paling tidak aliran sungai lancar, sehingga kalau pun banjir air surutnya cepat," kata pria asal Desa Randusanga Kulon tersebut.

Sebelumnya, Bupati Brebes Idza Priyanti meminta kepada seluruh elemen masyarakat, untuk saling peduli terhadap lingkungan sendiri. Termasuk, bergotong royong membersihkan drainase ataupun gorong-gorong di wilayah masing-masing.

"Kami imbau masyarakat ikut peduli di lingkungan masing-masing. Termasuk membuang sampah jangan sampai sembarangan. Juga perlu kesadaran menanam pohon walau di atas sejengkal tanah," kata Idza. (*)

Sarah Nafisah Selasa, 10 Desember 2019 | 16:00 WIB

Apa tujuan membabat tanaman eceng gondok

Eceng gondok (pixabay/M. AFIFUNNA'IM)

Bobo.id - Apakah di dekat rumah teman-teman ada sungai, danau, atau rawa-rawa? Atau mungkin kamu pernah melihatnya saat mengunjungi suatu tempat?

Jika beruntung, kita bisa melihat bunga teratai cantik mengapung di atasnya. Namun, tidak jarang juga kita justru melihat eceng gondok.

Baca Juga: Codariocalyx Motorius, Tanaman Unik yang Bisa Menari, Pernah Lihat?

Eceng gondok adalah tanaman yang juga mengapung seperti teratai. Ia juga bisa kita temukan di sungai, danau, atau rawa-rawa.

Tumbuhan dengan nama ilmiah Eichhornia crassipes ini punya sebutan yang berbeda di masing-masing daerah, lo.

Seperti kelipuk di Palembang, ringgak di Lampung, ilung-ilung di Dayak, dan tumpe di Manado.

Banyak yang menganggap eceng gondok sebagai gulma yang bisa merusak lahan pertanian. Namun, ternyata tumbuhan ini juga punya manfaat.

Ayo kita cari tahu manfaat eceng gondok!

Baca Juga: Makan Edamame, yuk! Selain Aman untuk Diabetes, Ini Manfaat Lainnya


Page 2


Page 3

Apa tujuan membabat tanaman eceng gondok

pixabay/M. AFIFUNNA'IM

Eceng gondok

Bobo.id - Apakah di dekat rumah teman-teman ada sungai, danau, atau rawa-rawa? Atau mungkin kamu pernah melihatnya saat mengunjungi suatu tempat?

Jika beruntung, kita bisa melihat bunga teratai cantik mengapung di atasnya. Namun, tidak jarang juga kita justru melihat eceng gondok.

Baca Juga: Codariocalyx Motorius, Tanaman Unik yang Bisa Menari, Pernah Lihat?

Eceng gondok adalah tanaman yang juga mengapung seperti teratai. Ia juga bisa kita temukan di sungai, danau, atau rawa-rawa.

Tumbuhan dengan nama ilmiah Eichhornia crassipes ini punya sebutan yang berbeda di masing-masing daerah, lo.

Seperti kelipuk di Palembang, ringgak di Lampung, ilung-ilung di Dayak, dan tumpe di Manado.

Banyak yang menganggap eceng gondok sebagai gulma yang bisa merusak lahan pertanian. Namun, ternyata tumbuhan ini juga punya manfaat.

Ayo kita cari tahu manfaat eceng gondok!

Baca Juga: Makan Edamame, yuk! Selain Aman untuk Diabetes, Ini Manfaat Lainnya