Ilustrasi konflik sosial foto:Unsplash Konflik sosial menjadi salah satu interaksi yang sering terjadi dalam masyarakat. Konflik ini biasanya dilatarbelakangi oleh perbedaan pendapat, adat istiadat, keyakinan, dan lainnya. Konflik sendiri berasal dari bahasa latin, yakni con yang artinya bersama dan fligere yang berarti benturan atau tabrakan. Secara umum, konflik sosial adalah fenomena pertikaian antar individu atau kelompok yang bertujuan untuk melemahkan pihak lawan tanpa memperhatikan nilai norma yang berlaku. Tak hanya timbul karena perbedaan, konflik sosial juga dapat muncul akibat sifat prasangka antar kebudayaan. Selain itu, masalah ini juga dapat dipicu oleh perubahan nilai sosial. Ada beberapa bentuk konflik sosial yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya adalah konflik pribadi. Berikut adalah bentuk-bentuk konflik sosial selengkapnya. Konflik individu adalah konflik yang terjadi akibat perbedaan kepentingan antar individu. Mulai dari perbedaan pendapat, kepentingan, keyakinan, dan lainnya. Biasanya, konflik individu muncul di lingkungan kerja, keluarga, dan pertemanan. Konflik ini terjadi karena perbedaan kepentingan antar kelompok ras yang saling berbenturan. Konflik rasial bisa muncul jika suatu ras mementingkan kelompoknya sendiri dan merasa lebih unggul dari ras lainnya. Salah satu contoh konflik rasial, yakni diskriminasi ras di Amerika Serikat dan Afrika Selatan. Konflik politik disebabkan oleh perbedaan cara pandang dalam bidang politik. Konflik ini juga dapat terjadi akibat perebutan kekuasaan dalam suatu pemerintahan. Contohnya adalah konflik yang muncul menjelang pemilu. Konflik Antarkelas SosialKonflik antarkelas sosial muncul karena perbedaan kepentingan antara kelas-kelas dalam masyarakat. Misalnya, konflik antara karyawan dan perusahaan terkait kenaikan upah. Konflik internasional mencakup ruang lingkup yang luas, yakni konflik antar negara di dunia. Konflik ini umumnya muncul karena perbedaan kepentingan dan perebutan eksistensi. Contohnya adalah perang dingin Amerika Serikat dan Rusia.
JAKARTA - Konflik atau pertentangan adalah suatu bentuk interaksi individu atau kelompok sosial yang saling menentang antara satu dengan yang lainnya. Dalam sebuah masyarakat penyebab konflik bisa beragam mulai dari perbedaan pendirian sampai perbedaan kebudayaan. Umumnya konflik terjadi karena adanya perbedaan pendirian maupun perbedaan kepentingan. Indonesia ditinjau dari sudut pandang geografis, memiliki kontur wilayah yang beragam. Wilayah tersebut terbentuk oleh jumlah suku bangsa yang mendiami suatu wilayah Indonesia sangat banyak dan tersebar di mana-mana. Sebagai negara kepulauan, terdapat perbedaan antar suku yang mendiami satu pulau dengan pulau lain. Perbedaan dan keberagaman tersebut kerap kali mengakibatkan konflik dalam masyarakat Indonesia. Lantas, apa saja penyebab konflik dalam masyarakat yang beragam? Untuk lebih jelasnya, simak ulasan berikut ini. Menurut Soerjono Soekanto (2006:91-92) ada beberapa faktor penyebab terjadinya konflik, yaitu: 1. Perbedaan Antar Perorangan (individu) Dalam bermasyarakat, individu satu dengan yang lain tidak selalu sependapat mengenai pandangan tertentu. Hal ini disebabkan setiap individu mempunyai sifat dan karakter berbeda-beda, sehingga perbedaan inilah yang menjadi faktor terjadinya konflik di masyarakat. 2. Perbedaan Kebudayaan Indonesia memiliki perbedaan budaya yang beragam yang dapat mendorong terjadinya konflik. Pasalnya, perbedaan pola pikir, watak, tabiat, dan tingkah laku dari masing-masing kebudayaan berbeda. Selain itu, konflik yang diawali dari kebudayaan umumnya dikarenakan tidak ada rasa saling menghormati satu sama lain. 3. Perbedaan Kepentingan Kepentingan dapat berarti luas. Perbedaan kepentingan dapat mencakup dari sisi politik, sosial budaya, ekonomi, keamanan, sumber daya, dan lainnya. Lantaran setiap orang memiliki maksud, tujuan dan kepentingan tertentu dalam suatu hal sehingga memicu konflik. Selain itu, konflik juga dipicu rasa saling tidak mau mengalah satu sama lain. 4. Terjadinya Perubahan Sosial Yang Cepat Kehidupan sosial di masyarakat merupakan hal yang dinamis, artinya selalu mengalami pembaharuan dan perubahan. Kedinamisan yang terlalu cepat dapat memicu terjadinya disorganisasi serta ketidaksiapan masyarakat dalam menerimanya. Hal ini akan memantik konflik sosial di lingkungan masyarakat. Demikian 4 penyebab konflik dalam masyarakat menurut ahli sosiolog. Semoga bermanfaat!
Keberagaman yang ada di masyarakat Indonesia membuat lingkungan sosial menjadi begitu unik. Namun di samping itu, perbedaan juga dapat menjadi sumber konflik sosial. Tak hanya karena perbedaan, konflik sosial juga dapat terjadi karena berbagai faktor. Adapun pengertian kata konflik menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai percekcokan, perselisihan, dan pertentangan. Konflik sosial adalah pertentangan antar anggota masyarakat yang bersifat menyeluruh dalam kehidupan. Konflik sosial adalah salah satu bentuk interaksi sosial antara satu pihak dengan pihak lain di dalam masyarakat, yang ditandai adanya sikap saling mengancam, menekan, hingga saling menghancurkan. Konflik sosial merupakan suatu proses bertemunya dua pihak atau lebih, yang mempunyai kepentingan relatif sama terhadap hal yang sifatnya terbatas. Dalam bentuknya yang ekstrem, konflik itu dilangsungkan tidak hanya sekedar untuk mempertahankan hidup dan eksistensi, akan tetapi juga bertujuan sampai ketaraf pembinasaan eksistensi orang atau kelompok lain yang dipandang sebagai lawan atau saingannya. Baca JugaBeberapa faktor penyebab konflik pertentangan sosial di masyarakat, antara lain:
Contoh Konflik Sosial di Indonesia1. Konflik Sosial Suku SampitKonflik sosial suku Sampit merupakan salah satu konflik fenomenal di Tanah Air. Kasus ini terjadi karena Indonesia memiliki karakterisik negara berkembang dan beragam budaya, suku, serta agama. Salah satu kasus di Kalimantan Barat ini mengalami konflik yang dilakukan oleh suku Madura dan Dayak. 2. Konflik Sosial Lampung dan BaliSelanjutnya, konflik sosial terjadi di Provinsi Lampung. Bagian paling selatan pulau Sumatera tersebut, juga pernah mengalami konflik sosial, yang terjadi antara Suku Lampung sendiri dengan Suku Bali. Hal yang melatar belakangi terjadinya kasus ini adalah adanya kesenjangan sosial terutama dari segi ekonomi, singkatnya kasus ini terjadi antara masyarakat asli dan masyarakat pendatang. 3. Konflik Sosial AcehSiapa sangka, Aceh yang dikenal sebagai Kota Serambi Makkah pun juga pernah mengalami konflik sosial. Daerah ini terkenal dengan sumber daya alamnya (SDA), khususnya minyak bumi. Aceh juga diketahui memiliki kandungan minyak lebih besar dibandingkan daerah Timur Tengah. Karena hal ini, Aceh ingin membuat sebuah keputusan merdeka dari Indonesia sehingga dilakukan perundingan. 4. Konflik Sosial Jawa BaratBerlanjut ke konflik sosial Jawa Barat dengan organisasi yang berbeda. Kasus ini, melibatkan front pembela Islam alias FPI dan gerakan masyarakat bawah Indonesia atay GMBI pada 2017. Meskipun tidak sampai menelan korban jiwa, tetapi banyak kerugian material yang ditimbulkan dari konflik sosial tersebut. Baca JugaKonflik sosial berikutnya berasal dari Yogyakarta, ketika muncul kasus diusirnya mahasiswa yang mendukung kemerdekaan Papua Barat. Kondisi tersebut memantik emosi tinggi pada masyarakat Yogyakarta untuk mengusir mahasiswa dari Papua Barat. 6. Konflik Sosial di Jakarta 1998Konflik sosial juga terjadi di Jakarta, menyangkut posisi kawasan sebagai Ibu Kota Negara. Pada 1998, konflik terjadi dengan munculnya penolakan masyarakat, mengatas namakan pribumi dengan mengusir dan melakukan tindak kriminal kepada etnis Tionghoa. 7. Konflik Sosial Suku Lampung dan Suku JawaBeralih ke Lampung bagian Tengah, suku Jawa pernah mengalami perselihan dengan Suku Lampung. Hal itu terjadi, karena Kawasan Kampung Jawa berperilaku kasar dengan masyarakat Lampung, sehingga warga asli mengambil tindakan seperti pembakaran rumah, serta melakukan pembunuhan pada masyarakat sekitar. 8. Konflik Sosial Nusa Tenggara BaratBeralih ke bagian Timur Indonesia letaknya di Nusa Tenggara Barat juga pernah mengalami konflik sosial dengan jenis lainnya. Konflik ini terjadi pada masyarakat Kabupaten Sumbawa Besar, yaitu di desa Sekatang dengan latar belakang perbedaan suku dan budaya yang terjadi disana. 9. Konflik Sosial AmbonDi Ambon juga pernah terjadi konflik sosial di dalam masyarakat karena kesenjangan sosial yang berlebihan antara warga beragama Islam dengan Kristen protestan pada tahun 1998. 10. Konflik Sosial SitubondoJawa timur tepatnya di Situbondo juga pernah terjadi konflik sosial yang disebabkan karena persoalan agama yang terjadi pada tahun 1996. Dimana terjadi penghinaan terhadap agama islam dan terjadilah konflik. |