Dalam melakukan sebuah bisnis atau usaha, selalu ada banyak cara untuk mendapatkan keuntungan. Untuk mencapai hal tersebut, tentunya kita harus memilih metode penjualan yang tepat. Show
Metode penjualan yang tepat harus memperhatikan tren dan juga selera pasar. Jangan lupa pula, dalam sebuah sistem penjualan membutuhkan keteraturan serta kecermatan dan juga ketelitian dalam merencanakan suatu strategi penjualan. Salah satu sistem yang banyak oleh para penggiat usaha maupun calon pemilik usaha saat ini adalah metode penjualan dengan sistem konsinyasi. Sistem ini banyak digunakan oleh para pelaku bisnis, diantaranya bisnis online baik berupa bisnis online makanan ataupun pakaian, misalnya. Lalu, mengapa banyak para pelaku bisnis maupun para calon pemilik bisnis, melirik sistem konsinyasi untuk menerapkannya di dalam usaha mereka? Apa sebenarnya sistem konsinyasi itu sendiri? Simak penjelasan berikut! Apa Itu Konsinyasi?Konsinyasi adalah penitipan barang dagangan kepada agen atau seseorang untuk titip menjualkan dengan sistem pembayaran di akhir atau kemudian. Uraian lengkapnya, seperti ini, konsinyasi adalah suatu perjanjian di mana salah satu pihak yang memiliki barang lalu menyerahkan barang tersebut kepada pihak tertentu untuk nitip menjualkan dengan imbalan tertentu. Secara singkatnya konsinyasi sama dengan jual titip. Pemilik yang memiliki barang atau yang menitipkan barang dagangan mendapat sebutan komisioner (consignee). Pihak consignee inilah yang nantinya bertugas menjual barang dagangan dan apabila ada barang yang tidak terjual, nanti nya barang kembali kepada consignor. Sistem KonsinyasiSistem konsinyasi biasanya menjadi pilihan karena memajang barang dagangan di toko consignee cenderung lebih murah apabila menyewa toko atau lapak sendiri. Consignee juga akan mendapatkan keuntungan lebih di tokonya sebab dapat memanfaatkan space untuk memajang barang sekaligus mendapatkan komisi. Pengaturan untuk pengiriman barang biasanya berlaku untuk jangka waktu yang telah mendapatkan kesepakatan bersama dengan jangka waktu tertentu. Setelah waktu ini berlalu, apabila tidak melakukan kegiatan penjualan, barang terproses kembali ke pemiliknya. Atau, periode konsinyasi dapat melakukan proses perpanjangan atas kesepakatan bersama. Saat pemilik toko melakukan penjualan, maka pemilik barang akan mendapatkan keuntungan dan membayar komisi pada consignee (biasanya sebesar 20 hingga 60 persen dari penjualan akhir). Apabila, consignor gagal menjual habis semua stok produk, mereka dapat mengembalikan barang tidak terjual kepada pemilik barang tanpa resiko. Sistem kerjasama model konsinyasi seperti ini, dapat menjadi cara yang hemat biaya bagi consignee untuk mengisi toko mereka. Dan itu memungkinkan consignor mendapatkan eksposur tanpa mengeluarkan uang lebih untuk melakukan pemasaran, menjual, dan memajang produk mereka sendiri. Apabila sudah ada kesepakatan antara kedua belah pihak. Ini bisa menjadi keuntungan yang seimbang bagi kedua belah pihak. Manfaat Sistem KonsinyasiSistem penjualan yang mengadaptasi dengan cara konsinyasi banyak mendapatkan attention lebih oleh para pedagang pemula atau calon pemilik usaha. Di samping karena memiliki banyak kemudahan, konsinyasi memberikan banyak manfaat khususnya bagi mereka yang masih belum terlalu banyak memiliki pengalaman untuk menghadapi situasi pasar atau kebutuhan konsumen secara langsung. Manfaat untuk sistem konsinyasi ini terbagi menjadi dua sisi, yaitu manfaat bagi para pemilik barang (consignor) dan bagi pemilik toko (consignee). 1. Manfaat Bagi Pemilik Barang (Consignor)Berikut beberapa keuntungan bagi consignor pengguna sistem konsinyasi, antara lain: 1. Menghemat Biaya Layanan dan Tenaga Kerja (SDM)Sebagai pemilik barang, sudah pasti kalian akan menghemat biaya layanan dan juga biaya untuk tenaga kerja. Sebab, kamu tidak perlu merekrut pegawai baru untuk melayani konsumen dan menjualkan atau menawarkan barang dagangan secara langsung. 2. Lebih Fokus untuk Penyediaan Barang atau Produk (Proses Produksi)Menggunakan sistem konsinyasi, kamu sudah pasti bisa lebih fokus pada penyediaan barang atau produk. Sebab kamu sudah mempunyai bagian marketing atau pemasaran dan bagian untuk penjualan sendiri. Kedua bagian tadi sudah dipegang dan di handle oleh pihak pemilik toko sehingga pikiran kamu tidak bercabang kesana-sini. Manfaat lainnya, kamu juga bisa lebih punya waktu leluasa untuk melakukan inovasi yang lebih mengikuti selera pasar agar produk yang kamu jual lebih inovatif dan unggul baik dari segi packaging maupun kualitas. 3. Memperluas Pasar dan Menghemat Biaya ProduksiDengan adanya sistem konsinyasi, pihak pemilik barang akan merasa lebih beruntung. Penyebabnya, memasarkan produk yang ada di toko yang sudah memiliki banyak pelanggan sehingga menjangkau pasaran semakin luas dan mudah. Dan pihak pemilik barang pun tidak perlu mengeluarkan biaya promosi sebab hal tersebut sudah menjadi tanggung jawab si pihak pemilik toko. 2. Manfaat Bagi Pihak Pemilik TokoBeberapa manfaat untuk pihak pemilik toko, antara lain, yaitu: 1. Resiko Kerugian Relatif KecilManfaat sistem konsinyasi bagi para pemilik toko (consignee) adalah memiliki resiko kerugian yang relatif cukup kecil. Hal terburuk yang mungkin bisa terjadi bagi si consignee adalah tidak akan mendapatkan komisi apabila barang rusak atau tidak laku terjual. Namun, apabila hal ini terjadi, pihak consignee tidak akan mengalami kerugian atas kecacatan yang terjadi pada produk tersebut. 2. Stok Produk BertambahMelalui sistem konsinyasi, penjual tidak akan mengalami kekurangan stok dagangan, sebab pihak produksi akan terus mengirimkan produk kepada penjual. Dengan adanya penitipan barang atau produk tersebut, akan menambah jumlah barang yang akan terjual nantinya dalam etalase pada display tokonya. 3. Mendapatkan Keuntungan tanpa Mengeluarkan ModalManfaat lainnya bagi para pemilik toko adalah tidak perlu memikirkan biaya produksi sebab tugas consignee hanya menjual produk. Mengeluarkan biaya produksi hanya oleh pihak produksi sebagai pihak yang memiliki barang. Meskipun pihak consignee tidak menambahkan harga dari harga yang sudah menjadi kesepakatan, harga tersebut apabila ada tambahan menjadi keuntungan bagi pihak consignee. Selain itu, pemilik toko juga akan mendapatkan tambahan fee dari pihak consignor. Contoh Sistem Konsinyasi dalam BisnisMisalkan, ada seorang penjahit masker ingin menjual produk hasil masker buatannya di toko-toko favoritnya. Toko tersebut memang mempunyai koleksi barang dagangan seperti masker, face shield, pengait masker baik itu koleksi mereka sendiri ataupun merk terkenal dari pabrik produksi. Penjahit ini memulai dengan menjual yang tidak ada motif alias polos dengan model earloop ataupun headloop. Dan di masker tersebut diberikan name tag untuk memperkenalkan desain dari produk masker tersebut. Lalu, setelah itu, si penjahit membuat kesepakatan dengan toko tersebut. Kemudian menyerahkan sebanyak 100 set masker motif polos dengan berbagai warna yang menyesuaikan selera pasar. Pemilik toko menyukai produk dari si penjahit masker tadi, dan menyukai produk tersebut untuk masuk ke dalam jenis dagangan di tokonya. Selanjutnya, produk masker dengan desain headloop dalam sebulan sudah terjual habis. Namun, untuk yang desain untuk jenis earloop sedikit mengalami masalah. Sudah hampir 60 hari (yang merupakan batas jangka waktu yang telah menjadi kesepakatan dalam perjanjian mereka), hanya terjual 35 set dari total jumlah 50 set. Pemilik toko lalu mengembalikan sisa produk masker yang tidak terjual kepada penjahit. Secara keseluruhan, kesepakatan konsinyasi sukses. Baik si penjahit dan pemilik toko menghasilkan uang. Sekarang si penjahit masker, perlu mencari cara agar produk masker lebih bervariatif dan lebih memenuhi selera pasar konsumen. Kelebihan dan Kekurangan Sistem KonsinyasiBentuk kerjasama konsinyasi bisa memberikan keuntungan ataupun bisa saja dengan kerugian baik bagi penjual maupun pemilik toko atau bagi pengirim dan penerima barang. Berikut beberapa keuntungan dan kerugian dari penerapan sistem konsinyasi dalam sistem berdagang kamu: Keuntungan bagi pemilik usaha (pemasok produk/pengirim)
Kerugian bagi pemilik usaha (pemasok produk/pengirim)
Keuntungan bagi penerima barang (pedagang/pemilik toko)
Kerugian bagi penerima barang (pedagang/pemilik toko)
Tips dan Trik Bisnis dengan Sistem KonsinyasiProses berbisnis dengan menerapkan sistem konsinyasi bisa menjadi cukup rumit apabila kita tidak memahami serta menjalankannya dengan baik. Agar mengurangi segala resiko dan error dalam melakukan usaha dengan konsinyasi, berikut ada tips dan trik yang bisa kamu pelajari. Beberapa diantaranya, yaitu: 1. Jalin Perjanjian yang Saling MenguntungkanSupaya perjanjian yang terjadi melalui sistem konsinyasi berjalan dengan baik dan tidak ada pihak yang merugi, maka membutuhkan perjanjian yang jelas dan detail. Lalu, perjanjian tersebut harus terbuka dan jelas dengan harapan masing-masing kemudian diskusi untuk mencapai mufakat di antara kedua belah pihak. Pikirkan bersama apa saja yang harus mencapai mufakat. Misalnya, perihal pembagian keuntungan, biaya tambahan, alur pengiriman dan penerimaan barang, lalu siapa saja yang akan terlibat dalam pengiriman, promosi, penerimaan dan penghitungan keuangan. Meskipun masing-masing pihak memiliki bagan tugas masing-masing, menjadi saling transparan dan terbuka bukanlah hal yang buruk apabila ingin mencapai kata mufakat dalam berbagai hal kecil dan mendetail dalam perjanjian konsinyasi ini. 2. Bangun Hubungan yang Saling Menguntungkan (Simbiosis Mutualisme)Hubungan yang baik merupakan hubungan yang saling menguntungkan bukan, begitupun dalam perihal segi bisnis. Perjanjian yang mencapai sepakat haruslah seimbang baik dari segi resiko maupun keuntungan. Bagi kamu yang ada di pihak pemasok barang atau penghasil produk, usahakan produk itu merupakan produk yang terbaik dan layak untuk laku di pasaran. Lalu, apabila kamu ada di pihak pemilik toko, usahakan promosi dan selling marketing sebaik itu pula, agar penghasil produk yang bekerjasama denganmu tidak merasa rugi karena produk jualannya tidak laku. Meski terbagi tugas seperti ini, tidak ada salahnya apabila strategi marketing, menentukan harga jual, inovasi produk dagangan menjadi pembicaraan bersama. Bukankah, semakin banyak tingkat penjualan, semakin banyak pula keuntungan yang ada. Semua nyaman , semua senang. 3. Tentukan Jenis Produk yang Sesuai dengan Konsep TokoKamu sebagai pemilik toko sudah tentu harus konsisten untuk menjual isi barang dagangan apa saja yang sesuai dengan konsep toko kamu. Ini merupakan salah satu strategi market agar barang dagangan kamu layak bersaing dengan toko lainnya. Jangan curi kesempatan apabila nama tokomu sudah terkenal di kalangan pelanggan, lalu kamu mencoba menjual barang yang di luar konsep toko kamu awalnya. Misalkan, toko kamu fokus menjual baju namun karena sudah memiliki banyak pelanggan yang percaya dengan tokomu, tidak lantas kamu mencoba menjual makanan di toko yang sama. Jika, kamu ingin mencoba menjual makanan, cobalah buat toko baru yang memang khusus menjual aneka cemilan atau frozen food, misalnya. Kamu bisa memberikan promosi kalau kamu membuka toko baru yang khusus menjual cemilan dan frozen food melalui strategi dagang kamu tanpa harus mengotak-atik toko baju yang sudah ada. Tertarik Memulai Usaha dengan Menerapkan Sistem Konsinyasi?Bagi kamu pemilik produk ingin menjual barang dagangan kamu namun belum memiliki toko, konsep konsinyasi bisa menjadi jalan keluar yang bisa kamu coba. Dan bagi kamu sang pemilik toko, yang masih belum memiliki waktu untuk membuat barang dagangan kamu sendiri, pun sistem konsinyasi seperti ini, bisa menjadi jawaban dari kegelisahanmu. Semoga artikel ini bermanfaat! |